03 Juni 2014
Rudal C-802 meluncur dari fregal TNI AL KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355 (photo : TNI AL)
Empat Rudal Hantam Eks KRI Karang Banteng
Sebanyak empat misil peluru kendali (Rudal) senjata strategis TNI AL yang diluncurkan dari kapal perang berhasil menghantam mengenai sasaran eks KRI Karang Banteng-983 di perairan Samudera Hindia, Selasa (03/06). Dua misil rudal jenis Exocet MM-40 ditembakan dari KRI Sultan Hasanuddin-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367. Sedangkan dua Rudal C-802 ditembakkan oleh KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355.
Penembakan rudal strategis disaksikan langsung oleh Menhan RI Prof Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc, PhD, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI Muhamad Munir, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim, para anggota Komisi I DPR RI, yang onboard KRI Makassar-590.
Setelah berhasil mentraking sasaran, empal kapal perang tersebut dalam waktu yang relatif bersamaan menembakkan misil rudalnya masing-masing. Secara beruntun empat rudal tersebut menghantam lambung eks KRI Karang Banteng, menimbulkan efek ledakan hebat, dan menimbulkan nyala api yang membakar seluruh badan kapal. Akibatnya, eks Karang Banteng itu perlahan-lahan tenggelam ditelan ganasnya Samudera Hindia.
Dalam kegiatan ini juga diuji kemampuan dari hasil instalasi Sistem Kendali Senjata (SKS), perkenaan sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta menguji kemampuan sistem kendali senjata unsur-unsur lain yang tergabung dalam Kogaslagab 2014.
KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355 menembakkan rudal C-802 (photo : Republika)
Rudal C-802/ Yingji-82 (Yingji, arti harfiahnya adalah “Serangan Elang”) merupakan rudal antikapal permukaan yang diproduksi oleh China dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 oleh China Haiying Electro Mechanical Technology Academy (CHETA). Rudal ini memiliki kemampuan pantulan radar yang kecil, lintasan terbang yang rendah (sekitar 5 sampai 7 meter di atas permukaan laut) dan anti jamming yang tinggi, sehingga kapal sasaran mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi pula untuk menghambat Rudal C-802. Keakuratan perkenaan dari Rudal ini terhadap sasaran sekitar 98%.
Rudal C-802 dapat diluncurkan dari berbagai platform antara lain kendaraan darat bergerak/semi bergerak, kapal permukaan, kapal selam dan pesawat tempur. Sasaran utama Rudal C-802 adalah kapal tipe destroyer, frigat, landing ship tank atau sasaran permukaan laut lainnya. Selain itu, rudal C-802 dapat digunakan untuk menyerang sasaran di darat.
Rudal C-802 merupakan modifikasi versi C-801 (setara dengan rudal Exocet MM 38 buatan Perancis). Sedangkan Rudal C-802 memiliki kemampuan dan akurasi setara dengan rudal Harpoon buatan Amerika Serikat. Modifikasi mendasar pada rudal C-802 adalah penambahan sistem Turbo Jet untuk menghembuskan udara sehingga menambah jarak jangkaunya. Negara-negara pengguna rudal C-802 antara lain, Indonesia, Bangladesh, Iran, Thailand, Pakistan, Myanmar.
KRI Hasanuddin-366 menembakan rudal Exocet MM40 Block II (photo : Republika)
Sementara itu spesifikasi rudal versi terbaru dari rudal Exocet memiliki jangkauan tembak kurang lebih 180 kilometer. Rudal ini digerakkan oleh mesin jet turbofan yang dilengkapi air intake modern. Rudal Exocet Blok 3 juga dilengkapi GPS guidance waypoint, sehingga bisa menyerang kapal atau sasaran permukaan, dengan sudut serang yang rumit, agar susah diantisipasi. Sementara korvet Sigma Class, menggunakan Exocet versi lebih baru yakni MM-40 Block 2. Rudal tersebut dipasang di sejumlah kapal perang TNI AL, antara lain KRI Diponegoro-365, KRI Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Frans Kaisiepo-368.
Aksi pertempuran laut secara besar-besaran ini, merupakan salah satu rangkaian Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014. “Uji Coba Senjata Strategis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur unsur-unsur TNI Angkatan Laut dan juga diharapkan mampu menimbulkan dampak penangkalan (deterrence effect) baik bagi negara maupun nonnegara (State Actor dan Non State Actor) yang akan mengganggu kedaulatan NKRI”, kata Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., selaku Panglima Komando Tugas Laut Gabungan (Pangkogaslagab) Latgab TNI tahun 2014.
(TNI AL)
MY WEBSITE1
BalasHapusMY WEBSITE2
MY WEBSITE3
MY WEBSITE4
MY WEBSITE5
google 3593
BalasHapusgoogle 3594
google 3595
google 3596
google 3597
google 3598
google 1246
BalasHapusgoogle 1247
google 1248
google 1249
google 1251
BalasHapusgoogle 1252
google 1253
google 1254
google 1255
google 722
BalasHapusgoogle 723
google 724
google 725
google 726
google 727
google 1331
BalasHapusgoogle 1332
google 1333
google 1334
google 1335
google 4624
BalasHapusgoogle 4625
google 4626
google 4627
google 4628
google 4629
google 3831
BalasHapusgoogle 3832
google 3833
google 3834
google 3835
google 3836
Thank you for telling us so many things that we don't know. click here
BalasHapus