11 November 2016
C-130 Hercules TNI AU (photo : Kompas)
JAKARTA, KOMPAS.com — Pabrikan penyedia solusi kedirgantaraan asal Amerika Serikat (AS), Honeywell Aerospace, sedang mencari rekanan pabrik di Indonesia. Kerja sama dengan pabrikan lokal itu dibutuhkan agar Honeywell bisa menawarkan solusi upgrade pesawat angkut C-130 Hercules kepada TNI AU.
Saat ini, menurut pihak Honeywell, mereka tengah berbicara dengan beberapa pabrikan lokal untuk menjajaki kerja sama ini. Honeywell juga mengaku sudah mengajukan penawaran upgrade C-130 Hercules kepada TNI AU.
Hal itu disampaikan oleh Derek Lockett, Director Sales Asia Pacific Honeywell Aerospace, saat dijumpai KompasTekno dalam ajang pameran persenjataan Indodefence 2016 di JI Expo Kemayoran, Jumat (4/11/2016) pekan lalu.
"Untuk program C-130, kami memiliki sejumlah solusi, seperti upgrade pesawat, avionik, sehingga membuatnya modern dan reliable. Kami butuh partner lokal untuk aktivitas integrasi, engineering, dan sebagainya," ujarnya.
"Pendekatan yang kami lakukan adalah kami ingin menggandeng industri lokal dan Honeywell bisa mendukungnya. PT DI hanya satu dari sekian banyak perusahaan yang ingin kami gandeng. Masih banyak lagi yang lainnya sedang dalam pembicaraan," kata Lockett.
"Semoga prosesnya berjalan lancar baik dari sisi tim yang kami siapkan, maupun juga peraturannya di Indonesia," imbuhnya.
Dari hidung hingga ke ekor
Honeywell sendiri menawarkan beragam solusi upgrade untuk C-130 Hercules. Solusi-solusi tersebut mencakup upgrade hardware dari hidung hingga ke ekor, seperti enhanced ground proximity warning system (EGPWS), radar cuaca, VXP HUMS untuk maintenance, air turbine starter, anti-ice valve, dan auxiliary power unit (APU).
Dari sekian banyak pilihan tersebut, Lockett menggarisbawahi beberapa solusi saat berbincang dengan KompasTekno, seperti solusi EGPWS, radar cuaca, dan HUMS.
C-130 Hercules TNI AU (photo : Kaskus Militer)
EGPWS yang ditawarkan Honeywell menawarkan sistem yang compact dan mudah dibongkar pasang dengan biaya perawatan yang rendah.
Fungsinya adalah untuk meningkatkan kru pesawat akan kondisi sekitar pesawat saat mereka memiliki beban kerja tinggi atau jarak pandang yang pendek. EGPWS diharapkan bisa mengurangi risiko pesawat menabrak tebing atau gunung saat masih dalam kendali atau controlled flight into terrain (CFIT).
Untuk radar cuaca (weather radar), komponen ini menurut Honeywell telah diproduksi di pabrik Honeywell di Bintan. Radar cuaca yang dibuatnya memiliki daya jangkau lebih jauh sehingga bisa mendeteksi awan badai lebih dini, dan diklaim bisa mengurangi diversi jalur penerbangan hingga 25 persen sehingga bisa menghemat bahan bakar.
Sementara itu, health and usage monitoring systems (HUMS) adalah sensor yang dipasang di bagian-bagian mesin yang bergerak atau berotasi, seperti rotor, generator, dan bearing.
"Sensor HUMS dipakai untuk memonitor bagian di pesawat yang berotasi, saat (pesawat) kembali ke base, mekanik bisa mengunduh datanya dan mendeteksi lebih dini komponen mana yang aus dan harus diganti," terang Lockett.
Dengan mendeteksi keausan komponen lebih dini, diharapkan permasalahan di pesawat lebih dini ditangani juga sehingga permasalahannya tidak merembet ke komponen lain yang ujungnya membuat bengkak biaya perawatan.
C-130 Hercules TNI AU (photo : TNI AU)
Solusi ini bisa digabungkan dengan layanan satelit Honeywell sehingga mekanik di darat bisa memantau kondisi pesawat di udara secara real time. Dengan deteksi kerusakan lebih dini, mekanik bisa menyiapkan komponen pengganti secepat mungkin.
Dengan demikian, pesawat segera bisa diperbaiki begitu mendarat, dan bisa terbang kembali dalam waktu yang lebih singkat.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang solusi-solusi Honeywell untuk C-130 Hercules, kunjungi tautan berikut ini.
Masih dalam tahap pembicaraan
Lockett juga mengaku sudah bertemu dengan pihak TNI AU membicarakan tawaran upgrade C-130 Hercules ini, dan mengatakan, mereka sangat tertarik dengan apa yang Honeywell tawarkan.
"Namun, kembali lagi ke persoalan berapa bujet yang TNI AU punya," imbuhnya.
TNI AU sendiri saat ini memiliki beragam varian C-130 Hercules yang dioperasikan, seperti C-130B, C-130H, C-130H-30, KC-130B (varian tanker), dan L-100-30 (varian penumpang). Tidak semuanya akan di-upgrade. Kemungkinan, hal tersebut hanya dilakukan untuk varian H, termasuk unit hibah yang didapat dari Australia.
(Kompas)
Janjimu palsu pak presiden dgn pesawat baru nya.. Tni au harus kuat dgn pesawat baru nya.. Tni ad dan tni al masih boleh lah dgn retrofit dan upgrade jangan untuk tni au.. Ayo realisasikan janjimu pak
BalasHapusJanjimu palsu pak presiden dgn pesawat baru nya.. Tni au harus kuat dgn pesawat baru nya.. Tni ad dan tni al masih boleh lah dgn retrofit dan upgrade jangan untuk tni au.. Ayo realisasikan janjimu pak
BalasHapus