PT Dahana akan menyediakan bahan peledak yang dibutuhkan oleh TNI AU (photo : Defense Studies)
Menhan Saksikan Penandatanganan Pengembangan Bahan Peledak
Tasikmalaya, (ANTARA) - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyaksikan penandatanganan kerja sama pengembangan bahan peledak antara Dinas Litbang TNI AU dan PT Dahana di Tasikmalaya, Jumat.
Sekretaris Perusahaan PT Dahana Asep Maskandar, dalam jumpa pers setelah acara itu mengatakan, naskah kerja sama yang penandatanganannya disaksikan Menhan itu terutama untuk penyempurnaan rancangan dan sertifikasi satu jenis bom latih pesawat tempur.Acara di kantor pusat PT Dahana di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, itu juga dihadiri unsur Muspida Kota Tasikmalaya.
Menurut Asep Maskandar, tujuan kedatangan Menhan tesebut untuk membahas pengembangan industri bahan peledak, terutama dalam kemandirian bahan peledak untuk pertahanan negara.
"PT Dahana merupakan sakah satu industri strategis BUMN, dan juga industri pertahanan, yang diharapkan mendukung program pemerintah dalam revitalisasi 'alutsista'," kata Asep.
Kerjasama tersebut, menurut Asep,merupakan tindak lanjut dari MoU antara PT Dahana dan TNI AU yang sudah disetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 November 2010 dalam pembukaan pameran "Indodefence 2010" di Jakarta.
Dalam kegiatan itu, Menhan juga mengunjungi pabrik bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan, termasuk sektor migas, serta pemanfaatan dalam mendukung kebutuhan TNI.
"Di sini bagian dari kunjungan kerjanya, selanjutnya beliau besok menuju kawasan PT Dahana di Subang," kata Asep.
Menhan di PT Dahana kawasan Subang, akan meletakkan batu pertama pembangunan "Energetic Material Center" (EMC) yang persiapannya sudah dilakukan sejak 10 November.
Selain itu, Menhan akan menandatangani prasasti pembangunan EMC dan meninjau lokasi yang akan dibangun menjadi komplek bahan peledak militer.***4***
(Antara)
Baca Juga :
Menteri Minta Dahana Penuhi Kebutuhan Bahan Peledak Militer
04 Desember 2010
TEMPO Interaktif, Subang - Menteri Pertahanan dan Keamanan Purnomo Yusgiantoro meminta manajemen PT Dahana (Persero) mampu memenuhi kebutuhan bahan peledak khusus militer secara mandiri.
"Kita (Indonesia) memerlukan segera kawasan propellant ," kata Purnomo, usai peletakan batu pertama pembangunan Energetik Material Center (EMC) di kawasan pabrik bahan peledak milik PT Dahana di wilayah Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (4/12).
Industri propellant, kata Purnomo, kehadirannya sangat diharapkan agar pemenuhan kebutuhan bahan peledak militer Indonesia tidak bergantung ke luar negeri. "Harus bisa dipenuhi secara mandiri," ujar Purnomo.
Ia mengharapkan perusahaan pelat merah yang khusus memproduksi bahan peledak tersebut bisa mewujudkan propellant yang terintegrasi sehingga keberadaannya bisa dijadikan wahana pusat penelitian dan pengembangan yang strategis demi kemajuan bangsa dan negara serta masyarakat Indonesia.
"Saya juga mengharapkan agar industri bahan peledak tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan militer tetapi juga komersial," kata Purnomo.
Direktur Keuangan PT Dahana, Fajar Hary Sampoerno, mengatakan kebutuhan bahan peledak buat kepentingan militer Indonesia yang dipenuhi perusahaannya saat ini baru 80 persen.
Belum terealisasinya pemenuhan kebutuhan bahan peledak militer oleh Dahana karena perusahaan mengalami kendala dalam soal pengadaan bahan baku ammonium nitrat. "Kita masih nol dan untuk memenuhi kebutuhan itu 100 persen masih mengandalkan impor," ujar Fajar.
Tetapi, dia mengaku optimistis jika industri propellant yang berada satu kompleks dengan EMC Subang, ke depan militer Indonesia, akan memenuhi kebutuhan bahan peledak secara mandiri dari Dahana.
"Pada tahun 2013 saya yakin pasokan bahan peledak militer Indonesia akan dipasok secara mandiri oleh Dahana," papar Fajar. Pembangunan kawasan EMC dan industri propellant, di Cibogo, Subang, dipastikan tuntas dibangun pada 2012.
Tarto Dirgantiri, Direktur Utama PT Dahana (Persero), mengatakan kawasan industri bahan peledak di Cibogo akan dibangun di atas lahan seluas 120 hektare.
"Lokasi itu berada di hamparan lahan milik PT Dahana yang memiliki luas 596 hektare," kata Tirto. EMC, dalam kiprahnya kelak, akan menjadi pusat penelitian, pengembangan sekaligus pendidikan bahan peledak Indonesia.
(Tempo Interaktif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar