06 Januari 2012
HQ-16 atau LY-80/KY-80 adalah rudal permukaan ke udara jarak sedang buatan China dengan sistem peluncuran vertikal, yang dapat menjangkau target hingga 40 km (photo : Chinese Military Review)
Medan, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) III Medan meninjau peluru kendali (rudal) di luar negeri untuk memperkuat pertahanan udara di daerah itu.
"Jenis rudalnya (yang ditinjau) KY-80," kata Panglima Kosekhanudnas III Medan Marsma TNI Bonar Hutagaol di Medan, Rabu malam.
Ia mengatakan, sebagai unit yang bertugas di wilayah barat, pihaknya membutuhkan rudal yang mampu menghancurkan pesawat dan rudal yang ditembak musuh.
Saat ini, jumlah rudal yang dimiliki Kosekhanudnas III Medan masih cukup banyak seperti yang digunakan sejumlah Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang (Arhanudse).
Meski demikian, pihaknya masih tetap memerlukan penambahan persediaan rudal untuk menjaga berbagai kemungkinan.
Karena itu, pihaknya meninjau rudal tersebut di Gurun Gobi, China yang dinilai sangat bagus dan cocok untuk memperkuat pertahanan udara di Indonesia.
Hasil peninjauan jenis rudal tersebut akan disampaikan ke pimpinan TNI untuk menetapkan keputusan yang dianggap perlu.
Kemudian, hasil peninjauan tersebut akan dikaji secara mendalam, baik dari segi kemampuan rudal maupun anggaran yang tersedia.
"Nanti baru ditentukan pilihan mana yang terbaik," katanya.
Ada pun untuk pesawat tempur, persediaannya sudah mulai ditambah sesuai rencana KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat yang menargetkan "essential force" pada tahun 2025.
"Nanti akan digelar kalau banyak pelanggaran," katanya.
Sedangkan untuk radar hanya dibeli untuk landasan udara yang masih kosong seperti di Tanjung Pinang.
"Seluruh wilayah Sektor III sudah tertutupi (radar). Di Medan, radarnya bagus," kata perwira tinggi TNI AU berbintang satu itu.
(Antara)
"Jenis rudalnya (yang ditinjau) KY-80," kata Panglima Kosekhanudnas III Medan Marsma TNI Bonar Hutagaol di Medan, Rabu malam.
Ia mengatakan, sebagai unit yang bertugas di wilayah barat, pihaknya membutuhkan rudal yang mampu menghancurkan pesawat dan rudal yang ditembak musuh.
Saat ini, jumlah rudal yang dimiliki Kosekhanudnas III Medan masih cukup banyak seperti yang digunakan sejumlah Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang (Arhanudse).
Meski demikian, pihaknya masih tetap memerlukan penambahan persediaan rudal untuk menjaga berbagai kemungkinan.
Karena itu, pihaknya meninjau rudal tersebut di Gurun Gobi, China yang dinilai sangat bagus dan cocok untuk memperkuat pertahanan udara di Indonesia.
Hasil peninjauan jenis rudal tersebut akan disampaikan ke pimpinan TNI untuk menetapkan keputusan yang dianggap perlu.
Kemudian, hasil peninjauan tersebut akan dikaji secara mendalam, baik dari segi kemampuan rudal maupun anggaran yang tersedia.
"Nanti baru ditentukan pilihan mana yang terbaik," katanya.
Ada pun untuk pesawat tempur, persediaannya sudah mulai ditambah sesuai rencana KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat yang menargetkan "essential force" pada tahun 2025.
"Nanti akan digelar kalau banyak pelanggaran," katanya.
Sedangkan untuk radar hanya dibeli untuk landasan udara yang masih kosong seperti di Tanjung Pinang.
"Seluruh wilayah Sektor III sudah tertutupi (radar). Di Medan, radarnya bagus," kata perwira tinggi TNI AU berbintang satu itu.
(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar