Su-30MKM (Modernizirovannyi Komercheskiy Malaysia) (photo : carl brent)
Sebagai sesama pengguna Su-30 di Asia Tenggara, varian Su-30MKM (Flanker-G) yang dikembangkan khusus untuk TUDM (Tentara Udara Diraja Malaysia), memiliki spesifikasi jauh lebih jaguh (jago) dibandingkan Angkatan Udara Vietnam dan Indonesia. TUDM diuntungkan oleh India, yang bersusah payah mengintegrasikan seluruh subsistem ke dalam Su-30MKI. Su-30MKM (Modernizirovannyi Komercheskiy Malaysia = Modernisasi, Komersial pesanan Malaysia) memang dikembangkan dari basis Su-30MKI.
Dua sayap canard merupakan sayap aktif (photo : sgroader)
Dari tampilan luar, Su-30MKM menggunakan fuselage, mesin TVC AL-31FP, dan sistem kendali fly by wire yang serupa dan setara dengan milik AU India. Su-30MKM diawaki dua awak, pilot dan operator sistem senjata.
Ragam persenjataan yang dapat dibawa berupa rudal jarak menengah, sedang, dan jauh serta rudal udara ke permukaan tidak dibedakan dengan milik India, mampu menggotong seluruh sistem senjata buatan Rusia.
Sistem optronik pasif IRST (Infra Red Track and Scan) OLS-30 dan Cobham 754 buddy refueling pod. (photo : vivawariors)
Nah, varian Su-30MKM mempertahankan sistem radar dan elektro optik yang sama dengan Su-30MKI. Radar N011M sudah jadi standar, begitu juga sistem optronik pasif IRST (Infra Red Track and Scan) OLS-30 yang mampu mendeteksi sasaran di udara sejauh 90 km dari belakang, atau 50 km dari depan.
Mesin AL-31FP dengan Thrust Vector Control (TVC) (photo : korsakul)
Pilot bisa memilih pembesaran (Field of View) lebar dengan cakupan 20×5 derajat atau sempit dengan lebar 3×3 derajat. Cakupan sempit digunakan untuk membidikkan rudal BVR (Beyond Visual Range). Sistem laser range finder akurat sampai jarak 3 km untuk sasaran udara dan 5 km untuk sasaran darat.
Sistem avioniknya mengandalkan produk Perancis yang memang sudah lama punya pasar di Malaysia. HUD menggunakan sistem Thales CTH3022 wide angle holographic, begitu pula sistem IFF (Identification Friend or Foe) yang juga dibuat Thales. Sistem pod pencari sasaran dan pengarah rudal menggunakan, lagi-lagi, produk Thales yaitu Damocles targeting & NAVLIR pod. Untuk sistem komputer pada Su-30MKM tetap menggunakan sistem S101 buatan Rusia.
Sistem pod pencari sasaran dan pengarah rudal buatan Thales yaitu Damocles targeting & NAVLIR pod (photo : cmano)
Su-30MKM memiliki kekhasan dengan fokus pada sistem pertahanan yang cukup lengkap daftarnya, meliputi Saab Avitronics MAW300 Missile Warning Sensor dan LWS350 Laser Warning Sensor untuk mendeteksi sistem laser pemandu rudal antipesawat yang digunakan sistem rudal seperti Saab Bofors RBS-70. Untuk mendeteksi rudal dengan pemandu radar ada sistem RWS-50RWR. Sama seperti Su-30MKI, Su-30MKM memiliki kemampuan diisi dan mengisi bahan bakar di udara melalui Cobham 754 buddy refueling pod.
Satu sistem yang terpasang pada Su-30MKM dan tidak ada pada Su-30MKI adalah sistem pod ECM (Electronic Counter Measure) buatan perusahaan Kaluzhsky Rusia yaitu KNIRTI SAP-518 yang dipasang di ujung-ujung sayap Su-30MKM. Pod ini memungkinkan Su-30MKM melaksanakan misi SEAD (Suppression of Enemy Air Defence), dengan mengacak gelombang radar yang bermain di frekuensi G-J. Malaysia dirumorkan mengakuisisi sistem pod pengacak SAP-14, yang sampai saat ini belum terkonfirmasikan kehadirannya.
Sistem pod ECM (Electronic Counter Measure) buatan Kaluzhsky yaitu KNIRTI SAP-518 (photo : kret)
Purwarupa Su-30MKM terbang Mei 2006, dan versi produksinya setahun kemudian pada musim semi 2007. TUDM menyatakan purwarupa sudah layak produksi pada Mei 2007. Bandingkan dengan pengembangan Su-30MKI yang berlangsung selama bertahun-tahun, Malaysia jelas diuntungkan dengan inisiatif India mengembangkan varian Su-30MKI.
Seluruh pesawat pesanan sudah diterima TUDM mulai Juni 2007, dan yang terakhir pada Agustus 2009. Su-30MKM di TUDM ditempatkan di Skadron No 11 di Gong Kedak, Malaysia Barat yang merupakan salah satu pangkalan militer tertua di Malaysia bersama skadron latih PLTB3 dengan pesawat latih Pilatus PC7 Mk11.
(Angkasa)
Dari sisi kemampuan dimana perbedaannya?
BalasHapusDari sisi perangkat kerasnya perbedaannya cuma avioniknnya pake buatan perancis dan identifikasinya buatan amerika
Sisi kemampuan ya beda di pilotnya. 2 benda yang di atas kertas 95% identik cuma akan beda kemampuannya kalo di supirin sama pilot yg beda.
Hapusbedanya ga ada produk isroil, haram. sukhoi tapi avoinik nya thales :D. melayu uedan...
Hapusoii dodol..ga suka malaysia ga apa2..jgn hina ras lain..apa lu pikir indo cuma ada ras jawa sendiri..ngomong harus mikir
Hapussik sik sik....baru tahu kalau ada teknologi Yahudi, maksudnya apa ya? setahu saya tidak semua orang israel itu yahudi. lalu yang diharamkan apanya? mengandungi babikah? atau alkohol? aku gagal paham.
BalasHapusalasan malasia ngakk mau produk israil krna malasia ga prnah iktiraf kerajaan israil lo.jika malasia tetap brkeras mau mnguuna produk israil maka nantinya maintenance gi mna bisa?sparepartnya dari mna?itu pon gagal faham..dasar otak sapi..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusUnlike Indonesia, Malaysia do her best to avoid buying Israeli made defense products.
BalasHapusHence why France and South Africa parts was ordered to substitute Israeli made parts (as use by India)
It took Malaysia more than 5 years to achieve IOC due to modification. Malaysia Su-30MKM are unique for being difference than other types of Su-30's
That's why.. unlike indonesian sukhoi's, they rarely flies their sukhoi's due to high maintenance cost. Customized item always have much higher maintenance cost. Who ever bought a "one of a kind customized item" are either very rich or very stupid.
Hapus...bebei..you are the stupid one!
Hapus...Malaysia Su-30MKM is the only version of Su-30's capable of integrating both Western and Russian weapons/system. Thus, it gave RMAF flexibility to carry multi-type/sources of weapons without depending on 1 particular supplier! Indonesia SU-30 and incoming Su-35 could only carried Russian weapons origin only!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSU-35 Indonesia is unconfirmed yet and its cause of Indonesia military fans crying days and nights especially the GreaterJakarta fans. Ok back to SU story. India took creative alternative action to dissimilar their SU with the China SU and China is the the big SU user outside Russia. India and China are sharing the land border and air border and both are flies the SU for their heavy fighters or MULTI ROLE aircraft. The China SU configuration and features is base on full Russian technology and might some equipment and stuffs replace with the China copy paste technology and it is still Russian technology. Meanwhile the India SU replace with the Israel technology especially the avionics system perhaps. Its made India SU and China SU is dissimilar. Both nation use same brand but not same in configuration and feature. Its same case with Malaysia. Malaysia are sharing land border, air border and sea border with Indonesia where the Indonesia also flies the SU too. Not only Indonesia flies the SU in SEA but the Vietnam and China did the same thing. Thus Malaysia also took the same action like the India done. Flies the same brand but with the different configuration and features. This something make the Russian aircraft is special and different with the American and western aircraft. It is not about stupid or about cost but it is about the tactical and strategic plan.
HapusStupid or rich or clever is not the issue here.. Each country in SEA knows what is best in their defense requirement. So making mockery of other nation is in fact an act of immaturity and stupidity.
BalasHapusWhat proof do you have that show malaysian su30 mkm rarely flies. The average flight hours of rmaf planes are 200 hours/year. Furthermore,does the rmaf have to show to the public everytime they flew the sukhoi. Another thing you should know is that the rmaf flew one or two of the mkm at a time so its logical if you see a lot of the mkm are at the base. Who the hell go on a patrol with an entire squadron, even the usaf doesn't do that.
BalasHapusAntara malaysia dan indonesia negara serumpun beda sytem kerajaan dan republik saling klim yg terbaik di asia tenggara . Indonesia dan malaysia Mirip gajah dan kuda sebra . Gajah kalau jalan pelan tapi dari dari jauh sudah keliatan lebih kuat dan bersahabat hidup mandiri sudah keliatan beda dengan SEBRA kuda juga bukan ke sana ke mari cari perlindungan dari ancaman predator pemangsa .
BalasHapus