04 November 2019

Kebijakan Modernisasi Alutsista Laut Berbasis MEF Tahap III

04 November 2019


Rudal jelajah permukaan ke darat BGM-109 Tomahawk dapat dipakai untuk mempersenjatai Iver Huitfeldt class (photo : The Drive)

Kebijakan pembangunan militer Indonesia pada tahun 2019 memasuki fase ketiga dalam kerangka Kebijakan Minimmum Essential Force (MEF). Diberitakan oleh Media Indonesia, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan secara keseluruhan pencapaian kebijakan MEF hingga tahun 2019 telah mencapai 72%. Kebijakan MEF dimulai sejak tahun 2009, terbagi dalam tiga fase yaitu fase pertama 2009-2014, fase kedua 2014-2019, dan fase ketiga 2019-2024. Kebijakan MEF didukung secara konsisten oleh anggaran pertahanan yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

Memasuki fase ketiga MEF terdapat beberapa momentum yang menambah optimisme kebijakan akan tercapai secara penuh pada tahun 2024. Tahun 2019 merupakan kali kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintahan dijalankan oleh Kabinet Indonesia Maju. Presiden Joko Widodo menunjuk Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan  menggantikan Ryamizard Ryacudu masa bakti 2019-2024. Momentum tersebut ditunjang dengan anggaran pertahanan tahun 2020 sebesar 126 Trilyun Rupiah, meningkat dari tahun 2019 sebesar 16%, anggaran tersebut merupakan 5% dari keseluruhan APBN. Dengan kenaikan anggaran pertahanan yang cenderung stabil, Indonesia menempati peringkat 26 negara-negara dengan anggaran pertahanan tertinggi di dunia (SIPRI, 2019). Kementerian Pertahanan mentargetkan dengan anggaran pertahanan yang ada, MEF dapat dipenuhi hingga tahun 2024.


Kapal Iver Huitfeldt class yang akan rencananya akan difungsikan oleh TNI AL untuk menjadi kapal Destroyer (image : Thales)

MEF merupakan kebijakan yang saling melengkapi antar variabel di dalamnya. Setidaknya terdapat empat elemen pembangun MEF yaitu Rematerialisasi, Pengadaan, Revitalisasi, dan Relokasi. Keempat elemen tersebut dikonsentrasikan pada titik yang disebut sebagai flash point yaitu bagian dari wilayah Indonesia yang diidentifikasi sebagai daerah yang memiliki potensi tinggi terjadinya berbagai ancaman aktual. Flash point menjadi dasar prioritas dibangunnya komposisi dan disposisi MEF secara bertahap dan berkesinambungan. Disebutkan dalam Buku Putih Pertahanan tahun 2018, kebijakan MEF tidak mengarah untuk arms race namun pemenuhan kebutuhan pertahanan minimal Indonesia.

Kebijakan MEF seyogyanya mengakomodasi berbagai kebijakan pertahanan terkait untuk mewujudkan kebijakan pembangunan pertahanan yang ideal. Salah satu kebijakan terkait dengan alutsista adalah kebijakan industri pertahanan dalam negeri melalui UU No.16 Tahun 2012. Dalam undang-undang tersebut diamanatkan kepada BUMN industri pertahanan menjadi lead integrator pembangunan alutsista. Lebih lanjut keputusan KKIP Kep/12/KKIP/XII/2013 menyebutkan PT PAL Indonesia (Persero) menjadi lead integrator pembangunan alutsista matra laut. Idealnya kebijakan MEF dibangun untuk mengakomodasi industri pertahanan dalam negeri, sehingga akan mewujudkan pembangunan pertahanan dengan didasarkan pada kemandirian industri pertahanan. Sinergi yang baik dan berkelanjutan didasarkan pada komitmen kuat antara pengguna (Kementerian Pertahanan) dengan industri pertahanan merupakan prasyarat bagi kemandirian industri pertahanan.


Kapal Sigma 10514 (PKR 105) yang difungsikan sebagai fregat TNI AL (photo : Damen)

Industri pertahanan yang mandiri merupakan visi yang harus dicapai. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga untuk kebutuhan ekspor. Kebijakan MEF seyogyanya dapat menjadi pendorong percepatan kemandirian industri pertahanan dengan cara pertama, pengadaan alutsista berbasis kapabilitas industri pertahanan dalam negeri. Kedua, jika industri pertahanan dalam negeri belum mampu memenuhi, maka pengadaan melalui produsen luar negeri, transfer of technology (ToT) kepada industri pertahanan dalam negeri menjadi prasyarat. ToT yang dilakukan akan menjadi dasar penguasaan teknologi alutsista di masa depan.

Industri Pertahanan Dalam Negeri

Hingga saat ini pemerintah relatif konsisten dalam komitmennya untuk memprioritaskan industri pertahanan dalam negeri bagi pengadaan alutsista. PT PAL Indonesia (Persero) mampu merealisasikan kontrak pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter, Kapal Landing Platform Dock (LPD) 125 meter, Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) 124 Meter, dan Kapal Selam Kelas Changbogo. Realisasi penyelesaian pembangunan dalam termin on schedule dan bahkan dalam kategori ahead delivery. Penguasaan teknologi kapal tersebut di atas dimiliki dengan skema ToT yang kemudian dikembangkan oleh sesuai dengan kebutuhan pengguna oleh PT PAL Indonesia (Persero). Ke depan, komitmen pemerintah akan skema tersebut harus tetap kuat untuk memastikan sustainabilitas industri pertahanan dalam negeri.


Kapal selam DSME 1400 yang sudah dibuat oleh PT PAL (photo : Merdeka)

Penguasaan teknologi oleh industri strategis bukanlah suatu hal yang sederhana. Negara telah melakukan investasi cukup besar terhadap PT PAL Indonesia (Persero) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Investasi tersebut digunakan untuk menunjang keberhasilan penguasaan teknologi, ToT dan Transfer of Knowledge (ToK). Sebagaimana investasi lainnya, nilai tersebut seiring dengan berjalannya waktu mengalamai penyusutan akibat pengaruh depresiasi, amortisasi, dan lainnya yang dibebankan kepada overhead perusahaan. Investasi yang telah dilakukan harus diutilisasikan semaksimal mungkin untuk proyek-proyek berteknologi tinggi seperti LPD, PKR, Frigate, dan Kapal Selam untuk menjaga produktifitas dan sustainabilitas. Dalam investasi tersebut terdapat amanat rakyat bagi kemaslahatan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terdapat dua mekanisme penguasaan teknologi pertahanan, pertama melalui riset komprehensif dan kedua melalui skema ToT. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. ToT dapat menjadi pilihan karena memiliki keunggulan mempersingkat lead time riset dan pengembangan. Apapun pilihan pemerintah, tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam bingkai kepentingan nasional Bangsa Indonesia.


LPD 124 meter TNI AL (photo : PAL)

Berdasarkan kebutuhan TNI AL, terdapat wacana untuk mengakusisi dua unit kapal perang frigate kelas Iver Huitfeldt buatan Denmark. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan diberitakan oleh jakartagreater.com dalam kesempatan silaturahmi dengan Paguyuban Purnawirawan TNI AL Jala Nusantara pada bulan Januari 2019 mengungkapkan akan dibangun dua unit frigate kelas Iver Huitfeldt di PT PAL Indonesia (Persero) dengan skema ToT. Pernyataan tersebut sesuai dengan amanat konstitusi mengenai industri pertahanan. Secara konstitusional diamatkan melalui melalui UU No.16 Tahun 2012. Dalam undang-undang tersebut BUMN industri pertahanan menjadi lead integrator pembangunan alutsista. Lebih lanjut keputusan KKIP Kep/12/KKIP/XII/2013 menyebutkan PT PAL Indonesia (Persero) menjadi lead integrator pembangunan alutsista matra laut. PT PAL Indonesia (Persero) memiliki pengalaman dan kapabilitas dalam kemitraan ToT, sekaligus kapabilitas pengembangan dan penyesuaian untuk penyesuaian kebutuhan TNI AL. Skema dan prosentase teknis ToT menjadi perhatian khusus nantinya, sejalan dengan kepentingan nasional Bangsa Indonesia.

Kemampuan jelajah samudera menjadi salah satu pertimbangan pengadaan frigate. Dilansir dari janes.com, Kapal tersebut memiliki spesifikasi panjang 138 meter, kecepatan maksimal 30 knot, dan awak kapal 165 personel. Kapal tersebut dapat dipersenjatai rudal jenis BGM-109 Tomahawk atau sejenisnya. Pengadaan tersebut akan semakin memperkuat TNI AL untuk melindungi wilayah NKRI dan menghadirkan efek gentar (deterence). Namun terdapat sebuah catatan yang harus menjadi perhatian pemerintah, prasyarat ToT menjadi amanat yang harus tetap konsisten untuk dijalankan.


Kapal Cepat Rudal KCR60 meter (photo : Terma)

Untuk memastikan penguasaan teknologi maju pertahanan oleh anak bangsa. PT PAL Indonesia (Persero) memiliki catatan keberhasilan dalam ToT sebelumnya seperti pada program Kapal Patroli Cepat (FPB), LPD, Patroli Kawal Rudal (PKR), dan Kapal Selam. PT PAL Indonesia (Persero) memiliki kesiapan untuk menjalankan program ToT dan memastikan penguasaan teknologi serta keberlanjutan produksi frigate kelas Iver Huitfeldt.

Tantangan ke depan

Tantangan bagi Pemerintah khususnya Kementerian Pertahanan adalah memastikan tercapainya target MEF tahap III sesuai dengan anggaran yang ada dan merumuskan kebijakan selanjutnya. Dalam menjalankan kebijakan MEF pemerintah harus tetap konsisten mengoptimalkan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri sejalan dengan amanat konstitusi. Kebijakan impor alutsista dapat dilakukan jika industri pertahanan dalam negeri tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan, namun setiap kebijakan pengadaan melalui impor mensyaratkan ToT dengan skema yang menguntungkan bagi Bangsa Indonesia.

(PT PAL Indonesia)

108 komentar:

  1. πŸ™„πŸ€”πŸ§πŸ§πŸ˜Ž

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aq mikir gambar sing nduwur kaeπŸ™„πŸ€”πŸ€”πŸ€”, si tom "susah" nek arep di rabek ke karo mbak iver nak sing tuku awakkee.

      Hapus
    2. INDONESIA BISA & VOLTUS VOLTRON
      kene ngadep mbah gono disek, sowan sg apik.

      kok ga nduwe unggah ungguh karo wong sepuh seng putune we sepuluh.


      njaluk di pentung kok πŸ”¨πŸ”¨πŸ”¨

      Hapus
    3. Lirik dagangan kpop => pasangin Hyunmoo...😁

      Hapus
    4. Mbak Hyunmoo.. Okelah😘😘😍😍

      Hapus
    5. ga sedeng mas PS bolongan peluncure gawe hyunmoo, duuh

      Hapus
    6. INDONESIA DARURAT KAPAL PERANG TYPE DESTROYER!!

      Hapus
    7. Nyuwun ngapuro mbah penunggu Def pk

      Hapus
    8. maren kata luh pengen yg cem kri irian, skrg destro, gimana sech ntuw mah turun kelas namenye atuh tong tong tonggπŸ”¨πŸ”¨πŸ”¨ haha!🀣🀣🀣

      Hapus
    9. Real Destroyer TOT KDXIII and Real Frigate TOT IVER....

      Hapus
    10. Semoga doa kami REINKARNASI KRI IRIAN dapat terjadi...

      Hapus
    11. @ om palu gada .. Nanti saya telpon om putin untuk TOT rudal zircon...

      Hapus
    12. buruan, opa putingg ...eh putin bentar lagi pengsiun haha!🀣🀣🀣

      Hapus
    13. @van muttohar ya kalau nggak sedeng ganti aja mk56 pakai kvls. Jadi bisa ngangkut Hyunmoo 3 toh. Apalagi kita sedang mesra-mesranya tot sama Korsel.😁😁😁

      Hapus
    14. hiyya hiyya hiyyaa, , ,
      hyunmoo 2 == ISKANDAR
      hyunmoo 3 == TomaHawk

      membuat forumer Sing sama Malon Panas nanti kalau dikasih ote ote ke HYUNMOO πŸ˜‚πŸ˜‚

      btw kalau emang mau dipasang harus mampu mengakomodasi dimensi missile loh, Si Hyunmoo ini punya ukuran 7,2m x 0.95m loh.

      kira" mas @BERANDAL LOKAJAYA, muat gak di jejelin ke iver πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      LPD wes mentok"e ?

