12 Mei 2024

Malaysia, Turkiye Bincang Perolehan Kapal LMS

12 Mei 2024

PM Malaysia sedang mengamati korvet ADA class versi AL Malaysia (photos: STM)

CYBERJAYA: Malaysia dan Turkiye sedang mengadakan perbincangan bagi memuktamadkan perolehan kapal misi pesisir (LMS), kata Menteri Pertahanan, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin.

Ditemui pemberita selepas melancarkan hab operasi Turkish Aerospace Malaysia (TUSAS Malaysia Sdn Bhd) di sini hari ini, beliau berkata, LMS penting kerana ia merupakan satu daripada kapal digunakan oleh Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM).

"Insya-Allah kita sedang mengkaji perolehan LMS, adalah penting bagi negara untuk memilikinya (LMS). Kita sedang bincang dengan Turkiye," katanya.


Semalam, Bernama melaporkan syarikat pembinaan kapal Turkiye, Turkiye Savunma Teknolojieri Muhendiskil (STM), optimis untuk memeterai perjanjian membekalkan LMS kelompok kedua jenis korvet Kelas Ada kepada TLDM.

Pengurus Besar STM, Ozgur Guleryuz, berkata perbincangan dengan TLDM dan Kementerian Pertahanan mengenai perkara itu selama hampir dua tahun berjalan lancar setakat ini.

Ditanya jemputan Turkiye untuk Malaysia menjadi rakan kongsi dalam projek pembangunan pesawat pejuang generasi kelimanya iaitu KAAN, Mohamed Khaled berkata beliau percaya kedua-dua negara boleh meneroka kerjasama bukan sahaja dalam bentuk pesawat tetapi komponennya.

Korvet ADA class versi AL Malaysia tampak ada tambahan VLS diatas hangar (photos: Malaysian Defence)
 
"Kita beruntung apabila Malaysia mempunyai TUSAS Malaysia Sdn Bhd sebagai rakan dan TUSAS yang kita tahu, dia ada macam-macam, dia hasilkan helikopter, jet pejuang, jet tempur, satelit dan ada macam-macam lagi. Kita percaya akan mampu untuk meneroka pelbagai bidang kerjasama," katanya.

Mengenai pembukaan Turkish Aerospace Malaysia, beliau berkata, pembukaan hab berkenaan akan meningkatkan kemampuan dan keupayaan negara dalam bidang pembuatan serta teknologi aeroangkasa, dan hab berkenaan telah membuka peluang pekerjaan kepada 120 jurutera tempatan.

Mohamed Khaled turut memuji kesudian Turkiye untuk berkongsi teknologi dengan Malaysia dalam bidang pertahanan dan aeroangkasa, sekali gus mencerminkan hubungan istimewa antara kedua-dua negara.


"Kesediaan Turkiye memindahkan teknolgi kepada jurutera muda dengan beri peluang bekerja untuk tingkat kemahiran dalam bidang aeroangkasa... Kita harap usaha ini akan terus berkembang," katanya.

Turkish Aerospace adalah salah satu pemain industri yang dapat menyumbang untuk merealisasikan sasaran Pelan Tindakan Dasar Pertahanan Negara dan Pelan Rancangan Pembangunan Keupayaan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) 2055 atau dikenali sebagai CAP55 (Capability Development 55).

Two New Light Vehicles from Malaysia Cendana Auto

12 Mei 2024

Magatti (left) and Vex7or (right) (phooto: EDR)

At DSA 2024 Cendana Auto unveiled the first prototype of its VEX7OR 4×4 light tactical troop transporter, designed according to Malaysian Army requirements, and the new version of its Magatti light strike vehicle.

VEX7OR (in fact the name is Vextor) is a really light vehicle, with a gross vehicle mass of 3,500 kg and an 800 kg payload, capable to carry a four-man crew. The Vextor is 5,639 mm long, the wheelbase being 3,085 mm, 2,056 mm wide and 2,064 mm high, with a 300 mm ground clearance and angles of approach and departure of 28° and 31°.

Cendana Vex70r 4x4 (photo: EDR)

The engine is a Ford 4-cylinder 2.0 litres turbo intercooler diesel provided by Jiangling Motors Corporation of China, which gives a 139 hp output with a 340 Nm torque, ensuring a power-to-mass ratio of over 42 hp/t. The chassis is based on a frame with axles, front suspensions being double wishbone with coil spring, while rear suspension is leaf spring, a simple and cost-effective solution allowing cost savings.

The VEX7OR is aimed at providing improved mobility to Malaysian Army light infantry battalions.

Cendana Magatti 4x4 (photo: EDR)

The Magatti is based on a Toyota chassis and is powered by a 2.8 litres turbodiesel engine of the same company providing 204 hp; compared to the previous model its fuel tank capacity has been brought from 80 to 140 litres, which ensures a 600 km range. During tests the vehicle reached a maximum speed around 150 km/h, however for military use this will be limited at 100 km/h.

According to local sources, beside commando units the new version of the Magatti might also fits the requirements of the Malaysian Army for an air transportable vehicle to provide mobility to the 10th Parachute Brigade.

See full article EDR

Mengenal Pattimura-class, Kapal Korvet TNI-AL Dengan Nuansa Italia

12 Mei 2024

KRI Hasanuddin, korvet Albatross-class buatan Italia yang dimiliki oleh TNI-AL (photo: TNI AL)

Pada dekade 1950-an hingga 1960-an dianggap sebagai salah satu periode terkuat dalam sejarah kemiliteran Indonesia sejak merdeka di tahun 1945. Di masa tersebut kekuatan militer Indonesia yang sedang tumbuh diperkuat oleh berbagai alutsista yang bisa dibilang cukup tangguh di masanya. Banyak alutsista yang merupakan hibah dari Belanda yang digunakan oleh militer Indonesia saat itu memperkuat alutsista di 3 matra TNI.

Selain itu, di masa ini Indonesia juga gencar melakukan pembelian berbagai alutsista dari negara lain baik dalam kondisi bekas pakai ataupun beli dalam kondisi baru. Di matra laut, TNI-AL atau yang saat itu dikenal dengan nama ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) membeli beberapa alutsista baru dari berbagai negara. Salah satu alutsista baru yang dibeli oleh ALRI pada dekade 1950-an adalah korvet kelas Pattimura-class dari Italia.

Memiliki Nama Asli Albatross-class

Korvet kelas Pattimura atau Pattimura-class yang pernah dioperasikan oleh ALRI sejatinya merupakan kapal korvet Albatross-class. Saat dibeli oleh Indonesia dari Italia kapal ini dirubah namanya menjadi Pattimura-class sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan nasional Kapiten Pattimura. Melansir dari situs Indomiliter, Indonesia membeli 2 unit kapal korvet Pattimura-class pada dekade 1950-an bersamaan dengan pembelian kapal destroyer pengawal Almirante Clemente-class yang juga berasal dari Italia.

KRI Pattimura, korvet Albatross-class buatan Italia yang dimiliki oleh TNI-AL (photo: TNI AL)

Kapal korvet ini dibangun di galangan di Livorno, Italia pada tahun 1956 untuk kapal pertama dan tahun 1957 untuk kapal kedua. Kedua kapal ini diserahkan kepada pihak ALRI pada tahun 1958. Kapal pertama diberi nama RI/KRI Pattimura (801) dan kapal kedua RI/KRI Hasanuddin (802). Kapal ini menjadi salah satu kapal yang dimiliki oleh ALRI kala itu yang dibeli secara baru atau tidak dalam kondisi bekas pakai negara lain.

Turut Andil Dalam Persiapan Operasi Trikora

Selama berdinas dalam jajaran kapal tempur ALRI, kedua kapal korvet Pattimura-class ini turut andil dalam beberapa operasi militer. Salah satunya adalah persiapan operasi militer Trikora guna merebut Irian barat dari Belanda pada awal dekade 1960-an. Kapal ini berperan sebagai salah satu kapal pengawal dari gugus tempur ALRI pada masa itu. Pada masa orde baru, kedua kapal ini juga kembali turun dalam medan misi di Timor Timur guna mendukung operasi Seroja di tahun 1975. Selain itu, kapal-kapal di kelas Pattimura ini juga beberapa kali dipergunakan sebagai kapal komando untuk menumpas berbagai pergolakan di daerah selama masa 1950-an akhir hingga awal dekade 1970-an.

Korvet Albatross class AL Italia (photo: Marina Difesa)

Meskipun hanya sekelas kapal korvet dengan ukuran yang tidak terlalu besar, kapal kelas Pattimura ini dianggap sebagai salah satu kapal yang cukup tangguh dan lihai ketika berlayar. Bahkan, di negara asalnya kapal ini diketahui masih berdinas hingga dekade 1990-an. Di Indonesia sendiri kapal ini diketahui terakhir berdinas hingga akhir dekade 1970-an. Kapal kedua yakni KRI Hasanuddin diketahui pensiun dan ditenggelamkan di tahun 1979 dan disusul kapal pertama di kelas ini yakni KRI Pattimura di tahun 1980.

Korvet yang Diciptakan Untuk Melawan Kapal Selam

Kapal korvet kelas Pattimura atau Albatross-class dalam penamaan asalnya merupakan kapal korvet yang dibangun pasca berakhirnya perang dunia II. Melansir dari buku “Conway's All The World's Fighting Ships 1947–1995”, kapal ini mulai didesain pada awal tahun 1950-an di galangan kapal Ansaldo, Italia. Kapal ini dibangun dalam program yang digalakkan oleh NATO yakni Mutual Defense Assistance Program Act yang dicanangkan oleh Amerika Serikat dan diikuti oleh 3 negara, yakni Italia, Denmark dan Belanda.

Kapal korvet dengan panjang sekitar 75 meter dan berat lebih dari 800 ton ini didesain sebagai korvet dengan peran anti kapal selam. Korvet yang diawaki sekitar 110 awak ini memiliki kecepatan maksimal 35 km/jam dan memiliki jarak jelajah 9.300 km. kemampuan jelajah korvet ini tergolong cukup jauh dengan tenaga yang dihasilkan oleh mesin diesel yang dibawanya. Untuk sistem persenjataanya, kapal ini dilengkapi dengan 4 pucuk meriam otomatis 40 mm. Dalam menjalankan peran anti kapal selam, kapal ini dilengkapi dengan 6 tabung peluncur torpedo Mark 32 dengan kaliber 324 mm. Selain itu, terdapat pula 2 unit sistem mortar anti kapal selam dan 1 unit sistem pelontar bom kedalaman atau bom bawah air (Zahir Zahir).

(Suara)

Malaysia to Get First Batch of Roketsan Karaok Anti-tank Missiles by Early 2026

12 Mei 2024

Roketsan Karaok an-tank misile (photo: The Star)

KUALA LUMPUR: Malaysia will receive the first batch of Karaok short-ranged anti-tank missiles from Turkish defence systems manufacturer Roketsan by early 2026.

Roketsan Regional Manager for Central Asia and the Far East Chumur Murat Boz said with the delivery, Malaysia would be the first foreign country to get their hands on the company’s newest addition anti-tank missile, after it was used by the Turkish military.

Last year, the Malaysian Defence Ministry officially selected the Karaok to meet the country’s needs for an anti-tank guided missile system.

The Karaok is intended to replace the Metis-M (AT-13 Saxhorn), a medium-range anti-tank guided missile system manufactured by Russia, which has been in service with the Malaysian Army for the past 20 years.

Besides being equiped with 'fire and forget' launching mode, the Karaok was designed to engage main battle tanks or any armored vehicles at a maximum range of 2.5 kilometres through both direct and top-attack methods, similar to the American made FGM-148 Javelin guided anti-tank missile.

Elaborating further, Boz said Roketsan would provide intensive training programmes to ATM personnel prior to Karaok’s delivery.

He however, did not disclose how many Karaok Malaysia would be buying as well as its contract value.

It was earlier reported that it involves a total of 18 launchers of the system, along with more than 100 anti-tank guided missiles.

See full article Bernama via The Star

11 Mei 2024

Berangkat Dari AS, Pesawat Terakhir C-130J A-1342 TNI AU Akan Tiba di Jakarta Pada 16 Mei

11 Mei 2024

Pesawat C-130J Hercules TNI AU kelima yang akan datang adalah bernomor A-1342 (photo: LockheedMartin)

MYLESAT.COM – Lockheed Martin akan menuntaskan tanggung jawabnya dalam membuat dan mengirimkan lima pesawat C-130J-30 Super Hercules pesanan Pemerintah Indonesia untuk dioperasikan TNI AU. Pesawat terakhir A-1342 direncanakan akan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada Kamis, 16 Mei 2024 pada pukul 14.18 WIB.

Ferry flight C-130J A-1342 direncanakan akan dimulai dari Dobbins Air Reserve Base di Marietta, Georgia, Amerika Serikat pada hari Jumat, 10 Mei 2024. Menurut informasi yang mylesat.com terima, A-1342 akan lepas landas dari Dobbins pada pukul 10 local time (21.00 WIB).

Penerbangan jarak jauh dari wilayah pantai timur Amerika Serikat hingga ke Jakarta ini akan menghabiskan flying time sekitar 34,25 jam. Pesawat akan diterbangkan oleh instruktur pilot dari Lockheed Martin bersama penerbang dari Skadron Udara 31.

Setelah menempuh penerbangan selama 6 jam 44 menit, pesawat akan mendarat di Monterey, California untuk bermalam. Letak Georgia jika dilihat di peta, hampir segaris dengan California sehingga menjadikan penerbangan leg pertama ini akan menyenangkan. Karena personel TNI AU yang on board di pesawat akan bisa menikmati pemandangan wilayah AS dari udara.

Esok paginya, di jam yang sama, A-1342 akan melanjutkan penerbangan feri ke Honolulu. Penerbangan akan berlangsung selama 7 jam 15 menit.

Rute California – Honolulu ini menjadi awal dimulainya critical path dalam en-route pesawat dari AS ke Indonesia. Karena sejak meninggalkan Bandara Monterey di California, pesawat akan terus berada di atas Samudera Pasifik sebelum mendarat di Honolulu.

Setelah menghabiskan waktu istirahat selama sehari penuh di Honolulu yang indah, pesawat akan melanjutkan penerbangan ke Atol Kwajelein pada 13 Mei 2024. Penerbangan ini berlangsung selama 7 jam 22 menit.

Sehari kemudian, rute yang ditempuh adalah dari Kwajelein ke Guam dengan waktu tempuh 4 jam 36 menit. Pesawat akan mendarat di Bandara Internasional Antonio B. Won Pat.

Guam akan menjadi pemberhentian terakhir C-130J A-1342 sebelum melanjutkan final leg ke tujuan akhir yaitu Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta. Penerbangan ke Jakarta akan menjadi waktu tempuh terlama yaitu 8 jam 18 menit.

Kedatangan C-130J-30 Super Hercules A-1342 akan kembali menggaungkan program modernisasi transport fleet TNI AU, yang diharapkan akan terus berkelanjutan. Banyak pihak berharap, batch pertama lima pesawat ini akan dilanjutkan dengan pengadaan Tipe J selanjutnya.

See full article MyLesat

6 Unit Pesawat Puspenerbal Akan Dialihkan dari Sidoarjo ke Tanjungpinang

11 Mei 2024

6 pesawat Puspenerbal di Sidoarjo akan dialihkan ke Tanjumhpinang (photo: Puspenerbal)

Komandan Wing Udara 1 Terima Paparan Rencana Alih Bina Enam Pesawat Udara

TNl AL-Dispen Puspenerbal -- Komandan Wing Udara 1 Puspenerbal Tanjungpinang, Kolonel Laut (P) Gugus Wahyu Setyo Utomo menerima paparan tentang rencana alih bina enam unsur pesawat udara fixed wing dan rotary wing dari Wing Udara 2 Juanda ke Wing Udara 1 Tanjungpinang yang digelar di Ruang Rapat Mako Wing Udara 1 Tanjungpinang, Rabu (8/5/2024).

Paparan tersebut disampaikan Letkol Laut (P) Zulda Hendra selaku Ketua Panitia Acara Alih Bina beberapa pesawat udara fixed wing dan rotary wing.

Acara Alih Bina tersebut direncana akan diselenggarakan pada diakhir bulan Mei tahun 2024 atau sebelum HUT Penerbangan TNI Angkatan Laut pada 17 Juni 2024 mendatang.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir Perwira Staf dan para Komandan Skuadron jajaran Wing Udara 1 serta seluruh panitia yang sudah ditunjuk dalam acara tersebut.

Pesawat Udara yang akan dialihbinakan tersebut, merupakan unsur dari Wing Udara 2 Surabaya yang akan dialihkan ke Wing Udara 1 Tanjungpinang. Pesawat yang akan digeser sebanyak enam unit, diantaranya satu CN 235 MPA, dua Baron G 58, dua Panther AS 565 MBe dan satu Bell 412.

Dengan bertambahnya unsur pesawat udara ini, maka akan memperkuat Wing Udara 1 Tanjungpinang dalam melaksanakan tugas operasionalnya, sehingga diperlukan kesiapan yang matang baik personel pengawak maupun shelter dan kelengkapan lainnya.

Malvus Sense Memperkenalkan VTOL UAS Bertenaga Hidrogen

11 Mei 2024

CW-25H kolaborasi Malvus Sense Malaysia dan JOUAV China (photo: Jane's)

Perusahaan Malaysia Malvus Sense meluncurkan CW-25H, sistem pesawat tak berawak (UAS) lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL) bertenaga hidrogen listrik baru, bekerja sama dengan perusahaan UAS China JOUAV di pameran Defense Services Asia (DSA) 2024 diadakan di Kuala Lumpur dari tanggal 6 hingga 9 Mei.

Ditenagai teknologi hibrida hidrogen-listrik, CW-25H mempunyai waktu terbang hingga 330 menit.

Kedua perusahaan berkolaborasi dalam pembuatan UAS untuk Angkatan Bersenjata Malaysia. JOUAV merancang dan mengembangkan drone, sementara Malvus Sense merakitnya di Malaysia.


CW-25H memiliki ketinggian layanan maksimum 6.000 m dan kecepatan jelajah 80 km/jam. Ini dapat beradaptasi untuk berbagai aplikasi mulai dari inspeksi infrastruktur hingga pemantauan lingkungan.

Syed Omar Syed Mohamad, direktur pelaksana Malvus Sense, mengatakan, “CW-25H mewakili perubahan paradigma dalam operasi udara. Teknologi hibrida hidrogen-listriknya tidak hanya meningkatkan daya tahan namun juga menjamin kelestarian lingkungan. Kami bangga menawarkan solusi yang tidak hanya memenuhi namun melampaui standar industri, menetapkan tolok ukur baru untuk efisiensi, keselamatan, dan kinerja.”

Dua Kapal Pemburu Ranjau Terbaru Ikuti Minex Pandu 2024 Bersama Singapura

11 Mei 2024

KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 MCMV (photo: Abeking & Rasmussen)

TNI AL siapkan dua KRI pemburu ranjau untuk Minex Pandu 2024

Jakarta (ANTARA) - Komando Armada (Koarmada) II TNI Angkatan Laut menyiapkan dua kapal perang pemburu ranjau yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 untuk mengikuti latihan bersama (latma) Joint Minex Pandu 2024 dengan Angkatan Laut Singapura (RSN).

Latma Joint Minex Pandu 2024 merupakan latihan bersama yang rutin digelar oleh TNI AL dan Angkatan Laut Singapura (RSN) di perairan sekitar Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan Singapura.

Dinas Penerangan Komando Armada II dalam siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, menjelaskan latihan itu merupakan kesempatan mengukur kemampuan pengawak KRI terutama dalam berburu ranjau (mine warfare exercise).

KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 MCMV (photo: TNI)

“Latihan ini menitikberatkan pada kegiatan berburu ranjau dan tindakan perlawanan ranjau untuk memberi dukungan timbal balik dan tujuan bersama mengatasi krisis,” kata Kepala Staf Koarmada II Laksamana Pertama TNI Isswarto membacakan amanat Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo saat apel gelar pasukan dan alutsista untuk Latma Minex Pandu 2024 di Dermaga Madura Koarmada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/5).

Dua kapal yang dipersiapkan TNI AL untuk latihan itu, KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 merupakan kapal pemburu ranjau buatan Jerman yang dibuat di Galangan Kapal Abeking & Rasmussen, Lamwerder-Bremen. Kapal berjenis MCMV (mine counter measure vessel) itu memiliki spesifikasi panjang 61,4 meter, lebar 11,1 meter, dan bobot 1.444 ton. Kapal dapat berlayar dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 10 knot, dan kecepatan ekonomis 10 knot.

Kapal berbahan dasar baja nonmagnetik itu dilengkapi dengan empat unit lift craft, dua unit perahu karet (rigid hull inflatable boat), degaussing system yang dapat mengurangi daya magnetik kapal, dan penggerak motor elektrik yang mampu mengurangi suara bising.

Bedok class MCMV Republic Singapore Navy (photo: Wiki)

Dua kapal pemburu ranjau itu juga memiliki perangkat autonomous underwater vehicle (UAV) yang dapat mendeteksi dan mengidentifikasi kontak/objek dalam air, dan unmanned surface vessel (USV) yang berfungsi membersihkan ranjau di permukaan laut.

Ada juga remotely operated vehicle (ROV) dan peralatan sonar bawah air untuk mendeteksi ancaman di perairan dalam.

Dua kapal itu mulai memperkuat TNI AL, khususnya Koarmada II, sejak Agustus 2023.

10 Mei 2024

Malaysia Menguji AWS Baru Buatan Shrike Marine

10 Mei 2024

AWS/advanced weapon station buatan Shrike Marine (photo: Janes)

Shrike Marine telah mendapatkan pengaturan untuk menguji coba versi lanjutan dari Advanced Weapon Station (AWS) miliknya dengan Angkatan Darat Malaysia.

Saat berbicara dengan Janes pada pameran Defence Services Asia (DSA) 2024 ke-18 di Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC), Kuala Lumpur, Shrike Marine mengungkapkan uji coba rencananya akan dimulai mulai 13 Mei.

Versi AWS yang disempurnakan terungkap untuk pertama kalinya di DSA 2024.

Shrike Marine memproduksi AWS di Malaysia bekerja sama dengan Advanced Defense Systems Sdn Bhd (ADSSB).

AWS buatan Shrike Marine (photo: Army Recognition)

AWS yang ditingkatkan dilengkapi dengan “kotak amunisi” untuk menyalurkan peluru dan mekanisme penyerapan guncangan yang lebih baik untuk meningkatkan operasi. Versi yang disempurnakan hanya tersedia dalam versi kartrid 12,7 mm dibandingkan dengan versi lama, yang tersedia dalam 12,7 mm dan 7,62 mm. Kontraktor memberi tahu Janes bahwa model versi yang disempurnakan 7,62 mm sedang dalam proses.

Sistem ini dapat dipasang pada kendaraan 4×4 atau kendaraan lapis baja lainnya untuk memenuhi persyaratan misi infanteri. Sistem ini dilengkapi kamera Safran untuk mendeteksi dan melacak target sejauh 12,5 km. Kamera dapat beroperasi dalam mode siang hari, termal, dan hybrid untuk meningkatkan presisi senjata.

(Jane's)

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

10 Mei 2024

Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono melakukan kunjungan kerjanya ke Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio, Pontianak (photo: TNI AU)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono mengunjungi Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio, Pontianak, Senin (6/5/2024). 

Kunjungan KSAU dimulai dengan paparan dari Komandan Lanud (Danlanud) Supadio Marsma TNI Reka Budiarsa tentang tugas pokok Lanud Supadio.

“(Paparan terkait) pelaksanaan program kerja tahun 2024, kesiapan personel dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta kesiapan pengoperasian pesawat Rafale,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Kolonel (Pnb) Ardi Syahri dalam keterangan tertulis, Selasa (7/5/2024). 

Diketahui, Lanud Supadio direncanakan bakal menjadi markas jet tempur Rafale, selain Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru. 

Setelah itu, KSAU Tonny meninjau alutsista di Batalyon Komando (Yonko) 465 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), Ruang Simulasi Wing Udara 7 Lanud SPO, dan alutsista di Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 473 Kopasgat. 

Tonny juga meninjau alutsista di Skadron Udara 1 dan Skadron Udara 51 Lanud Supadio. 

Pada hari yang sama, KSAU juga mengunjungi Lanud Harry Hadisoemantri (HAD) di Singkawang. 

Dalam arahannya di Lanud Harry Hadisoemantri, Tonny bertekad mewujudkan TNI AU yang adaptif, modern, profesional, unggul, dan humanis. 

Serta memberikan gambaran TNI AU di masa depan yang akan diperkuat dengan alutsista modern mulai dari pesawat Rafale, C-130J Super Hercules, dan radar baru.

(Kompas)

Mindmatics Malaysia Perkenalkan Drone Kamikaze (Loitering Munition)

10 Mei 2024

Mindmatics TODAK drone kamikaze (photo: Mighty War)

KUALA LUMPUR: Dron amunisi musnah sendiri atau 'kamikaze' buatan pertama Malaysia yang juga ciptaan dirintis syarikat tempatan Mindmatics, bakal dikomersialkan tidak lama lagi.

Dinamakan sebagai 'Todak', dron inovatif itu mengambil masa setahun untuk dibangunkan dan kini masih dalam proses kajian dan pembangunan lebih lanjut yang dijangka selesai enam bulan lagi.

Mindmatics TODAK loitering munition/done kamikaze (images: Mindmatics)

Memperkenalkan senjata itu pada pameran Perkhidmatan Pertahanan Asia (DSA) dan Keselamatan Kebangsaan (NATSEC) Asia 2024, di sini, Pengurus Projek Azman Ahmad, berkata dron terbabit berfungsi menyerang dengan tepat untuk memusnahkan sasaran yang dikehendaki.

"Sebelum ini, kami telah membangunkan dron pemantauan tetapi kali ini, kami maju selangkah lagi dengan dron 'kamikaze' untuk objektif dan tujuan khusus.

"Terdapat beberapa agensi menunjukkan minat terhadap produk ini, dan kami melihat ada potensi pasaran dalam kalangan agensi penguat kuasa tempatan serta wilayah," katanya kepada Bernama di reruai Mindmatics pada pameran itu yang berlangsung di Pusat Perdagangan dan Pameran Antarabangsa (MITEC), di sini.

'Todak' yang direka bentuk sebagai amunisi risikan dalam industri pertahanan, turut dilengkapi algoritma kawalan Kecerdasan Buatan (AI) serta Unit Kawalan Api (FCU) bersaiz kecil.

Azman berkata, dron itu dikuasakan dengan bateri litium-besi pepejal 25.5 voltan dengan masa operasi hingga 40 minit, selain berupaya terbang serta menyerang sasaran pegun atau bergerak tanpa memerlukan input pemantauan.

"'Todak' berukuran dua meter (m) panjang dengan kelebaran sayap 1.35m dan berat pelepasan maksimum 12 kilogram (kg). Ia mampu membawa beban seberat 3kg dan mencapai kelajuan 100 kilometer sejam dengan kaedah pelancaran menggunakan lastik (catapult)," katanya. 

(Bernama)

Korea Selatan Mengisyaratkan Menerima Proposal Pengurangan Cost Sharing Proyek KF-21 dari Indonesia

10 Mei 2024

Pesawat tempur KF-21 Boramae (photo: Yonhap)

SEOUL (Yonhap) -- Badan pengadaan negara Korea Selatan pada hari Rabu mengisyaratkan menerima proposal Indonesia untuk mengurangi pembagian biaya untuk program jet tempur KF-21 dengan syarat memberikan lebih sedikit transfer teknologi, sebuah langkah yang akan meningkatkan keuangan membebani Seoul.

Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengatakan Indonesia telah menawarkan untuk membayar total 600 miliar won (US$442,3 juta) untuk proyek jet KF-21 pada tahun 2026, turun dari jumlah awal 1,6 triliun won.

“Kami mendorong langkah-langkah untuk menyesuaikan skala transfer teknologi ke Indonesia sejalan dengan pembagian biaya yang disesuaikan,” Noh Ji-man, direktur jenderal Grup Program KF-X DAPA, mengatakan dalam konferensi pers.

Indonesia awalnya setuju untuk membayar 20 persen dari total biaya pengembangan sebesar 8,1 triliun won sebagai imbalan atas penerimaan satu model prototipe dan transfer teknologi yang memungkinkannya memproduksi 48 unit di Indonesia.

Sejauh ini negara tersebut telah menyumbang sekitar 300 miliar won untuk proyek tersebut dan gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai komitmennya.

DAPA mengatakan akan menyelesaikan keputusannya dalam tinjauan komite paling cepat akhir Mei agar tidak menyebabkan penundaan dalam proyek pembangunan, yang dijadwalkan selesai pada tahun 2026.

Jika disetujui, pemerintah dan Korea Aerospace Industries (KAI), produsennya, harus menambah beban keuangan mereka.

“Kita perlu menyesuaikan rasio pembagian biaya dan mengamankan dana tambahan agar tidak menyebabkan tertundanya program pengembangan KF-21,” kata Noh.

Meskipun tawaran uang lebih sedikit dan transfer teknologi berkurang, rencana Indonesia untuk membangun 48 pesawat di pabrik lokalnya tetap efektif, kata seorang pejabat senior DAPA.

Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, Angkatan Udara diperkirakan akan menerima KF-21 pertamanya pada paruh kedua tahun 2026 untuk menggantikan armada jet F-4 dan F-5 yang sudah tua. KAI berencana membangun 20 KF-21 tahun ini dan memproduksi 20 unit lagi tahun depan.

Penembakan rudal Meteor dari pesawat KF-21 Boramae (photo: Yungwon Yoo TV)

Proposal tersebut muncul pada saat yang sensitif karena penyelidikan sedang dilakukan terhadap dugaan upaya seorang insinyur Indonesia untuk mencuri teknologi jet di KAI, produsen KF-21.

Insinyur dari PT Dirgantara Indonesia tertangkap pada bulan Januari saat mencoba meninggalkan fasilitas KAI dengan perangkat penyimpanan USB yang berisi data tentang jet tempur tersebut.

Sebelumnya pada hari yang sama, prototipe KF-21 berhasil melakukan uji tembak pertama dengan rudal Meteor udara-ke-udara jarak menengah, yang menunjukkan kemampuan jangkauannya yang lebih luas.

Rudal Meteor mampu terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 4, setara dengan empat kali kecepatan suara, dan dapat mencegat sasaran yang berjarak lebih dari 200 kilometer. Setiap KF-21 dapat membawa hingga empat rudal Meteor, dan penyebarannya dijadwalkan akan dimulai bulan depan.

09 Mei 2024

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, TNI AL Sukses Tembakkan Rudal Khusus

09 Mei 2024

Rudal Exocet MM40 Block 3 ditembakkan dari KCR KRI Halasan-630 dan KRI Kapak-625 (photo: TNI AL)

Dalam gelaran Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) 2024 yang dilaksanakan di wilayah perairan Laut Bali pada 8 sampai dengan 9 Mei 2024, TNI AL sukses melaksanakan penembakkan sejumlah senjata khusus. 

Dikatakan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang hadir langsung dalam pelaksanaan latihan bahwa, penembakkan senjata khusus telah dilaksanakan dengan sukses dan berhasil. 

Rudal C-802 ditembakkan dari fregat KRI Yos Sudarso-353 (photo: TNI AL)

“Selaku pimpinan TNI AL saya ucapkan “Bravo Zulu” kepada seluruh prajurit Jalasena yang tergabung dalam Latihan Operasi Laut Gabungan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah Subhanahu Wattaala selalu melindungi langkah pengabdian kita kepada TNI, TNI AL bangsa dan negara, dan tentunya terus kibarkan bendera kewajiban”. Tegas Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dari Kapal Markas KRI dr. Soeharso – 990.

Penembakan senjata  khusus dilaksanakan oleh KRI Halasan-630 dan KRI Kapak-625 yang menembakkan rudal Exocet MM40 Block 3, KRI Yos Sudarso-353 menembakan rudal C-802, Kapal Selam KRI Alugoro-405 menembakan Torpedo Black Shark dan KRI Sultan Hasanuddin-366 menembakan torpedo A244S.

Penembakan rudal berhasil mengenai sasaran dan menenggelamkan kapal (photo: TVRI)

Objek sasaran penembakan rudal berjarak  35 NM dari unsur penembak. Penembakan dan rudal – rudal tersebut mengenai sasaran secara bersamaan dari arah yang berbeda, dan sasaran berhasil ditenggelamkan. 

Dalam Latopslagab 2024, TNI AL mengerahkan puluhan unsur Kapal Perang Republik Indonesia yang terdiri dari KRI Unsur Tugas Penembak, KRI Unsur Tugas Pengamanan, KRI Unsur Tugas Peperangan Elektronika (Pernika), serta Unsur Tugas Bantuan yang dan  Pesawat Udara serta Helikopter.

KSAL menyampaikan selamat atas keberhasilan penembakan rudal pada Latihan Operasi Laut Gabungan 2024 (photo: TNI AL) 

Lebih dari 2.000 prajurit TNI AL dilibatkan dalam latihan tersebut, selain itu sejumlah drone dari Pusat PenerbanganbTNI Angkatan Laut juga ikut serta dalam skenario latihan yang dilaksanakan.

TNI AL menggelar latihan ini merupakan sebagai bentuk pembinaan, sekaligus wahana dalam mengukur kemampuan Alutsista maupun prajurit TNI AL, untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional dalam mengawal kedaulatan laut Indonesia. 

RSAF F-16 Training Temporarily Suspended in Wake of Tengah Air Base Crash

09 Mei 2024

A Republic of Singapore Air Force (RSAF) F-16 jet and Tengah Air Base. A RSAF F-16 jet crashed at Tengah Air Base (photo: CNA)

SINGAPORE: The Republic of Singapore Air Force (RSAF) has temporarily suspended training for its F-16 fleet "as a safety precaution" after one of its jets crashed at Tengah Air Base shortly after taking off on Wednesday afternoon (May 8).

Training has been halted until investigations show that it is safe to resume, the Ministry of Defence (MINDEF) said late on Wednesday.

The ministry said earlier that the plane had experienced "an issue" during take-off at about 12.35pm.

The pilot, who ejected from the plane before it crashed, did not suffer major injuries.

"He is ambulant, conscious and talking. But as a precaution, (he) will stay in hospital for observation," Defence Minister Ng Eng Hen said in a Facebook post. 

In an update on Wednesday night, MINDEF added the pilot had undergone a full medical examination, which did not reveal any major injuries.

"The serviceman is an experienced pilot with over 2,000 flying hours on the F-16 aircraft," said the ministry.

"According to the pilot, he encountered flight control issues upon lifting off the runway at Tengah Air Base for a routine training flight."

Detailed investigations are ongoing, said MINDEF.

See full article CNA

MBDA Menawarkan Sistem Pertahanan Udara Jarak Pendek ke Malaysia

09 Mei 2024

Mock up MBDA CAMM (Sea Ceptor) and VL MICA pada DSA 2024 (photo: Malaysian Defence)

Pembuat rudal Eropa, MBDA, telah menawarkan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) self-propelled Modular Air Defense Solutions (EMADS) yang Ditingkatkan dan SAM VL MICA Generasi Baru (NG) kepada Angkatan Bersenjata Malaysia, kata juru bicara MBDA kepada Janes di pameran Defense Services Asia (DSA) 2024 yang diadakan di Kuala Lumpur dari tanggal 6 hingga 9 Mei.

“[MBDA telah] mengusulkan sistem ini kepada Angkatan Darat Malaysia dan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF),” kata juru bicara tersebut.

Namun, masih belum jelas kapan sistem akan diuji oleh layanan ini, tambah juru bicara tersebut.

Kementerian Pertahanan Malaysia (MINDEF) berupaya untuk mengadakan sistem pertahanan udara jarak pendek (SHORAD) sebagai bagian dari Rencana Malaysia ke-12, yang berlangsung dari tahun 2021 hingga 2025.

Baik EMADS dan VL MICA adalah sistem pertahanan udara jarak pendek hingga menengah yang dikembangkan dan terutama ditujukan untuk mempertahankan formasi darat atau aset statis terhadap ancaman udara umum seperti pesawat tempur dan multiperan, kendaraan udara tak berawak (UAV), dan rudal jelajah. , menurut juru bicara.

Menurut Janes Land Warfare Platforms: Artillery & Air Defense, EMADS adalah 'sistem dari sistem' multiplatform yang menggunakan serangkaian peluncur, sensor, dan aset pendukung untuk beroperasi. EMADS dapat dipersenjatai dengan rudal jarak pendek hingga menengah CAMM atau rudal jarak jauh CAMM (CAMM-ER).

Rudal CAMM mampu menyerang sasaran pada jarak 1 km hingga 28 km dan pada ketinggian 15 m hingga 10 km, sedangkan CAMM-ER dapat menyerang sasaran pada jarak 1 km hingga 45 km dan pada ketinggian 15 m hingga 10 km.

(Jane's)

BRP Jose Rizal Fires C-Star Missile During 'Balikatan' Drill

09 Mei 2024

BRP Jose Rizal fires C-Star surface-to-surface missile hit ex BRP Lake Caliraya (photos: AFP)

MANILA – The Philippine Navy (PN) on Wednesday said its missile frigate BRP Jose Rizal (FF-150) fired its LIG Nex 1 C-Star "sea-skimming surface-to-surface anti-ship cruise missile" system at the decommissioned naval tanker BRP Lake Caliraya.

Speaking on the sidelines of the Navy's Maritime Security Symposium in Quezon City, PN spokesperson Commander John Percie Alcos said the activity was a maritime strike phase of the US-Philippines "Balikatan" exercises in Laoag City, Ilocos Norte.


Before the launch of the C-Star surface-to-surface missile, fast attack interdiction craft BRP Lawrence Narag (PG-907) fired its NLOS (non-light of sight) missile system at the decommissioned tanker.

"The firing was conducted around 9 a.m. and both missiles successfully hit the target," Alcos said.

"I cannot disclose the specific salvo size to sink or neutralize the specific target. For that target, it requires more than one but this morning, we tested the accuracy of both missiles," he added.


He said the BRP Jose Rizal fired its C-Star missile system at a distance of 20 nautical miles from the target vessel.

After the PN vessels, Philippine Air Force planes also tested their missiles and other munitions on the former BRP Lake Caliraya.

"I would not specifically tell you what the Air Force fired but I would impart that on the Navy side, we were able to successfully fire our missiles," Alcos said.


The C-Star's warhead is known to weigh around 250 kilograms and was delivered to the PN along with its launchers some two or three years ago.

Alcos said the test firing of the missile shows that the AFP Modernization Program is working, noting that the firing of the C-Star " is not aimed or designed towards any particular threat, country or state." 

(PNA)

08 Mei 2024

Dua Kapal Perang Buatan Anak Batam Diluncurkan TNI AL, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

08 Mei 2024

KRI Buatana 878 dan KRI Selar 879 (photo: TNI AL)

BATAMCLICK.COM: Pagi ini, TNI Angkatan Laut (AL) meluncurkan dua unit kapal Patroli Cepat (PC) 40 meter buatan anak bangsa di galangan kapal PT Citra Shipyard Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Dalam acara Shipnaming dan Launching, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali secara resmi meluncurkan kedua kapal perang tersebut, yaitu KRI Butana-878 dan KRI Selar-879, bersama pejabat utama jajaran TNI AL.

KSAL Ali menjelaskan bahwa kedua kapal ini merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan TNI AL dan akan berperan penting dalam menjaga keamanan serta melaksanakan penegakkan hukum di laut.

KRI Butana 878 dan KRI Selar 879 adalah kelas PC-40 (photo: Ulasan)

“KRI Butana-878 akan ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal V Surabaya, sedangkan KRI Selar-879 akan ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal VIII Manado,” ungkap Ali.

Dibangun di Galangan PT Citra Shipyard, kedua kapal PC 40 meter ini memiliki spesifikasi yang tangguh, termasuk senjata utama berkaliber 30 milimeter dan senjata mitraliur kaliber 12.7 mm, serta kemampuan untuk beroperasi di berbagai medan dan cuaca untuk misi penegakan hukum laut serta pencarian dan pertolongan (SAR).

Ali menegaskan bahwa hampir 100 persen pekerja yang terlibat dalam pembangunan kapal-kapal tersebut adalah orang Indonesia, yang menunjukkan keseriusan dalam memperkuat Armada TNI AL. Proses pembangunan berlangsung selama sekitar 24 bulan.

KRI Butana 878 dan KRI Selar 879 adalah kelas PC-40 (photo: TNI AL)

“Proses delivery dan penyerahan kapal kepada Lantamal V Surabaya dan Lantamal VIII Manado akan dilakukan dalam waktu sekitar empat bulan ke depan, tepatnya di bulan Agustus,” tambah Ali.

KSAL juga menegaskan komitmen TNI AL untuk meningkatkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat industri pertahanan dan peran Indonesia dalam rantai suplai global.

“Dukungan terhadap industri perkapalan Indonesia tersebar di berbagai wilayah, seperti Banten, Surabaya, Tanjung Balai Karimun (TBK), dan Lampung, yang menghasilkan produk-produk unggulan dari bangsa Indonesia,” ujar KSAL Ali.

KNDS France Offers the CAESAR 6x6 to Meet the Needs of the Malaysian Artillery Units

08 Mei 2024

KNDS CAESAR 155mm self-propelled howitzer (photo: KNDS)

KNDS France, the main provider of artillery systems for Malaysia and a strategic industrial partner for the Malaysian defence industry

The achievement of our industrial partnership initiated in 2018 with the assembly and delivery of 18 units of 105mm LG 1 MKIII howitzers to the Malaysian army reflects our mutual commitment to enhancing the nation's defense capabilities but also signifies the excellence of local skills in the defense industry.

Today, KNDS France, together with ADSSB, commit to expand their partnership at an upper level in addressing the 155mm CAESAR self-propelled howitzer to be assembled and integrated in the industrial facilities of ADSSB in Segamat, State of Johor. The installation of the CAESAR not only provides additional strength to the Malaysian Army but also contributes to the local economy by creating job opportunities and enhancing expertise in the field of armaments. KNDS and ADSSB are committed to continuing its efforts to advance Malaysia's defense industry and support national security initiatives.

In a pro-active action, both companies will also address selected export markets for the 105mm LG1 MKIII, creating additional value to the Malaysian eco-system.

KNDS – ADSSB partnership is an example of cross-border cooperation aimed at strengthening Malaysia's defense capabilities and increasing investment, particularly in the national defense industry.

(KNDS)

Pesawat Super Hercules C-130J Unit Kelima Pesanan Indonesia Segera Tiba di Tanah Air

08 Mei 2024

Dua pesawat C-130J Hercules TNI AU (photo: Arsa Calief Mahsyur)

jagatbisnis.com – JAKARTA. Pesawat Super Hercules C-130J unit kelima pesanan Indonesia dijadwalkan tiba di Indonesia pada 17 Mei mendatang.

Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen Edwin Adrian Sumantha mengatakan, pesawat akan berangkat dari pabrikannya, Lockheed Martin di Georgia, Amerika Serikat, pada Jumat (10/5/2024).

Selanjutnya, pesawat berjenis angkut berat itu bakal tiba di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Jumat (17/5/2024).

“Rencana awal berangkat tanggal 10 Mei 2024 dan tiba di Tanah Air tanggal 17 Mei 2024,” ujar Edwin melalui pesan tertulis, Senin (6/5/2024).

Diketahui, Indonesia memesan lima unit pesawat Super Hercules C-130J dari AS. Unit keempat telah tiba di Tanah Air pada 22 Januari 2024.

Ketiga pesawat yang telah tiba sebelumnya sudah mulai menjelajahi langit Indonesia dengan ditandai Navigation Exercise pada awal September 2023.

Terakhir, Yordania Akan Salurkan via Udara Bahkan, ketiga pesawat Super Hercules itu telah melaksanakan flypast saat perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-78 TNI di atas Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, 5 Oktober 2023.

(JagatBisnis)

US Aproves Sale of Sniper Targeting Pod to Malaysia

08 Mei 2024

 AN/AAQ-33 Sniper targeting pod (infographic: Lockheed Martin)

WASHINGTON - The State Department has made a determination approving a possible Foreign Military Sale to the Government of Malaysia of Sniper Advanced Targeting Pods and related equipment for an estimated cost of $80 million. The Defense Security Cooperation Agency delivered the required certification notifying Congress of this possible sale today.

The Government of Malaysia has requested to buy ten (10) AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pods. Also included are technical data and publications; personnel training; software and training equipment; U.S. Government and contractor engineering, technical, and logistics support services; and other related elements of logistics and program support. The estimated total cost is $80 million.

This proposed sale will support the foreign policy goals and national security objectives of the United States by improving the security of a key partner that is a force for political stability and economic progress in the Indo-Pacific region.

The proposed sale will improve Malaysia’s capability to meet current and future threats by modernizing its current F/A-18D platform with a common targeting pod. This proposed sale will also mitigate future obsolescence concerns and allow the Royal Malaysian Air Force to meet future operational requirements. Malaysia will have no difficulty absorbing this equipment into its armed forces.

The proposed sale of this equipment and support will not alter the basic military balance in the region.

The principal contractor will be Lockheed Martin Corporation, located in Orlando, FL, and The Boeing Company, located in St. Louis, MO. There are no known offset agreements proposed in connection with this potential sale.

(DSCA)

07 Mei 2024

Kemhan Tegaskan RI Sesuaikan Pembayaran KF-21, Bukan Minta Pemotongan

07 Mei 2024

Pesawat tempur KF-21 Boramae (photo: BBC Indonesia)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertahanan menegaskan pemerintah Indonesia meminta penyesuaian pembayaran (payment adjustment) kepada pemerintah Korea Selatan atas kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae oleh Korea Aerospace Industry (KAI).

