12 Agustus 2009
Satelit LAPAN TUBSat (photo : Lapan)
Aplikasi Satelit LAPAN-TUBSAT untuk DISSURPOTRUDAU
Teknisi Satelit Lapan-Tubsat sedang mendemontrasikan kemampuan alat disaksikan oleh Kadissurpotrudau, Sesbalitbang Dephan dan Kapuslitbang Strahan Balitbang di halaman depan ruang Kadissurpotrudau.
Dissurpotrudau terus berupaya berbenah diri untuk meningkatkan kemampuan air surveillance dengan peralatan yang dimiliki saat ini. Berbagai macam informasi yang berguna untuk kepentingan pertahanan keamanan maupun pembangunan nasional mampu dihasilkan secara optimal. “Namun untuk lebih mengembangkan kemampuan dan daya saing, penggunaan teknologi yang lebih inovatif perlu dilakukan”, jelas Kadissurpotrudau, Marsma TNI Drs. Paulus D. Harsoyo.
Detail satelit LAPAN TUBSat (photo : Lapan)
Sejalan dengan pemikiran tersebut, pada hari selasa (11/8), Kadissurpotrudau menerima kunjungan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Dephan dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibawah pimpinan Sesbalitbang Dephan, Marsma TNI Eddy Priyono di ruang rapat Dissurpotrudau, Lanud Halim Perdanakusuma.
Tujuannya adalah untuk memaparkan teknologi air surveillance Satelit Lapan-Tubsat yang telah mengorbit pada ketinggian 635 km dari permukaan bumi. Turut hadir dalam paparan itu, Kapuslitbang Strahan Balitbang, Brigjen TNI Frans B. Workala dan Kapusiptekhan Balitbang, Prof. Edy untuk mengkaji peralatan Satelit Lapan-Tubsat dari aspek politik dan aspek teknologi pertahanan.
Pelabuhan Hamburg-contoh hasil gambar satelit LAPAN TUBSat (photo : Lapan)
Data yang dihasilkan Satelit Lapan-Tubsat berupa rekaman video permukaan bumi dan dapat diproses menjadi citra foto dengan resolusi hingga 5 meter. Pengaturan posisi satelit dilakukan di ground station yang didirikan di daerah Rumpin untuk mengcover wilayah Indonesia barat dan di daerah Biak untuk mengcover wilayah Indonesia timur.
Untuk mewujudkan sinergi antara sistem pemotretan udara untuk kepentingan air surveillance yang digunakan di Dissurpotrudau dengan sistem Satelit Lapan-Tubsat, perlu dilakukan modifikasi di beberapa bagian dari satelit tersebut, “ papar Kadissurpotrudau, Marsma TNI Drs. Paulus D. Harsoyo.
Teknisi Satelit Lapan-Tubsat sedang mendemontrasikan kemampuan alat disaksikan oleh Kadissurpotrudau, Sesbalitbang Dephan dan Kapuslitbang Strahan Balitbang di halaman depan ruang Kadissurpotrudau. (photo : TNI-AU)
Melalui pertemuan ini diharapkan segera terwujud suatu teknologi karya anak bangsa yang berguna untuk kepentingan pertahanan keamanan yang dapat diaplikasikan di Dissurpotrudau.
(TNI-AU)
sip markusip,......... jangan lupa kamera satelit selalu diarahkan ke malingsia, negara bunker korup 'singapore', dan aussie penjajah bangsa aborigin..
BalasHapusAborigin kamu harus merdeka dinegerimu sendiri(australia) jangan mau dijajah, belajarlah di negeri tetanggamu (Indonesia) dan kamu nanti akan tahu arti dari kemerdekaan suatu bangsa. Slamat berjuang bangsa Aborigin yg tertindas.Merdeka!
BalasHapus