Ketemu Prabowo, Proyek Jet Tempur RI-Korsel Direnegosiasi

24 September 2020

Pesawat tempur KF-X (image : KAI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan dan Indonesia sedang mengerjakan kesepakatan baru untuk proyek jet tempur KF-X.

Sekitar 10 pejabat dari Defence Acquisition Program Administration (DAPA) dan Korean Aerospace Industries (KAI), pembuat pesawat KF-X, dikabarkan berangkat ke Jakarta sejak Selasa (22/9/2020).

Tujuannya adalah untuk bertemu pejabat Indonesia pada Rabu dan Kamis ini, sebagaimana dilaporkan The Korea Times.

Proyek jet tempur gabungan yang dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia itu, sempat terganggu akibat RI gagal membayar tunggakan untuk pengembangan pesawat itu.

Dalam pemberitaan Yonhap, Indonesia dikabarkan memiliki tunggakan utang mencapai US$ 420 juta atau setara Rp 6 triliun.

Selama proyek berjalan, RI-Korsel telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang. Pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun, di mana RI diwakili oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Ini juga merupakan pertemuan pertama sejak Prabowo menjabat Oktober lalu. Prabowo sebelumnya telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea. Ia mengatakan akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan negara terlebih dulu.

Menurut laporan, selama pertemuan minggu ini, pejabat kedua negara diperkirakan akan meninjau kondisi proyek pembangunan bersama untuk mencapai kesepakatan. Itu dilakukan karena Indonesia menginginkan diberi keringanan biaya yang dijanjikan untuk dibayarkan ke pemerintah Korea.

Indonesia pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won (US$ 1,46 miliar), yang merupakan sekitar 20% dari total anggaran proyek 8 triliun won. Tetapi RI baru membayar sekitar 220 miliar won dan terakhir kali melakukan pembayaran pada 2017.

Pembayaran seharusnya selesai pada 2026. Nilai tunggakannya saat ini sekitar 500 miliar won.

Menurut pejabat industri, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20% yang dijanjikan menjadi 15%. "Usulan tersebut dilontarkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Moon Jae-in saat berkunjung ke Korea pada September 2018," menurut pejabat tersebut.

Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan RI sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan pembuat pesawat negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai.

Pejabat industri itu juga mengatakan Indonesia juga ingin pemerintah Korea mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia. Namun demikian, permintaan itu tidak dapat diputuskan Korea sendiri karena beberapa teknologi yang dipakai terkait dengan Amerika Serikat (AS).

(CNBC)