10 April 2017
Pemerintah akan membeli empat pesawat angkut besar untuk program jembatan udara dan akan dioperasikan oleh TNI AU (photo : Airbus)
JAKARTA, NetralNews.com - Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU), Jemi Tri Sonjaya menegaskan, pihaknya mendukung penuh niat pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Bentuk dukungan tersebut akan dilakukan TNI AU dengan membangun 'tol udara'.
Pernyataan itu disampaikan di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2017).
"Kebijakan pemerintah dalam membangun poros maritim dunia, tentu harus didukung TNI dan stakeholder terkait. Oleh karena itu, TNI AU akan mendukung sepenuhnya dengan menyediakan fasilitas transportasi udara. Inilah salah satu upaya TNI AU membantu pembangunan tol udara," kata Jemi Tri Sonjaya.
Lanjut Jemi, untuk itu TNI AU membutuhkan beberapa unit pesawat dan helikopter angkut. Pengadaan alutsista tersebut sudah dicanangkan dalam rencana strategi (renstra) 2019.
"TNI AU membutuhkan pesawat-pesawat angkut untuk ini. TNI AU dalam renstra kedua 2015-2019 akan menerima pesawat-pesawat angkut berat dan heli angkut. Pesawat dan heli ini akan digunakan untuk mendukung tol udara. Ada 5 heli dan 4 pesawat angkut berat," tegasnya.
Kata Jemi, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto telah memerintahkan agar jajaran TNI AU membangun Network Centric Operation yakni alutsista yang terintegrasi di udara, laut dan darat.
Pemerintah akan membeli lima helikopter angkut besar untuk program jembatan udara dan akan dioperasikan oleh TNI AU (photo : Jeff Prananda)
"Ide strategis terintegrasi pesawat tempur itu nantinya akan ada pesawat X, kapal, alutsista angkatan darat. Sehingga informasi-informasi ini bersinergi memberikan informasi kepada jajaran yang sedang melaksanakan operasi.
Nanti ada namanya Multi Role Transport Tanker (MRTT). Selain itu, dibutuhkan juga dalam melaksanakan operasi dengan memperpanjang jangkauan operasi untuk pesawat-pesawat bisa sampai ke daerah JTE. Inilah Angkatan Udara menjaga 100 persen wilayah Indonesia. Dua per tiga wilayah laut, satu per tiga wilayah darat Indonesia," jelasnya.
Menurut Jemi, guna mendukung 'tekad' poros maritim dunia ini, TNI AU akan menambah kekuatan di Skadron 6 dan Skadron 8.
"Nanti kita kaji lagi kalau memang pesawatnya sudah ada," paparnya. Diketahui sebelumnya, KSAU Hadi Tjahjanto mengatakan, dalam membangun kedaulatan negara perlu dukungan dari rakyat, termasuk mendukung terciptanya tol udara.
Menjaga kedaulatan negara dan kelangsungan hidup suatu bangsa perlu ikut berperan aktif dengan mendukung "tol udara" serta bersama rakyat aspek ketahanan. Membangun angkatan udara yang modern juga dibutuhkan dana besar dan butuh bantuan politik.
"Saya ingin menyampaikan rasa hormat dan bangga pada para sesepuh, senior, pelopor yang meletakkan landasan kokoh bagi TNI AU," kata Hadi usai peringatan HUT ke-71 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim.
Dalam peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke-71 itu juga diramaikan dengan atraksi-atraksi pesawat tempur. Hal itu terlihat sejak Kamis-Jumat yang lalu, TNI melakukan atraksi pesawat tempur yang meramaikan langit Kota Jakarta dengan menerbangkan peasawat tempur tersebut.
(NetralNews)
Utang aja yg digedein, jml utang Indonesia
BalasHapus2014 : Rp 2.604,93 triliun
2015 : Rp 3.098,64 triliun
2016 : Rp 3.466,96 triliun
Tahun 2016, defisit anggaran naik mencapai 2,46 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau mencapai Rp 307 triliun.
Pemerintah nambah utang sebagian untuk bayar bunga utang, th 2017 sebesar 221 triliun untuk bayar bunga utang saja.hehehe..
Pengurangan subsidi bbm pemerintah mendapat sekitar 200 triliun lebih, dn th 2017 ini penghapusan subsidi listrik di estimasi 20 triliun. Dr tebusan tax amnesty sekitar 113 triliun sd maret 2017. Wow banget uangnya.. Rakyat sdh ikut prihatin
Kpn tanda tangan kontrak frigate, pesawat tempur pak presiden? Poros maritim butuh itu tdk cm angkut.
Satu program SBY yang belum berhasil diantara 7 proiritas adalah kemampuan membangun rudal sendiri . Hanya satu itu yang harus di kejar pemerintahan Jokowi tapi sampai sekarang tidak ada tanda tanda mau diteruskan .
HapusMentri Pertahanan dari kalangan Non militer ternyata lebih baik dari pada kalangan militer sendiri . Contoh Prof. Dr.Jowono Sudarsono ,penggagas MEF ,kemudian di pertajam oleh Prof.Ir Purnomo Yusgiantoro ,beliau berhasil menggagas pembangunan Kapal Selam,IFX,padahal banyak yang mencibir beliau terlalu ambisisius . Nyatanya kedua program itu sampai sekarang tetap jalan.Satu yang bisa dikatakan gagal adalah program kerjasama bikin rudal C70 5 dengan China. Ini sebenarnya tugas MNHAN sekarang ,tinggal melanjutkan dan mencari terobosan baru .
Komennya di media malah mematahkan semangat membangun militer ,contoh "mau perang dengan siapa?" .Sebagai orang tertinggi di militer seharusnya koment demikian tidak perlu di ucapkan ,karena akan mematahkan semangat jajaran di bawahnya .
Ya sudah lah .............
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusNenggolo. Urusan utang-piutang atar negara yang penting bukan JUMLAH tapi RASIO HUTANG-GDP negara. Rasio Indonesia dengan jumlah segitu masih sekitar 27% dari GDP Indonesia. Masih relatif rendah.
HapusNegara maju macam Jepang dan US juga hutang banyak dengan jumlah berkali lipat lebih besar dari kita dan dengan RATIO yang lebih buruk dari kita. US sekitar 100% dan Jepang sekitar 250%. Dibanding mereka hutang kita masih NOTHING.
Pemerintah sekarang masih fokus ke pembangunan infrastruktur. Efeknya ga akan terlalu kerasa buat orang yang tinggal di Jawa atau pulau besar lainnya. Tapi yang merasakan itu saudara-saudara kita di Papua dan daerah terpencil lainnya. Kalau semua sudah beres, baru kemungkinan Jokowi beli alutsista baru untuk TNI.
Lagipula Jokowi juga bukan 100% ignore TNI. Proyek-proyek yang udah dimulai dari jaman SBY (mungkin satu-satunya hal yang lumayan decent di era SBY) masih dilanjutin. PKR, KFX, Submarine, dst. Sekarang sabar dulu. Giliran orang di perbatasan yang difokusin dulu. Kalau mereka udah lumayan pasti TNI bakal difokusin lagi.
Lagipula kan Jokowi yang mau bikin poros maritim. Ga mungkin dia ga peduli sama TNI.
TNI sekarang ini di arahkan untuk lebih mengutamakan Operssi Militer Selain Perang .Di negara lain operasi militer selain perang di Nomor duakan dan di kita dibalik .Hebat .
BalasHapusSelama pemerintahan Jokowi jangan harap TNI punya senjata gahar macam S300,Tot bikin RUDAL ,atau punya perpur /Kapal Perang siap tempur .Jumlah boleh banyak tapi senjata ala kadarnya ,dengan jargon Fitted but not with .
Para Fan boy militery silakan kecewa ,karena kita lebih fokus ke kendaraan angkut . Nanti di bully jiran baru tergopoh-gopoh membenahi persenjataan . Dan kita kalah satu langkah ,seperti awal-awal jaman SBY .Bangsa ini adalah bangsa pelupa atau ?????
kalau mau besar2an pesawat mending antonov....murah dapat banyak
BalasHapusNo comment sepanjang kepentingan pribadi dan arahan golongan tertentu masih menguasai kebijakan strategis nkri 😩
BalasHapusSudah hampir 3 tahun berkuasa pak president jokowi kroni masih akan ...akan menjaga luas nusantara lewat tol udara hehe...ke baplasan fokus di pilkada dki dengan biaya segudang lupa sejarah nkri di kepung negara agresor .
BalasHapusuda tiga taon jg om antiembalgo ngeja nulisnya gak bner2 haha!
HapusDekat udara pun ada tol juga ye..:)
BalasHapusada dong, dket telepon jg ada, toll free haha!
Hapussini setor jidat yuk uda lama2 ente jadi bulan2 guwe, tp gak beres2 haha!
Hihi yg masih membandingkan pasti tinggal di jawa dengan segala kemewahannya. Ga pernah keluar sangkar pergi ke daerah pedalaman dan perbatasan
BalasHapusBukan begitu bro , setiap daerah punya potensi dan tantangan sendiri . Jangan ulangi kesalahan orde baru yang menggalakkan hanya produksi beras .Padahal tidak seluruh rakyat Indonesia makan nasi .Ada yang makan talas ,singkong,jagung,dan sagu . Karena hanya fokus pada padi maka semuanya mulai beralih ke nasi sebagai makanan utama.Akibatnya pemerintah kelabakan sendiri menyediakan beras .
HapusMisal di Papua tak perlu jalan Raya karena alamnya berhutan dan berpegunungan .Kalau dipaksakan bangun jalan seperti di jawa pasti mahal padahal penduduk sangat jarang -+ 5 juta jiwa untuk pulau seluas itu.Lebih baik di bangun kereta gantung seperti di negara eropa seperti swiss misalnya .Pasti lebih murah biaya perkilometernya.
Lagi mau diapakan setelah jalan di buat ?Seluruh tanah adalah kepunyaan suku termasuk hutan sekalipun . Mereka juga tak mau jual misal untuk bangun pabrik,Industri .
Kalau tak ada kegiatan industri di sana trus pesawatnya pulang kosong ?.
Coba fikir betapa mahalnya ongkos angkut jadinya .kalau perusahaan taroklah Pelita misalnya karena tahu keadaan seperti itu pasti akan mengenakan biaya PP untuk sekali jalan .atau mau dibebankan pada operasinnal TNI ,juga akan membebani TNi .
Atasi dulu masalah ketersediaan lahan di Papua misalnya seperti di daerah lain yang bisa dibeli dan dimiliki oleh orang non papua . Maka ide mau bangun Industri,mau bangun jalar trasportasi baru bisa dijalankan .Tanpa dimintapun swasta akan bergerak menyediakan transportasi udara,laut jika kegiatan industri di sana sudah jalan.Swasta itu fikirannya hanya satu yaitu keuntungan .
Ya sekarang masih berfikiran penduduk sangat jarang di dareah Irian tapi ketika semua fasilitas tersedia penduduk akan berpindah dengan sendirinya dan kelak akan menjadi ramai. bagaimana penduduk gak menumpuk di jawa akses jalan didaerah selama ini sangat kurang. Setiap daerah itu punya masalahnya sendiri tapi disinilah peran pemrintah mengatur masalah hak ulayat atau suku mengenai tanah akan dipertegas. Lagian apakah penduduk setempat akan selamanya bodoh? ketika dikasi akses maka mereka akan cepat berkembang.
HapusBiaya pembangunan kereta gantung (cable car) lebih murah dari jalan raya per km? MIMPI. Biaya pembangunan jalan trans Papua per km itu 5-7 miliar rupiah (kurang lebih 530.000 US Dollar per km MAX). Biaya cable car di sungai Thames 100 JUTA Dollar untuk 1 km. Di kota Koblenz 20an JUTA Dollar untuk 1 km. Itu dengan lingkungan yang relatif mudah untuk konstruksi (kota, datar, minim pepohonan) bukan hutan rimba bergunung-gunung dengan tanah yang berlumpur kalau hujan. Masih yakin cable car lebih murah dari jalan?
HapusSumber:
http://beritatrans.com/2015/09/08/biaya-pembangunan-jalan-di-papua-mencapai-rp7-miliar-per-kilometer/
http://gondolaproject.com/2011/09/26/exploring-the-thames-cable-car-costs/
Mau diapakan setelah jalan raya dibuat? YA BUAT DIPAKAI RAKYAT PAPUA lah. Setelah infrastruktur mulai dibangun di daerah pinggiran (jalan, tol laut, dll.) harga barang di Papua mulai TURUN.
https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3317405/ada-program-tol-laut-jokowi-harga-semen-hingga-ayam-potong-di-papua-turun
Kalau ga ada infrastruktur memadai mana ada perusahaan mau beroperasi di Papua. Percuma mau mengadakan lahan (yang udah ada) kalau infrastruktur di sana masih buruk. Buat apa mereka keluar uang sendiri untuk bangun infrastruktur kalau di daerah-daerah lain infrastruktur sudah lebih memadai dan siap pakai? Mana ada orang mau kerja di Papua kalau harga barang mahal luar biasa karena transportasi barang ke sana mahal disebabkan infrastruktur buruk?
Bangun tuh infrastruktur dulu, infrastruktur beres ekonomi lebih lancar. Ekonomi lancar uang mengalir buat beli apa juga bisa. Jangan kaya Amerika sekarang. Militer jor-joran infrastruktur mereka mulai berantakan karena ga keurus.
Mau coba-coba ngomong hutang jangan kaya orang bego lah. Yang penting dalam hutang piutang antar negara itu RASIO HUTANG KE GDP suatu negara bukan JUMLAH. Kalau masih 27an persen kaya Indonesia mah ga usah heboh. Kalau udah 250an persen kaya di Jepang baru boleh heboh. Udah 250an persen pun di Jepang masih ga heboh cap lebay kaya ente.
Tapi ya terserah TUAN UNKNOW lah. Kan UNKNOW paling pintar sejagat raya kan. Saking pintarnya percaya website hoax macam JKGR. Claim Su-27 diupgrade selevel Su-35 sumbernya mana di JKGR? Sumbernya "penelusuran penulis". Sumber terpercaya banget. Ya kan? #sarcasm
@GerhardA,anda ini kalau koment nyelantur kemana-mana .Saya kan kasih tanda tanya waktu koment tentang SU27,juga ada di youtube tapi sekarang di hilangkan .
HapusBaik .
Anda nggak ngerti Papua .Papua beda dengan daerah lain . Di sana seluruh tanah adalah tanah ulayat ,kepunyaan suku .Hutan rimba sekalipun yang mungkin belum pernah mereka injak sudah diklaim punya nenek moyang mereka.Dan itu tidak bisa dibeli karena mereka tidak jual . Aturannya/UU nggak sama dengan daerah lain .Bisa beli tanah di pinggiran kota ,resmi ada sertifikat tapi jangan harap bisa dimiliki . Mereka tidak mengakui sertifikat .Malah balik bertanya .Ini tanah kamu bawa dari jawa kah ? Terus dilanjutkan PAPUA hanya untuk orang papau . Kamu bisa apa menghadapi situasi begitu ?
Nah masalah ini selesaikan dulu baru bisa bicara infrastruktur ,dan seterusnya .
Celakanya nanti jalan sudah di bangun ,industyri tidak bisa tumbuh karena ketidak tersediaan lahan dan seterusnya .Duit sudah habis buat bangun infrastruktur tapi sama sekali tidak bisa di gunakan untuk memajukan daerah.
