19 September 2024
LEN Pamerkan UAV Untuk Keperluan Surveilance dan Kombatan
Safran Integrating the PASEO Joint Fires on Hanwha’s Redback Infantry Fighting Vehicle
19 September 2024
Hanwha Redback Infantry Fighting Vehicle (IFV) (photo: Australian Arny)Safran Electronics and Defense Australasia has been chosen to supply PASEO Joint Fires advanced day and night panoramic sight for integration on the Hanwha Defence Australia’s Redback Infantry Fighting Vehicle (IFV).
The PASEO Joint Fires solution provides the long-range Intelligence, Surveillance, Target Acquisition, & Reconnaissance sensor for the Redback IFV supplied by Hanwha to the Australian Defence Forces (ADF) under the LAND 400 Phase 3 project. The contract calls for the production and delivery of PASEO Joint Fires sensors and associated ancillaries.
This contract leverages the world leading position of the PASEO family which has sold more than 2,500 units for IFVs, Main Battle Tank and Joint Fires worldwide. It integrates high performances day and night all weather optronics sensors and offers 360° coverage with a high-rate sectorial scanning capability. The PASEO Joint Fires includes Safran’s Geonyx inertial navigation system, which provides precise and reliable positions, even if satellite navigation signals are unavailable or inaccessible (GNSS-Denied environment).
PASEO Joint Fires advanced day and night panoramic sight (photo: Safran)The project will continue Safran’s legacy of providing premium optronics sensor solutions for the Royal Australian Navy and the Australian Army. Safran Electronics and Defense Australasia already successfully delivered its portable optronic solutions under LAND 17 project aimed at enhancing Australian’s artillery capabilities and LAND 300 project to equip the Australian soldiers with next-generation surveillance and target acquisitions ancillaries. As well as its onboard day and night sight MINEO integrated on the Hanwha Defence Australia’s Huntsman family of vehicles under the LAND 8116 Phase 1 project.
Safran Electronics & Defense Australasia benefits from Safran's international know-how and network to support its local customers. It will leverage its extensive sovereign optronic engineering and sustainment capability to allow Hanwha Defence Australia and the ADF to achieve their capability outcomes.
Anthony Bianco, Safran Electronics and Defense Australasia, Head of Sales and Marketing “We are delighted to continue to support Australian Defence and Hanwha Defence Australia with yet another trusted and battle proven optronic solution where we will be supporting the design, integration and sustainment in country. It will be critically important that this superior capability is delivered to Australian Defence as we have done for Army over the last five years.”
”We are proud to continue our relationship with Safran Electronics & Defense Australasia across both our Huntsman and Redback vehicles for our Australian customer,” Hanwha Defence Australia’s Acting Managing Director Mr Dean Michie. “In today’s congested and contested battlespace, their technology is a key offering on our vehicles.”
(Safran)
Indonesian Air Force Orders Four Airbus H145 Helicopters
18 September 2024
Kemhan Lakukan Peluncuran OPV 90M Produksi PT Daya Radar Utama
Super Hornet Australia Akan Menerima Pod IRST dari AS
Philippine Army's Plan to Reactivate More FV 101 Scorpion Tank
18 September 2024
FV 101 Scorpion of the Philippine Army (photos: MaxDefense)In a surprising yet strategic move, the Philippine Army has successfully repaired and returned several of its aging FV 101 Scorpion Light Tanks to active service.
This development marks a significant milestone in the Army's efforts to maximize its existing assets while modernizing its forces.
The FV 101 Scorpion once the backbone of the Philippine Army's armored capabilities had been largely sidelined in recent years especially following the arrival of the more advanced Sabra Llight Tanks purchased from Israel's Elbit Systems.
One of the key elements of this plan involves upgrading the Scorpions with modern weapon systems.
The Army is expected to equip the reactivated tanks with new more powerful armaments that will greatly enhance their combat capabilities.
See full article Update PH
17 September 2024
Balitbang Kemhan Laksanakan Pengujian Kamikaze Drone dan Weaponized Drone
Australia Set to Become Home to Hypersonic Flight Testing After Southern Launch and Hypersonix Sign MoU
Tembakan Perdana Tank Harimau di Hutan Kalimantan dalam Latbakjatranpur TA. 2024 Yonkav 13/SL
17 September 2024
Pergeseran kendatraan tempur hingga latihan penembakan tank Harimau di Daerah Latihan Tempur Amborawang, Samboja Barat, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur (photos: Yonkav 13)Yonkav 13/Satya Lembuswana belum lama ini menggelar latihan Menembak Senjata Berat di Daerah Latihan Tempur (Rahlatpur) Kodam VI/Mulawarman di Amborawang, salah satunya Tank Harimau buatan PT Pindad bersama FNSS Turki.
