29 Oktober 2007
KRI Abdul halim Perdanakusuma-355 (photo : TNI-AL)
Surabaya - Dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) kelas Van Speijk buatan Belanda, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Ahmad Yani-351, kembali memperkuat TNI AL, khususnya untuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) setelah selesai dilakukan pergantian mesin ("repowering").
"Proses pergantian mesin untuk kedua KRI itu memakan waktu sekitar dua tahun di Jakarta. Sebelumnya TNI AL juga sudah merepowering dua kapal bekas Angkatan Laut Belanda, yakni KRI Karel Satsuit Tubun-356 dan KRI Oswaald Siahaan-354," kata Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan dengan kembalinya kapal-kapal itu, Koarmatim mendapat kekuatan baru untuk lebih intensif melaksanakan tugas-tugas operasi militer untuk perang maupun nonperang, seperti pelayaran muhibah ke luar negeri serta memberikan bantuan kepada korban bencana alam.
"Kini KRI Ahmad Yani-351 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 akan menunjukkan kehandalannya dengan dilibatkan dalam latihan perang puncak TNI AL bersandi, `Armada Jaya XXVII/2007". Setelah Armada Jaya yang akan berakhir awal Desember mendatang, kedua kapal itu harus menjalani pelayaran muhibah ke Australia dengan misi untuk meningkatkan hubungan kedua negara dan angkatan lautnya," katanya.
Latihan Armada Jaya menjadi ajang pembuktian kapal perang yang memiliki panjang 113,42 meter yang dikenal tahan lama dalam berlayar. Dalam ujian selama satu bulan penuh itu, kedua KRI itu akan melakukan berbagai manuver di laut, baik untuk melakukan serangan ke armada musuh maupun untuk bertahan dari serangan musuh.
"Selain permesinannya, sistem komunikasi, sistem radar serta sistem kesenjataan kapal itu juga sudah dimodernkan," katanya.
Sementara untuk KRI Karel Satsuit Tubun-356 kehandalannya sudah terbukti di lapangan dalam menegakkan kedaulatan dan hukum di wilayah perairan yurisdiksi nasional. Prestasi yang ditunjukkan, antara lain melumpuhkan pembajakan terhadap kapal tanker milik PT Pertamina MT Pematang tahun 2004 lalu di perairan Pulau Berhala, sekitar 40 mil laut dari Belawan.
"Prestasi lainnya yang kedua adalah saat krisis Ambalat menghangat, KRI Karel Satsuit Tubun-356 ikut mengambil peran penting dalam menegakkan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Laut Sulawesi itu," kata Kadispen. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar