7 September 2009
KRI Teluk Saleh (photo : Kaskus Militer)
Enam Kapal TNI AL Akan Segera Dihapus
JAKARTA (Suara Karya): Dengan adanya kenaikan anggaran pada 2010 mendatang, TNI AL bertekad untuk memperbarui alat utama sistem senjata (alutsista)-nya yang sebagian besar sudah berusia tua.
Hal itu dikemukakan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno, di Jakarta, baru-baru ini. Dia mengatakan, dalam rangka peremajaan alutsista tersebut, dalam waktu dekat TNI AL akan menghapus delapan kapal perangnya. Namun untuk prioritas pertama, baru enam kapal perang jenis landing ship tank (LST) yang dioperasikan oleh Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Dalam kaitan ini, Panglima Kolinlamil Laksamana Muda Bambang Supeno mengatakan, keenam kapal tersebut adalah KRI Teluk Tomini, KRI Teluk Bayur, KRI Teluk Kau, KRI Teluk Saleh, Teluk Langsa dan KRI Tanjung Patagar.
"Keenam kapal itu rata-rata telah berusia diatas 60 tahun. Bahkan empat KRI diantaranya buatan Amerika Serikat telah berusia 67 tahun," kata Bambang Supeno di ruang kerjanya, kemarin.
Khusus mengenai KRI Tanjung Patagar, kapal ini awalnya merupakan kapal hibah dari PT Pelni beberapa tahun lalu. Tetapi, karena kerusakannya sudah parah, maka akhirnya terpaksa "dibesi tuakan". Sebab, untuk memperbaiki kapal tersebut hingga dapat dioperasikan memerlukan biaya sekitar Rp 102 miliar.
"Oleh karena itu, terpaksa kita ambil spare part-nya saja, yang bisa digunakan untuk kapal lain. Untuk membeli kapal LST yang baru, tinggal menambah sekitar Rp 100 miliar saja," kata perwira tinggi kelahiran Kebumen, Jawa Tengah ini.
Dia mengatakan, kapal-kapal itu hingga saat ini masih dapat dioperasikan dengan baik. "Walau pun sebenarnya sudah tidak laik, namun kapal-kapal itu masih tetap bisa berlayar," ujarnya.
Mengenai pengganti kapal-kapal yang akan dihapus itu, menurut Bambang Supeno akan diganti kapal-kapal buatan dalam negeri, antara lain dari PT PAL Surabaya. "Pada dasarnya para teknisi kita sudah mampu membuat kapal perang dalam ukuran besar. Masalahnya sekarang tergantung dana, tersedia atau tidak," ujarnya.
Target 2010
Pergantian KRI yang dioperasikan Kolinlamil tersebut, diharapkan sudah dapat direalisikan tahun 2010. Karena, PT PAL yang memiliki beberapa galangan kapal, dapat memproduksi dua atau tiga unit sekaligus. "Untuk memproduksi kapal jenis LST, rata-rata hanya memerlukan waktu sekitar delapa bulan saja," kata Bambang Supeno.
Menurut Bambang, tidak hanya PT PAL saja yang mampu memproduksi kapal perang jenis LST, tetapi di Jakarta, Surabaya dan kota-kota lain, ada juga perusahaan perkapalan yang memiliki galangan kapal dan mampu membuat kapal LST. "Mereka bisa mengajukan kepada pemerintah untuk ikut membuat kapal-kapal yang diperlukan TNI AL itu," katanya.
Kolinlamil saat ini juga memiliki sejumlah kapal yang kondisinya masih cukup baik, termasuk empat kapal jenis Frosh buatan Jerman tahun 1990-an, yaitu KRI Teluk Lampung, KRI Teluk Hading, KRI Manado dan KRI Teluk Perigi. Di samping itu, juga ada beberapa kapal hibah dari PT Pelni dan sebuah LST yang cukup megah, yaitu KRI Tanjung Kambani.
KRI Tanjung Kambani, Selasa (25/8) baru tiba di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, setelah mengikuti kegiatan Sail Bunaken 2009 di Manado, pekan lalu. Kapal buatan Korea Selatan itu, digunakan mengangkut wartawan. (Seno A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar