28 Mei 2016
Kendaraan angkut personil M113 TNI AD (photos : Kaksus Militer, ARC, defence.pk)
Wow! TNI Semakin Kuat
JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini sedang menunggu tambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa kendaraan tempur 100 (Ranpur) M113 dari Belgia. Alat perang itu akan memperkuat persenjataan TNI.
Sebenarnya, TNI memesan sekitar 150 ranpur yang sudah terkenal sejak perang Vietnam itu. M113 merupakan kendaraan pengangkut personel yang dibuat Amerika.
Selanjutnya, Belgia memproduksi kendaraan itu dengan lisensi dari Negeri Paman Sam. Banyak negara yang sudah menggunakan kendaraan lapis baja beroda rantai itu.
Dari 150 kendaraan, baru sebagian yang sudah dikirim ke Indonesia. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Mulyono menyatakan, ada sekitar 50 kendaraan yang sudah datang.
"Datangnya secara bertahap. Kendaraan itu pesanan TNI AD," kata dia. Ranpur M113 itu sekarang diletakkan di Batalyon Kavaleri Kostrad.
Sekarang kendaraan itu masih dalam masa perawatan. Jika ada kerusakan maka pihak Belgia yang akan melakukan perawatan. Pihaknya tidak perlu mengeluarkan biaya dalam perawatan alias gratis.
"Kalau ada kerusakaan ada teknisi yang memperbaikinya," katanya. Jadi, setiap pembelian ranpur dan senjata selalu ada masa perawatan yang menjadi tanggungjawab produsen.
M113 sudah teruji ketangguhannya. Selain pengangkut personel, kendaraan itu bisa membuka belukar di hutan untuk dijadikan jalan. Karena ketangguhannya itu, ranpur tersebut dijuluki green dragon, naga hijau. Kendaran itu juga lincah saat melintas di air. Selain itu, ringan saat digotong di udara.
Selain disiagakan di Markas Kostrad Cijantung, kendaraan itu juga disebarkan di beberapa lokasi. Salah satunya di Jawa Tengah. Menurut jendral asal Boyolali, Jawa Tengah itu, keberadaan M113 akan memperkuat alutsista TNI AD. Ranpur itu sangat dibutuhkan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mulyono mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu sekitar 100 kendaraan lagi. Pemesanan dilakukan secara bertahap. Hal itu disesuaikan dengan rencana strategis (Renstra) pembelian kendaraan tempur. Tentu pembelian itu disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. "Tidak bisa setahun selesai semua," papar dia.
Dia memperkirakan pengadaan M113 akan selesai pada 2019 nanti. Jadi, jumlahnya akan lengkap 150 kendaraan. Namun, ia enggan menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk membeli kendaraan tersebut. Dia hanya bersedia menyebutkan jumlah kendaraan yang dibeli saja. Ranpur dibeli satu paket dengan senjatanya.
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo membenarkan bahwa pihakya masih menunggu 100 M113. "Iya masih kurang," ungkap dia. TNI AD yang lebih tahu kapan kendaraan itu selesai dikirim. "Semoga secepatnya selesai. tidak sampai 2019," papar mantan Pangdam V/Brawijaya itu.
Kendaraan tersebut, lanjut Gatot, dibeli dengan harga yang sangat murah dari Belgia. "Sangat, sangat murah," tegas dia. Seperti halnya Mulyono, Gatot juga tidak mau menyebutkan anggaran pembelian ranpur.
(JPNN)
Duhh ....ranpur m113 bekas pakai angkatan darat belgia mau di skrap di besituakan ahirnya terpilih jadi andalan angkut tni ad . Sejujurnya kalau angkatan perang indonesia lebih megutamakan barang antik dan berkualitas di america gudang nya ada ribuan tank mbt abram bekas pakai perang irak di gurun arizona siap di obral tampa syrat hanya butuh lobby antar negara .
BalasHapusNgambil abrams habis itu pusing mikirin logistiknya. Buat manasin mesin aja butuh 40 liter bbm. Lagian abrams juga nggak bisa buat ngangkut tentara
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuskabarnya sih M113 ini cuma dipake klo buat latihan NATO doang makanya KM nya masih dikit
HapusAbrams bermesin turbin, boros.. Coba menggunakan mesin diesel banyak yg mau..
HapusYg pasti lebih murah dari anoa.tni lg butuh cepat mengisi kekosongan kendaraan angkut personel. Nunggu produksi anoa bakal keteteran.ini sudah bagus dan teruji di medan perang daripada diangkut pake truck.
HapusSukuri ajalah.. para petunggi lebih tau dan lebih bijak.. mengejar kuantitas dg dana terbatas, pasti ada kurangnya..
BalasHapusYup setuju. Untuk Kita menurut saya sih ud cukup, dgn wilayah luas perlu persebaran apc, apalagi buat ngatasi insurgensi. Proteksi ya lumayan lah, mngkin skitar stanag 2/3 dan masih bisa dimodifikasi, dan juga bisa buat pengembangan pindad. Kalo liat track dan hull depan bawah mirip fnss acv 15. iMho
HapusM113A1 STANAG 1
HapusKalau untuk darat yg bekas ya tidak masalah, kalau rosak boleh dibaiki, tapi jgn untuk udara, sebaikx2 nya beli baru. Lebih terjamin mutu dan keselamatan nya.
BalasHapusTOP LAH... tp saran saya seorang wni.. mohon di pertimbangkan beli dari dalam negeri toh PT. PINDAD udh bisa produksi tank medium n panser...
BalasHapusCoba cari tau bedanya medium tank, panzer(bukan panser yeeeh) dan tracked APC.kalo dah nemu ,cari info produk pindad yg sesuai apa aja... dah nemu juga tempel di mari.. di share biar kita2 tambah ilmunya
HapusBagian dari deal M109 paladin. Ini bonus..nus..nus...
BalasHapusRanpur ini masih lebih layak dibanding mempertahankan saracen. Kalau Saladin mau digantikan dgn Badak.
BalasHapusBadak belom layak produksi... kecuali kubah dan kanonnya hehehehehe...
HapusKnp ngak disebar di luar jawa yg berbatasan langsung dengan negara lain yah seperti papua dan kalimantan?
BalasHapusMemang rencananya begitu mas, makanya nggaruk dalam jumlah banyak.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusLagi2 barang bekas. Padahal Presiden dulu ketika pesawat Herkules jatuh di medan, sudah memerintahkan supaya membeli alutsista baru. Ada apa dibalik pembelian barang2 bekas ini sebenarnya???
BalasHapusAlutsista antik rongsokan ranpur m113 angkut ini di belli di saman menhan pemerintahan demokrat .
HapusAndi:
Hapus1. Ini gratis (cuma bayar jasa tuneup+ganti oli+ongkir)
2. Jangan samakan dg pesawat lah. Ente disamain sama banci aja udah salah kan.. agya+ayla di samain sama ferarri aja udah salah, padahal sama2 ga bisa terbang.
3. Pindad blm ada produk yg beroda rantai, nunggu pindad bikin bisa nunggu 10th lagi, tar kalo koleksi saracen itu pada meleduk dan ada korban ente komplain tentara kita tercinta lagi deeeh...
Bayhaqi: pake ganti nama luuu...
Lain kali cari info dulu sebelum komen. M113 belgia ini bikinan 1983-1986, jauh lebih muda di banding m113 bikinan US yg di hibahkan ke philipina..
lebih advance, suspensi sudah independen, NBC protection sudah ada..nah karena NBC protection dah ada ya otomatis AC(pengatur suhu) ya sudah include.. kurang apa lagi? Utk M113 ini kasarnya indonesia cuma bayar ongkos ganti oli+tuneup sama ongkir. Utk yg menyepelekan pentingnya NBC protection dan climate control, silahkan goggling harga dua sistem itu deh..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusdi artikel jelas jelas ditulis pembelian, kalau cuma bayar ganti oli, ongkos kirim dan jasa tune up......saya rasa Indonesia bisa beli 700 unit sekaligus......tidak hanya 150 unit saja, argumen kamu nggak masuk diakal.
