HMAS Sydney fires an Evolved Sea Sparrow Missile at Exercise Pacific Dragon during a regional presence deployment (photos : Aus DoD)
Firing away on regional presence deployment
Royal Australian Navy guided missile destroyer, HMAS Sydney, displayed its sophisticated naval combat capabilities while participating in Exercise Pacific Dragon 2022 in the seas off Hawaii.
The exercise saw Sydney track very high-speed targets with its Aegis Combat System and state-of-the-art phased array AN/SPY 1D(V) radar before successfully launching an Evolved Sea Sparrow Missile to intercept an airborne target drone.
Sydney operated in conjunction with forces from the Royal Canadian Navy, Japan Maritime Self-Defense Force, Republic of Korea Navy, US Missile Defense Agency and US Navy.
The biennial multinational integrated air and missile defence exercise took place at the Pacific Missile Range Facility Barking Sands (PMRF) off the coast of Kauai, Hawaii, from August 5-15.
Exercise Pacific Dragon 2022 was the first iteration of the exercise, which included a live-fire intercept of a short-range ballistic missile using a Standard Missile 3 (SM-3) Block IA.
The US-led exercise aimed to improve tactical and technical coordination and interoperability concerning regional integrated air and missile defence capability.
Participating units included Sydney, HMAS Supply, HMCS Vancouver, JS Haguro, ROKS Sejong the Great, USS Fitzgerald, USS William P. Lawrence, and the Pacific Missile Range Facility Barking Sands, Kauai.
Sydney participated in the exercise as part of its routine regional presence deployment.
Five Royal Australian Navy ships across two task groups have been conducting regional presence deployments throughout the Indo-Pacific over recent months.
During their deployments the ships and their embarked Australian Defence Force units are undertaking joint exercises and other engagements with Australia’s regional partners.
Regional presence deployments demonstrate Australia’s commitment and engagement with the region, playing a vital role in Australia’s long-term security and prosperity by protecting Australia’s interests, preserving a rules based order, enhancing cooperation and relationships with regional partners and allies and developing capability and interoperability.
(Aus DoD)
LCS sebelah tembakkan missile dalam mimpi. Wkwkwkwk
BalasHapusKD LCS Fires an VL mica at Exercise siri 2099
BalasHapusLCS maharaja lelah MALON kah ini???....atau Apakah kapal OPV MALON??....
BalasHapusOhh... Bukan ternyata...?? Terus mana kapal OPV dan LCS MALON??…
Mana woiiii... kapal LCS dan OPV ??.. dah jadi RONGSOKAN ya.. wkwkwkwkwkwkwkwkwk
Hebat.. LCS RUGI dan OPV pun RUGI... WKwKWKWKWKWK
BalasHapusSelepas LCS, Kini Status Kapal OPV APMM Pula Jadi Tanda Tanya
21 Agustus 2022
IPOH: Ketika isu skandal kapal tempur pesisir pantai (LCS) milik TLDM hangat dibahaskan sekarang, kelewatan penyerahan kapal peronda luar pesisir (OPV) milik Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pula menimbulkan kebimbangan umum projek ini juga berdepan masalah serupa.
Ini kerana kelewatan pembinaan OPV tidak sepatutnya berlaku setelah TH Heavy Engineering Berhad diberi satu tempoh yang lama untuk menyiapkan kapal-kapal berkenaan.
Pada masa yang sama, ia juga mencetuskan persoalan mengapa projek berskala besar seperti itu dianugerahkan kepada sebuah syarikat yang berhadapan dengan masalah kewangan.
Difahamkan, APMM sepatutnya menerima sebuah kapal OPV bulan ini setelah kerajaan memberi lanjutan sehingga 18 bulan kepada syarikat TH Heavy Engineering untuk menyiapkan tiga kapal OPV berkenaan.
Berdasarkan laporan media pada Jun lalu, APMM memaklumkan agensi itu tidak menerima kapal OPV ekoran beberapa masalah tertentu.
