07 November 2014
1 prototpe tank medium akan dibuat di Pindad mulai akhir tahun 2014 dan ditargetkan selesai pada tahun 2017 (image : istimewa)
Jakarta, DMC – Dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama di bidang pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Turki, Kamis (7/11) disela-sela kegiatan Indo Defence 2014 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kementerian Pertahanan (Kemhan) kedua negara menandatangani kerjasama “Join Development and Production” (pengembangan dan produksi) prototipe Tank kelas Medium.
Penandatanganan Kerjasama Joint Development and Production Medium Tank dilakukan oleh Sekretaris Ditjen Pothan Kemhan, Brigjen TNI Santoso dengan Kepala Departemen Kerjasama Internasional SSM Turki, Abdullah Erol Aidin serta disaksikan Dirjen Potensi Pertahanan, Dr. Timbul Siahaan, MM dan Duta Besar Republik Turki untuk Indonesia Zakeriya Akcam.
Sebagai bentuk implementasi dari kerjasama “join Development and Production” Tank kelas Medium ini, kedua negara membangun 2 (dua) unit Prototipe Tank kelas Medium. Proyek ini akan dimulai akhir tahun 2014 dengan melibatkan industri pertahanan FNSS Turki dan PT. Pindad dengan kisaran waktu penyelesaian proyek 3 tahun. Rencananya dari 2 (dua) prototipe tersebut, 1(satu) unit akan di produksi di FNSS Turki dan 1 (satu) unit diproduksi di PT Pindad, Bandung. Setelah itu PT Pindad diharapkan sudah mulai bisa mandiri memproduksi hasil karya terbaru Tank Medium yang sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh TNI AD.
Adapun spesifikasi tekhnis yang akan melengkapi desain Tank Medium nantinya akan ditentukan dengan keinginan pengguna dalam hal ini TNI AD. Namun secara umum dari segi persenjataan akan dilengkapi laras / canon turret dengan ukuran 90-105 mm dan berat 20 hingga 40 ton per unitnya.
Pada kesempatan tersebut Dirjen Pothan Kemhan RI, Dr. Timbul Siahaan, MM mengatakan setelah penandatanganan, Pemerintah Indonesia akan mengirimkan personel gabungan dari Kemhan, TNI AD dan PT Pindad untuk mempelajari pembuatan Tank Medium tersebut.
Lebih lanjut Dirjen Pothan menyebutkan beberapa keuntungan dari kerjasama Join Development bagi Indonesia, yakni dari konteks kemandiriannya PT. Pindad diharapkan dapat mengembangkan teknologi persenjataannya. Oleh karena itu menurut dirinya dibutuhkan suatu kerjasama melalui Transfer of Technology dan Offset dengan negara lain yang sudah mampu dan punya pengalaman. Sehingga kemandirian PT. Pindad bisa lebih didorong dalam pemenuhan kebutuhan pengguna peralatan yaitu TNI. “PT Pindad menginginkan peningkatan teknologi produksi, yang semula hanya membuat Panser dan ingin menjadi membuat Tank kelas Medium,” ungkap Dirjen Pothan.
Sementara itu bagi pemerintah Turki pembangunan prototipe Tank Medium ini merupakan kerjasama dengan teknologi tinggi yang nyata untuk pertama kalinya dilaksanakan dengan Indonesia. Selain itu juga kerjasama ini dijadikan sebagai pengembangan kolaborasi sumber daya kedua negara.
Terkait pemilihan Strategic Partnership dalam pembuatan Tank Medium dengan negara Turki, Dirjen Pothan menilai Turki memiliki industri pertahanan (FNSS) telah memiliki kemampuan memproduksi sendiri Tank jenis Medium dengan teknologi yang memadai.
(DMC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar