29 April 2014
Super Tucano TNI AU (photo : Viva)
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak empat unit pesawat tempur Super Tucano buatan Embraer, Brasil, telat datang delapan bulan dari jadwal Agustus 2013. Kepala Pusat Pengadaan Kementerian Pertahanan Marsekal Pertama Asep Sumaruddin, yang ditemui di Jakarta, Senin (28/4) mengatakan pihak Indonesia sudah lebih dari 94% melunasi kontrak tahap satu senilai 142 juta dollar AS untuk delapan unit pesawat Super Tucano. Pesawat-pesawat tersebut dibeli untuk menggantikan pesawat tempur OV-10 Bronco.
"Sudah tiba di Indonesia empat pesawat yang ditempatkan di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, di Skuadron Udara 21 pengganti OV-10 Bronco yang di phase out dari persenjataan TNI AU. Dari delapan pesawat yang dibeli dengan kontrak batch satu, baru empat pesawat diterima. Sisanya masih di pabrik Sao Paulo, Brasil. Hambatan disebabkan kendala penerbangan ferry ("ferry flight") dari Brasil ke Indonesia" tutur Asep.
Dia menjelaskan, sudah diupayakan bantuan melalui Kementerian Pertahanan Brasil dan Kedutaan Besar Brasil di Jakarta, termasuk Atase Udara Brasil di Indonesia yang baru saja ditugaskan di Indonesia. Saluran diplomatik dan militer sangat membantu, tetapi belum ada kepastian dari Embraer soal pengiriman pesawat tempur tersebut.
Untuk penerbangan ferry dari Brasil ke Indonesia, pilot-pilot AU Brasil siap membantu kapan saja. Rute penerbangan selama 14 hari tersebut adalah dari Sao Jose dos Campos - Recife - Fernando de Noronha (Brasil) - Cape Verde - Las Palmas (kepulauan Canary) - Casablanca (Maroko) - Palermo (Italia) - Aleksandria (Mesir) - Riyadh (Arab Saudi) - Muskat (Oman) - Mumbay - Kalkutta (India) - U Tapao (Thailand) lalu Medan di Sumatera Utara, dan terakhir Malang, Jawa Timur. Hingga kini, Asep masih menanti jawaban dari pihak Embraer yang belum memberikan jawaban pasti soal kedatangan empat pesawat yang sudah dibayar tersebut.
Tawaran Pesawat Amfibi
ShinMaywa US-2 pesawat amfibi (photo : militaryphotos)
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Sisiriadi dalam kesempatan sama mengatakan ada tawaran pembelian pesawat amfibi. Salah satu tawaran datang dari Jepang yang menawarkan pesawat amfibi ShinMaywa.
"Kita mendapat beberapa tawaran dari beberapa negara. Ini memang menarik karena Indonesia dianggap sangat penting bagi Jepang. Pesawat tersebut akan lebih menjalankan fungsi kemanusiaan dan bukan militer," kata Sisriadi.
Asep menambahkan, selain Jepang pesawat amfibi buatan Beriev (Rusia), Bombardier (Kanada), dan beberapa negara lain sedang dikaji oleh pihak Indonesia. "Fungsinya penting bagi negara kepulauan," kata Asep.
(Kompas)
hadeuuhh kapal amfibi jgn kumendan, uda gak jaman buat militer, kcuali buat om sylvester stallone di pilem expendables ..hehe
BalasHapuskalo mao jalakan misi kemanusiaan..pake lpd/lct aja cukup, kan ada helinya jg