      Hapus
  2. Malon nak bina sampan aje tak bole kau bina kapal besar nanti kapal tu langsung kram ga mau melaut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dictrine di gred A kapal selam berfungsi jadi frigate banana boat,kalo frigate berfungsi jadi kapal selam alias tenggelam cem KD SRI PERAK 😁😁

      Hapus
  3. Iver jadi gak ya... Belum ada kabar T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih nyari bank kemaren T_T

      tunggu aja tahun depan.

      Hapus
    2. Masa sih geng perbanas ga bisa bantu minjamin modal...tega amat

      Hapus
    3. Di def pk ada yg bilang november akan ada berita bagus. Sampai sekarang belum ada T_T

      Hapus
    4. november masi 4 hari euy, mana dosen off kampus lagi

      Hapus
  4. Yg jadi pertanyaannya apakah mamarika mengizinkan misil Tomahawk bisa di install pada iverhuitfelt kita,palingan misil dari Rusia cem yakhont or kalibr atau Brahmos yg bisa di install Iver kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mas kalo si pentagon, kongres dan Donal kita "sogok " Plus di jampi2😁😁😁

      Hapus
    2. Sementara jadul, isroil minta Tomahawk ga dikasih..😁

      Hapus
    3. Sogok membercard padepokan mbah gono...πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    4. Bisa yg member platinum.. Buy one Get 2

      Hapus
    5. saya malah milih vlsnya diganti sama Sylver ae biar cepet beli senjatanya daripada nunggu izin parlemen.

      Hapus
    6. Donald trump diajak rumiyin ke padepokan kemukus,mbah gono,pasti besoknya langsung acc om donald

      Hapus
    7. Masalahe CMS ori bawaan Iver lan sistim radare defaulte karo rudal gawean amrik : essm blok 1&2, SM 2, SM 3, harpoon lan tomahawk....sementara yen kepingin ngagem produk liyane kudu tambah ragad

      Hapus
    8. Mas gono & PS@ 😁😁

      Van Muttohar@ betul bro,weapon mamarika ribet dan lama prosesnya,harus minta izin kongres dulu

      PY 😁😁

      Smilinghari@ rapopo toh om,,CMS versi NATO tapi pensilnya Made in rusky,Van speijk jg seperti itu toh

      Hapus
    9. mari tekan kandang langsung lungo thales mas, njaluk 10 konsol TACTICOS ben luweh srek, hehe

      Hapus
    10. tnang om pit, exocet terus berevolusi, yg py kita kan uda bisa serang darat hore haha!πŸ‘πŸ‘πŸ‘

      lagian tomahok selain amrik operatornya hanya inggris yg diijinken pake haha!πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›

      Hapus
    11. kan bapaknya sendiri ya jadi dikasih deh πŸ˜‚

      Hapus
    12. Maksude mas van => buapak muoyangnya sendiri.

      πŸ˜‚πŸ˜

      Hapus
    13. pakai kvls aja deh daripada tomahawk, lumayan pakai hyunmoo 3 udah 1.500 km. Atau kalau nggak pakai sekalian vls dari china, jadi nggak usah ribet mikirin rudal daratnya pakai apa rudal samnya pakai apa, karenya vls China bisa mengakomodir semua jenis missile.😁😁😁

      Hapus
  5. Balasan
    1. Mantap sih mantap mas, bingung mau isian apaan itu kotak pusaka nya😁😁...

      Hapus
    2. Diisi arem arem mawon mbah 😁

      Hapus
  6. Kesian gred A setakat ini tiada kapal terbaharu yg menggerunkan dalam invetorinya,kapal terbaharu LMSpun tiada taji no misil dan sensor,lembab,hanya ada armament peti sejuk tempat ikan 😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasian ya tamadun grade A-, buat kapal saja design failure...
      Mat..kalau iver paling pake Brahmos/kalibr, kalo sama ruskie bisalah jarak jelajahnya up to 300km +++ yg penting Aster 30 kudu terpasang..

      Hapus
    2. Pake produk rusky tak masalah itupun sudah bisa bikin malon dan ostrali jantungan

      Hapus
    3. Meneer@ aq berpikiran cem tuh bro,SSMnya kalo tak Brahmos yo kalibr,kalo SAMnya gk mungkin MICA lg,mungkin dah SAM medium cem Aster

      PY@ yoi bro

      Hapus
    4. nyoih om pit, kesian gred a, kapal perang kombatan yg siap perang cuman 4 bijik yg ber-rudal, itu pon 27 taon umurnya, hadeeuuhh awet tuwir yak haha!😞😞😞

      Hapus
  7. TNI-AL WILL BECOME BLUE WATER NAVY πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah..

    Jadi jangan marah2 kalau di SIPRI import alutsista RI cenderung turun terus yah guys.. itu bukti kalau porsi pembeliannya dibelokkan ke sektor dalam negeri.

    Untuk aspect Angkatan Laut rasanya semua sudah bisa dibuat sendiri oleh RI sejak LPD, KCR, Kapal Selam (ini paling susah buatnya), LST, Kapal Tangker bantuan, dan PKR (penggabungan 6 modul, 2 di Damen dan 4 di PT.PAL) dan rasanya kelas Destroyer memang RI baru mau mencari ilmu baru.

    Untuk aspect Angkatan Darat jelas adanya PINDAD yg sudah membuat banyak ANOA, KOMODO, Project Harimau yg sedang dibuat banyak dan Cobra 8x8 sudah cukup membuat kita tenang, karena teknologi dari mulai Senjata, Amunisi, Bom, Rudal, Rocket (sudah kerjasama dgn Nexter dan Cockerill) dan alat2 vehicle berat sudah mampu dibuat sendiri.

    Di matra udara PT.DI juga gak kalah hebat, meski baru sebatas membuat pesawat angkut CN dan N series plus Helicopter tapi kalau nanti ilmu IFX sudah diatasi maka komplit sudah kemampuan RI membuat senjata semua matra... Salut dan Tetap Semangat !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelemahan TOT yang sudah terlanjur jadi Undang Undang adalah pembelian jadi cenderung lelet dan lama dan itu resiko yang harus diambil kalau masih mau kepengen anak cucu penerus kita jadi pinter. Lamanya proses TOT itu biasanya bisa 2 tahunan untuk sekedar bincang2 tuker2 informasi dan puluhan meeting2 dengan presentasi slide, belum lagi menghitung porsi revenue dari TOT nya.. itu sangat2 bikin lama.

      Mau cepet barangnya nyampe ? Dan biar dibilang RI cepet beli gak AKAN AKAN AKAN ? sesuai komen bbrp orang dimarih yang selalu menganggap pemerintah gak becus ? hapusin aja UU TOT nya pak... pasti nanti sampiyan Happy sesaat tapi abis itu balik lagi nuntut beli ini itu karena penerus2 kita gak bisa mbuat.

      Mau kayak gitu ? Kalau gw sih ogah..
      Mendingan agak lama tapi punya ilmu baru daripada cepet tapi tetep dongok seumur hidup sampai anak cucu :-D

      Hapus
    2. TOT harus tetap jalan... Pengadaan dipercepat...

      Hapus
    3. ☝πŸ€”jos.. Mas super, "Alon alon" asal kelakonπŸ˜‡πŸ˜‡. Cuma sing ghoib2 harus ada untuk menghadapi " Anget2 yg tiba2" ini kearah utara

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. πŸ‘†πŸ‘†πŸ‘†...pakar SAP.


      πŸ˜πŸ‘

      Hapus
    6. (Susu Atau Paha)


      πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    7. Awas kualat mas...om Super udah punya cucu...jng di tawarin gt an...hahaha

      Hapus
    8. Kalo sdh susu dan paha pasti ingetannya kuat yang lain dah lupa tuh 😁😁😁

      Hapus
  9. weww paanjang sangat artikelnya min, smoga lancar jaya kite shopping soping ampe MEF III selesai.
    td liat mata uang menguat, smoga taon depan lbh bagus lagi..klo ceban kan ajib banget bok haha!πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ
    trs lancar minyak, karet ama komoditi ekspor non migas haha!πŸ€‘πŸ€‘πŸ€‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bisa jangan drop jauh mas Palu.. Exchange Rate itu kalau terlalu turun atau terlalu cepat naik itu sangat tidak baik bagi para pengusaha.