Hapusbahkan kalau ada 1000 unit lagi langsung dibeli Indonesia....ya kalau hanya ganti uang tune up, ganti oli dan ongkos kirim....heheheeee
HapusRinto: kalo langsung beli 700 unit trus matra laut dan udara ga kebagian duit dong mas.. kan dana yg terbatas harus di bagi ke 3 angkatan, AD, AL, AU. sanggup sih sanggup tapi nanti ada yg protes ga? Anda bilang komen saya ga masuk akal, lah anda lebih guoblok lagi.. masa duit terbatas suruh di abisin ke satu barang.. tolooool bangeeeeet... bisa ngamuk itu petinggi AU,AL dan para pengamat militer nasional, akhirnya setelah di protes sanasini secara nasional di batalin deh pembeliannya, SU35 aja blm kebayar malah borong M113 sampe 700 unit, trus kalo di batalkan mau komen apa anda kalo sudah gitu.. mau bilang AD kemaruk?atau pemerintah bodoh,atau apa?
Hapusbukan masalah nggak kebagian matra laut dan udara kawan, tapi murah bangetnya itu loh, kalau cuma buat bayar ganti oli, tune up dan ongkos kirim, anggaran pertahanan indonesia sangat lebih dari cukup untuk mendatangkan ranpur M113 tanpa harus mengorbankan matra laut dan udara......soalnya murah banget bro.
Hapuskayaknya kamu gagal faham bro bebei yang pandai....heheheeheheeee
mungkin karena kamu terlalu pandai soal militer ya...heheheheeee bisa bisanya tulis pembelian ranpur M113 hanya ganti ongkos kirim, bayar ganti oli dan tune up....hahahaaaa ngawur !
HapusYang bekas yang bekas yang bekas...tapi mau gimana lagi orang kita belum bisa buat sendiri yang model ginian...beli baru juga harganya mahal
BalasHapusYang bekas yang bekas yang bekas...tapi mau gimana lagi orang kita belum bisa buat sendiri yang model ginian...beli baru juga harganya mahal
BalasHapusGratis itu mayan buat tambahan satuan infantri mekanis lagian dari belgia lumayan bagus lah
BalasHapus@bebei, Paladinnya positif jadi diambil Bro? Wuihhhhhh... tapi kayanya masih yg model lawas ya, blom bisa nembak excalibur. But gw masih bersukur cos kita butuh banyak artileri 155mm. Btw M113 ini masih bisa diupgrade ga? Kalau bisa apa aja ya Bro? Thanks b4
BalasHapusCuma bajaj belok nyalain lampu sign yg bisa bikin deal paladinnya gagal.. secara bajaj hampir ga pernah nyalain lampu kalo mau belok ya berharaplah tidak ada kejadian luarbiasa yg bikin paladin batal di kirim.
HapusM113 ini sangat amat upgradeable
1. Mobile air defense,komplit pake missile, dual canon 20mm +radar dan optronik buat temen si leo
2. Jd ifv, pasang single canon 35mm, 4biji rudal anti tank.. buat temen anoa
3. Armored ambulance.
4. Mobile jammer utk nemenin leo
5. Jadi platform heavy mortar
6. Masih bisa di pasang plat utk naikin level armor, upgrade mesin, suspensi,sistem elektronik, perlindungan nubika dll...
Buat yg bilang peralatan perang ini udah tua, ya memang tua. Tapi apakah sudah ketinggalan jaman? Belum tentu. Mau beli baru? Duit dari mana? Dari Mbah Mu?
BalasHapusIsrael aja yang dedengkot Timur Tengah masih banyak pake peralatan perang perang hasil rampasan yang kemudian di modifikasi dari jaman Six Days War (1967) kok. Sekarang pinter2 orang Angkatan Darat aja bagaimana memanfaatkan peralatan ini menjadi lebih berguna dan efektif di abad 21.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusYang komen pada nggak bisa baca kali ya ?, jelas jelas ditulis beli baru kok dibilang beli bekas ?, itu beli baru faham nggak sih ?, hanya saja karena lisensinya sudah dipegang belgia makanya belinya ke belgia bukan ke amerika serikat.
BalasHapusinikan hal yang sepele, kok bisa gagal faham ?, bingung saya sama yang pada komen di forum ini.......
Belgia sudah ga produksi M113 lagi.. ini ambil stok yg ada di arsenal mereka yg jumlahnya hampir 700 unit. Bukan barang rongsok karena memang masih berfungsi normal, tapi bukan barang baru juga. Baru beli.. dengan beli baruuu itu mirip tapi artinya jauuuuuh...
Hapusnggak mudeng juga kamu.....
