11 Oktober 2015
Rencana TNI akan menambah empat skuadton tempur, enam skuadron angkut, empat skuadron helikopter, dan skuadron pengintaian (photo : Kaskus Militer)
TNI AU Bakal Tambah Empat Skuadron Baru
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berencana menambah empat skuadron tempur baru untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kemungkinan besar, skuadron baru tersebut akan dibentuk di wilayah timur Indonesia. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Hadi Tjahjanto membenarkan ada rencana penambahan rencana empat skuadron baru tersebut.
Dalam rencana strategis (renstra) yang disusun, TNI AU akan memiliki 11 skuadron pesawat tempur. Saat ini skuadron yang telah terbentuk baru ada tujuh dengan kekuatan di masing-masing skuadron sebanyak 16 pesawat tempur dari berbagai jenis. ”Sehingga masih kurang empat skuadron lagi. Ini akan dibentuk sampai rencana strategis (renstra) ketiga.
Saat ini kita masih berada di renstra kedua, mudah-mudahan mulai 2019 sampai 2024 keinginan kita untuk membentuk 11 skuadron tempur bisa terwujud. Namun, harus diingat bahwa renstra ini berbasis pada minimum essential force (MEF), bukan pada kondisi ideal,” ungkap Hadi di Jakarta kemarin.
Rencana itu termasuk pembentukan enam skuadron angkut, empat skuadron helikopter, dan skuadron pengintaian. Hadi menambahkan, saat ini keberadaan skuadron pesawat tempur milik TNI AU terkonsentrasi di bagian tengah, dalam hal ini Pulau Jawa. Kemudian di bagian barat yakni Pekanbaru, Riau yang sudah ada 1 skuadron F-16.
”Skuadron tersebut juga bisa diback up oleh skuadron yang ada di Pontianak, Kalimantan Barat. Barang kali evaluasi itu akan ke timur, tapi semua itu akan dilihat dari tren dan spektrum ancaman,” ungkapnya.
Pengamat militer Universitas Indonesia (UI) Wawan Purwanto menilai, penambahan skuadron tempur merupakan hal yang wajar untuk diwujudkan dan kebutuhan yang selayaknya harus dimiliki dalam rangka menuju pada kekuatan minimum.
”Selama ini banyak kejadian yang tidak kita inginkan karena sistem pertahanan udara kita keropos dan alutsista yang dimiliki terbatas ditambah pesawat yang ada sudah berumur,” katanya. (Koran Sindo)
Koopsau III Akan Dibentuk di Wilayah Timur
MAKASSAR,UPEKS-- Mengingat wilayah negara Indonesia yang begitu luas dan hanya dicover oleh dua Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau), saat ini pihak TNI Angkatan Udara berencana bentuk Koopsau III di wilayah Timur.
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna, Senin (6/4) kemarin.Disela-sela serah terima jabatan Pangkoopsau II Marsda TNI Abdul Muis kepada Marsma TNI Bahrim, Agus mengaku pembentukan Koopsau III perlu dibentuk. Pasalnya, jika hanya dua Koopsau yang mencover wilayah Indonesia diniali agak sulit. Khususnya Koopsau II ini yang wilayahnya seperdua Indonesia.
"Rencananya kita akan bentuk Koopsau III di wilayah Timur, yakni Papua. Panglima TNI rencana bangun Markas Koopsau III, mengingat wilayah Indonesia begitu luas dan hanya dicover dua Koopsau. Khususnya, Koopsau II ini wilayah operasinya begitu luas," ucap Agus.
Agus mengaku, pembentukan Koopsau III perlu dilakukan. Pasalnya, saat ini wilayah Indonesia khusunya diudara sangat luas. Jika hanya dicover dua Komando Operasi TNI Angkatan Udara, itu sangat sulit. Apalagi saat ini, sangat rawan masuknya pesawat yang melanggar. Namun, selama ini hal itu mampu diatasi.
"Soal kerawanan memang ada. Tapi, selama kita laksanakan terus-menerus pengawasan dan melakukan pengintaian hal itu bisa diatasi. Sehingga, pesawat manapun yang masuk di wilayah Indonesia tanpa izin akan disergap," tegasnya.
Setiap pesawat yang disergap itu lanjut Agus, pasti akan dilakukan penyelidikan. Semua ada SOPnya, kepana masuk di wilayah Indonesia tanpa izin. Untuk memperkuat pertahanan ditingkatkan pengaktifan radar."Apalagi jika Armada ada tiga dan Koopsau ada tiga, seluruh Indonesai bisa dicover. Namun secara ideal kita akan tambah peralatan tempur," tutupnya. (Ujung Pandang Express)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar