09 Mei 2024

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, TNI AL Sukses Tembakkan Rudal Khusus

09 Mei 2024

Rudal Exocet MM40 Block 3 ditembakkan dari KCR KRI Halasan-630 dan KRI Kapak-625 (photo: TNI AL)

Dalam gelaran Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) 2024 yang dilaksanakan di wilayah perairan Laut Bali pada 8 sampai dengan 9 Mei 2024, TNI AL sukses melaksanakan penembakkan sejumlah senjata khusus. 

Dikatakan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang hadir langsung dalam pelaksanaan latihan bahwa, penembakkan senjata khusus telah dilaksanakan dengan sukses dan berhasil. 

Rudal C-802 ditembakkan dari fregat KRI Yos Sudarso-353 (photo: TNI AL)

“Selaku pimpinan TNI AL saya ucapkan “Bravo Zulu” kepada seluruh prajurit Jalasena yang tergabung dalam Latihan Operasi Laut Gabungan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah Subhanahu Wattaala selalu melindungi langkah pengabdian kita kepada TNI, TNI AL bangsa dan negara, dan tentunya terus kibarkan bendera kewajiban”. Tegas Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dari Kapal Markas KRI dr. Soeharso – 990.

Penembakan senjata  khusus dilaksanakan oleh KRI Halasan-630 dan KRI Kapak-625 yang menembakkan rudal Exocet MM40 Block 3, KRI Yos Sudarso-353 menembakan rudal C-802, Kapal Selam KRI Alugoro-405 menembakan Torpedo Black Shark dan KRI Sultan Hasanuddin-366 menembakan torpedo A244S.

Penembakan rudal berhasil mengenai sasaran dan menenggelamkan kapal (photo: TVRI)

Objek sasaran penembakan rudal berjarak  35 NM dari unsur penembak. Penembakan dan rudal – rudal tersebut mengenai sasaran secara bersamaan dari arah yang berbeda, dan sasaran berhasil ditenggelamkan. 

Dalam Latopslagab 2024, TNI AL mengerahkan puluhan unsur Kapal Perang Republik Indonesia yang terdiri dari KRI Unsur Tugas Penembak, KRI Unsur Tugas Pengamanan, KRI Unsur Tugas Peperangan Elektronika (Pernika), serta Unsur Tugas Bantuan yang dan  Pesawat Udara serta Helikopter.

KSAL menyampaikan selamat atas keberhasilan penembakan rudal pada Latihan Operasi Laut Gabungan 2024 (photo: TNI AL) 

Lebih dari 2.000 prajurit TNI AL dilibatkan dalam latihan tersebut, selain itu sejumlah drone dari Pusat PenerbanganbTNI Angkatan Laut juga ikut serta dalam skenario latihan yang dilaksanakan.

TNI AL menggelar latihan ini merupakan sebagai bentuk pembinaan, sekaligus wahana dalam mengukur kemampuan Alutsista maupun prajurit TNI AL, untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional dalam mengawal kedaulatan laut Indonesia. 

RSAF F-16 Training Temporarily Suspended in Wake of Tengah Air Base Crash

09 Mei 2024

A Republic of Singapore Air Force (RSAF) F-16 jet and Tengah Air Base. A RSAF F-16 jet crashed at Tengah Air Base (photo: CNA)

SINGAPORE: The Republic of Singapore Air Force (RSAF) has temporarily suspended training for its F-16 fleet "as a safety precaution" after one of its jets crashed at Tengah Air Base shortly after taking off on Wednesday afternoon (May 8).

Training has been halted until investigations show that it is safe to resume, the Ministry of Defence (MINDEF) said late on Wednesday.

The ministry said earlier that the plane had experienced "an issue" during take-off at about 12.35pm.

The pilot, who ejected from the plane before it crashed, did not suffer major injuries.

"He is ambulant, conscious and talking. But as a precaution, (he) will stay in hospital for observation," Defence Minister Ng Eng Hen said in a Facebook post. 

In an update on Wednesday night, MINDEF added the pilot had undergone a full medical examination, which did not reveal any major injuries.

"The serviceman is an experienced pilot with over 2,000 flying hours on the F-16 aircraft," said the ministry.

"According to the pilot, he encountered flight control issues upon lifting off the runway at Tengah Air Base for a routine training flight."

Detailed investigations are ongoing, said MINDEF.

See full article CNA

MBDA Menawarkan Sistem Pertahanan Udara Jarak Pendek ke Malaysia

09 Mei 2024

Mock up MBDA CAMM (Sea Ceptor) and VL MICA pada DSA 2024 (photo: Malaysian Defence)

Pembuat rudal Eropa, MBDA, telah menawarkan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) self-propelled Modular Air Defense Solutions (EMADS) yang Ditingkatkan dan SAM VL MICA Generasi Baru (NG) kepada Angkatan Bersenjata Malaysia, kata juru bicara MBDA kepada Janes di pameran Defense Services Asia (DSA) 2024 yang diadakan di Kuala Lumpur dari tanggal 6 hingga 9 Mei.

“[MBDA telah] mengusulkan sistem ini kepada Angkatan Darat Malaysia dan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF),” kata juru bicara tersebut.

Namun, masih belum jelas kapan sistem akan diuji oleh layanan ini, tambah juru bicara tersebut.

Kementerian Pertahanan Malaysia (MINDEF) berupaya untuk mengadakan sistem pertahanan udara jarak pendek (SHORAD) sebagai bagian dari Rencana Malaysia ke-12, yang berlangsung dari tahun 2021 hingga 2025.

Baik EMADS dan VL MICA adalah sistem pertahanan udara jarak pendek hingga menengah yang dikembangkan dan terutama ditujukan untuk mempertahankan formasi darat atau aset statis terhadap ancaman udara umum seperti pesawat tempur dan multiperan, kendaraan udara tak berawak (UAV), dan rudal jelajah. , menurut juru bicara.

Menurut Janes Land Warfare Platforms: Artillery & Air Defense, EMADS adalah 'sistem dari sistem' multiplatform yang menggunakan serangkaian peluncur, sensor, dan aset pendukung untuk beroperasi. EMADS dapat dipersenjatai dengan rudal jarak pendek hingga menengah CAMM atau rudal jarak jauh CAMM (CAMM-ER).

Rudal CAMM mampu menyerang sasaran pada jarak 1 km hingga 28 km dan pada ketinggian 15 m hingga 10 km, sedangkan CAMM-ER dapat menyerang sasaran pada jarak 1 km hingga 45 km dan pada ketinggian 15 m hingga 10 km.

(Jane's)

BRP Jose Rizal Fires C-Star Missile During 'Balikatan' Drill

09 Mei 2024

BRP Jose Rizal fires C-Star surface-to-surface missile hit ex BRP Lake Caliraya (photos: AFP)

MANILA – The Philippine Navy (PN) on Wednesday said its missile frigate BRP Jose Rizal (FF-150) fired its LIG Nex 1 C-Star "sea-skimming surface-to-surface anti-ship cruise missile" system at the decommissioned naval tanker BRP Lake Caliraya.

Speaking on the sidelines of the Navy's Maritime Security Symposium in Quezon City, PN spokesperson Commander John Percie Alcos said the activity was a maritime strike phase of the US-Philippines "Balikatan" exercises in Laoag City, Ilocos Norte.


Before the launch of the C-Star surface-to-surface missile, fast attack interdiction craft BRP Lawrence Narag (PG-907) fired its NLOS (non-light of sight) missile system at the decommissioned tanker.

"The firing was conducted around 9 a.m. and both missiles successfully hit the target," Alcos said.

"I cannot disclose the specific salvo size to sink or neutralize the specific target. For that target, it requires more than one but this morning, we tested the accuracy of both missiles," he added.


He said the BRP Jose Rizal fired its C-Star missile system at a distance of 20 nautical miles from the target vessel.

After the PN vessels, Philippine Air Force planes also tested their missiles and other munitions on the former BRP Lake Caliraya.

"I would not specifically tell you what the Air Force fired but I would impart that on the Navy side, we were able to successfully fire our missiles," Alcos said.


The C-Star's warhead is known to weigh around 250 kilograms and was delivered to the PN along with its launchers some two or three years ago.

Alcos said the test firing of the missile shows that the AFP Modernization Program is working, noting that the firing of the C-Star " is not aimed or designed towards any particular threat, country or state." 

(PNA)

08 Mei 2024

Dua Kapal Perang Buatan Anak Batam Diluncurkan TNI AL, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

08 Mei 2024

KRI Buatana 878 dan KRI Selar 879 (photo: TNI AL)

BATAMCLICK.COM: Pagi ini, TNI Angkatan Laut (AL) meluncurkan dua unit kapal Patroli Cepat (PC) 40 meter buatan anak bangsa di galangan kapal PT Citra Shipyard Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Dalam acara Shipnaming dan Launching, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali secara resmi meluncurkan kedua kapal perang tersebut, yaitu KRI Butana-878 dan KRI Selar-879, bersama pejabat utama jajaran TNI AL.

KSAL Ali menjelaskan bahwa kedua kapal ini merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan TNI AL dan akan berperan penting dalam menjaga keamanan serta melaksanakan penegakkan hukum di laut.

KRI Butana 878 dan KRI Selar 879 adalah kelas PC-40 (photo: Ulasan)

“KRI Butana-878 akan ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal V Surabaya, sedangkan KRI Selar-879 akan ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal VIII Manado,” ungkap Ali.

Dibangun di Galangan PT Citra Shipyard, kedua kapal PC 40 meter ini memiliki spesifikasi yang tangguh, termasuk senjata utama berkaliber 30 milimeter dan senjata mitraliur kaliber 12.7 mm, serta kemampuan untuk beroperasi di berbagai medan dan cuaca untuk misi penegakan hukum laut serta pencarian dan pertolongan (SAR).

Ali menegaskan bahwa hampir 100 persen pekerja yang terlibat dalam pembangunan kapal-kapal tersebut adalah orang Indonesia, yang menunjukkan keseriusan dalam memperkuat Armada TNI AL. Proses pembangunan berlangsung selama sekitar 24 bulan.

KRI Butana 878 dan KRI Selar 879 adalah kelas PC-40 (photo: TNI AL)

“Proses delivery dan penyerahan kapal kepada Lantamal V Surabaya dan Lantamal VIII Manado akan dilakukan dalam waktu sekitar empat bulan ke depan, tepatnya di bulan Agustus,” tambah Ali.

KSAL juga menegaskan komitmen TNI AL untuk meningkatkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat industri pertahanan dan peran Indonesia dalam rantai suplai global.

“Dukungan terhadap industri perkapalan Indonesia tersebar di berbagai wilayah, seperti Banten, Surabaya, Tanjung Balai Karimun (TBK), dan Lampung, yang menghasilkan produk-produk unggulan dari bangsa Indonesia,” ujar KSAL Ali.

KNDS France Offers the CAESAR 6x6 to Meet the Needs of the Malaysian Artillery Units

08 Mei 2024

KNDS CAESAR 155mm self-propelled howitzer (photo: KNDS)

KNDS France, the main provider of artillery systems for Malaysia and a strategic industrial partner for the Malaysian defence industry

The achievement of our industrial partnership initiated in 2018 with the assembly and delivery of 18 units of 105mm LG 1 MKIII howitzers to the Malaysian army reflects our mutual commitment to enhancing the nation's defense capabilities but also signifies the excellence of local skills in the defense industry.

Today, KNDS France, together with ADSSB, commit to expand their partnership at an upper level in addressing the 155mm CAESAR self-propelled howitzer to be assembled and integrated in the industrial facilities of ADSSB in Segamat, State of Johor. The installation of the CAESAR not only provides additional strength to the Malaysian Army but also contributes to the local economy by creating job opportunities and enhancing expertise in the field of armaments. KNDS and ADSSB are committed to continuing its efforts to advance Malaysia's defense industry and support national security initiatives.