      Penurunan Rate tiap tahun turun 500 perak saja sudah sangat bagus dan tetap stabil. Saya bisa nulis begini karena hasil diskusi sama boss2 penggede dan memang di realitanya begitu mas.

      Saya kasih sample yg kecil saja :
      Di bulan July - Sept perush manufacture membeli raw material dengan rate Rp 14500 sehingga ongkos produknya katakanlah $ 50 / Ton sementara harga International $ 60 / Ton. Saat menghasilkan produk di Sept didalam tiap tonnya ada unsur material dengan rate tsb, bila Oktober tiba2 rate turun drastis ke 13ribu maka itu adalah Loss bagi perusahaan karena dia tetap harus jual dengan harga International kalau mau laku tetapi costnya "membawa" rate 14ribuan -> profit loss atau cenderung minus.

      Jaman skrg kestabilan rate tetap yg paling utama, lagipula rate berapapun gak jadi soal mas cuma nilai psikologisnya saja kesannya rupiah 14000 dibanding 1 dollar lemah sekali, padahal waktu maren sy ke Thai beli paket standard KFC saya rate kan ke rupiah base ternyata sama harga nya dengan Indonesia mas.. hehehehe.. kalau di Thai cuma 100 Bath alias 45 rebuk paket komplit ayam dua, kentang, sama minum.. mirip kan ? Wakakakaka

      Hapus
    2. Ndak sampe 2 meter kok mas😁😁

      Hapus
    3. ohh..yaya..harapan guwe diatas ituw korelasinya buat bajet anggaran pertahanan negara bila mao shopping soping doank, klo ceban, mayan naik drastis semisal 12.6 milyar dolar, haizz ngimpi haha!πŸ€“πŸ€“πŸ€“

      tp klo korelasinya buat pengusaha, yach tentuw ada yg rugi ada pula yg untung,
      tergantung mata uang yg dipake buat impor haha!πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰

      kestabilan tentuw fenting, makanya pom bensin lokal gak brani koreksi harian cem pom bensin asing, bs sakit peyut menterinya om super haha!πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰

      Hapus
    4. Asem ane, @Mbah Gono iki iseh dibahas ae >2 meter'e πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
  10. Alon - alon asal kelakon
    rapopo radak suwe seng penting iso gawe
    Kanggo mbesok uripe anak putu

    BalasHapus
    Balasan
    1. "sekarang enggak boleh lagi alon-alon asal kelakon," ujar Ma'ruf di Kantor Wapres, Jakarta.

      cnnindonesia.com/nasional/20191024163208-32-442583/maruf-amin-soal-menteri-enggak-boleh-alon-alon-asal-kelakon

      Hapus
    2. @mangga itu kan mentri, jangan di samaain dengan pengadaan barang yg di dalamnya harus ada TOT, apalagi itu amanat UU, ngomongin TOT ya pasti lama

      Lah kaitannya dengan mentri apa?

      Hapus
    3. Si lon-lon juga alon-alon.....(mundure)

      πŸ˜πŸ˜‚

      Hapus
    4. Itukan malon om PS mundur teratur menuju bangkraps

      Hapus
    5. "Malon-malon asal kelakon"

      Hapus
    6. Malon malon asal takon😁

      Hapus
    7. Mau kaya malon g tau apa - apa tiba - tiba joss ke ptm gen 6, ke go wind, ke vita berapi, ke tamingsari akhirnya mangkrak pt pindad juga g tiba tiba besar gitu semua perlu belajar ingat kita harus menvambil hikmah dari kegagalan jiran

      Hapus
  11. Kapan ya kita punya rudal siap pakai buatan sendiri
    Kalau terpedo kayaknya udah
    Lesensi dari Herman
    Perlu di kembangkan juga tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanya mbah gono, rudalnya selalu siap pakai.

      πŸ˜πŸ‘

      Hapus
    2. Torpedo dr jaman dl ud od bisa bikin mas...cb mas perhatiin di pinggir jalan banyak yg jual sate torpedo...wahaha

      Hapus
    3. Soto torpedo susah sekarang dicari

      Hapus
    4. Ehhmm.. makan torpedo d banggain,. Nich aq saban dino ngowo toepedo kontal kantil yaa ra phapaa..πŸ’ͺπŸ™ŠπŸ™ŠπŸ˜

      Hapus
    5. Kontal kantil?
      Lemes dong mas...πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    6. itu cuma masalah "Trigger discipline' doank mas@PS.. soo, gak mesti "On' teruss knπŸ€—πŸ˜Š

      Hapus
    7. Owkowkowk, kontal kantil tapi ratau digawe 🀣

      Hapus
  12. I know what are you talking about, malon the moron right ? Kihkihkih happy 2022

    BalasHapus
  13. Yes indeed, Malay full of stupid,idiot and brain less people xaxaxaxaxaxaxaxaxa nih lon 🍌🍌🍌🍌🍌

    BalasHapus
  14. Poor idiot malonmoron 😁😁😁

    BalasHapus
  15. Ehem,

    Kalo nggak salah tadi ada yang ngeluh tentang CMS dll bawaan iver ya ?

    Kalo opini saya sih, selama bikinnya di sini bisa aja nggak persis seperti iver.

    Contoh nih, itu arrow head 140 yang punya Inggris, itu diambil desainnya dari iver, tapi nggak melulu harus pakai onderdil persis iver.

    Iver pakai radar Smart-L sedangkan arrowhead pakai radar NS100.

    Desain Iver memungkinkan kita bisa membongkar pasang persenjataan dengan adanya modul standflex.

    Lagipula yang kita kejar dari iver itu adalah standflex-nya itu. Dengan beberapa standflex yang ditaruh di dek helikopter, satu kapal yang minim senjata seperti LPD kita bisa berubah dengan cepat menjadi kapal perang bersenjata lengkap rudal baik ashm maupun sam.

    Kebutuhan ideal Iver untuk negeri kita sekitar 15 - 19 unit, tergantung mau dipakai untuk keperluan apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pinginnya Frigate ASW 120m-an

      Iver kalo jadi flagship ya kebanyakan mau 15 unit

      Hapus
    2. Kalau Frigate ASW rancangan Damen 12518 cocok, Iver jadi Frigate AAW. Kalau Damen Omega ngga bisa naik jadi 8000 ton mending KDDX-III jadi Destroyer, dan sejong class jadi cruiser TNI-AL.

      Hapus
  16. SAYA DENGAR NEGARA MALAYDOG MAU MEMBANGUN KAPAL SELAM NUKLIR 10 UNIT,, 20 KAPAL FREGAT,, 100 JET TEMPUR THYPOON.... KERAJAAN MALAYDOG AKAN MEMINJAM UANG KE CHINA SEBESAR 400 BILION DOLAR SEMENANJUNG SEBAGAI JAMINAN'NYA... KALAU GAGAL BAYAR MAKA SEMENANJUNG AKAN MILIK CHINA,, SEMUA SULTAN SULTAN AKAN JADI KULI CHINA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mahataik sudah gak kuat jadi kuli daeng ,nafasnya dah mau putus 😁😁

      Hapus
  17. yg realistis untuk AL mpe 2024 y ckup pesen
    1. 1x iver untuk lompatan teknologi atau pengembangan PKR
    2. 2x PKR 105 untuk MEF 2 yg belum progres 'CMIIW'
    3. Upgrade satuan Strike, minimal skrng untuk KRI y KCR60, yg 40 turunin jd KAL aja. pesen KCR60 minim 8 lah.
    4. KCRT 'kapal cepat rudal torpedo' untuk ganti Parchim class 4 dulu ckuplah.
    5. Kapal selem tetep sesuai rencana tmbah minimal 2 tiap periode.
    BTW ADA YG TAU JUMLAH ANGGARAN MURNI UNTUK ALUTSISTA PER TAHUN NYA????

