06 April 2017
Rudal Grom dengan meriam 23 mm Zur 23-2 KG (photo : ARC)
Ada Drone Intai Teluk Bintuni, Kodam Akan Bangun Detasemen Rudal
TEMPO.CO, Bintuni - Panglima Kodam XVIII Kasuari Mayjend TNI Joppie Onesimus Wayangkau, saat menghadiri upacara pembukaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke-98 tahun 2017 di Kampung Muturi, Distrik Manimeri, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, sempat menyinggung tentang Detasemen Rudal yang siap dibangun di Kabupaten Teluk Bintuni.
Detasemen Rudal, kata Wayangkau, sengaja dimasukkan dalam rencana strategis teritorial Kodam baru di Papua Barat untuk menjaga aset vital negara. Salah satunya di kilang minyak dan gas bumi yang dioperasikan SKK Migas dan BP Tangguh.
"Di sini akan didirikan satu Detasemen Rudal di bawah Kodam XVIII Kasuari. Tujuannya, menjaga aset vital milik negara, yang melakukan kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi di kawasan ini," ujarnya di Bintuni, Rabu, 5 April 2017.
Disinggung soal tingkat urgensi pendirian Detasemen Rudal, Wayangkau menyebutkan sudah menjadi tugas TNI untuk menjaga aset vital nasional milik negara. Tidak saja di Kodam XVIII Kasuari, menurutnya, di daerah lain juga ada Detasemen Rudal.
"Dengan adanya Detasemen Rudal, otomatis, di sini akan ada radar pemantau sehingga pekerja dan masyarakat yang berdiam di sekitarnya merasa aman, tanpa gangguan dan ancaman dari luar," tuturnya.
Rencana pendirian Detasemen Rudal, Wayangkau melanjutkan, juga untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat tentang kamera pengintai udara (drone). Drone itu, menurut laporan warga, selama sebulan terakhir mengintai dan meresahkan warga di sekitar Kabupaten Teluk Bintuni sampai wilayah pertambangan.
"Kami sudah menerima informasi tentang pengintai misterius tersebut, tapi kami mengalami kesulitan mendeteksinya karena di Papua hanya ada dua radar pemantau, yaitu di Biak dan Sorong," katanya. Ia mengaku agenda kunjungannya ke Bintuni juga guna melihat lokasi strategis untuk pembangunan Detasemen Rudal.
Bupati Kabupaten Teluk Bintuni Petrus Kasihiu sangat mendukung rencana pendirian Detasemen Rudal Kodam XVIII Kasuari di wilayahnya. Dukungan tersebut disertai dengan penyiapan lahan serta kebutuhan lain, yang akan menunjang tugas TNI di Kabupaten Teluk Bintuni.
"Untuk lahan, tentu akan kami siapkan. Pemda Teluk Bintuni tetap welcome dengan Kodam XVIII Kasuari demi keutuhan NKRI," ucapnya.
(Tempo)
The drone must be in low altitude so people can easily spot it?
BalasHapusBut guns are sufficient in dealing with those types of drones. Why would we need a missile?
HapusYes, guns are sufficient for drones, but missiles is a standard protection for vital object.
HapusPaling2 yang mengoperasikan drone adl operator pertambangan...
BalasHapusPembentukan komando armada tni al dan komando operasi tni au di papua sorong kebutuhan mendesak untuk menjaga luas kepulauan nusantara . Selangi ancaman yata masih samar kesempatan indonesia memperkuat diri harus kita dukung penuh .
BalasHapusKan sdh jelas disinggung klo alasannya tuk menjaga kawasa vital di bintuni yaitu tambang gas dan minyak. Andaikan tdk ada kawasan vital apa juga tetep akan dibangun batalion armed??
Hapusmust be drone r/c, no worries.
BalasHapusbut uav drone, that's should matters
kalau kat malaysia..drone nie janji tak de enjin...best punyer
BalasHapusdwngan luas hampir tiga kali jawa dan sumber daya alam yang luar biasa kenapa baru sekarang dibuat kodam ?? tapi daripada tidak mending terlambat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau baca artikel diatas kita pasti berkhayal tentang Rudal S300 S400 bahkan S500 atau kalau terpaksa yg madein cino...
BalasHapusuhukuhukuhuk sediiihhh... 😓