In a pro-active action, both companies will also address selected export markets for the 105mm LG1 MKIII, creating additional value to the Malaysian eco-system.

KNDS – ADSSB partnership is an example of cross-border cooperation aimed at strengthening Malaysia's defense capabilities and increasing investment, particularly in the national defense industry.

(KNDS)

Pesawat Super Hercules C-130J Unit Kelima Pesanan Indonesia Segera Tiba di Tanah Air

08 Mei 2024

Dua pesawat C-130J Hercules TNI AU (photo: Arsa Calief Mahsyur)

jagatbisnis.com – JAKARTA. Pesawat Super Hercules C-130J unit kelima pesanan Indonesia dijadwalkan tiba di Indonesia pada 17 Mei mendatang.

Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen Edwin Adrian Sumantha mengatakan, pesawat akan berangkat dari pabrikannya, Lockheed Martin di Georgia, Amerika Serikat, pada Jumat (10/5/2024).

Selanjutnya, pesawat berjenis angkut berat itu bakal tiba di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Jumat (17/5/2024).

“Rencana awal berangkat tanggal 10 Mei 2024 dan tiba di Tanah Air tanggal 17 Mei 2024,” ujar Edwin melalui pesan tertulis, Senin (6/5/2024).

Diketahui, Indonesia memesan lima unit pesawat Super Hercules C-130J dari AS. Unit keempat telah tiba di Tanah Air pada 22 Januari 2024.

Ketiga pesawat yang telah tiba sebelumnya sudah mulai menjelajahi langit Indonesia dengan ditandai Navigation Exercise pada awal September 2023.

Terakhir, Yordania Akan Salurkan via Udara Bahkan, ketiga pesawat Super Hercules itu telah melaksanakan flypast saat perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-78 TNI di atas Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, 5 Oktober 2023.

(JagatBisnis)

US Aproves Sale of Sniper Targeting Pod to Malaysia

08 Mei 2024

 AN/AAQ-33 Sniper targeting pod (infographic: Lockheed Martin)

WASHINGTON - The State Department has made a determination approving a possible Foreign Military Sale to the Government of Malaysia of Sniper Advanced Targeting Pods and related equipment for an estimated cost of $80 million. The Defense Security Cooperation Agency delivered the required certification notifying Congress of this possible sale today.

The Government of Malaysia has requested to buy ten (10) AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pods. Also included are technical data and publications; personnel training; software and training equipment; U.S. Government and contractor engineering, technical, and logistics support services; and other related elements of logistics and program support. The estimated total cost is $80 million.

This proposed sale will support the foreign policy goals and national security objectives of the United States by improving the security of a key partner that is a force for political stability and economic progress in the Indo-Pacific region.

The proposed sale will improve Malaysia’s capability to meet current and future threats by modernizing its current F/A-18D platform with a common targeting pod. This proposed sale will also mitigate future obsolescence concerns and allow the Royal Malaysian Air Force to meet future operational requirements. Malaysia will have no difficulty absorbing this equipment into its armed forces.

The proposed sale of this equipment and support will not alter the basic military balance in the region.

The principal contractor will be Lockheed Martin Corporation, located in Orlando, FL, and The Boeing Company, located in St. Louis, MO. There are no known offset agreements proposed in connection with this potential sale.

(DSCA)

07 Mei 2024

Kemhan Tegaskan RI Sesuaikan Pembayaran KF-21, Bukan Minta Pemotongan

07 Mei 2024

Pesawat tempur KF-21 Boramae (photo: BBC Indonesia)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertahanan menegaskan pemerintah Indonesia meminta penyesuaian pembayaran (payment adjustment) kepada pemerintah Korea Selatan atas kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae oleh Korea Aerospace Industry (KAI).

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigadir Jenderal TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan penyesuaian pembayaran itu disesuaikan dengan manfaat yang sejauh ini diterima Indonesia dalam proyek pembuatan pesawat tempur itu.

"Istilah yang tepat atas langkah yang diambil pemerintah Indonesia terkait pembiayaan proyek pesawat tempur KF-21 adalah penyesuaian pembayaran (payment adjustment), bukan pemotongan pembayaran. Penyesuaian ini sejalan dengan kemajuan kerja sama yang telah dan masih akan dilaksanakan bersama Korea Selatan," katanya.

Edwin menyampaikan hal itu juga untuk meluruskan pemberitaan dari kantor berita Korea Selatan Yonhap pada 7 Mei 2024 yang menyebut Indonesia meminta pemotongan biaya kontribusi untuk kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.

Yonhap saat itu merujuk pada pernyataan DAPA — lembaga di Korsel yang mengurusi kerja sama dan pengadaan alutsista — yang mengakui adanya negosiasi soal pembayaran KF-21 Boramae.

Juru Bicara DAPA Choi Kyung-ho, sebagaimana dikutip dari Yonhap, menyebut DAPA dan lembaga terkait lainnya masih meninjau usulan Indonesia itu.

Yonhap dalam beritanya terkait itu menyebut Indonesia mengajukan penyesuaian pembayaran sebanyak 600 miliar won untuk keseluruhan proyek pembuatan KF-21.

Dalam komitmen terdahulu, Indonesia sepakat menggelontorkan 1,7 triliun won atau 20 persen dari keseluruhan nilai proyek sebesar 8,1 triliun won.

Karo Humas Kemhan menegaskan penyesuaian pembayaran yang diminta Indonesia ke Korea Selatan merupakan langkah rasional karena Indonesia tak sepenuhnya mendapatkan kegiatan transfer teknologi dalam pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.

"Terdapat beberapa kegiatan dalam program yang tidak dapat diikuti oleh teknisi Indonesia. Alhasil, pembayaran yang dilakukan pemerintah Indonesia disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh dari kerja sama ini," kata Edwin.

"Adalah wajar dan sesuai dengan prinsip akuntabilitas bahwa untuk program atau kegiatan yang tidak diikuti oleh teknisi Indonesia, pihak Indonesia tidak perlu menanggung biaya, yang pada gilirannya mengurangi jumlah pembayaran yang telah direncanakan," imbuhnya.

Edwin menjelaskan dalam proyek pembuatan jet tempur itu, Korea Selatan menerima biaya berbagi (cost share) sampai tahun 2026 karena setelah tahun itu, proyek KF-21 masuk tahap produksi dan biaya berbagi dari Indonesia disesuaikan dengan kemampuan fiskal yang ditetapkan Kementerian Keuangan, yaitu Rp1,32 triliun per tahun sampai tahun 2026.

"Ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa kewajiban finansial Pemerintah dalam proyek ini tetap dalam batas kemampuan anggaran negara," katanya.

Dia menambahkan pemerintah Indonesia berkewajiban memastikan pembayaran atas pengadaan atau kerja sama pembuatan alutsista merupakan investasi yang dapat membawa hasil optimal.

Oleh karena itu, dia menjamin Kemhan berkomitmen transparan dalam setiap kerja sama internasional, termasuk dalam proyek KF-21.

"Langkah penyesuaian pembayaran ini untuk memastikan investasi pemerintah Indonesia memberi hasil yang optimal dan penggunaan keuangan negara untuk proyek KF-21 dapat dipertanggungjawabkan ke publik," kata Edwin.

Kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae diluncurkan pada 2015, dan ditargetkan rampung pada 2026. (Antara)

Air refueling KF-21 dengan metode boom (photo: DAPA)

Korea Selatan Mengkaji Usulan Indonesia Untuk Memotong Pembayaran Proyek KF-21

SEOUL (Yonhap) -- Korea Selatan telah mempertimbangkan usulan Indonesia untuk mengurangi pembayaran proyek pengembangan bersama jet tempur KF-21, kata badan pengadaan negara pada Selasa, di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap dugaan kebocoran teknologi. oleh para insinyur Indonesia.

Indonesia dilaporkan telah menyarankan untuk membayar total 600 miliar won (US$442,3 juta) untuk proyek jet KF-21, setelah awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won, sekitar 20 persen dari program senilai 8,1 triliun won yang diluncurkan pada tahun 2015 untuk membangun pesawat tersebut. pada tahun 2026.

Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengakui bahwa pemerintah Indonesia telah mengusulkan pengurangan kontribusi keuangannya untuk proyek KF-21, dan negosiasi akhir sedang berlangsung.

“DAPA dan lembaga terkait saat ini sedang mengkaji tawaran Indonesia. Kami berencana untuk segera menyelesaikan perundingan akhir,” kata juru bicara DAPA Choi Kyung-ho dalam konferensi pers rutin.

Proposal tersebut muncul pada saat yang sensitif karena penyelidikan sedang dilakukan terhadap dugaan upaya seorang insinyur Indonesia untuk mencuri teknologi jet di Korea Aerospace Industries (KAI), produsen KF-21.

Insinyur tersebut, yang diberangkatkan setelah Indonesia setuju untuk mengambil bagian dalam proyek tersebut, tertangkap pada bulan Januari saat mencoba meninggalkan fasilitas KAI dengan perangkat penyimpanan USB yang berisi data tentang jet tempur tersebut.

Sehubungan dengan kekhawatiran Korea Selatan memikul beban keuangan yang lebih besar untuk pengembangan jet tempur, DAPA mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan berbagai faktor ketika meninjau proposal Indonesia.

“Kami tidak hanya mempertimbangkan pengembangan bersama KF-21 dengan Indonesia tetapi juga kerja sama ekonomi secara keseluruhan dan berbagai aspek lainnya. …Kami akan mempertimbangkan hal ini dan melanjutkan diskusi yang sesuai,” kata Choi.

Jakarta pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won sebagai imbalan atas penerimaan satu model prototipe dan transfer teknologi, serta memproduksi 48 unit di Indonesia, namun dikatakan telah mengusulkan pengurangan jumlah pembayaran untuk transfer teknologi yang lebih sedikit.

Sejauh ini negara tersebut telah menyumbang sekitar 300 miliar won untuk proyek tersebut dan gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai komitmennya.

Indonesia diketahui telah meminta Korea Selatan pada akhir tahun lalu untuk menunda pembayaran proyek tersebut hingga tahun 2034, namun Seoul tetap mempertahankan pendiriannya bahwa pembayaran tersebut harus dilakukan sebelum batas waktu pembangunan pada tahun 2026.

PT PAL dan LUNAS Malaysia Sepakati MOU Pada Exhibition DSA 2024

07 Mei 2024

Penandatanganan MOU pada acara DSA 2024 (photos: PAL)

Kuala Lumpur (06/04) PT PAL Indonesia dan Lumut Naval Shipyard (LUNAS) Malaysia menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) atau Nota Kesepahaman. Agenda tersebut dihelat bertepatan dengan Pembukaan acara exhibition Defense Services Asia (DSA) 2024 yang berlangsung di MITEC, Kuala Lumpur. MoU tersebut ditandatangani oleh CMO PT PAL Indonesia, Willgo Zainar, dan Datuk Dr. Shahrazat binti Haji Ahmad, Chairman  Board of Directors LUNAS dengan disaksikan oleh Laksdya TNI Erwin S. Aldedharma Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan Tan Sri Abd Rahman bin Ayob, Chief of Navy, Royal Malaysian Navy.

Kerja sama yang dibangun ini bertujuan untuk mengembangkan potensi sumber daya LUNAS dan PT PAL Indonesia serta menjajaki kolaborasi masa depan dalam proyek pembuatan kapal. Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pertukaran pengetahuan dan kemajuan teknologi di kawasan serta memperkuat hubungan Bilateral Indonesia dan Malaysia.