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanggung kalau PKR krn masalah sam yg "hanya" MICA. Harusnya sekelas PKR punya rudal jarak pendek dan rudal menengah biar lebih efektif kapalnya

      Hapus
    2. itukan pilihanya, kalo pasang aster y ngomong dari awal.
      kalo soal nanggung sigma dr awal jg terasa nanggung. ndak greget tpi bikin gregetan

      Hapus
    3. iya, kayaknya mending fokus ke Iver buat fregat ( and maybe buat destroyer ? ) , dan buat destroyer bisa lirik KDX IIA atau sejong the great class destroyer (very expensive sih). Jadi kalau PKR "hanya" mampu punya mica dan gak bisa di rombak buat rudal menengah ya mending fokus ke kapal yg cocok buat gantikan parchim serta OPV.

      Hapus
    4. gue bahkan malah ndak terlalu ngarep real fregat, to good to be true, hhhha. kuatir mancing tetangga. untuk Minimum force sementara ndak perlu yg offensive,
      gue malah kepikiran pengganti Parchim n KCR60 sebanyaknya. tapi yg real cepet n real rudalnya lho y.

      Hapus
    5. ada pepatah bilang kalau mau damai harus siap perang, so jgn sampai AL tetangga ngeremehin kita, ngebully di laut, so kapal yg "kuat" itu perlu πŸ’‚πŸΌ‍♂️

      Hapus
    6. Kalau destroyer KDDX-III untuk cruiser bisa di KDX-III

      Hapus
    7. Parchim class bisa diganti menjadi pkr 105 karena sistemnya mendukung untuk perang bawah air, tinggal ditambah bofors asw 601

      Hapus
    8. kegedean bos, bopors jg dah ndak bikin ntu..
      ngejar minimum yg sampe 2024 ajah.

      Hapus
    9. KDDX ? atau u mean KDX-III next generation batch 2.
      idealnya sih AL kita punya 2-3 KDX-III sebagai "flagship" tapi masih jauh krn kemahalan. Iver aja minimal 6-12 biar disebar ke 3 armada.
      PKR.. nanggung menurutku..mending budgetnya buat tambah Iver dan utk kapal yg cocok buat pengganti parchim dan buat OPV baru.

      Hapus
  18. Bakal banyak belanja alutsista baru nih MEF 3. Mantap

    BalasHapus
  19. Indonesia harus mandiri rudal segala mesin segala manufaktur,

    BalasHapus
  20. Sebetulnya bila melihat peringkat indonesia dalam anggaran pertahanan yg berada di peringkat 26 negara dunia dibandingkan peringkat GDP indonesia by PPP yg berada di peringkat 5 dunia proyeksi thn 2020 maka anggaran pertahanan ini masih kurang ideal krn seharusnya indonesia berada di 10 besar dunia bila melihat kemampuan GDPnya.

    BalasHapus
  21. Ligasuper88 Pusat Taruhan Online Terpercaya!!

    Promo Spesial :
    » New Member Sportsbook 30%
    » New Member Live Casino 30%
    » New Member Slot Online 50%
    » Cashback Sportsbook 10%
    » Rollingan Live Casino 1%
    » Rollingan Slot Online 1%
    » Bonus Referal 2%

    Permainan Tersedia :
    » Sbobet Sportsbook
    » Sbobet Casino
    » Sbobet Toto Draw
    » Ibcbet/Maxbet
    » Sabung Ayam
    » Tembak Ikan
    » Slot Pragmatic Play
    » Slot Habanero
    » Slot Spadegaming
    » Slot Joker
    » Slot Microgaming
    » Slot Toptrend
    » WM Casino
    » Sexy Bacccarat
    » Ebet Casino

    Support Bank Ligasuper88 :
    BCA >MANDIRI >DANA >BNI >BRI > GO PAY > OVO > PANIN > ATM BERSAMA

    Daftar & Jutawan Sekarang Juga !
    Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Whatsaap 1 : +85561375501
    » Whatsaap 2 : 081315849567
    » Line : Ligasuper88
    » Link 1 : www.ligasuper88.com
    » Link 2 : www.impiansukses.com
    » Link 3 : ligasuper88.alternatif-login.com

    BalasHapus