18 Maret 2015
Uji coba meriam KH-179 TNI AD (photo : RRI)
suarasurabaya.net - TNI AD kembali melakukan uji coba alat utama sistem pertahanan (alutsista) di wilayah pesisir Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Setelah sebelumnya mengujicobakan peluru Munisi Kaliber Besar (MKB) 105 mm, kini diujicobakan lagi Meriam Howitzer 155 mm KH-179 buatan Korea Selatan.
Ujicoba yang dilaksanakan dalam bentuk demo alutsista ini, digelar Dirpalad TNI AD di areal pesisir Pantai Watu Godek, Kecamatan Tempursari. Brigjend Sonhaji Komandan Pusat Artileri Medan TNI AD hadir langsung di acara ini bersama Brigjend Basuki Abdullah Dirpalad TNI AD.
Uji coba meriam keliber besar ini pun membuat sepanjang areal pesisir pantai selatan menjadi gegap gempita. Meriam ini berulang kali menembakkan amunisinya menuju target sasaran, dengan suara yang memekakkan telinga.
Brigjend Sonhaji Komandan Pusat Artileri Medan TNI AD kepada Sentral FM mengatakan, demo uji-coba alutsista ini merupakan kegiatan dari Dirpalad TNI AD. Dan, meriam yang diuji-cobakan merupakan alutsista terbaru yang diberi dari Korea Selatan.
"Kalau kita (TNI AD) membeli alutsista, pasti akan diuji prima untuk menguji presisisnya, jarak capainya. Komponen yang ada di meriam itu sendiri, bagaimana mekaniknya, ada perubahan nggak atau ada kerusakan tidak," katanya.
Uji coba ini, masih kata Jenderal berbintang satu ini, dilakukan dengan tahap pertama berjarak 11 kilometer. Dalam jarak ini, meriam tersebut dinilai lulus uji presisi.
"Kita memberikan satu toleransi 1 persen maksimal presisinya. Setelah diujicoba, ternyata kurang dari 1 persen sehingga lulus," paparnya.
Sedangkan untuk uji coba tahap kedua dan ketiga, akan dilaksanakan uji jarak dengan jarak tembak 18 kilometer dan 30 kilometer. Dengan jarak sejauh ini, apakah amunisi yang ditembakkan dari meriam Howitser baru ini sampai ke sasaran atau tidak.
"Dalam uji jarak ini, nyampai apa nggak dengan jarak sejauh itu. Kalau kemudian di jarak itu amunisi melebihi dari jarak tembak yang telah ditentukan, maka lebih bagus. Akan tetapi kalau jangkauan tembaknya kurang dari target jarak yang telah ditentukan, maka belum lulus," terangnya.
Meriam Howitzer 155 mm KH-179 Buatan Korsel yang diuji-cobakan hari ini, masih menurut Brigjend TNI Sonhaji, merupakan alutsista baru buatan Tahun 2011. Dan sebelumnya TNI AD belum pernah mempergunakan meriam tersebut dalam sistem persenjataannya. "Meriam ini masih baru dan TNI belum pernah mempergunakannya," ujarnya.
Kelebihan dari meriam ini, ungkap Perwira Tinggi TNI AD dengan satu bintang ini, dari sisi jarak lebih jauh dibandingkan meriam yang sudah dimiliki. Selain itu, karena kalibernya lebih besar, maka jarak tembaknya akan lebih jauh. Kemudian, TNI memiliki beberapa jenis meriam yang menjadi alutsista andalannya.
"Sehingga, TNI punya banyak pilihan. Kalau meriam Howitzer 155 mm KH-179 ini bagus untuk medan seperti di pesisir selatan Lumajang ini. Karena meriam ini bisa ditarik. Kita juga punya meriam kaliber 155 mm lainnya. Namun, operasionalnya gerak sendiri. Jadi, meriamnya diatas kendaraan dan dipakai di medan yang lebih sulit dan membutuhkan kecepatan," paparnya.
(Suara Surabaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar