03 November 2013
Sejumlah gedung tinggi akan dipasang penangkis serangan udara (photo : Defense Studies)
Ini 5 Rencana TNI bikin Jakarta aman dari serbuan asing
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman dan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin beberapa waktu lalu bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka menyampaikan rencana TNI tentang strategi pertahanan yang tepat untuk Jakarta.
Dalam pandangan TNI, sistem pertahanan nasional bukan hanya di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah hutan tetapi daerah pada penduduk seperti DKI Jakarta juga harus dijaga ketat. Alasannya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian nasional.
TNI AD telah melakukan kerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Selain itu, TNI AD juga akan menempatkan alat pertahanan di kota-kota besar sesuai dengan demografis wilayahnya. Berikut 5 rencana TNI untuk menjadikan Jakarta aman dari sisi pertahanan seperti dirangkum merdeka.com, Sabtu (2/11).
1. Penangkis serangan udara di gedung tinggi
TNI AD berencana memasang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) atau senjata penangkis serangan udara di atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.
"Pada gedung tinggi bisa digunakan. Gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara," ujar KSAD Jenderal Budiman dalam acara operasi katarak dan bibir sumbing gratis memperingati hari Juang Kartika di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (01/11).
2. Gedung tinggi zona pendaratan helikopter
TNI berharap di gedung-gedung tertentu di Jakarta dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya.
"Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara," kata KSAD Jenderal Budiman.
Menurut dia, perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga.
3. Pangkalan tank di bawah Monas
TNI berencana membangun pangkalan tank di bawah Monas. Diperkirakan luas pangkalan militer plus parkir bawah tanah dan pusat souvenir di bawah Monas sekitar 160 hektar. Namun detail bangunan seperti apa belum bisa disampaikan.
"Pembangunan dimulai 2014 nanti. Di bawah monas nanti ada underpass strategi pertahanan saat kondisi darurat, yang saling berhubungan," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan (Kemhan) Sjafrie Sjamsoeddin menemui Jokowi. Keduanya membicarakan singkronisasi antara strategi penataan ibu kota dengan strategi pertahanan negara.
Apalagi, September dan Oktober lalu, militer Indonesia bakal menerima ratusan tank berat. Tank itu bakal masuk Jakarta, lalu disebarkan di satuan operasional. Selain itu, militer juga bakal menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibu kota, serta sejumlah pesawat tempur dan puluhan tank amfibi.
4. Kemayoran untuk pendaratan pesawat tempur
Gubernur Jokowi akan menindaklanjuti koordinasi dengan Kementerian Pertahanan sehubungan penyediaan ruang bagi masuknya peralatan militer. Salah satu perubahan yang akan dilakukan adalah jalan di kawasan Kemayoran bisa dimanfaatkan untuk pendaratan pesawat tempur dengan sedikit mengubah tata ruangnya.
"Di Kemayoran bisa untuk pendaratan pesawat. Karena ada fly over nya itu nanti dipindah menjadi underpass sehingga nanti untuk pendaratan bisa dipakai darurat," kata Jokowi.
5. Marunda untuk jalur peralatan tempur TNI AL
Kawasan Marunda juga dibidik untuk membantu pertahanan melalui laut. Menurut Jokowi, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amfibi. "Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amfibi ke laut. Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang," kata Jokowi.
(Merdeka)
Kesibukan yg di-cari2:
BalasHapus1. Mendapatkan porsi MEF jilid 2, setelah Leo dan Apache.
2. Mningkatkan daya tawar siapa yg bakal diserahi tanggung jawab mengelola S-300 (kalo jadi dibeli).
Prinsip penangkis serangan udara adalah shoot and scoot, lha kalo sdh ditaruh di atas gedung kan sdh fixed location koordinat GPS sdh diketahui musuh.Sama dengan garasi Leo dibawah Monas.
Saya pernah baca di blog lain (lupa) bahwa Freeport menyumbang rompi anti peluru ke batalyon yg ditugaskan disana karena yg dipunyai sangat minim dan compang camping. Ini kan nggak bener.
Kekuatan AD justru terletak di batalyon infanteri, yg harus dilengkapi semuanya dgn perlengkapan standar : senapan serbu standar (msh ada yg pake M-16?), Minimi u/ peleton/regu, FNMag u/ kompi, mortir dan anti tank u/ kompi bantuan, regu sniper minimal pada tingkat kompi, sarana komunikasi minimal sampai regu, NVG, rompi utk semua prajurit, kendaraan taktis etc etc.
Jangan cuma terpaku kepada Leo yg hanya bisa operasi di p. Jawa, dan kayaknya sekarang bingung mengelolanya.