26 Mei 2010
SLV lapan (photo : Kompas)
Jakarta, Kompas - Dengan mempertimbangkan faktor keamanan saat peluncuran roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional akan memindahkan tempat peluncuran wahana antariksa tersebut ke Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu.
Untuk tujuan itu telah ada persetujuan dari pemerintah daerah setempat.
Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun hari Selasa (25/5) mengatakan, pemindahan itu juga dilatarbelakangi kondisi sekitar lokasi peluncuran yang lama yang berada di daerah Pamengpeuk, Provinsi Jawa Barat. Pamengpeuk kini telah padat menjadi daerah permukiman.
Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun hari Selasa (25/5) mengatakan, pemindahan itu juga dilatarbelakangi kondisi sekitar lokasi peluncuran yang lama yang berada di daerah Pamengpeuk, Provinsi Jawa Barat. Pamengpeuk kini telah padat menjadi daerah permukiman.
”Pemindahan itu berkaitan dengan rencana Lapan untuk meluncurkan satelit yang berukuran lebih besar, yang memerlukan zona aman atau bebas yang lebih luas,” kata Adi.
Perairan Bebas
Pulau Enggano yang terletak di selatan perairan Provinsi Bengkulu relatif lebih aman karena di arah selatan menghadap perairan bebas. Namun, Adi juga melihat ada faktor yang kurang menguntungkan di pulau itu, yaitu aktivitas kegempaan di pulau kecil itu tergolong tinggi.
Karena itu, peluncuran roket akan menggunakan kendaraan peluncur roket atau satelit (satellite launch vehicle/SLV).
”Pembuatan roket akan dilakukan di Pusat Pembuatan Roket di Pulau Jawa,” kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan Bambang Tedjasukmana. Untuk transportasi SLV dan roket itu Lapan akan bekerja sama dengan mitra terkait yang memiliki sarana kapal memadai.
Adi mengharapkan, lokasi peluncuran roket dari pulau tersebut sudah dapat terlaksana tahun depan. Rencananya, akan diluncurkan roket eksperimen berdiameter 550 mm. Akhir tahun ini direncanakan RX-550 akan menjalani uji statik.
Untuk mengarah pada peluncuran roket berkapasitas menengah itu, lanjut Bambang, akan dilakukan peremajaan prasarana yang ada, antara lain, yaitu mesin pembuat bahan bakar roket. Selama ini yang dilakukan hanya sebatas memodifikasi peralatan yang telah usang.
Menurut Adi, proses pembuatan bahan bakar roket atau propelan merupakan kunci yang menentukan unjuk kerja roket ketika diluncurkan, terutama terhadap daya dorongnya.
Terkait dengan peluncuran roket tersebut, lanjut Adi, Lapan mengalokasikan sebagian besar dana untuk pembangunan fasilitas peroketan dan sisanya untuk mempersiapkan peluncuran satelit kembar Lapan A-2 dan Lapan A-3 yang menggunakan roket Indian Space Research Organization (ISRO) dari India. Peluncuran akan dilakukan tahun depan. (YUN)
(Kompas)
saya zulvan zaviery warga pulau enggano.
BalasHapussaya dan teman teman dan warga enggano lainnya sangat mendukung rencana ini terutama jika rencana ini membawa dampak positive untuk kemajuan enggano terutama dari segi infrastruktur yang selama ini terbengkalai.
saya mendukung.....
pasti jika peluncuran rocket ini terlaksana , pasti enggano island akan banyak wistawan asing maupun lokal ,
Hapussaya sebagai masyarakat bengkulu tidak setuju dengan peluncuran satelit LAPAN di enggano....knapa pemerinta dengan senaknya menandatangani MOU tampa perundingan dulu dengan penduduk lokal....karena hampir semua penduduk lokal menolak peluncuran di daeah merka....mereka butu rasa aman dan nyaman....
BalasHapuskompleks lapan di pulau enggano hanya membutuhkan tanah beberapa hektar saja, yang penting sosialisasi kepada masyarakat pulau enggano dampak positif dan negatif...
BalasHapusSedangkan masyarakat bengkulu yang tidak ada dampaknya tidak usah banyak omong..
kenapa malah nolak , bukanya bagus kalo misalnya jadi peluncuran rocketnya indonesia jadi tambah maju , jangan jadi musuh bagi bangsamu sendiri
BalasHapus