07 November 2017
Pesawat angkut ringan N-219 (photo : LAPAN)
Tangerang - Pemerintah Indonesia menawarkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), yakni N-219, kepada Tiongkok dan Meksiko. Kedua negara itu dinilai potensial untuk menyerap pesawat yang saat ini masih dalam tahap pengujian tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Agus Santoso menjelaskan, pihaknya ingin pemasaran atas pesawat N-219 dilakukan secara ekspansif. Maka dari itu, Kemenhub mendorong upaya pemasaran armada yang dimaksud dengan menawarkannya kepada Tiongkok dan Meksiko.
"Kita sudah punya pesawat sendiri N-219. Pesawat ini pada 17 Agustus 2017 sudah test flight diharapkan nanti test flight kemudian tes lainnya akan segera rampung tahun-tahun mendatang. Kami juga ingin buat ekspansi terhadap produk PT DI untuk konsumsi di negara Tiongkok dan Meksiko," jelas Agus di Tangerang, Senin (6/11).
Dia menuturkan, Indonesia sudah mempunyai perjanjian bilateral dengan Tiongkok terkait kelaikudaraan sehingga kedua negara tinggal membahas lebih detail mengenai rencana penjualan pesawat N-219. Perjanjian tersebut sudah ditandatangani pada tahun 2000 silam.
Sedangkan, dengan Meksiko, Indonesia masih perlu menyepakati perjanjian bilateral kelaikudaraan terlebih dahulu sebelum membahas detail perihal rencana penjualan N-219. Agus menyatakan, Indonesia dan Meksiko akan menandatangani perjanjian yang dimaksud pada 10 November 2017.
"Kami dengan direktur kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara pada tanggal 10 November akan ke Meksiko tandatangani bilateral airworthiness agreement," imbuh mantan Direktur Bandar Udara Kemhub ini.
Agus menjelaskan, upaya pemasaran perlu dilaksanakan sebelum pesawat N-219 lulus uji keseluruhan dan diproduksi massal. Hal tersebut guna memastikan saat pesawat sudah dibuat banyak, PT DI bisa segera mengirimkannya kepada pemesan sehingga tak akan terjadi penumpukan lantaran tak laku.
"Pesawat dipasarkan mulai saat dia itu didesain, mulai saat dia dites dan sebagainya. pemasaran harus sudah ada. PT DI sudah produksi pesawat sendiri N-219. Inilah yang akan kami produksi dan pasarkan luas seluruh dunia. Ini juga untuk push PT DI produksi pesawatnya sesegera mungkin dan segera dipasarkan," terang Agus.
Di tempat yang sama, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Muzaffar Ismail menyatakan, proses sertifikasi N-219 terus berjalan dengan mengacu pada program yang sudah dibuat PT DI. Dia mengharapkan, seluruh proses pengujian dapat selesai sesegera mungkin.
"Kita laksanakan bersama (proses pengujian) mudah-mudahan proses sertitikasi bisa cepat tuntas. Dengan cepat tuntas proses sertifikasi setelah itu bisa lanjut ke tahap berikutnya," papar Muzaffar.
(Berita Satu)
urus sertipikat duyuuu👍👍👍
BalasHapusAmin, mudah2an dilancarkan Gusti Allah..
BalasHapusKalau sama China mustinya sih goal tuh, China sudah minjemin sepasang Giant Panda, Panda merah dan satwa sejenis rusa yg hampir punah ke Indonesia dan dibarter dengan pinjaman Orang Utan dan Komodo ke China dengan periode pinjaman 10 tahun diantara kedua negara. Di China sendiri penduduk yang ketahuan menangkap ketiga satwa tadi boleh ditembak ditempat sesuai undang2 China.
Secara politic bila China sampai mau meminjamkan Panda ke negara lainnya itu artinya negara tersebut dipandang mitra strategis. Gak semua negara dikasih pinjem Panda bila tidak ada background politic yang bagus diantara keduanya.
China dan Indonesia nantinya bakal saling support terutama di volume import dan export kedua negara. Jadi kita doakan supaya laku lah pesawat PT.DI ini...
Ane juga pernah dipinjami "panda kuning langsat", tapi sumpah....gak kuat ongkos maintenennya brai
HapusOper kridit sini gan... wakakaka
HapusOper kridit sini gan... wakakaka
Hapuswow...pasti benci sama jinping jadi hilang nih klu sudah liat panda..hahaha..jembatan selat melaka siap dibangun !!! hahahahahhahaaha
HapusTawarin juga ke afrika, laos, banglades, kamboja, vietnam, papua nugini, argentina, dan new zealand
BalasHapusYg pasti china dan meksiko tak akan claim ini buatan tempatan lho
BalasHapustawarkan dulu ke salesman Gripen, siapa tau mau jadi brokernya..
BalasHapusTiongkok nggak mungkin beli
BalasHapusTumben giliran topik nya alutsista 100% binaan dalam negeri, malay kaga nongol..
BalasHapusGk nongol kerana mereka dengki dan iri bro
HapusKaga nongol lah d negara mereka kn tk mmpu buat jdi mw nyinyir 100% nyindir negara mereka sendiri
HapusKetahuan mental troll nya om.. hehehe
HapusBetul ke kapal selam indo tak dpt menyelam skrg ni.. projek kfx dan satelit juga gagal sebab indo takde uang..... :)
HapusBetul lebih baik salah dari awal dripada tdak sama sekali..indonesia sdah ada pabrikan pesawat alhamdulillah sudah exspor termasuk k malon...
HapusMalon proton sdah d expor ke😀😀
Waduh malon kurang info tak de duit beli paketan internet yeee..??😀
HapusSatelit sdah meluncur bulan 5 dan kapal selam no problem masalah sdah teratasi...
Horang kaya.. Gk kaya scorpung ngambang ber bulan2😀😀