(PAL)

BRP Andres Bonifacio Back to WPS Patrols After Comms, Sensor Upgrade

07 Mei 2024

BRP Andres Bonifacio (PS-17) after upgrade (photos: PS-17)

MANILA – The BRP Andres Bonifacio (PS-17), one of the Philippine Navy (PN)'s three offshore patrol vessels, is back to its patrol duties after an intensive upgrade of its communications and sensor equipment.

"Following the successful completion of its extensive upgrades, Philippine Navy patrol ship BRP Andres Bonifacio is back in action, resuming its naval operations with upgraded capability within the Naval Forces West and AFP (Armed Forces of the Philippines) Western Command area of operations," read the ship's Facebook post on Monday.

The works included a significant upgrade in combat management system, the central nervous system that integrates various sensors and systems to provide real-time situational awareness, command, and control capabilities.

"It was also fitted with air and surface search radar, bolstering its capability in long-range surveillance, search and rescue, and maritime patrol," the post added.

No other details were provided due to security reasons.

The upgrades reflected the vessel’s optimum operational readiness, emulating its motto “Semper Paratus” (Always Ready).

"With enhanced systems and advancing capability, PS-17 is poised to better fulfill its mandates under the Naval Task Force 41 from maritime patrol operations, to internal security operations, and to logistics support missions," it said.


Beefing up capabilities
The AFP, meanwhile, would focus on five major defensive capabilities as it adopts the Comprehensive Archipelagic Defense Concept (CADC), aimed at defending all the country's territories, including its exclusive economic zone (EEZ).

The five focus areas are cyber systems, air interdiction, surface and sub-surface, missile defense systems, and support systems capabilities.

This was discussed during the National Security Cluster Communications of the "Bagong Pilipinas" Media Engagement and Workshop held at the Philippine Merchant Marine Academy in San Narciso, Zambales on May 2 to 4.

All the improvements are part of the AFP Modernization Program Re-Horizon 3.

To ensure that it is capable of conducting this mission, the AFP needs adequate radar coverage to detect and identify intrusions in Philippine territory; air and maritime assets with adequate defensive capabilities; cyber defensive capabilities to defend against opponents looking to attack cyber infrastructures; and missile systems to defend critical infrastructures.

Also needed are credible and capable land maneuver forces for both conventional and asymmetric warfare, credible reserve forces and logistics support systems.

Defense Secretary Gilberto Teodoro Jr. earlier said the CADC will allow the AFP to protect and guarantee "Philippine nationals, Philippine corporations, and those authorized by the Philippine government the unimpeded and peaceful exploration and exploitation of all natural resources within our EEZ and other areas we have jurisdiction." 

(PNA)

DEFTECH, FNSS Tampilkan Prototipe Kendaraan Adnan Versi Upgrade

07 Mei 2024

ACV-300 Adnan versi upgrade dilengkapi dengan sistem senjata kendali jarak jauh generasi baru dengan sistem pengawasan jarak dekat, unit daya tambahan, sistem pendingin udara, sistem pencegah kebakaran otomatis, spall liner, sistem penglihatan pengemudi, dan sistem navigasi (photo: Jane's)

DRB-HICOM Defense Technologies (DEFTECH) milik negara Malaysia dan produsen kendaraan lapis baja Turki FNSS telah meluncurkan prototipe kendaraan tempur lapis baja  ACV-300 'Adnan' yang ditingkatkan di pameran Defense Services Asia (DSA) 2024 yang diadakan di Kuala Lumpur mulai tanggal 6 hingga 9 Mei.

Mohd Nizam Saedon, kepala departemen teknik di DEFTECH, mengatakan kepada Janes pada tanggal 6 Mei bahwa kendaraan tersebut, yang telah beroperasi sejak awal tahun 2000-an, sedang ditingkatkan untuk memperpanjang umur operasionalnya.

ACV-300 Adnan versi upgrade (photo: Mal MoD)

Turret kendaraan ditingkatkan dengan turret penembak jitu 25 mm sebagai bagian dari peningkatan, kata Mohd.

Peningkatan lainnya termasuk penambahan pengintai laser dan pencitraan termal di turret, sistem peringatan laser, dan sistem kesadaran situasional 360°, tambah Mohd.

Dia mengatakan Angkatan Darat Malaysia telah “berhasil” menguji kendaraan yang ditingkatkan tersebut, dan DEFTECH sedang menunggu perintah dari dinas tersebut.

Deftech SR-10 VTOL (image: Deftech)

“Hampir 200 kendaraan Adnan akan di-upgrade, dan diperlukan waktu beberapa tahun untuk meningkatkan semua kendaraan ini,” tambah Mohd.

Dia mengatakan kendaraan yang ditingkatkan ini dapat diintegrasikan dengan pesawat vertical take-off and landing (VTOL) SR-10 milik DEFTECH serta untuk pengawasan udara, pemantauan, inspeksi, pemetaan, dan sebagainya.

Menurut spesifikasi DEFTECH, VTOL memiliki panjang 1,65 m, lebar 2,20 m, dan tinggi 0,35 m. Berat lepas landas maksimum (MTOW) pesawat adalah 9 kg.

06 Mei 2024

RAF, RAAF Reactivate Squadron for F-35 Reprogramming Mission

06 Mei 2024

Reactivate No 80 Squadron at Eglin AFB (all photos: USAF)

EGLIN AIR FORCE BASE, Fla. – The deep blacks, Royal blues and glimmering golds of dress uniforms were on display accompanied by a gunmetal-grey F-35A Lightning II as a backdrop during an old squadron’s reactivation ceremony April 15, 2024.

The Royal Air Force and Royal Australian Air Force reactivated their former unit, No. 80 Squadron, in a reformation ceremony at Eglin.  The new unit, which also includes Royal Navy Sailors, was formerly known as the Australia Canada United Kingdom Reprogramming Laboratory.

Their mission is to provide mission data file programming for the Australian, Canadian, and United Kingdom F-35 variants.  Mission data is information across the electronic landscape that allows the aircraft and aircrew to sense, identify, locate, and counter threats in the electromagnetic spectrum.

The newly reformed squadron is one of many U.S. Air Force and international partners collaborating on the F-35 data mission at Eglin.


“Our success as a squadron isn’t possible without the unwavering support of the U.S. and the plethora of Eglin stakeholders, who will continue to support the squadron and its outstanding capability,” said Cdr. Chris Wilcox, No. 80 Squadron commander.

To mark this rare occasion, both country’s air force chiefs of staff attended the ceremony and inspected their personnel standing in three formations representing the RAF, RN and RAAF.

“Today marks a significant milestone as we come together to commemorate the reforming of not one, but two No. 80 Squadrons at Eglin,” Air Marshal Robert Chipman, RAAF Chief of Air Force.  “The decision to transition the Australia, Canada, and United Kingdom F-35 Reprogramming Laboratory into a squadron holds profound importance. It signifies that the people and the work they do is operationally relevant; it fosters unit identity and pride among our aviators.”


Air Chief Marshal Sir Richard Knighton, RAF Chief of the Air Staff, shared how significant the squadron’s mission is to the country’s air force mission and goals.

"Critical to our success in future air warfare will be the degree to which we can gain and maintain both air superiority and superiority across the electro-magnetic spectrum,” said Knighton “As we consider current vectors in the evolution of warfare, our expert coders and programmers, our digital specialists and data scientists will be just as important, or even more so, than our aircrew.”

For the RAF, the squadron’s name dates to 1917 and World War I.  The unit went inactive in 1969 before reforming this year.  The RAAF’s No. 80 Squadron began in 1943 during World War II and was deactivated in 1946.  The name is now active again 78 years later.

To conclude the ceremony the RAF and RAAF chiefs unveiled the new squadron crests to the crowd.  The crests are distinctive to their country’s service, but both contain the same motto emblazoned at the bottom – Strike True.

The Royal Canadian Air Force will join No. 80 Squadron in July 2024.


TNI AU Bakal Tempatkan Radar Baru di Bombana, Sulawesi Tenggara

06 Mei 2024

Kecamatan Poleang Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (image: GoogleMaps)

Padang Pajjongang Bakal di Jadikan Satuan Radar TNI AU

Bombana, Catatanaktual.id – Padang Pajjongang yang terletak di jalan poros Kecamatan Poleang Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara yang merupakan padang rumput luas tempat penggembalaan ternak warga bakal diambil alih TNI AU.

Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana bersama pihak TNI melalui zoom meeting di Aula Kantor Kecamatan Poleang Selatan, Kamis (4/1/2023).

Dalam rapat tersebut dijelaskan bahwa, TNI AU akan menempatkan Satuan Radar di daerah tersebut, sebagai bagian dari upaya meningkatkan keamanan Nasional. Pihak TNI AU juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bombana, Drs. Man Arfa, menyambut baik kerjasama antara TNI AU dan Pemerintah daerah. Ia menekankan bahwa, pentingnya bersinergi untuk mencapai tujuan bersama. Yakni, meningkatkan keamanan serta kesejahteraan masyarakat setempat.

Padang rumput Poleang Selatan saat ini (photo: DetikSultra)

“Saya atas nama Pemerintah daerah bersama Forkopimda, akan menjembatani untuk menyelesaikan persoalan ini dengan baik. Kami tidak akan abaikan masyarakat yang sudah lama bermukim di sini,” ungkap Man Arfa.

Dalam rapat itu, juga membahas mengenai rencana penerbitan sertifikat tanah bagi masyarakat yang bermukim di lokasi Padang Pajjongang pembahasan itu menjadi salah satu poin penting yang dibahas. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum kepada masyarakat setempat terkait kepemilikan tanah dan memfasilitasi pengembangan wilayah dengan lebih baik. Selain itu, terkait luas lahan Pajjongang yang akan di jadikan lokasi instalasi alat pemantau keamanan diperkirakan mencapai sekitar 50 – 60 Hektar.

Pemerintah daerah juga mengupayakan dan memfasilitasi pembangunan yang ada, secara Nasional maupun secara regional. Serta, tetap mengedepankan ruang mediasi agar tidak terjadi benturan terkait persoalan ini.

Rapat yang dipimpin Sekda Bombana Drs. Man Arfa, juga diikuti Staf Ahli Angkatan Udara Lanud Haluoleo melalui video conference, Forkopimda Kabupaten Bombana, para Asisten dan Staf Ahli, Camat serta masyarakat setempat.

(Catatan Aktual)

Marcos Jr. Approves Military Procurement ‘Wish List’

06 Mei 2024

Philippine Navy fleet for the year 2028 (image: istimewa)

MANILA, Philippines —  Amid continuing maritime aggression by China, President Marcos has approved a $35-billion budget to modernize the Armed Forces of the Philippines (AFP), with the Philippine Navy getting the largest chunk to strengthen capabilities in the West Philippine Sea (WPS).

The budget will be used to finance various acquisitions enumerated in a lengthy “wish list” submitted by the AFP to the President, and will be spread out over 10 years, Philippine Navy spokesman for the WPS Commodore Roy Vincent Trinidad said yesterday at the Kapihan sa Manila Bay news forum.

“As to the proportion, I would say that the larger chunk goes to the Navy, and then the Air Force, and then the Army, and then the General Headquarters. Because the thrust now is already external. It says there that there are different capabilities that will allow the Philippine Navy to fight across a broad spectrum of warfare,” he said.

Trinidad explained that broad spectrum warfare refers to air, surface, sub-surface and electronic spectrum.

“So our ships or our capabilities, including those on land, should have the capability to fight in the air, on land, on surface, at sea and sub-surface undersea, and of course in the electronic spectrum,” he said.

“The details of this are with the Department of National Defense and they will determine which will be prioritized, where and how will it be acquired and how it will be developed. Will it be bought? Will it be manufactured locally, so that the local labor force can be utilized and the money will be spent here? So we are thankful that the AFP is fully supported,” he added.

Asked if the Philippine Navy is still looking to acquire a submarine, Trinidad did not say if it was included in the wish list but noted that it is still part of the plan.

“The project is still there for undersea warfare capabilities. When you say undersea warfare, there are a lot of components to it, not just a submarine. These include support components that are on the surface like our bases and the training of our personnel,” he said.

Trinidad said the Philippine fleet already has a submarine group, which has sent officers and enlisted personnel locally and abroad for training.

“Modernization will always start in the mind. If our minds are outdated, even if we have new technology we still cannot use those,” he said, adding that they invest in young ensigns, junior officers and lieutenant junior grades.

See full article PhilStar

05 Mei 2024

Inilah Tujuh Pangkalan Udara TNI AU Terbesar dan Terkuat di Indonesia

05 Mei 2024

Kesibukan di salah satu pangkalan udara TNI AU kelas B (photo: Keris)

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) merupakan salah satu militer Indonesia yang memiliki fungsi untuk menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI yang bertugas di wilayah udara.

Sebagai ujung tombak pertahanan Indonesia di wilayah udara, tentunya TNI AU dilengkapi oleh berbagai alat tempur seperti pesawat dan helikopter yang ditugaskan di berbagai Pangkalan Udara TNI AU di seluruh Indonesia.

Pangkalan udara atau Lanud sendiri merupakan lapangan terbang dan semua fasilitasnya yang digunakan pihak militer sebagai bagian dari sistem pertahanan.

Di Indonesia sendiri, Lanud yang ada kebanyakan merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda yang kembali dikembangkan.

Tidak hanya digunakan sebagai kebutuhan pertahanan dan perang saja, Lanud juga berguna sebagai tempat angkut udara kemanusiaan (Humanitarian Airlift).

Deretan Pangkalan TNI AU Terbesar di Indonesia
Pangkalan udara TNI AU terbesar di Indonesia tidak hanya diukur dari luas wilayahnya saja. Namun, dapat dilihat juga dari kekuatan yang dapat dilihat dari kelengkapan skadronnya.

Berikut 7 Lanud terbesar di Indonesia yang diambil dari berbagai sumber:

Lanud Halim Perdanakusuma juga dikenal sebagai Bandara Internasional Halim Perdanakusuma ini memiliki luas secara keseluruhan sebesar 1.700 hektar dengan landasan pacu sepanjang 3000 meter.

Pangkalan TNI AU yang sebelumnya bernama Pangkalan Udara Cililitan ini termasuk sebagai Lanud tipe A yang memiliki dua skadron, yakni Skadron Teknik 021 dan Wing Udara 1 yang terdiri dari Skadron Udara 2, Skadron Udara 17, Skadron Udara 31, dan Skadron Udara 45.

Selain itu, salah satu Lanud terbesar di Indonesia yang berada di Jakarta ini ditempati lebih 20 satuan lain TNI/TNI AU termasuk ada disana Markas Komando Operasi TNI AU I, Markas Komando Pendidikan TNI AU, Markas Komando Pertahanan Udara Nasional, dan Rumah Sakit Pusat TNI AU

Terletak di Kota Pekanbaru, Riau, Lanud Roesmin Nurjadin adalah salah satu Pangkalan TNI AU terbesar di Indonesia dan merupakan Lanud terbesar di Sumatera. 

Pangkalan TNI AU yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan Pangkalan Udara Militer tipe A yang berada di bawah jajaran Komando Operasi Angkatan Udara I.

Di dalamnya terdapat satuan udara Wing 7 yang meliputi Skadron Udara 12 dan Skadron Udara 16.

Pangkalan TNI AU yang satu ini merupakan salah satu Lanud terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 3000 hektar. Namun, baru sekitar 200 hektar saja yang digunakan sebagai kantor dan landasan pacu pesawat.

Lanud Iskandar yang terletak di ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat ini termasuk sebagai Lanud tipe C ​​di bawah jajaran Koopsau II. 

Sebagai Lanud tipe C, Pangkalan TNI AU yang satu ini belum memiliki pesawat tempur yang stand-by di dalamnya.

Lanud Sultan Hasanuddin merupakan Pangkalan Udara TNI AU tipe A dalam Jajaran Koopsau II. Letaknya sangat strategis bagi TNI AU, yakni di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Salah satu pangkalan TNI AU terbesar di Indonesia ini memiliki Base Ops dengan luas 4047,48 meter persegi yang berfungsi sebagai tempat mengatur flight plan, briefing cuaca, dan briefing penerbangan militer.

Lanud Sultan Hasanuddin termasuk sebagai Lanud tipe A yang membawahi Wing 5. Di dalamnya terdapat dua skadron yakni Skadron Udara 5 dan Skadron Udara 11.

Pangkalan TNI AU terbesar di Indonesia yang selanjutnya adalah Lanud Atang Sendjaja yang terletak di Kecamatan Kemang, Bogor. Lanud ini merupakan Pangkalan Udara Militer tipe A dalam jajaran Koopsau I.

Lanud yang dulunya bernama Pangkalan Udara Semplak ini membawahi Wing 4 yang memiliki beberapa Skadron Udara Helikopter, yakni Skadron Udara 6 yang mengoperasikan helikopter NAS-332 Super Puma dan Skadron Udara 8 yang mengoperasikan helikopter EC 725 Caracal.

Selain itu, Lanud yang hanya memiliki landasan pacu sepanjang 1,4 km ini juga menjadi markas bagi Satuan Udara Pencarian dan Pertolongan yang memiliki tugas untuk melakukan Search and Rescue (SAR).

Lanud Suryadarma sebelumnya bernama Pangkalan TNI AU Kalijati ini pertama kali digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. 

Selain itu, Pangkalan Udara Militer tipe A ini merupakan yang tertua di Indonesia dan sudah didirikan sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya pada 30 Mei 1914.