Laporan media itu turut memaklumkan, TH Heavy Engineering yang diklasifikasikan sebagai PN17 kini menanggung kerugian terkumpul RM629.8 juta dan hutang sebanyak RM165 juta, namun memiliki aliran tunai RM27.5 juta untuk membantunya menyiapkan kapal OPV berkenaan.
Penganalisis Pertahanan, Muhammad Fuad Mat Noor berkata berkata, sebagaimana amalan penganugerahan kontrak kerajaan perlu melalui tapisan pemilihan yang ketat, apatah lagi jika melibatkan aset-aset keselamatan.
Katanya, ini termasuk kekukuhan kewangan syarikat serta pengalaman dalam melakukan bidang kerja tersebut.
"Berbeza dengan pembinaan kapal tempur pesisir (LCS) Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM), kapal-kapal OPV ini sekarang telah hampir siap dan sepatutnya boleh diserahkan kepada APMM untuk proses selanjutnya.
“Kita tidak mahu berlaku sepertimana nasib TLDM dalam isu kapal tempur persisir (LCS) apabila sebuah pun masih belum siap, ia amat mendukacitakan.
“Kapal-kapal OPV ini juga merupakan sebahagian daripada usaha kerajaan untuk memperkasakan kedaulatan maritim negara," ujarnya kepada DagangNews.Com.
Mengulas lanjut kata Muhammad Fuad, masalah-masalah yang menyebabkan kelewatan pembinaan perlu disiasat oleh kerajaan khususnya Kementerian Kewangan demi wang awam yang dibelanjakan serta kepentingan negara.
Tegasnya, isu pembelian kelengkapan keselamatan seperti kapal OPV juga bukan sesuatu yang perlu disembunyikan kerana rakyat berhak untuk diberitahu.
"APMM amat memerlukan OPV kerana kapal ini besar dan boleh belayar untuk jangka masa lebih lama kerana fungsinya sebagai kapal induk kepada kapal kecil lain.
"Kehadiran kapal-kapal OPV di perairan negara kelak dapat menghindar anasir-anasir luar yang cuba menceroboh," ujarnya.
selain gk punya kepakaran, mereka juga gk punya duit
Hapusalias miskin.. bokek
wkwkwk
Dan gak punya otak
HapusKapal pertama rumput Fatimah...NYANGKUT ditempat peluncurannya...yg ke 2 dan 3 masih bentuk² potongan doank....ambyaaar🤣
HapusSekedar kapal LCS dan OPV sanggup dibuat di INDONESIA untuk negara PEMBUAL....
BalasHapusKononnya klaim memiliki 5 university top...nyatanya buat kapal saiz kecil saja tak mampuh...BODOH..!!!
MEMALUKAN.. wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
Bisa bgettt om.....LPD, KCR, PKR dan kapal selam bisa om.....
HapusPunya university top 5 dunia hanya mampu tanam sayur dan jual kondom
HapusMemalukan
Wkwkwkwkwkwkwkwk
saya sudah kata sejak lama MALON hanya MEMBUAL mampu bina kapal .. nyatanya bina kapal lisensi pun malah jadi RONGSOKAN....???
BalasHapusmasih TOLOL sudah klaim hebat.. wkwkwkwkwkwkwkwkw
Wkwkwkwkwk.... LEMAH
BalasHapusLCS versi RONGSOKAN...
OPV. versi. RONGSOKAN...
MALON pengguna aset RONGSOK.. wkwkwkwkwkwk
cukup hantar misile sederhaa untuk menghancurkan kapal LCS dan OPV produksi GAGAL MALON yang hanya versi RONGSOK.....wkwkwkkwkwkwk
BalasHapusMissile Sea Sparrow milik TLDM sudah versi USANG & EXPIRED.. wakakakakak
BalasHapusKapal LCS = Langsung Cacat Seluruh nya..
BalasHapusSayang tidak disebut targetting ESSMnya pakai apa.
BalasHapusBiasa nya targetnya uji coba rudal anti udara dri kapal apa ya.
