Latihan dengan meriam 37mm M1939 (61-K) buatan era Uni Soviet dilakukan untuk mengantisipasi serangan musuh melalui udara (photos : Pasmar1)
TNI AL. Pasmar 1-- Untuk mengasah naluri tempur dan profesionalisme prajurit, Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) I Belawan melaksanakan drill Meriam 37 MM dalam latihan Pertahanan Udara yang bertempat di Dermaga Mako Lantamal I Belawan, Jl, Serma Hanafiah No. 1 Belawan.
Latihan ini diskenariokan bahwa telah diterima informasi melalui ruang kendali utama bahwa terdapat konvoi pesawat musuh mendekati markas Yonmarhanlan I dan akan melaksanakan serangan terhadap Yonmarhanlan I, informasi tersebut segera ditindaklanjuti oleh para prajurit untuk segera melaksanakan peran tempur pertahanan bahaya udara.
Kegiatan yang dipimpin oleh Danrai Arhanud Yonmarhanlan I Kapten Marinir Lontung Rumapea ini diikuti oleh seluruh Prajurit Baterai Arhanud Yonmarhanlan I. Adapun tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan diri Prajurit Yonmarhanlan I agar selalu siap dalam mengemban tugas yang semakin kompleks di masa yang akan datang.
Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) l Belawan Letkol Marinir Indra Fauzi Umar menyampaikan agar melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik baiknya, terutama dalam penyiapan material tempur, pastikan dengan baik material tempur kita siap untuk digunakan, dan dalam pelaksananya tetap perhatikan faktor keaman baik materil dan personil agar kegiatan berjalan dengan aman dan lancar.
(PasMar1)
Tidak bahaya , Ok
BalasHapusMeriam anti jamming.
HapusMasih layakkah digunakan ? Mungkin utk drone ada heli masih bisa kali ya
BalasHapusYap
HapusUntuk drone kamikaze semacam HARPY,HATOP, SHAHEED dan drone taktis yang dipersenjatai masih bisa ditangkis pada 4 KM (EFFECTIVE RANGE)... DAN MAKSUD RANGE 5-6 KM.
ALTITUDE 4 KM
Tapi pernah cari tau kalau MERIAM ini dah pencen sejak awal 2000an....._dan cuma digunakan untuk latihan
HapusTerima kasih infonya
HapusRalat sikit bro jaraknya sebenarnya lebih jauh cuk... MAXmya 8,5 KM
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSpesifikasi M1939 61-K
BalasHapus– Kaliber : 37 mm (1.45 inchi)
– Panjang laras: 2,73 meter
– Berat: 2.100 kg
– Panjang keseluruhan: 5,5 meter
– Lebar: 1,79 meter
– Tinggi: 2,1 meter
– Elevasi laras: -5 hingga 85 derajat
– Jarak tembak maksimum: 8.500 meter
– Jarak tembak efekif: 3.400 meter
——————
Wuii dr spektek mayan jauh,
masi mumpunilah, pantesan marinir pake truss
senjata anti jamming cocok buat sikat heli/dron ama pesawat angkut ringan/ berat
andai di moderenkan dgn eots, bs kepake ampe 100 tahun ini... yg fenting bisa nembakπ haha!πππ
HARPY & HAROP
HapusJuga bisa didor ame nih pas ketahuan.... Tapi om pal
ane pernah baca katanya dah PENCEN dari Marinir sejak awal2 tahun 2000an.cuma dipakai untuk latihan aje.
Entah benar atau tidak
selama operatornya masi ada artinya masi dines ini meriam om acno haha!πππ
Hapussetla berita di belawan sumatera, ini berita di ambon meriam 37mm jg menjadi perlengkapan wajib pertahanan udara pangkalan AL ditimur
https://www.malukuterkini.com/2022/10/01/ini-sejumlah-alutsista-lantamal-ambon-yang-dipamerkan-di-lapangan-merdeka/
meriam batel pulpen ini stidaknya masi eksis di 2 perang yg masi aktip, yaa klo gak dapet sasaran udara, kedarat jgk bole haha!πππ
https://syria.liveuamap.com/en/2016/9-february-37mm-m1939-61k-used-by-fighters-of-the-islamic
Selamat atas terpilihnya PM baru Malon sang penikmat Sodom aliran LGBT.....wkkkkkkkkkkk....π€£π€£π€£π€£π€£
BalasHapusYayuz 155mm versi PRANK apa kabar Purr...kuat MEMBUAL aja...
BalasHapusMin, saya butuh informasi lebih lanjut soal ini, jadi tolong dibahas utamanya LPD 163 meter pesanan UEA
BalasHapus‐-----------------------------
Dewasa ini, PT PAL Indonesia telah mempunyai beberapa kontrak pembangunan kapal perang seperti fregat Arrowhead 140 untuk Kemhan Indonesia, LPD pesanan Departemen Pertahanan Nasional Filipina dan LPD bagi Uni Emirat Arab. Jumlah kontrak mungkin akan bertambah apabila pada tahun depan Kemhan memutuskan menandatangani kontrak akuisisi kapal selam kelas Scorpene dari Prancis.
Ya ampun.... Meriam zaman bila ni...? Wkwkwkkwwkwk
BalasHapusMeriam WW2 ni guys..... Wkwkkwkwkwkw
BalasHapusTNI punya banyak meriam. Dari yg tua sampai modern. Bukan seperti malon. Hanya punya meriam tua semua. Mau beli tak ada uang. Ha.. ha.. ha..
HapusCANON VITAGE BARANG ANTIK MAKIN TUA MAKIN MAHAL
BalasHapusKalau di Malon aset gini sudah di grounded kerana tak bisa rawat
BalasHapusEeeiiittttt....kemaren kemaren tetangga kismin kita ngangkat PM paling tua bangka sedonia. Sekarang ngangkat PM yg hobby Sodom guys...
BalasHapusNanti tentera Malon jd pasukan LGBT ya guys....π€£π€£π€£π€£π€£π€£
BalasHapusStreet..14 September 2022 15.56
MALON jadi ayam sayur guys....asetnya di sita SULTAN SULU..wkwkwk
Di gertak sultan sulu ketar ketir guys....
KUALA LUMPUR: Aset dua anak syarikat PETRONAS di Azerbaijan dirampas oleh waris kesultanan Sulu, yang dikatakan menuntut AS$14.92 bilion (RM62.59 bilion) daripada Malaysia, demikian menurut laporan Financial Times.
Peguam pihak yang menuntut, dilaporkan merampas aset PETRONAS yang didaftarkan di Luxembourg, Petronas Azerbaijan (Shah Deniz) dan Petronas South Caucasus, dengan nilai dilaporkan mencecah lebih AS$2 bilion.
Peguam berkenaan berkata, bailif di Luxembourg merampas syarikat induk bagi pihak pelanggan mereka.
Langkah itu yang pertama kali dilaporkan, adalah sebahagian daripada tindakan undang-undang yang dikemukakan pada 2017 oleh waris Sulu untuk mendapatkan pampasan terhadap tanah di Sabah yang didakwa telah dipajak oleh nenek moyang mereka kepada sebuah syarikat perdagangan British pada 1878.
Pada Mac lalu, penimbang tara di Perancis memutuskan bahawa Malaysia, yang mewarisi obligasi perjanjian pajakan apabila memperoleh kemerdekaan daripada Britain, mesti membayar waris berkenaan sebanyak AS$14.92 bilion.
Keturunan Sultan Sulu terakhir, Sultan Jamalul Kiram II, menuntut jumlah amat besar sebagai pampasan daripada Malaysia berikutan proses timbang tara.
Pada Mac lalu, Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Parlimen dan Undang-Undang), Datuk Seri Wan Junaidi Tuanku Jaafar dilaporkan berkata, keputusan Mahkamah Arbitrasi Paris untuk Malaysia membayar pampasan AS$14.92 bilion kepada pihak mendakwa sebagai waris Sultan Sulu, adalah tidak sah kerana tidak berlandaskan undang-undang.
Beliau berkata, keputusan yang ditetapkan penimbang tara, Dr Gondoza Stampa itu sudah dibatalkan dan tidak lagi sah dari segi undang-undang.
Pada 28 Februari lalu, agensi berita Sepanyol melaporkan, Dr Stampa yang juga penimbang tara Sepanyol mengarahkan Malaysia membayar pampasan kepada pihak mendakwa sebagai waris Sultan Sulu.
Malah, Malaysia didakwa tidak membayar wang pemisah sejak 2013 dan dikatakan melanggar Perjanjian 1987 yang ditandatangani Sultan Jamal Al-Alam, Baron De Overbeck dan Alfred Dent mewakili syarikat British Utara Borneo.
BalasHapus
mungkin litbang al/marinir mencoba mengembangkan dan membuat meriam serba guna bersama industri2 dalam negeri...mulai dari laras dan lainnya...mirip mencari jarum di tumpukan jerami...dan main lego disusun untuk membuat suatu produk...banyak yg mampu...tp tdk mau karena omsetnya sedikit...tp investnya cukup lumayan besar dana dan sumberdaya yg di butuhkan...cmiiw
BalasHapusDlm perang ukraina meriam ini dan S60 masih aktif digunakan... gue malah setuju klo kita tambah meriam jenis ini klo ada negara yg mau jual murah..
Hapus