14 April 2016
New light tactical vehicle for Bravo 90 (all photos : Ijal Lubis)
The Indonesian Air Force special forces showcase new light tactical vehicle.
Members of the Bravo Detachment 90 (Indonesian special force) showcase their skills and showcase new light tactical vehicle 4×4. The successful completion of any mission requires a vehicle that is battle-tested and proven to maximize maneuverability and enhance crew safety. The new light tactical vehicle has the versatility to fulfill the needs of all types of special forces tactical operations, providing the performance, durability and mobility to ensure the success of missions.
The Bravo Detachment 90 is a Special Operations unit whose personnel are specialists recruited and chosen from the Indonesian Air Force special forces which is the Paskhas. It is the youngest special operations unit of the Indonesian Air Force. The unit specialises in the paralysing of the enemy’s heavy equipment.
The unit specialise in hostage rescue involving hijacked aircraft.
(DefenceBlog)
Mungkin mau tiru fennek, reconnaissance vehicle tapi versi tanpa pintu, tni ud banyak prototype model gini, harusnya bisa berkembang lagi.
BalasHapusIni special light vehicle utk kesatuan spec ops (den bravo itu spec ops). Negara sekelas amerika aja masih terus mengembangkan barang model gini kok (googling aja Flyer Advanced Light Strike Vehicle (ALSV) ). Beda barang dan beda kelas dengan fenec. UK, australia,dan mayoritas negara di dunia masih terus pakai dan mengembangkan barang model gini, jadi kalo menurut saya sih ga masalah bikin barang ginian, dah sukur2 dipake,tar beli dari luar utk barang kaya gini di protes lagi kan.
HapusYup, tapi kalo aslv bener2 buat recon, tapi ini buat denbravo, yg mungkin notabenenya close contact. liat aja mau buat berlindung aja susah masih banyak bolong2nya.
Hapus@TT wardana:setau saya yang pakai light tactical semacam ini di negara2 lain pun ya satuan sekelas specops, unit recon sebagian besar itu unit2 kecil yang biasanya personel specops. Kenapa desainnya begitu ya biar ringan, kenapa ringan ya supaya gampang di angkut kemana2, kendaraan di kelas ini harus bisa di angkut helikopter sekelas chinnok(underhook), UH60(underhook) dan pastinya harus bisa di airdrop. Kenapa gitu? karena unit recon specops harus bisa di insert dan extracted dalam waktu singkat. tinggal cantol di bawah helo langsung bisa ngabur... tinggal lepas cantolan dah bisa keliling2 sendirian. coba kalo pake humvee? bahkan fennek pun masih terlalu berat (setau saya), dan fennek pun masuk di kelas armoured light vehicle..
Hapus@unknown: terima kasih sudah menjelaskan. Intinya sih barang begini memang di desain seringan mungkin supaya gampang di drop/airdop kemana2..
HapusBuatan mana?
BalasHapusKalo yang ini ga tau deh, tapi kalo yg sebelum2nya setau saya bikinan swasta yg pabriknya di tangerang
Hapuskayanya bikinan PT.SSE, kayanya loh yaaaa....
Hapusyang bikin blog ini bahasa inggrisnya ngaco haha. review make bahasa indonesia aja keles gan ('',)v
BalasHapus@unknown: sumbernya ada dibagian bawah artikel tuh, darisana dah bahasa inggris tulisannya.
Hapus