“Tembakan Perdana Tank Harimau di Hutan Kalimantan”, ungkap Yonkav 13 dalam unggahannya. (Kemhan)
Pangdam VI/Mlw Terima Brevet Kehormatan Menembak Kanon Yudha Bramasta Wiratama di Rahlatpur Amborawang
Amborawang – Hari ini, Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Tri Budi Utomo, S.E., mengunjungi Daerah Latihan Tempur (Rahlatpur) Kodam VI/Mulawarman yang terletak di Amborawang, Samboja Barat, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur guna melaksanakan kunjungan kerja terhadap Latihan Menembak Senjata Berat Yonkav 13/Satya Lembuswana, Jumat (06/09/24).
Kunjungan ini menjadi salah satu momen spesial bagi Kodam VI/Mulawarman dengan adanya penyematan Brevet Kehormatan Menembak Kanon Yudha Bramasta Wiratama kepada Pangdam VI/Mulawarman sebagai bentuk penghargaan atas keahlian menembak yang luar biasa.
Kedatangan Mayjen TNI Tri Budi Utomo, S.E., di Markas Komando Rahlatpur pada pukul 09.00 WITA disambut hangat oleh Komandan Batalyon Kavaleri 13/Satya Lembuswana (Danyonkav 13/SL), Letkol Kav Agus Wibowo H, dan jajaran petinggi Kodam VI/Mlw. Setibanya di lokasi latihan, Pangdam disambut dengan yel-yel penuh semangat oleh seluruh peserta latihan dari Yonkav 13/SL. Ia kemudian menerima penjelasan singkat mengenai spesifikasi Tank Harimau dan mekanisme penembakan kanon dari Danyonkav 13/SL.
Tank Harimau merupakan kendaraan tempur andalan TNI AD buatan PT.Pindad pada tahun 2022 yang diterima Satuan Yonkav 13/SL pada Mei 2024 sebanyak 9 unit.
Dalam kesempatan ini, tidak hanya meninjau, Pangdam VI/Mulawarman juga turut berpartisipasi dalam latihan dengan mengendarai sendiri Tank Harimau dan melaksanakan penembakan sebanyak satu butir Munisi Kanon Kaliber 105 MM, menunjukkan keterampilan dan kepemimpinannya dalam medan tempur.
Puncak acara berlangsung pada pukul 11.07 WITA, saat Pangdam VI/Mulawarman disematkan Brevet Kehormatan Menembak Kanon Yudha Bramasta Wiratama oleh Danyonkav 13/SL. Prosesi penyemtan tersebut diiringi dengan penyerahan Sertifikat Kehormatan yang ditandatangani oleh Danpussenkav TNI AD dan Topi Laken Kavaleri sebagai simbol pengakuan atas prestasi ini.
Selain itu, Pangdam VI/Mulawarman juga menandatangani kelongsong Munisi Kanon Kaliber 105 MM sebagai kenang-kenangan, diiringi dengan sesi foto bersama yang mengabadikan kebersamaan dan penghargaan tersebut.
Pemberian brevet kehormatan menembak kanon kepada Pangdam VI/Mulawarman (photos: Kodam VI)
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kapoksahli Pangdam VI/Mulawarman, Brigjen TNI Drs. Yuswandi, M.Si., seluruh Asisten Kasdam dan Kabalakdam VI/Mulawarman, Irutum Itdam VI/Mulawarman Kolonel Inf Handoko Yudho, dan Wadanpomdam VI/Mulawarman, Letkol Cpm Arif serta Dandeninteldam VI/Mulawarman, Letkol Inf Syaiful Arif, S.Sos., M.Han.
Setelah kegiatan inti, Pangdam VI/Mlw melaksanakan ibadah Sholat Jumat di Rahlatpur, dilanjutkan makan siang bersama di ruang makan Markas Komando Rahlatpur. Pada pukul 13.35 WITA, Pangdam VI/Mulawarman beserta rombongan menyelesaikan rangkaian kunjungan kerja ini dan meninggalkan Rahlatpur menuju Balikpapan dengan penuh kesan.
Kapendam VI/Mulawarman, Kolonel Kav Kristiyanto, S.Sos., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan,“Kunjungan ini tidak hanya berjalan aman dan lancar, tetapi juga menegaskan soliditas serta profesionalisme Prajurit Kodam VI/Mulawarman dalam menghadapi tantangan latihan tempur. Pangdam VI/Mulawarman telah menginspirasi kita semua dengan contoh kepemimpinan yang kokoh dan kecakapan dalam menguasai teknologi tempur,” pungkasnya.
Lockheed Martin and Thales Sign Teaming Agreement to Manufacture GMLRS for Australia
16 September 2024
Kasal Hadiri Resepsi di Kapal Perang Italia ITS Cavour
16 September 2024
Kasal mengunjungi ITS Cavour C-550 kapal induk Italia (photos: TNI AL)Jakarta --- Dalam rangka mempererat hubungan kerja sama dengan negara sahabat sekaligus sebagai bentuk Naval Diplomacy, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali didampingi Wakasal Laksdya TNI Erwin S. Aldedharma menghadiri acara Deck Reception di atas kapal perang Italia ITS Cavour (C-550) yang tengah sandar di Dermaga 300 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (15/09).
Kedatangan Kasal beserta Pejabat Utama Mabesal disambut hangat oleh Duta Besar Italia H.E. Mr. Benedetto Latteri, Director of Naval Armaments Vice Admiral Giuseppe Abbamonte, IT Navy Carrier Strike Group Commander Rear Admiral Giancarlo Ciappina, dan Captain (N) Francesco Fagnani.
Kapal induk ITS Cavour C-550 (photos: Marina Militare)
Kasal dalam sambutannya menyampaikan bahwa Deck Reception yang digelar merupakan kesempatan yang baik untuk berkolaborasi antara kedua Angkatan Laut serta untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan maritim.
Kapal perang Italia ITS Cavour (C-550) adalah kapal induk short take off and vertical landing (STOVL) yang merupakan kapal induk utama Panglima Tertinggi Armada Angkatan Laut Italia yang dirancang untuk menggabungkan operasi udara pesawat tempur dan helikopter. ITS Cavour (C-550) mampu menjalankan empat kemampuan sekaligus, yaitu kemampuan sebagai kapal induk, platform logistik dan amfibi, unit komando dan kontrol, serta kemampuan sebagai kapal rumah sakit.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asrena Kasal Laksda TNI Achmad Wibisono, Asintel Kasal Laksda TNI Akmal, Asops Kasal Laksda TNI Yayan Sofiyan, Aspotmar Kasal Mayjen TNI (Mar) Dr. Hermanto, serta Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, S.E., M.M, Perwakilan dari Kementerian Pertahanan, TNI AD, dan TNI AU.
(TNI AL)
Perolehan 18 Pesawat FA-50M Ikut Jadual – Mohamed Khaled
TNI AL Inginkan Kapal Selam Interim
16 September 2024
KSAL ungkap Jerman dan Turki tawarkan kapal selamnya untuk RI
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap beberapa negara di Eropa dan Asia menawarkan teknologi kapal selam mereka untuk memenuhi kebutuhan sementara (ad interim) kapal selam Indonesia.
Dia menyatakan ada kebutuhan untuk pengadaan kapal selam ad interim alias untuk sementara waktu sambil menunggu dua unit kapal selam baru yang dipesan Indonesia, Scorpene Evolved, dari Naval Group Prancis rampung dibuat.
"Kemarin memang disampaikan, kita perlu kapal selam interim untuk mengisi kekosongan selama 5–7 tahun, atau menambah kekuatan armada kapal selam selama 5–7 tahun. Nah ini, memang belum diputuskan dari negara mana, tetapi dari Italia sudah menawarkan, Jerman ada, kemudian dari Turki, dan ada negara di Asia juga ada," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan selepas upacara HUT Ke-79 TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Selasa.
Setidaknya ada 5 parameter untuk memilih kapal selam interim TNI AL selain biaya, yaitu sistem SEWACO (sensor, weapon, communication) compatible dengan standar NATO mengikuti kapal selam yang telah dimiliki dan mendatang, sistem propulsi (menyesuaikan dengan propulsi kapal selam mendatang dengan diesel full LIB) dan waktu penyerahan yang pendek (image: istimewa)
Dia menjelaskan beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan untuk pengadaan alutsista itu, di antaranya kapal selam yang dibeli kelak wajib punya kemampuan menyelam dalam waktu yang lama.Oleh karena itu, TNI AL juga masih mengkaji berbagai tawaran dan opsi yang tersedia, termasuk teknologi-teknologi kapal selam yang ditawarkan beberapa negara untuk Indonesia itu.
Debat teknologi mesin disesel Full LIB dan Li-AIP telah berakhir semenjak Naval Group memenangkan pengadaan 2 kapal selam mendatang melawan TKMS, dimana sistem AIP memerlukan penyediaan bahan bakar hidrogen torkompresi pada setiap pangkalan aju, dan ini akan merepotkan (photo: NavalNews)
"Kita akan lihat mana kira-kira yang paling memungkinkan, yang paling efektif dan efisien," ujar Laksamana Ali.TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam, tetapi jumlah itu, menurut Ali, masih kurang memadai untuk menjaga perairan Indonesia yang luasnya 6,4 juta kilometer persegi. Ali, dalam berbagai kesempatan, menyebut idealnya armada TNI AL diperkuat 12 kapal selam.
Empat kapal selam yang saat ini beroperasi, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Ke depannya, Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) TNI AL bakal diperkuat dua kapal selam Scorpene Evolved dari Naval Group Prancis.
Fincantieri Type 212 NFS dengan propulsi new generation Lithium Ion Phospate (LIP) battery system, mempunyai SEWACO compatible dengan sistem NATO, dapat jadi kapal selam interim bila yang diserahkan ke TNI AL adalah kapal selam ke-2 dan ke-3 (rencana delivery ke AL Italia tahun 2027 dan 2029) (image: Fincantieri)
Dua unit kapal pesanan Indonesia itu rencananya bakal dibangun dari awal di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur. Sejauh ini, dua kapal pesanan Indonesia itu belum dibangun di galangan PT PAL karena masih menunggu kontrak pembelian efektif.Umumnya, satu unit kapal selam rampung dibangun dalam waktu 5–7 tahun. (Antara)
"Refurbishment" Solusi Interim Armada Kapal Selam TNI AL
Sejauh ini, pemerintah Indonesia tampaknya telah mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk pengadaan kapal selam bekas.
Namun, penambahan kapal selam interim mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan operasional TNI AL, terutama dalam jangka panjang.
Navantia S-80+ Isaac Peral, berteknologi AIP BEST (Bio-Ethanol Stealth Technology) disini pangkalan aju harus menyediakan bio ethanol (lebih aman dibanding hidrogen terkompresi), SEWACO compatible dengan sistem NATO, dapat memenuhi syarat delivery asalkan yang diserahkan ke TNI AL adalah kapal selam ke-2 dan ke-3 (rencana delivery ke AL Spanyol tahun 2026 dan 2028), issue lainnya adalah dimensi kapal jauh lebih besar (image: Foronaval)
Sebelumnya, Laksamana Ali mengonfirmasi kemungkinan akuisisi kapal selam interim dari berbagai produsen, termasuk galangan kapal asing di Italia, Jerman, dan/atau China yang telah ia kunjungi selama setahun terakhir.
Meskipun diversifikasi peralatan dapat mengurangi ketergantungan pada satu pemasok senjata, pengadaan platform dari berbagai negara dapat menimbulkan tantangan interoperabilitas yang signifikan.
Hal ini berpotensi meningkatkan biaya logistik dan pemeliharaan serta menyulitkan manajemen armada secara efektif.
Selain itu, membeli kapal selam bekas bisa memakan biaya lebih tinggi daripada yang diperkirakan.
TKMS Type 212 berteknologi hybrid baterai+AIP disini pangkalan aju harus menyediakan bahan bakar hidrogen terkompresi, SEWACO compatible dengan sistem NATO, untuk memenuhi syarat delivery kapal selam yang diserahkan harus dari kapal selam bekas AL Jerman dan bukan membuat baru kapal selam (photo: TKMS)
Kapal selam yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap kecelakaan, membutuhkan perbaikan mahal, dan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar karena usianya.
Selain itu, platform bekas memiliki umur operasional lebih pendek, pada akhirnya dapat mengurangi nilai dan efektivitasnya dalam jangka panjang.
Penting juga untuk dicatat bahwa opsi kapal selam bekas sangat terbatas. Sejauh ini, kapal selam yang mendekati masa pensiun termasuk kelas Los Angeles milik Angkatan Laut Amerika Serikat, yang telah beroperasi selama lebih dari 33 tahun, serta dua kapal selam kelas Tupi milik Angkatan Laut Brasil, yang baru-baru ini pensiun setelah lebih dari 20 tahun bertugas.
Opsi pertama tidak sesuai untuk Angkatan Laut Indonesia, karena kapal selam kelas Los Angeles bertenaga nuklir dan pemerintah Amerika Serikat tidak berniat untuk memberikannya kepada Indonesia.
