15 September 2015
Jalannya latihan Yonif Linud 503 Mayangkara untuk menjadi Yonif Para Raider (photo : TNI AD)
Pangdivif 2 Kostrad Tutup Latihan Para Raider Yonif Linud 503/Mayangkara Kostrad
Malang- Prajurit Yonif Linud 503/Mayangkara Kostrad secara resmi dilantik dalam Upacara Penutupan Latihan Para Raider yang dilaksanakan di Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Jawa Timur yang dipimpin oleh Pangdivif-2 Kostrad Mayjen TNI Ganip Warsito.
Dalam sambutannya Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Ganip Warsito mengatakan, latihan yang berlangsung selama 84 hari itu untuk meningkatkan kemampuan tempur Yonif Linud 503 Mayangkara Kostrad yang bermarkas di Kecamatan Mojosari, Mojokerto.
Sebanyak 650 personel Pasukan tempur yang sebelumnya hanya memiliki spesifikasi operasional di segala medan dan cuaca (Linud) itu, kini telah mahir dalam operasi penyergapan teroris (Raider). Nama kesatuan Yonif Linud 503 Mayangkara pun resmi diganti menjadi Yonif Para Raider 503 Mayangkara.
“Pasukan ini memiliki kemampuan operasional di segala medan dan cuaca. Baik di perkotaan, hutan gunung, sungai, rawa, laut, dan pantai. Dengan latihan ini kemampuan mereka ditambahi dengan kemampuan Raider. Jelas naik satu level,” kata Pangdivif 2 Kostrad di lokasi, Minggu (13/9).
Selain Yonif Linud 503 Kostrad, lanjut Pangdivif 2, ada dua batalyon lintas udara lainnya yang akan ditingkatkan menjadi Yonif Para Raider. Yakni Yonif Linud 501 Kostrad yang bermarkas di Madiun dan Yonif Linud 502 yang bermarkas di Jabung, Malang.
“Sesuai petunjuk pimpinan semua batalyon infanteri yang ada akan dilatih dengan kemampuan raider. Kalau para raider hanya 3 batalyon,” ujarnya.
Komandan Brigif Linud 18 Trisula, Kolonel Infanteri Febriel Buyung Sikumbang mengatakan, materi latihan dibagi dalam 3 tahap. Pertama, tahap basis yang berlangsung selama 8 minggu di Sidodadi, Malang, serta dua kali tahap latihan tempur yang berlangsung di Kompleks Taji dan Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
“Tahap basis meliputi materi taktik dan teknik pertempuran. Tahap ke dua di medan gunung dan hutan untuk mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dalam tahap basis. Tahap terakhir yang juga pengaplikasian tahap basis dilakukan di daerah rawa dan pantai,” kata Febriel kepada wartawan di lokasi usai upacara penutupan latihan pembentukan Pasukan Udara (Para) Raider di Pantai Tamban.
Latihan yang berlangsung selama 84 hari itu untuk meningkatkan kemampuan operasional personel Yonif Linud 503 Mayangkara. Jika sebelumnya memiliki spesifikasi operasional tempur segala medan dan cuaca, kini batalyon yang bermarkas di Mojokerto itu memiliki kemampuan khusus, yakni penyergapan musuh dan penyelamatan sandera dari tangan teroris (Raider).
Sedikitnya 285 personel Brigade Infanteri (Brigif) 18 Trisula dilibatkan dalam latihan kali ini sebagai pelatih dan pendukung. Dengan berakhirnya latihan tersebut, maka nama Yonif Linud 503 Mayangkara kini menjadi Yonif Para Raider 503 Mayangkara.Sementara itu Komandan Yonif Para Raider 503 Mayangkara, Letkol Infanteri Andre Julian yang ikut sebagai peserta latihan mengatakan, kendala berat yang dialami selama latihan adalah pertahanan fisik terhadap kondisi medan yang tergolong ekstrem.Terlebih lagi, setiap peserta juga harus mampu bertahan hidup selama 3 hari di rawa bakau dan hutan belantara tanpa bekal makanan dan minuman sedikit pun.”Latihan survival (bertahan hidup) itu kemampuan kami untuk bertahan saat tidak bisa keluar untuk mendapatkan makanan. Ada dua lokasi, pertama di hutan dan gunung, yang ke dua di rawa pantai. Jadi kami makan apa adanya di tempat itu,” ungkapnya.
Meski terasa berat, Komandan Yonif Para Raider 503 Mayangkara, Letkol Infanteri Andre Julian bersyukur kini kemampuan tempur anggotanya di Yonif Para Raider 503 Mayangkara meningkat. “Dari segi fisik, taktik, kemampuan kami bertambah. Kami bisa ditugaskan dimana saja di Indonesia dan dalam bentuk tugas apa saja, termasuk melawan terorisme,” ujarnya.
Penutupan latihan pembentukan Yonif Para Raider 503 Mayangkara diakhiri dengan simulasi penyelamatan sandera dari tangan teroris. Batalyon ini merupakan satuan pasukan tempur di bawah Brigif Linud 18 Trisula. Sementara Brigif 18 sendiri di bawah kendali Divisi Infanteri 2 Kostrad.
(TNI AD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar