27 September 2014
KRI Siwar 646 merupakan Kapal Cepat Rudal KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard (photo : Kaskus Militer)
Lima KRI Made in Batam Resmi Masuk Armada Pertahanan Indonesia
Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima dan meresmikan lima unit kapal perang Indonesia (KRI) buatan dua perusahaan galangan kapal Batam di pelabuhan Batuampar, Sabtu (27/9) siang.
KRI jenis Kapal Cepat Rudal KCR-40 yang resmi diluncurkan untuk meningkatkan pertahanan wilayah periaran di Indonesia itu adalah KRI Surik-645, KRI Siwar-646, KRI Parang-647 dan KRI Terapang-648. Pada keempat KRI itu Menhan juga mengukuhkan komandan masing-masing KRI untuk resmi beroperasi sebagai jajaran armada TNI AL.
KRI Terapang 648 merupakan Kapal Cepat Rudal KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard (photo : Kaskus Militer)
Sementara KRI Sidat- 851 Menhan menerima secara resmi dari PT Palindo Marine Shipyard selaku kontraktor kapal tersebut.
Lima unit kapal perang itu semuanya asli buatan Batam. KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan PT Palindo Marine di Tanjunguncang sementara KRI Sidat dan KRI Teripang merupakan buatan PT Citra Shipyard. Untuk tiga KRI Buatan PT Palindo Marine, penyaluran dana proyek didukung oleh Bank Mandiri, yang mana sebelumnya juga pernah menyalurkan dana untuk pembuatan pembuatan empat unit kapal cepat rudal produksi PT Palindo Marine yakni KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643 dan KRI Alamang 644.
KRI Terapang 648 merupakan Kapal Cepat Rudal KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard (photo : Antara)
Persenjataan
Purnomo Yusgiantoro mengatakan lima KRI yang diterima dan diluncurkan itu merupakan kapal cepat cepat jenis kapal cepat rudal (KCR). Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan modern (SEWACO/sensor weapon control) diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras panjang sebagai sistem pertempuran jarak dekat, dan peluru kendali 2 set rudal C-705. Bagian lambung KCR ini terbuat dari baja khusus High Tensile steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senjata kaliber 20 mm di anjungan kapal. ”Empat KRI yang diluncurkan sudah resmi masuk jajaran armada TNI,” kata Menhan di pelabuan Batuampar.
KRI-KRI yang diluncurkan itu diakui Purnomo sangat handal di laut, terutama di laut-laut Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang menghubungkan nusantara.”Spesifikasi kecepatan, persenjataan dan personil yang ada sudah diuji coba dan sangat tangguh dan efektif sesuai dengan medan perairan di Indonesi,” tuturnya.
KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan Palindo Marine Shipyard (photo : Kaskus Militer)
Peningkatan Alutsista di laut baik bentuk KRI dan KAL (Kapal Angkatan Laut) yang sudah dilakukan selama ini, merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis wilayah indonesia yang sebagian besar adalah lautan. “Wilayah kita banyak perairan jadi pertahanan keamanan laut juga butuh armada yang memadai,” katanya.
Purnomo berharap dengan diresmikannya kapal perang RI tersebut, maka TNI AL mampu meningkatkan kemampuan operasional dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan NKRI.
Kelima KRI buatan PT Palindo Marine Shipyard dan PT Citra Shipyard rencananya akan diikutkan dalam Sailling Pass di Surabaya dalam Rangka Memperingati HUT TNI ke 69 di Ujung Surabaya.
KRI Sidat 851 merupakan Kapal Patroli/Patrol Craft tanpa rudal dengan platform sama dengan KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard (photo : Kaskus Militer)
“Ini juga sebagai bukti bahwa galangan kapal dalam negeri juga bisa menciptakan kapal yang berkualitas,” kata Menhan.
Meriam NG-18 6 barrel kaliber 30 mm buatan China (photo : Kaskus Militer)
Acara peresmian juga dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Pejabat teras TNI AL, Mabes TNI dan lainnya. Pada acara peresmian KRI itu juga dilaksanakan penandatanganan Protocol of Delivery oleh Direktur PT Citra Shipyard Batam, Aslog Kasal dang Panglima Armada RI Kawasan Timur, serta dilaksanakan pula penyerahan Protocol of Delivery dari Dirut PT Citra Shipyard Batam kepada TNI Angkatan Laut.
(BatamPos)
Kok KCR2 ini gak ada alias tdk dilengkapin persenjataan torpedo.!
BalasHapusKan namanya KCR (kapal cepat rudal) bukan KCT (torpedo)
BalasHapusKalo teknis memungkinkan bisa ditambah jd KCRT. Daya pukul akan bertambah.
BalasHapusSdh dihitung tuh Bro Ydur.....nggak lah kl dua2 nya diakomodir...kecuali dimensi kapal diperbesar...utk mengakomodir keduanya....secara tradisi sih utk jenis Kapal Cepat memang Torpedo dan Rudal selalu dipisah kecuali naik kelas ke Korvet keatas baru sanggup disatukan.....mungkin maksud Om Ydur PKR kita ya mungkin...nah itu br bisa akomodir Rudal dan Torpedo....hanya yg buat br galangan kapal besar dlm hal ini PT. PAL
BalasHapusEmang tul, bung. Tp persoalannye ane inget ame peristiwa KRI Macan Tutul di Laut Aru. Kalo aje 3 KRI yg kepergok ngusung torpedo pd saat itu, pasti tu kapal Fregat Belande bakalan tenggelem. Naas banget, yg terjadi malah sebaliknye.
BalasHapuspersenjataan dan radar kcr kita tdk gahar,kalah sm kcr myanmar yg kl bwt baru pasti sist persenjataan lengkap.
BalasHapus