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigadir Jenderal TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan penyesuaian pembayaran itu disesuaikan dengan manfaat yang sejauh ini diterima Indonesia dalam proyek pembuatan pesawat tempur itu.

"Istilah yang tepat atas langkah yang diambil pemerintah Indonesia terkait pembiayaan proyek pesawat tempur KF-21 adalah penyesuaian pembayaran (payment adjustment), bukan pemotongan pembayaran. Penyesuaian ini sejalan dengan kemajuan kerja sama yang telah dan masih akan dilaksanakan bersama Korea Selatan," katanya.

Edwin menyampaikan hal itu juga untuk meluruskan pemberitaan dari kantor berita Korea Selatan Yonhap pada 7 Mei 2024 yang menyebut Indonesia meminta pemotongan biaya kontribusi untuk kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.

Yonhap saat itu merujuk pada pernyataan DAPA — lembaga di Korsel yang mengurusi kerja sama dan pengadaan alutsista — yang mengakui adanya negosiasi soal pembayaran KF-21 Boramae.

Juru Bicara DAPA Choi Kyung-ho, sebagaimana dikutip dari Yonhap, menyebut DAPA dan lembaga terkait lainnya masih meninjau usulan Indonesia itu.

Yonhap dalam beritanya terkait itu menyebut Indonesia mengajukan penyesuaian pembayaran sebanyak 600 miliar won untuk keseluruhan proyek pembuatan KF-21.

Dalam komitmen terdahulu, Indonesia sepakat menggelontorkan 1,7 triliun won atau 20 persen dari keseluruhan nilai proyek sebesar 8,1 triliun won.

Karo Humas Kemhan menegaskan penyesuaian pembayaran yang diminta Indonesia ke Korea Selatan merupakan langkah rasional karena Indonesia tak sepenuhnya mendapatkan kegiatan transfer teknologi dalam pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.

"Terdapat beberapa kegiatan dalam program yang tidak dapat diikuti oleh teknisi Indonesia. Alhasil, pembayaran yang dilakukan pemerintah Indonesia disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh dari kerja sama ini," kata Edwin.

"Adalah wajar dan sesuai dengan prinsip akuntabilitas bahwa untuk program atau kegiatan yang tidak diikuti oleh teknisi Indonesia, pihak Indonesia tidak perlu menanggung biaya, yang pada gilirannya mengurangi jumlah pembayaran yang telah direncanakan," imbuhnya.

Edwin menjelaskan dalam proyek pembuatan jet tempur itu, Korea Selatan menerima biaya berbagi (cost share) sampai tahun 2026 karena setelah tahun itu, proyek KF-21 masuk tahap produksi dan biaya berbagi dari Indonesia disesuaikan dengan kemampuan fiskal yang ditetapkan Kementerian Keuangan, yaitu Rp1,32 triliun per tahun sampai tahun 2026.

"Ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa kewajiban finansial Pemerintah dalam proyek ini tetap dalam batas kemampuan anggaran negara," katanya.

Dia menambahkan pemerintah Indonesia berkewajiban memastikan pembayaran atas pengadaan atau kerja sama pembuatan alutsista merupakan investasi yang dapat membawa hasil optimal.

Oleh karena itu, dia menjamin Kemhan berkomitmen transparan dalam setiap kerja sama internasional, termasuk dalam proyek KF-21.

"Langkah penyesuaian pembayaran ini untuk memastikan investasi pemerintah Indonesia memberi hasil yang optimal dan penggunaan keuangan negara untuk proyek KF-21 dapat dipertanggungjawabkan ke publik," kata Edwin.

Kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae diluncurkan pada 2015, dan ditargetkan rampung pada 2026. (Antara)

Air refueling KF-21 dengan metode boom (photo: DAPA)

Korea Selatan Mengkaji Usulan Indonesia Untuk Memotong Pembayaran Proyek KF-21

SEOUL (Yonhap) -- Korea Selatan telah mempertimbangkan usulan Indonesia untuk mengurangi pembayaran proyek pengembangan bersama jet tempur KF-21, kata badan pengadaan negara pada Selasa, di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap dugaan kebocoran teknologi. oleh para insinyur Indonesia.

Indonesia dilaporkan telah menyarankan untuk membayar total 600 miliar won (US$442,3 juta) untuk proyek jet KF-21, setelah awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won, sekitar 20 persen dari program senilai 8,1 triliun won yang diluncurkan pada tahun 2015 untuk membangun pesawat tersebut. pada tahun 2026.

Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengakui bahwa pemerintah Indonesia telah mengusulkan pengurangan kontribusi keuangannya untuk proyek KF-21, dan negosiasi akhir sedang berlangsung.

“DAPA dan lembaga terkait saat ini sedang mengkaji tawaran Indonesia. Kami berencana untuk segera menyelesaikan perundingan akhir,” kata juru bicara DAPA Choi Kyung-ho dalam konferensi pers rutin.

Proposal tersebut muncul pada saat yang sensitif karena penyelidikan sedang dilakukan terhadap dugaan upaya seorang insinyur Indonesia untuk mencuri teknologi jet di Korea Aerospace Industries (KAI), produsen KF-21.

Insinyur tersebut, yang diberangkatkan setelah Indonesia setuju untuk mengambil bagian dalam proyek tersebut, tertangkap pada bulan Januari saat mencoba meninggalkan fasilitas KAI dengan perangkat penyimpanan USB yang berisi data tentang jet tempur tersebut.

Sehubungan dengan kekhawatiran Korea Selatan memikul beban keuangan yang lebih besar untuk pengembangan jet tempur, DAPA mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan berbagai faktor ketika meninjau proposal Indonesia.

“Kami tidak hanya mempertimbangkan pengembangan bersama KF-21 dengan Indonesia tetapi juga kerja sama ekonomi secara keseluruhan dan berbagai aspek lainnya. …Kami akan mempertimbangkan hal ini dan melanjutkan diskusi yang sesuai,” kata Choi.

Jakarta pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won sebagai imbalan atas penerimaan satu model prototipe dan transfer teknologi, serta memproduksi 48 unit di Indonesia, namun dikatakan telah mengusulkan pengurangan jumlah pembayaran untuk transfer teknologi yang lebih sedikit.

Sejauh ini negara tersebut telah menyumbang sekitar 300 miliar won untuk proyek tersebut dan gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai komitmennya.

Indonesia diketahui telah meminta Korea Selatan pada akhir tahun lalu untuk menunda pembayaran proyek tersebut hingga tahun 2034, namun Seoul tetap mempertahankan pendiriannya bahwa pembayaran tersebut harus dilakukan sebelum batas waktu pembangunan pada tahun 2026.