22 April 2016
Kapal ini dapat memuat enam tank Leopard dan transporter sebanyak satu unit (photos : DKB, Jawa Pos)
BATAM – PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Batam secara resmi meluncurkan kapal LCU 1200 DWT yang diberi nama Angkatan Darat Republik Indonesia-50 (ADRI-L) pesanan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Kegiatan ini diadakan di PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Batam, di Kabil pada pukul 09.00 WIB, Rabu (20/4).
Direktur Pembekalan Angkutan Angkatan Darat, Brigjen Taat Budianto mengatakan kapal LCU 1200 DWT ini akan membantu angkatan darat dalam berbagai kegiatan negara, terutama untuk mobilisasi peralatan, perbekalan serta prajurit TNI AD.
“Kapal ini tentu sangat membantu baik itu untuk operasional maupun untuk perang, serta mengembangkan kreativitas dan inovasi guna mendukung kerja secara operasional,” kata Taat.
Taat menambahkan pemerintahan menyadari Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar, tentunya mempunyai sisi negatif dan sisi positifnya. Sisi positif kekayaan hasil laut Indonesia sangat memesona. Ibarat harta yang tersimpan, sehingga banyak godaan yang datang untuk memiliki kekayaan ini. Sedangkan sisi negatifnya dengan kekayaan ini, tentunya kelautan ini akan mudah dimasuki penyusup yang mencari keuntungan sebesar-besarnya.
“Oleh sebab itu kita perlu kesiapan untuk menjaganya, dan angkutan air (kapal) merupakan kuncinya untuk menjaga kekayaan kelautan Indonesia,” jelasnya.
Terpisah, Direktur Pemasaran PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), M. Tukul Harsono mengatakan kapal LCU 1200 DWT diresmikan bulan Mei di Jakarta dan akan diserahkan menjadi salah satu aset TNI AD.
“Hari ini hanya pemberian nama saja, karena ini kapal yang ke-50 dipesan Perbekalan Angkatan Darat yang tersebar di Indonesia, maka kami memberi nama ADRI-L, dimana L dalam bahasa romawi berarti 50,” Tukul menjelaskan.
Kapal LCU 1200 DWT menelan biaya Rp 53 miliar dan sesuai kontrak jual beli, pembangunan kapal ini dimulai dari 2013 hingga 2015.
“Berhubung karena adanya gangguan operasional kapal LCU 1200 DWT ini baru diluncurkan 2016 ini,” imbuhnya.
Adapun spesifikasi kapal LCU 1200 DWT memiliki panjang 79,50 meter, lebar kapal 14.00 meter, tinggi geladak utama 7,80 meter, tinggi sarat air 2,90, mesin penggerak 2×1500 horse power, kecepatan maksimum 12 knot, total beban 2.400 ton, dengan kapasitas 43 awak kapal, tangki bahan bakar 250.000 liter, dan jarak jelajah 2.880 NM.
“Kegunaan kapal ini nantinya muatan tank Leopard sebanyak enam unit yang dibawa dari Jerman dan transporter sebanyak satu unit,” ucapnya.
Tukul juga berharap semoga dengan suksesnya peluncuran ini, akan ada kerja sama yang berkelanjutan sesuai dengan program yang dicanangkan pemerintahan Presiden Jokowi Widodo dengan selalu menjaga poros maritim dan terus mengembangkan wisata Indonesia serta menjaga NKRI.
“Kami PT DKB bangga menjadi pendukung TNI AD dalam memenuhi kebutuhan peralatan dalam menjalankan fungsi pertahanan NKRI yang dicintai ini,” tutupnya.
Hadir juga dalam peluncuran tersebut Danrem 033, Brigjen Madsuni, Dandim 0316/Batam, Letnan Kolonel Infantri Andreas Nanang Dwi, serta Dan Lanal Batam, Kolonel Laut R.Eko Suyatno.
Dihadiri juga oleh Syahbandar Batam, Mozes I Karaeng, Kepala Biro Klasifikasi Cabang Batam, Arief Nurcahyo dan sekitar 40 perwira tinggi dan menengah Kodim 0316/Batam.
(RadarSolo)
kenapa tidak dioperasikan oleh angkatan laut?
BalasHapusKarena yg beli angkatan darat.
HapusEgo sektoral. Ud bukan rahasia lagi.AL punya marinir dan BMP. Lagian itung2an adminsitrasinya ribet. Misal Leopard punya AD mau jalan2 numpang KRI trus urusan 'bensinya' ikut siapa? Haha. IMO
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBukan ego sektoral, tetapi efisiensi dan kefektivan.
HapusDalam beberapa kejadian, misalnya untuk pergeseran pasukan, tidak perlu lintas sektoral yang memerlukan proses administrasi dan komando yang panjang.
Sama juga konsep batalyon infanteri mekanis yang memasukkan unsur dan taktis kavaleri ke satuan infanteri.
US Army juga punya kapal angkut seperti ini yang mampu mengangkit Abrams.
Serupa sama inf Linud kalau mau di drop ya diangkut pakai pesawat AU..
HapusPak Raden, contoh lebih tepatnya sih Satuan Raider AD yang "mobil udara" diangkut dgn heli Penerbad bukan heli TNI-AU.
HapusMemang lain-lain utk tiap negara. Kanada itu seluruh aset udara seperti heli dll ya diserahkan ke AU. Atau heli ASW AL Singapur dan AL Selandia Baru itu ditangani / diawaki oleh AU.
Jadi, kembali ke kebutuhan negaranya.
Betu oom Dropzone, kalau yang satu matra ya gitu, sama kayak leo ama Adri50 ini. Maksud sy buat contoh lain yang lintas matra misal spt pemberitaan awal dulu kan Teluk Bintuni bisa angkut leo tuh, tp akhir akhir malah dibilang musti dioprek lagi supaya fit ama leo. Entah dianjutin ama AL atau enggak itu modifnya setelah AD punya kapal ini skrg.
HapusKapal ini gak punya tameng sama sekali ya? Brarti kalo lagi ngangkut leo musti dikawal sama KRI.
BalasHapusAda persenjataan, hanya untuk bela diri terbatas.
HapusYa mirip kapal jenis LPD TNI-AL.
Ini kapal angkut bukan kapal tempur.
Yoi, makanya itu yg ane cari spek kumplitnya.. Ada link Bro refetensi?
HapusKapal angkut pesanan angkatan darat selesai di bangun tampa alat navigasi radar ....mirip jet tempur baling 2 tucano tampa radar kosongan dana nya habis di sunnnat sana sani buat kemakmuran sang ...sang jend...hehe...
BalasHapusGak dilapis anti peluru lagi baling balingnya ya bro.. Hehe
Hapussejak kapan super tucano jadi pesawat jet? Dimana mesin jetnya...? Coba bro muarif jelaskan mesin jet super tucano nempel di sebelah mana?
HapusAmpun daaah.. kol ada ya orang kaya elu... (tepok jidat)
Sejak muarif ngomong begitu.. dulu2 sih pesawat turboprop yg normal2 aja setau saya..
Hapusmuarif memang berani beda.. jangan2 muarif karyawan TV OON ya?
Aku memohon doa kpd Allah SWT semoga saudara muarif akan menjadi menhan nya indonesia suatu hari nanti....
Hapus