Kamu bandingkan kereta gantung di buat di Inggris dengan ponsterling yang tinggi dibuat untuk standar wisata mewah . Buat sendiri di dalam negri dengan biaya rupiah pakai componen local oleh Inka misalnya ,tak perlu mewah tapii fungsional,sudah cukup . Contoh mobil BMW dan kijang jauh bedanya baik dari harga maupun kwalitas . Sama sama mobil toh ?.
Emang murah biaya pesawat angkut perjamnya ? Trus pakai anggaran siapa ?
HapusTNI aja kesulitan buat operasionalnya bahkan utang ke pertamina.
https://garudamiliter.blogspot.co.id/2014/11/tak-punya-dana-biayai-patroli-laut-tni.html
Waaah unkow pinter yah. Lebih pinter dari orang yang udah pernah ke Papua langsung. Hebat deh #sarcasm
HapusUrusan tanah ulayat itu rata-rata cuma jadi konflik kalau ganti ruginya ga dibayar. Which is logical. Pemerintah sendiri udah mengakui hak ulayat suku-suku di Papua. Urusan itu pemerintah udah tau solusinya gimana (bayar ganti rugi). Contoh konflik kalau ga bayar ganti rugi itu antara suku Amungme dan Freeport karena Freeport ga bayar ganti rugi tanah yang mereka pakai. Kalau diganti rugi ya ga masalah.
Anda pikir orang Papua bodoh banget kali ya?
Ga usah konyol bilang inggris mahal dll. Itu di Koblenz, Jerman masih lebih murah tapi semurah-murahnya masih 20an juta dollar/km.
Kereta gantung itu mahal karena perlu tingkat keamanan yang tinggi. Kursi, cat, dan seterusnya itu cuma sebagian kecil dari harga kereta gantung. Biaya operasional dan oerawatannya juga mahal demin menjamin keamanan. Nyawa anda bergantung di sebuah kabel. Makanya orang hanya pakai kereta gantung untuk jarak pendek dan tujuan wisata. Lah buat 3000 sekian km? Ga realistis.
Lagipula emang kita bisa bangun kereta gantung sendiri? Kereta gantung itu bukan kereta api kenapa anda ngelantur ke INKA? Komponennya beda jauh, teknologinya beda jauh. Kalau mau bangun kereta gantung pasti harus impor dan impor pasti pake USD. Perumpamaan dan solusi anda ga masuk akal.
Pesawat PASTI ga akan dipakai buat logistik sehari-hari. Taruhan itu namanya aja tol udara tapi ujung-ujungnya yang bakal dipakai sehari-hari itu tol laut (kapal) dan jalan raya. Tol udara itu pasti lebih ke arah kemampuan logistik TNI.
Pemerintah ga setolol yang anda pikir. Anda ga sepintar yang anda pikir.
Udah dikasih contoh masih ngeyel . Memang saya tidak mengalami sendiri tapi itu terjadi pada saudara saya .Dia terpaksa mudik karena masalah tanah .Uang habis beli tanah tapi nggak bisa di gunakan .
HapusKalO cuma bisa bilang tolol anak kecil juga bisa .Freeport itu di bangun di pemerintahan siapa ? Mana bisa minta ganti rugi pada rezim lalu .Makanya mereka minta sekarang.Toh sudah terlanjur di duduki . Apa mereka dulu mau terima Freeport bangun pabrik disana? JELAS TIDAK .
Contoh apa? Cuma karena kejadian ke saudara anda terus kejadian ke semua? Kalau gitu ga ada yang bisa tinggal di sana dong? Ups kenyataannya 62% dari penduduk Papua pendatang dari program transmigrasi. Mungkin jumlah nyatanya lebih kecil karena yang ngomong orang anti transmigrasi karena "manghilangkan" kesempatan kerja penduduk lokal karena pendatang lebih kompeten. Tapi kenyataannya jumlahnya cukup besar sampai dicover oleh CNN Indonesia. Kenyataannya banyak yang pindah ke sana no problem. Teman saya bapaknya pindah ke papua dan buat kerja kenapa ga ada masalah?
HapusBerita CNN nya kalau ga percaya: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151007201737-20-83560/pengamat-ide-papua-jadi-tujuan-transmigrasi-absurd/
Dunia ga berpusat pada anda, kemauan anda, dan keluarga anda.
anda baca sendiri link yang anda sodorkan malah kesimpulannya sama seperti yang saya sampaikan .
HapusNope. Alasannya beda. Anda bilang karena masalah tanah. Artikel itu menolak karena pendatang lebih kompeten sehingga orang papuanya sendiri kehilangan kesempatan kerja.
HapusLagipula tujuan utama saya pakai artikel itu cuma buat menunjukkan bahwa klaim anda tanah di Papua susah didapat itu bullshit karena banyak yang bisa transmigrasi ke sana.
Ya min Pengganti F-5 kontrakny thn ini..klw nggak ya mw blg apalagi..brarti presidennya hanya mw bngun perekonomian....bngun kekuatan militer nya nanti saja tggu ada perang...kecewa sya...
BalasHapus
Hapustentu, analisa guwe bgini om tupz,
dlm masa damai kyk gini mao ngapain lagi selain bangun ekonomi demi kesejahteraan dan keadilan sosial utk rakyat banyak.
dari pembangunan ekonomi yg merata, hasilnya bisa buat beli senjata. program "NAWACITA" mcm yg ane tulis buat si ipul dom dom disini:http://defense-studies.blogspot.co.uk/2017/04/airbus-to-enter-co-operation.html
tentunya menyita waktu dan anggaran yg tidak sedikit. apalagi masa tugas presiden itu cuman 5 tahun dan gak ada yg bisa prediksi masa depan itu seperti apa. Apakah beliau bisa sampai 10 ato bahkan 5 thn pun blom selesai. Jika saja negeri ini kembali ke jaman sblom reformasi, akan lbh meringankan tugas presiden yg py kekuasaan super jangka panjaannngg, asal gak lupa diri aja haha!
Dan jgn lupa program “nawacita” ini bisa loh bersinergi dgn militer, contohnya pembangunan byk lapangan terbang itu bisa memudahkan militer menjangkau tempat2 terpencil yg byk banget di daerah timur khususnya perbatasan. secara statistik pembiayaan militer paling gde pst jaman skrg,
Namun yg terpenting itu operasional & prawatan alutsista hrs konstan. kalo cuman beli tapi nongkrong doang jg bisa. kyk dinegara lain. eropa, asia byk yg numpukin alutsista buat cadangan jika perang br pake. Biaya operasionalnya emg kecil tapi prawatannya kan tetep sama kerna, pake gak pake kudu ganti oli ame aki kan haha!jerman & meneer blande pun mana tahan,akhirnya ngejualin tank simpenan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuskalo beli senjata dulu jg bisa, tapi pasti ngutang. kalo perekonomian lesu alhasil utang gak kebayar negara bs wangklut dan kacau balau,yg nagih banyak. hasilnya bisa perang, kalo kalah dijajah kalo menang tetep bokek. kira2 enakan mana yach haha!
Hapusnich om buat baca2, http://www.antaranews.com/berita/493293/sby-utang-indonesia-ke-imf-lunas-pada-2006
mungkin skr kita bisa berbangga soal kejayaaan militer masa lalu, tp masa lalu kita gak bisa bo’ong, kerna “KREDIT”nya gak abis2 ampe skr haha!
akhir kata, sabar yach om, kita kan gak tau apa sebab delay2 itu. Mungkin aja ada kesulitan yg dihadapi pemerintah sperti gosip2 yg beredar. Guwe sich ttp dukung flanker, walo berat. Itulah harga yg harus dibayar bukan? Drpd nyesel kemudian haha!
orang bijak bilang kalau ingin damai bersiaplah perang .Apa sudah nggak relevan lagi ?
HapusMasih relevan dan pemerintah sekarang juga tahu walaupun ga jor-joran beli alutsista.
HapusBersiap perang bukan berarti fokus mayoritas ke militer. Artinya bisa bertahan dan dalam doktrin TNI artinya perang gerilya bersama rakyat, bukan perang terbuka. Jadi buat apa jor-joran beli alutsista? Beli alutsista sesuai keperluan dan kemampuan ekonomi tapi fokus ke pembangunan infrastruktur dan ekonomi yang bisa dirasakan rakyat.
Buat apa fokus ke alutsista kalau ga ada uangnya untuk mengoperasikan alutsista tsb?
Apa ,masih pakai jargon lama di jaman modern ini?Padahal kita mampu lho kalau mau .
HapusNoh dari jauh musuh cuma tinggal tekan tombol,ratusan warhead bisa datang dalam sekejab kita masih mengandalkan senjata perorangan ditambah rakyat di persenjatai mirip jargon PKI yang di adopt dari SOVYET.Makanya bangsa ini nggak akan maju karena orang seperti anda.
Kita mampu kalau mau? Sori kenyataannya uang kita ga ada. SBY banyak beli alutsista juga ngutang.
HapusKhawatir sama ICBM dan cruise missile? Terus apa gunanya beli alutsista jor-joran kalau gitu? 1 ICBM bisa menghancurkan seluruh kekuatan militer yang kita beli seharga milyaran sampai triliunan dollar. Kenyataannya ICBM ga akan pernah dipakai karena ga ada yang cukup bodoh buat menyebabkan kiamat.
Terus cruise missile? Mau beli beberapa battery S400 pun cruise missile masih lebih murah per piecenya dibanding missile yang dipakai S-400. Pantsir? Ga bakal bisa menangkis semua cruise missile kalau emang diserbu ratusan warheads.
Lupa dengan Iraq? Militer mereka dulu salah satu yang terkuat di Timur Tengah di eranya. Rata karena mereka melawan Amerika di perang konvensional terbuka. Kalau emang kita diserang musuh adidaya macam US atau RRC buat apa beli alutsista banyak-banyak. Perang terbuka pasti KALAH.
Mau tau cara mengalahkan mereka gimana? Tiru Vietcong dan insurgent di Iraq/Afghanistan. Gerilya, buat mereka harus berkorban nyawa banyak kalau mau menjajah Indonesia. Lama-lama rakyat mereka yang ga betah sendiri karena keluarganya mati demi menguasai Indonesia. Mereka kena war fatigue dan minta/menuntut pemerintah mereka sendiri buat menarik mundur pasukan. Contohnya Amerika di Vietnam dan Timur Tengah.
Doktrin TNI udah paling realistis untuk kenyataan kita sekarang. Ide anda memang seolah glorious dan ngejreng tapi ga realistis.
Lha emang musuh Indonesia AS,RUSIA,KORUT yang punya icbm . Kita tidak ada musuh bro . Cuma yang harus di jaga keseimbangan kawasan dengan jiran . Hanya itu . Setiap negara yang merasa lebih akan cendrung menggunakan powernya untuk menekan yang lemah . Contoh China dengan Philippine.Contoh Malaysia dengan Indonesia .Dan hal itu tak akan terjadi bila ada keseimbangan kekuatan contoh India vs Pakistan .Korut VS korsel ,AS vs RUSIA. nggak perang perang tuh sampai sekarang karena kekuatannya seimbang .
HapusAssie sudah mulai meninggalkan Indonesia di belakang karena membangun besar-besaran militernya . Kita harus ikuti kalau tidak maka peristiwa lepasny asebuah propinsi seperti timor-timor akan terulang lagi .Papua punya potensi dikipasi AUSIE .5 tahun terakhir aussie ngeper juga dengan Indonesia contoh saat SBY disadap TNI AL mengirim kapal perang ke dekat perairan AUSSIE ,pamer kekuatan .Pada saat menghukum mati warga aussie juga TNI pamer SU 30 disepanjang perbatasan 2 negara .
Hal seperi ini takkan bisa dilakukan dimasa depan bila punya masalah dengan mereka karena kita kalah dari segi asset militer .
Pemahaman anda tentang militer sangat lemah .
China vs Philippine: Adidaya vs someone else. Mau Philippine beli senjata sebanyak apapun, China ga akan peduli.
HapusMalaysia vs Indonesia: Mereka berani karena mereka dibacking Commonwealth. Kita serang mereka, kita dikeroyok Inggris, Aussie, NZ, dll. and they know it.
India vs Pakistan: Mereka udah perang di tahun 1971. Contoh invalid.
Korut vs Korsel: Lebih ke arah takut sama backing mereka masing-masing dan mencegah perang dunia 3.
AS vs Rusia: Nukes. Satu-satunya alasan mereka ga baku bunuh. Tanpa nuklir, Amerika mungkin bakal lebih tegas ke Rusia.
Aussie ga perlu militer kalau mau ngipasin Papua. Mereka udah punya OPM buat bikin klaim pelanggaran HAM dan seterusnya. Alutsista ga berguna banyak untuk urusan Papua. Kita beli banyak-banyak, OPM dan organisasi HAM bakal bialng itu buat kita menekan rakyat Papua. Lebih berguna cara Jokowi sekarang. Bangun infrastruktur, meratakan pembangunan ke Papua, buat rakyat Papua dan Papua sebagai provinsi jadi lebih makmur. Dengan sendirinya OPM dan klaim pelanggaran HAM mereka jadi ga relevan. Terutama kalau rakyat Papua sendiri yang buka mulut.
Anda pikir mereka hirau Indonesia kirim beberapa kapal atau beberapa Su-30 ke perbatasan? Mereka punya F-18 dengan jumlah lebih banyak, mereka punya aliansi dengan US dan US udah kirim F-22 Raptor mereka ke Aussie (alasannya buat menghadang RRC). Plus mereka PASTI menang kalau perang terbuka karena dengan uang yang pas-pasan Indonesia ga mungkin bisa beli alutsista sebanyak dan secanggih mereka dan mereka bakal dibacking Commonwealth 100%.
Lain dengan anda yang berpikir bahwa pertahanan cuma didasarkan pada seberapa banyak dan canggih senjata yang dimiliki, saya lebih paham bahwa pertahanan lebih berhubungan dengan ekonomi, politik luar negeri, seberapa merata pembangunan di daerah, dll. dibanding hanya ALUTSISTA.
Anda sangat tidak realistis. Anda tinggal di dunia mimpi.
Aduh baca yang betul . india vs pakistan seimbang karena samasama punya nuke ,apa tahun 1971 sudah punya nuke ?
HapusAnda pikir karena sama common well apapun yang dilakukan assie langsung diamini anggota lain ? Saya betulkan bukan commomwealh tapi FPDA. dan itu perjanjian baru aktif jika diserang duluan .Artinya jika salah satu anggota diserang . Untuk Malaysia tidak termasuk wilayah kalimantan hanya berlaku di semenanjung .
Tetap saja alasannya karena NUKE bukan karena keseimbangan alutsista konvensional. Di tahun 1971 militer konvensional mereka kurang lebih seimbang. Tetap aja mereka perang. Kalau kita punya nuke juga ga akan ada yang berani macam-macam dengan kita. Tapi karena kita udah ratifikasi Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons, kita ga mungkin bisa punya.
HapusSaya udah tau namanya FPDA. Saya sebut commonwealth karena siapa tahu anda ga tau FPDA itu apa. Saya juga tahu FPDA punya syarat bahwa mereka harus diserang duluan. Itulah kenapa Malaysia berani macam-macam dengan kita. Kalau kita apa-apain penerobos perbatasan mereka, kita dikeroyok. Itu berlaku di SELURUH Malaysia. Yang disebut buat penninsular Malaysia itu IADS dengan Singapore.
haahaa.haa. yalah anda paling pinter.selamat .
HapusNo more good way to reply, falls back to insults instead of admitting and learning. This is why Indonesia's development is stuck where it is. Too many people like you.
Hapusi think there is something weird onthese. are there some one who can enligten me the reason behind these action?
BalasHapus