HapusTarget drone
Umumnya pakai drone target bermesin turbojet
HapusPastinya pake FCR yang jumlahnya sepasang (kanan-kiri) dan antenenya besar 👇👇👇..... satu diatas anjungan, satunya lagi dibelakang phalank
HapusKalo Aegis kan pake 3 FCR
https://youtu.be/zjumJ6wdH3Y
Bentar Om @SMILI
HapusKALAU buat sampean
Enakan mana RADAR NS50 sama NS200 BUAT DIPASANG calon kapal Arrowhead 140
Yg NS50 Aesa 4D dengan X-BAND
yg NS200 AESA 4D dengan S-BAND nya
Soalnya Sama " canggih+ mehong
Sampai bingung aq melihat spesifikasi nya
Sampai ngidam Aq
https://youtu.be/6PyeL4iF8MY
4D itu hanya istilah dimana pada radar 3D ditambahkan fitur artifisial intelegence yg bisa mengenali obyek yg terbang rendah, terbang pelan diantara lingkungan disekitar nya (misale drone yg terbang lambat diantara kawanan burung)
HapusRadar NS-200 atau radar GM-400 familypun telah ditambahkan fitur tsb.
Kalo utk radar surveillance utama pada kapal Kombatan jelas pilih NS-200 dong.....apalagi kalo dikombo dg radar APAR blok 2 🤗
Pasti pakai FCR x-band sih. Tinggal pakai FCR yg terpasang di mana? Kapal sendiri, kapal lain atau mungkin targeting drone/UAV.
HapusKalau FCR kapal sendiri harusnya kurang news worthy.
Sisa beritanya tentang kemampuan HHMAS Sydney membantu mengarahkan SM-3 kapal lain soalnya.
Malaysia, negara sombong, rasis, merendahkan bangsa/negara lain, tidak pernah berkaca diri, otak di 1 cc di telapak kaki, culas, bangsa yg tdk punya harga diri, marwah dan identitas, krn negara yg tdk punya idiologi, semua pemimpinya, bingung dalam merepresentasikan bangsa Malaysia sbg bangsa.. Bangsa lemah, malas dan bodoh, dan licik. Klu sedang lemah, pura pura bersahabat, klu lg kuat, dia injak injak bangsa lain. Itulah Malaysia. Fakta, bangsa yg belum. Merdeka sepenuhnya, bangsa yg gagal utk mencari figur pahlawan nya sendiri..
BalasHapusBangsa Malaysia tidak ada om yang ada bangsa cina, bangsa Melayu dan bangsa tamil.....
Hapusberita kapal lagi min?
BalasHapuswarganyet sebelah bisa ngamuk looh..
wkwkwk
tunggu saja nanti ada yang elak topik ke teroris
wkwkwk
Dan malingsial yang kirim teroris ke Indonesia.......ngaku Islam ngaku Jiran malah kirim teroris om.....emg dasar proxy Inggris
HapusMALON TIDAK EKSPOR INDUSTRI PERTAHANAN, LEMAH TERTOLOLLLLLL....
BalasHapusEKSPOR INDUSTRI PERTAHANAN =
1. EKSPOR LPD 2 KE FILIPINA DAN 6 KE UAE
2. EKSPOR PESAWAT NC 212i
3. EKSPOR PESAWAT CN 235
4. EKSPOR SENAPAN SERBU SS2 V5
5. EKSPOR PISTOL G2 ELITE
6. EKSPOR PELURU 5,56 mm
7. EKSPOR GRANAT
8. EKSPOR PARASUT TERJUN
9. EKSPOR SERAGAM MILITER
10. EKSPOR AVIONIK HAWK
11. EKSPOR TENDA MILITER
12. EKSPOR ROMPI ANTI PELURU
13. EKSPOR HELM TEMPUR
14. EKSPOR RIB
Kapal usang KD LEKIR kenapa tak diajak eksesais bersama ngoahahaha
BalasHapusGak level broo
Hapus