Jakarta, Pelita - Saat ini unsur-unsur yang dimiliki Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) jumlahnya sangat terbatas dan sebagian besar telah berusia tua. Karena itu, kedepan seiring dengan kebijakan pembangunan menuju kekuatan pokok minimum, tentu Kolinlamil akan menjadi prioritas khususnya dalam pengadaan kapal-kapal LST (kapal pengangkut tank) dan LPD.
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono, SE ketika menjadi Irup pada Upacara Sertijab Panglima Kolinlamil dari Laksda TNI Marsetio, MM kepada Laksda TNI Slamet Yulistiyono, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (8/12) pagi.
Laksda TNI Marsetio, MM lulusan AAL tahun 1981 akan menjabat Panglima Koarmabar, sedangkan Laksda TNI Slamet Yulistiyono, lulusan AAL tahun 1980 sebelumnya menjabat Perwira Sahli Tingkat III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI.
Pada upacara yang dilatarbelakangi KRI Manado-537, hadir para pejabat ketiga Angkatan dan Pengurus Jalasenastri, sesepuh Kolinlamil, dan para tamu undangan.
Kata Kasal, pada Renstra yang akan datang kapal LST eks Amerika Serikat dan beberapa kapal BAP akan dihapus secara bertahap, sebagai penggantinya TNI Angkatan Laut merencanakan pembelian 12 LST secara bertahap. Beberapa waktu yang lalu telah diserahkan satu LPD KRI Banjarmasin-592 dari Dephan kepada TNI Angkatan Laut, selanjutnya kapal tersebut akan masuk jajaran Kolinlamil sebagai kapal angkut personel.
Dengan tambahan satu LPD tersebut diharapkan kinerja Kolinlamil akan semakin meningkat, seiring dengan tugas di masa mendatang yang semakin kompleks, seperti dukungan bantuan kepada Polri dan pemerintah daerah, pergeseran pasukan dan logistik ke daerah operasi maupun daerah dimana telah terjadi bencana alam.
Dalam menyikapi keterbatasan kemampuan unsur Kolinlamil saat ini, perlu diambil langkah-langkah inovatif dan kreatif agar pembinaan prajurit yang bertugas di KRI tetap terjaga melalui peningkatan latihan di darat dengan menggunakan metode simulasi dan melakukan penugasan ABK yang kapalnya dalam masa konservasi ke kapal-kapal yang siap berlayar secara bergiliran, kata Kasal.
Menjawab pers, Kasal mengemukakan pembelian kapal-kapal baru itu diutamakan produksi dalam negeri dan untuk kebutuhan angkut personel, termasuk membantu jika terjadi bencana alam.
(Pelita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar