08 Juli 2017
Pesawat penumpang N-245 (image : Detik, DI)
JAKARTA—Pemerintah menambahkan program pengembangan industri pesawat ke dalam proyek strategis nasional.
Perusahaan aviasi pelat merah PT Dirgantara Indonesia bakal memproduksi pesawat jenis N-245, sedangkan perusahaan milik BJ Habibie PT Regio Aviasi Industri bakal menggarap produksi pesawat jenis R80.
“Memang sampai sekarang belum financial close, tetapi kebutuhan pendanaan keduanya sekitar Rp 20 triliun,” ujar Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo di Jakarta, Kamis (6/7).
Dirgantara dan RAI bakal menjaring investor dalam proyek pengembangan pesawat itu. “Meskipun masuk ke dalam proyek strategis nasional, pemerintah tidak berikan jaminan apapun. Pendanaannya sepenuhnya pure dari swasta, mereka boleh joint dengan beberapa perusahaan lain,” ujar Wahyu.
Pesawat penumpang R-80 (image : RAI)
Menurutnya, kedua perusahaan tengah mencari investor dan calon pembeli kedua jenis pesawat pengangkut tersebut. Kedua perusahaan penanggungjawab proyek itu diharapkan bukan hanya memenuhi permintaan pesawat dalam negeri, tapi juga untuk pasar ekspor.
Dirgantara bakal membuat pesawat jenis N-245 di fasilitas produksinya di Bandung. Adapun RAI bakal memproduksi R80 di Kertajati. Kedua pabrikan juga didorong bukan hanya menggeluti proses perakitan, tapi juga sampai ke industri perawatan mesin pesawat (maintenance repair overhaul/MRO).
“Dirgantara belum mengestimasi mau produksi berapa unit N-245. Tapi, RAI sudah menargetkan minimal produksi 160 unit R80, di angka itu dia baru break even,” ujar dia.
Pemerintah berharap Indonesia dapat memproduksi pesawat secara berkelanjutan dengan masuknya program pengembangan industri pesawat di dalam proyek strategis nasional. Dua produk pesawat yang masuk ke dalam proyek strategis nasional yakni N-245 dan R80 merupakan dua model pesawat jarak menengah.
(Bisnis)
Banyak maunya...N219 aja gak beres2,..
BalasHapusso what's your dream/vision then?
Hapus@zaka adalah contoh orang yg gak pernah memikirkan masa depan dan gak bisa menghargai usaha dan harapan orang lain
BalasHapusUnknown@ane masih tau bedanya harapan dan ngayal,
Hapusmemikirkan masadepan sperti apa?
Usaha seperti apa?
Berharap boleh...tapi yang realistis
if there were this kind of thought in Brazil, there won't be Embraer 120s, 145s 170s and 190s, and there won't be PC21s and PC12s in Switzerland
Hapusdikit 20T mah , kata LBP kan negara kita bukan negara miskin negara kita itu negara kaya, KAYA NGUTANGY MAKSUDY mungkin
BalasHapuscoba tengok ini
Hapusratio hutang indonesia thd GDP:liat sendiri...2 dijit
https://tradingeconomics.com/indonesia/government-debt-to-gdp
forecast:https://tradingeconomics.com/indonesia/government-debt-to-gdp/forecast
singapur:100%
https://tradingeconomics.com/singapore/government-debt-to-gdp
amrik:106%
https://tradingeconomics.com/united-states/government-debt-to-gdp
jepang=250%
https://tradingeconomics.com/japan/government-debt-to-gdp
yg bahaya itu kaya hutang tp gak di cicil om don haha!
tp kita kan lain tp kita kan negara berkembang, hutangnya yach buat model infrastruktur dan bangun industri gt dech.
perlu diketahui hutang kita itu darimana dulu, apakah baru, warisan pemerintah sblom2nya dulu.yg dari awal aja masih ada.
kalo pemerintah yg skrg gak bole hutang pdhl byk proyek macet krn kekurangan pendanaan, maka dgn sendirinya negara akan tertinggal jau.
ingat waktu adalah sesuatu yg tdk bisa dibeli ato diputar kembali. dalam bisnis siapa cepat dia menang. kalo dalam bisnis kita kurang dana,maka perlu dana tambahan dr luar
sperti pinjaman berjangka.
bila ambil hutang tp bisnis masi ada selisih untung, kenafa tidak???drpd bisnis sama sekali hilang malah gak dapet duwit, jalan ditempat dech haha!😄
sama sperti beli senjata,nunggu py duwit wah bisa keburu digempur musuh.
mending ngutang,kalo ribut gak usa bayar utangnya beres, yg penting ada senjata buat ngusir debt kolektor dolo haha!
Dipublikasikan New York Times dan Canberra Times, jutaan pelanggan PT Telkomsel ternyata disadap Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia. Nama Indosat juga disebut-sebut dalam laporan itu.
BalasHapusNamun, ternyata bukan hanya penyadapan demikian saja.
"Saya mengindikasikan bahwa mereka bukan hanya menyadap saja. Tapi negara asing itu juga menempatkan orang-orangnya sebagai agen intelijen secara tersembunyi di beberapa kementerian dan lembaga," beber Hasnuddin.
Salah satunya, kata Hasanuddin, terjadi di Kementerian Perdagangan di mana agen intel asing itu bisa berada di sana atas dasar kerjasama luar negeri.
Dengan bungkus kerjasama itu, kata Hasnuddin, agen-agen intel itu bisa punya tempat di kementerian, yang bertujuan mengintervensi keputusan Indonesia soal perdagangan luar negeri.
"Saya meminta pemerintah agar mengambil sikap dan tindakan tegas terhadap penempatan orang asing di berbagai instansi Pemerintah ini," tandasnya.
Mengambil contoh di Kementerian Perdagangan tadi, Hasanuddin menjelaskan biasanya bermodus adanya sebuah lembaga kerjasama yang disiapkan untuk para intel asing itu. Mereka berada di bawah Direktur Perjanjian Perdagangan Luar Negeri.
"Awalnya para agen asing itu hanya seakan sebagai liasion officer saja. Padahal dia mengambil data-data soal kondisi perdagangan Indonesia, lalu bahkan belakangan ikut campur dalam kebijakan perdagangan Indonesia," jelasnya.
"Jadi, ini bukan hanya masalah penyadapan, tapi kegiatan intelijen yang bisa mengambil informasi hingga mengintervensi. Jadi kewaspadaan harus ditingkatkan."
Ada tanggapan?
Kau kira sri mulyani siapa ....sri mulyani antek pemeras bank dunia di angkat jadi mentri hasilnya hutang indonesia habis 35% habis di jarah bank dunia pura 2 gak tahu . Saman rezim jokowi indonesia di telanjangi luar dalam aneh nya tidak pernah masuk koran .
Hapusawas bro..sekarang sudah ada UU ITE..kasus penghinaan nama baik tokoh boleh dijatuhkan hukuman ditelanjangi dan disuruh berlari keliling monas...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSi Hasnuddin itu siapa mas? :P
HapusEngkong ente ya? :D
HapusMuarif@ hati2 kalau ngomong,..nunjuk hidung harus kapal bukti..kalau emte asal ngejeplak sama aja ente ngefitnah bakal repot ente..
HapusTapi ane gak kaget sama omongan ente
Dgn adanya UU ITE ketahuan makin otoriternya... Kayak orde baru jilid 2 tapi dgn cover up media yg massif sehingga tdk ketahuan...
Hapusotoriter???orba jilid 2???
Hapusmad mad,ini tuch bukan otoriter tp mengatur spy damai hidup.
lah uu ite aja uda resmi dipake dari taon 2008 haha!😆😆😆😆
kalo gak ada uu ite,media elektronik,khususnya dunia maya gak akan terkendali,dgn sendirinya akan membuat kekacauan yg dibuat oleh segelintir org demi keuntungan sekelompok tertentu yg bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.apalagi skr marak yg namanya Proksi War.
ente mao negara ini rusuh/hancur gegara gak ada hukum?enggak kan, jd ikutan ajalah bgitchu mad.
dan pihak berwenang dlm hal ini kepolisian gak py payung hukum utk meladeni kekacauan di media elektronik.krn dulu barbuknya gak bisa dipake di pengadilan yg gak py pasal uu ttg ite dalam kuhp,sebagai pedoman penegakan hukum di RI.
lahirnya uu ite,karna ini jaman maju jd dibuatlah khusus utk menghadapi kejahatan dan pelanggaran media elektronika.
uu ite sangat berguna buat kita smua.dan andapun beserta keluarga akan dilindungi dari kejahatan dunia maya dan media elektronik.seperti dari bahaya penipuan online,pemerasan&ancaman,fitnah dll.
sbg contoh ada orang yg mengancam jiwa anda atopun kluarga lewat teks sms atau email. tinggal lapor ke polisi bagian cybercrime, maka pelaku bisa dijemput dan dikenakan pasal ite.enak kan drpd brantem, capeekkk haha!🤗
If the N245 project will go smoothly with government funding, then sure why not?
BalasHapusI have no issues with the government funding the projects of nationally owned companies like pt. DI. But funding a private venture like the R-80? I really don't think that our govt. should do it.
It's not their job to fund the projects of private companies unless they ordered the plane to be designed in the first place.
Why waste money on unnecessary things? We are not the US of A that has infinite money so that they can subsidize Boeing projects.
"Meskipun masuk ke dalam proyek strategis nasional, pemerintah tidak berikan jaminan apapun. Pendanaannya sepenuhnya pure dari swasta"
HapusAs it says in the article, meaning the government isn't funding any of these projects. They won't even give guaranties on them.
The only thing they can do is stop the N245 as the company owner, or put in prohibitive rules for other companies in the industry.
The govt will support the project in areas other than funding directly.
HapusKenapa tidak dilanjutkan saja proyek n250, tinggal meningkatkan teknologinya sesuai perkembangan. Toh 245 & 250 tidak jauh bedanya, mungkin investnya jd lebih murah.
BalasHapusPernah dibahas itu,oleh PT DI & Regio.Googling lah, dan situ akan temukan jawabannya.. :P
HapusN-250 teknologinya dah ketinggalan zaman mas
Hapusso what's the current technology then?
HapusIni buat jarak berapa y?
BalasHapusKalo disandingkan dengan mesin turbofan spertinya konsumen lebih milih yg turbofan.
are you saying that Bombardier Q400 and ATR72-600 are not preferred by passengers? Then why Philippine Airlines and Spice Jet re-ordered turboprops during the recent Paris Airshow? Why Flybe get rid of their Embrarer 195s and decided to standardize on the Q400? Why Qantas Link operates Q400s? Why SAS Scandinavian wet-leased ATR72s from Braathens?
HapusUdahlah jangan terlalu banyak berharap, anggaran sekarang banyak yg disunat .
BalasHapusif it's so, why don't you tell ATR and Bombardier
BalasHapus