Golcuk (lisensi TKMS/HDW) Type 214 merupakan varian ekspor dari Type 212 yang berteknologi hybrid baterai+AIP, disini pangkalan aju harus menyediakan bahan bakar hidrogen terkompresi, SEWACO compatible dengan sistem NATO, untuk memenuhi syarat delivery kapal selam yang diserahkan harus dari kapal selam bekas AL Turki (Reis class ke 1 dan 2) atau pengalihan Reis class ke-3 dan ke-4 (masih dalam produksi) (photo: STM Savunma)
Sementara itu, perbaikan dan pembaruan kapal selam kelas Tupi akan membutuhkan biaya dan waktu yang signifikan.
Perlu diketahui, kapal selam kelas Tupi sempat dianggap sebagai kandidat potensial pada tahun 2021, ketika pemerintah Indonesia menunjukkan minat untuk mengakuisisi kapal selam bekas setelah memperoleh persetujuan pinjaman luar negeri sebesar 600 juta dollar AS dari Kementerian Keuangan.
Saat itu, menurut laporan media Brasil Poder Naval, TNI AL dan Angkatan Laut Brasil sedang dalam pembicaraan untuk pengadaan kapal selam yang sudah pensiun tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan alternatif lain, seperti melakukan perbaikan pada kapal selam TNI AL yang sudah ada.
CSOC Wuchang Type S26T (versi ekspor dari Yuan class Type 039A) berteknologi hybrid baterai+AIP, disini pangkalan aju harus menyediakan bahan bakar yang kemungkinan juga hidrogen terkompresi, SEWACO tidak compatible dengan sistem NATO dan delivery kapal selam dapat cepat karena akan mengalihkan pesanan AL Thailand (photo: SCMP)
Saat ini, keempat kapal selam tersebut ditempatkan di Satuan Kapal Selam Komando Armada II TNI AL (Koarmada II) di Surabaya.
Pada tahun 2021, KRI Cakra 401 menjalani perombakan besar-besaran oleh PT PAL Indonesia untuk meningkatkan kinerjanya.
Program pemeliharaan, perbaikan, dan perombakan (MRO) yang signifikan ini mencakup komponen-komponen utama seperti badan tekan/hull, sistem mekanik dan elektrik, sensor dan alat deteksi, serta sistem senjata.
Sementara itu, pemerintah Indonesia telah merencanakan refurbishment program untuk kapal selam kelas Chang Bogo sejak awal tahun ini. Namun, hingga kini, pemerintah Indonesia belum melanjutkan rencana tersebut.
TKMS/HDW Type 209/1400 Tupi class ex Brazil memenuhi unsur SEWACO compatible dengan sistem NATO namun propulsi kapal selamnya masih tipe lama tanpa teknologi perpanjangan kemampuan penyelaman namun waktu deliverynya pendek (photo: Brazilian Navy)
Indonesia telah menginvestasikan 1,1 miliar dollar AS untuk membangun tiga kapal selam Chang-Bogo.Oleh karena itu, meninjau kembali rencana peningkatan kapal selam yang sudah ada akan lebih ekonomis dibandingkan membeli kapal selam baru.
Dengan pengalaman PT PAL Indonesia dalam merombak KRI Cakra, perusahaan BUMN ini sangat tepat untuk memimpin program peremajaan tiga kapal selam lainnya. Kesempatan ini juga dapat memperkuat kapabilitas MRO PT PAL Indonesia.
Untuk memaksimalkan manfaat dari program perbaikan ini, diperlukan kolaborasi dengan produsen asing yang memiliki pengalaman luas dalam proyek serupa. Pendekatan ini akan memastikan efektivitas dan umur panjang dari aset yang diperbarui.
Diantara sekian kajian kapal selam interim, salah satu kajian yang muncul dan membutuhkan biaya paling kecil adalah melakukan upgrade Operational Readiness Enhancement (ORE) atas 3 kapal selam DSME 209/1400 Nagapasa class TNI AL yaitu kapal selam KRI Nagapasa 403 , KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405 (photo: TNI AL)Oleh sebab itu, memperbarui aset yang sudah ada dapat menjadi solusi yang lebih praktis dan hemat waktu dibandingkan dengan membeli kapal selam bekas.
Meskipun kapal selam interim dirancang untuk menjembatani kesenjangan operasional, mereka juga harus memberikan manfaat operasional jangka panjang yang signifikan.
Langkah ini juga lebih realistis dalam hal meningkatkan interoperabilitas dan collaborative combat, terutama mengingat Angkatan Laut Indonesia akan mengoperasikan kapal selam Scorpene Evolved buatan Perancis di masa depan.
See full article Kompas