HapusYang komen pada nggak bisa baca kali ya ?, jelas jelas ditulis beli baru kok dibilang beli bekas ?, itu beli baru faham nggak sih ?, hanya saja karena lisensinya sudah dipegang belgia makanya belinya ke belgia bukan ke amerika serikat.
BalasHapusinikan hal yang sepele, kok bisa gagal faham ?, bingung saya sama yang pada komen di forum ini.......
Maaf hanya orang ga mikir ranpur angkut rongsok di bilang baru ,ini duwit rakyat seenak nya di putar ke sana ke mari buat ke untungan bank saku ....sudah muak liat tukang tipu jadi petinggi negara . Mereka manusia kamaruk saban hari bicara nasionaliesme aslinya kurang ajar menari nari di bangkai bangsa sendiri .
Hapuskalo sudah muak
Hapuskeluar saja dari negeri ini..
Tanah kelahiranku bertabur migas broo...siap keluar siap pasang bendera baru hehe....lagian lagian ello bella manusia laknat apa untungnya .
HapusIya bro muarif eh namanya skrg hairuz ya..
HapusKlo mau keluar, keluar aja. Saya ikhlas kok. .Bro2 yg lain pasti jg ikhlas.
hairus bayhaqi....kamu tuh tulisannya seolah olah membela rakyat Indonesia ya, padahal itu selubung kedengkian kamu sebagai melayu malaysia yang menyamar menjadi seolah olah orang Indonesia, ini dilakukan oleh kamu karena dengki kamu kepada kemajuan militer Indonesia.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapushairus bayhaqi, jangan dengkilah, kasihan kami sama kamu melayu malaysia, sungguh negeri kamu tak lebih baik dari Indonesia...dari segi kemakmuran, dari segi korupsi, dari segi kekuatan militer, jadi sia sialah apa yang kamu usahakan ini, karena tak ada artinya.
Hapusjangan seperti katak dalam tempurung, bukalah mata dan telinga dan perluaslah cakrawala kamu supaya lebih cerdas.....
lebih bagus duitnya kasih pindad untuk R & D agar pindad bisa buat dan sabar beberapa tahun lagi. jadi hemat devisa
BalasHapusSebenarnya pindad sudah bisa untuk membangun jenis kendaraan spt ini. Cuma karena pindad tidak diberi kepercayaan oleh pemerintah. Beri tantangan seperti halnya pangeran anoa. Saya yakin bisa lebih dari m113
BalasHapusSebenarnya pindad sudah bisa untuk membangun jenis kendaraan spt ini. Cuma karena pindad tidak diberi kepercayaan oleh pemerintah. Beri tantangan seperti halnya pangeran anoa. Saya yakin bisa lebih dari m113
BalasHapusSetau saya yaaaaa... harga anoa dg kemampuannya yg seadanya itu mencapai USD500rb-an..(moga2 saya salah) tapi kalo benar ya harga anoa yg segitu sangat mahal di bandingkan barang pesaingnya. Kl di suruh buat sekelas M113 buat apa? Barang teknologi jadul.. ya mendingan bikin yg diatasnya, tapi kalo bikin di atasnya mau kena harga berapa, sementara duitnya cuma cukup buat M113 refurbished... pemerintah harus realistis krn kondisi keuangan negara memang mefet..
HapusMemanfaatkan yang ada dan bisa membuat lebih baik itu yang harus di berdayakan.... semangat
BalasHapusSisa 100 unit ...... 35 unit Papua. 15 unit Timor Barat; dan 50 Unit Kalimantan (25 Unit Kodam XII dan 25 Unit Kodam VI)
BalasHapusKita memilih M113 harapannya Pindad yang telah bekerjasama dengan FNSS nantinya bisa mengupgrade sendiri M113 yang kita miliki. Apalagi kini juga kita telah membeli Arisgator Kit yang bisa dipasangkan ke kendaraan M113. Suatu pilihan yang sangat strategis. Kalau saja M113 + Arisgator kit ditambah persenjataan maka M113 kita yang paling maju diantara negara ASEAN.
BalasHapusMending beli IFV dari jerman yang Desain nya lebih keren tambah beroda rantai KF41 lynx coba TNI beli itu udah kuat tambah angkut personil lagi okeee
BalasHapus