07 Januari 2014
Kemhan menerima surat konfirmasi dari Korsel pada 3 Januari 2014 tentang kepastian dilanjutkannya proyek KFX (image : ilbe)
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat melanjutkan kembali proyek jet tempur Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX). Sebelumnya pemerintah Korsel sempat menghentikan proyek ini secara sepihak.
"Ada berita gembira pengembangan pesawat KFX/IFX dilanjutkan. Beberapa waktu lalu berhenti, tetapi sekarang sudah disetujui parlemen Korea Selatan dan ditindaklanjuti," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Selasa (7/1).
Proyek bersama yang dimulai pada 2011 lalu telah berhasil menyelesaikan tahap pertama Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012. Indonesia telah mengirim 37 insinyur ke Korsel.
Menurut Menhan, tidak ada perubahan dalam kerja sama dengan Korsel, meski proyek bersama itu sempat tertunda lantaran ada pergantian pemerintahan baru dan parlemen baru.
"Mereka minta ke kita dan ternyata sudah diuji. Keputusannya sudah 'On'. Apa yang kami lakukan dulu kita lanjutkan ke tahap berikutnya, akhir rensra kedua kita sudah punya prototipe KFX dan IFX," tuturnya.
Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan, Kemhan menerima surat konfirmasi dari Korsel pada 3 Januari 2014 tentang kepastian dilanjutkannya proyek bersama itu.
Dalam surat konfirmasi itu disebutkan, budjet tahun 2015 sudah diputuskan parlemen Korea Selatan bahwa akan mengeluarkan anggaran untuk KFX 20 juta dolar AS dan Indonesia sebesar 5 juta dolar AS.
"Tahun 2015, kita masuki 'development manufacturing', sehingga pada 2014 ini kita akan segera siapkan personel engineering kita. Desain center Indonesia di Bandung akan kembali bekerja aktif 2015," paparnya.
Pesawat tempur KFX adalah pesawat tempur generasi 4,5 atau setingkat dengan pesawat F-18 milik Amerika Serikat. Artinya, pesawat ini lebih canggih dari pesawat tempur yang dimiliki Indonesia, termasuk pesawat F-16 dan Sukhoi.
(Merdeka)
menhan yg lg asal cepok,, atau penulis nya yg asal tulis..
BalasHapusaustralia juga mengakui klo su 30mk2 lebih hebat dari f18 milik nya,,
F-18 yang mana dulu, hornet atau super hornet? kalau hornet iya tapi kalau super hornet belum tentu.
Hapusjustru sebagian pilot2x USAF mengaku kalo super hornet masih sebanding dengan F-35 untuk kebutuhan pertempuran udara dengan biaya oprasional yang jauh lebih rendah
pasti sudah ketinggalan lagi tahun 2015 china, russia, usa sudah pake pesawat generasi 5 kalo 2020 indonesia pake pasawat generasi 4,5 amerika sudah pake generasi 6. korea kan antek2 amrik mana mau mereka bagi bagi teknologi baru, pasti kalo dikasih ya yang sudah uzur. kerjasama proyeknya sengaja diundur undur sampe lama biar ketinggalan dulu teknologinya baru dikasih, itupun bukan TOT tapi ya insinyur indonesia sekedar boleh "liat liat saja" macam study tour, tidak dikasih blue print (berkaca dari kasus kapal selam RI-korea kemarin). ya semoga ini tidak terjadi lagi.
BalasHapusYa
Hapuskalau Ketinggalan dari rusia usa china ya ga papa.
Yang penting kita bisa melawan negeri tetangga kita.
Insinyur Indonesia sebenarnya pinter2. cuma nggak difasilitasi saja. Kalo memang nggak dikasih TOT ya pake reverse engineering aja. bedah satu pesawat lalu ditiru abis. setelah itu modifikasi sesuai selera kita. gitu aja....
BalasHapusKalo Komentar anda saya percaya indonesia bisa buat sendiri.
HapusSoalnya Desain, Prototype indonesia bisa buat sendiri. Klo masalah stealth senang bro soalnya pt pal bisa buat bahan stealth. Contohnya trimaran class( kri klewang)