27 Agustus 2016

TNI AU Butuh Tambahan 1 Skadron Tempur untuk Perbatasan

27 Agustus 2016


Pesawat tempur TNI AU (photo : TribunNews)

TNI AU Butuh Tambahan Pesawat Tempur

NGAMPRAH, (PR).- TNI Angkatan Udara membutuhkan tambahan pesawat tempur dan helikopter untuk meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan nusantara. Saat ini, beberapa pesawat tempur juga tengah dalam proses pengadaan.

"Idealnya, kami butuh tambahan 1 skadron (14 unit) pesawat tempur di wilayah perbatasan. Namun, ini disesuaikan dengan ketersediaan anggaran di Kementerian Keuangan," kata Kadispen TNI AU Jemi Trisonjaya seusai menghadiri serah terima jabatan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AU di Lembang, Jumat, 26 Agustus 2016.

Jemi menuturkan, pesawat tempur dan helikopter angkut yang siap beroperasi dibutuhkan di wilayah perbatasan nusantara, seperti Sumatra Utara, Kalimantan, dan Papua. Sebab, wilayah perbatasan dengan negara lain tersebut membutuhkan tingkat pengamanan tinggi.

Meski demikian, pihaknya tetap memaklumi keterbatasan anggaran pemerintah pusat. Dengan demikian, penggunaan pesawat tempur yang ada saat ini akan terus dioptimalkan.

Sementara untuk sejumlah pesawat tempur TNI AU, pihaknya tetap melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur. Untuk itu, dia membantah jika pesawat tempur yang jatuh terjadi akibat kelalaian dalam pemeliharaan.

"Pesawat jatuh itu bisa disebabkan banyak hal, bisa faktor alam ataupun lainnya. Seperti mobil juga misalnya. Walaupun pemeliharaan sudah baik, bisa saja terjadi kecelakaan akibat faktor lain," ujarnya.

(Pikiran Rakyat)

12 komentar:

  1. How about 1 squadron of interceptors and 1 flight of helicopters / air transport / air patrol for each sector of air defense command?

    BalasHapus
  2. Seharusnya minimal 2 skuadron...memang anggarannya besar, setidaknya 24 unit...faktor pesawat F35 singapore dan australia akan menjadi pembeda dikawasan Asia tenggara.

    BalasHapus
  3. kan sudah clear..anggaran di cut....shoping alutsista ''ditunda''.....itu sudah bahasa halus batal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Turut berduka oom, sambil berdoa H2C siapa dan bagaimana kebijakan penguasa 2019.

      Hapus
    2. kebijakan sekarang itu ngutang dan naik harga....bukan shoping alutsista

      Hapus
  4. ini ngomongin low cost interceptor lho, kandidat utama F/A 50

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau low...mau high kalau duit kagak ada terus ngapain???ya terus bergosip doang

      Hapus
  5. Mau komentar apa yaa... kok bingung... puching pala berbi...

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Belli alutsista jet tempur biar geteng gak masalah asal yg di belli bennar 2 jet tempur murni bisa menandingi jet tempur asu sebelah .

    BalasHapus
  8. Kalo beli F/A 50 nggak usahlah..lebih baik beli Gripen E/F dapet TOT

    BalasHapus