Lanud Suryadarma membawahi Skadron Udara 7 yang menggunakan helikopter EC-120 B Colibri. 

Skadron ini sebelumnya ditugaskan di Lanud Atang Sendjaja dan dipindahkan ke Lanud Suryadarma setelah Operasi Boyong 7 pada tahun 1990.

Lanud Supadio yang terletak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat ini memiliki dua fungsi kewilayahan, yakni sebagai Komando Operasi Angkatan Udara I untuk komando kewilayahan Indonesia Bagian Barat dan Komando Operasi Angkatan Udara II untuk komando kewilayahan Indonesia Bagian Timur.

Pangkalan TNI AU terbesar di Indonesia yang terakhir ini membawahi Wing 7 yang didalamnya terdapat Skadron Udara 1 dan Skadron Udara 51. 

Skadron Udara 1 sendiri memakai pesawat tempur dengan jenis Hawk 109/209 yang memiliki call sign Elang.

Sedangkan Skadron Udara 51 dilengkapi dengan pesawat UAV berjenis Aerostar yang memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengamatan perbatasan.

Lanud Supadio yang sebelumnya bernama Lapangan Terbang Sungai Durian ini termasuk sebagai Pangkalan Udara Militer tipe A. 

Kapal Induk Ketiga China Memulai Uji Coba Laut Perdananya

05 Mei 2024

Fujian, bersiap melakukan uji coba laut perdananya dari Galangan Kapal Jiangnan Shanghai di Shanghai China timur, 1 Mei 2024 (photo: Xinhua)

Kapal induk ketiga China telah memulai uji coba laut perdananya, Kantor Berita Xinhua yang dikendalikan pemerintah mengumumkan dalam laporannya pada tanggal 1 Mei.

Kapal induk, Fujian, meninggalkan Galangan Kapal Jiangnan di Shanghai sekitar pukul 08.00 waktu setempat pada hari pengumuman tersebut. Uji coba ini terutama akan fokus pada pengujian “keandalan dan stabilitas sistem propulsi dan kelistrikan kapal induk”, demikian bunyi laporan Xinhua.

“Sejak diluncurkan pada Juni 2022, Fujian telah menyelesaikan uji coba tambatan, pengerjaan perlengkapan, dan penyesuaian peralatan. Ini telah memenuhi persyaratan teknis untuk uji coba laut,” tambah laporan itu.

Fujian diluncurkan oleh Galangan Kapal Jiangnan pada bulan Juni 2022. Kapal ini dijadwalkan menjadi kapal induk ketiga Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat/People's Liberation Army Navy (PLAN) secara keseluruhan, namun kapal ini merupakan kapal pertama yang dikonfigurasikan untuk lepas landas dengan catapult-assisted take-off but arrested recovery (CATOBAR) untuk operasi pesawat.

Fujian, kapal induk ketiga Tiongkok, saat memulai uji coba laut perdananya pada 1 Mei 2024 (photo: Pu Haiyang)

Video yang beredar di akun media sosial Tiongkok menunjukkan bahwa uji coba sistem ketapel kapal induk dimulai pada bulan November 2023. Video ini menunjukkan kapal induk meluncurkan peralatan yang lebih dikenal sebagai ‘muatan mati/dead loads’ ke dalam air tepat di depan tempat berlabuhnya di Pulau Changxing.

Dua kapal induk pertama Tiongkok, Liaoning dan Shandong, masing-masing dibangun dengan ski-jump dan dikonfigurasikan untuk operasi short take-off but arrested recovery   (STOBAR).

Fujian memiliki panjang keseluruhan sekitar 320 m dan dek penerbangannya memiliki lebar sekitar 80 m pada titik terlebar. Kapal induk ini dilengkapi dengan tiga ketapel elektromagnetik dan satu landasan pacu miring yang dilengkapi kabel penahan.

Selesai Jalani Pemeliharaan Khusus, Hercules A-1327 Kembali Beroperasi

05 Mei 2024

Pesawat C-130 Hercules A-1327 (photos: TNI AU)

Dansathar 15: Pimpin Acara Serah Terima Pesawat C-130 Hercules

TNI AU --  Komandan Satuan Pemeliharaan 15 Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi, S.T., M.M., memimpin acara serah terima pesawat C-130 Hercules A-1327 dengan penuh kebanggaan dan profesionalisme. Dalam upacara yang digelar Sathar 15 Kapten Pnb Andy Try menerima pesawat tersebut  yang akan mengoperasikannya.

Pesawat yang telah menjalani perawatan khusus, dikenal dengan nama "Rajawali 27", menjalani proses pemeliharaan intensif di Sathar 15. Proses pemeliharaan tersebut bukanlah tugas yang mudah, namun dengan dedikasi dan kerja keras dari tim pemeliharaan Sathar 15, pesawat tersebut kini siap untuk bertugas dalam misi-misi penting TNI Angkatan Udara.

Dalam sambutannya, Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi menekankan pentingnya peran pesawat tersebut dalam mendukung operasional TNI Angkatan Udara. "Rajawali 27 tidak hanya sebuah pesawat angkut saja, tetapi merupalan simbol dari kerja keras dan dedikasi kami dalam menjaga kehandalan akutsista udara kita," ujarnya dengan penuh semangat.

Kepemilikan A-1327 bermula dari tahun 1995 ketika TNI AU mendapatkan hibah tiga unit L-100-30 dari PT Pelita Air Service yang kemudian diberi no registrasi A-1327, A-1328, dan A-1329. Sebelumnya TNI AU juga mendapatkan hibah dua L-100-30 dari PT Merpati Nusantara Airlines yang diberi no registrasi A-1325 dan A-1326 (photo: Sathar 15)

Pesawat C-130 Hercules memiliki peran vital dalam berbagai misi, mulai dari bantuan kemanusiaan hingga operasi militer. Dengan serah terima ini, diharapkan TNI Angkatan Udara dapat meningkatkan kemampuan operasionalnya serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

"Kami siap menjaga kehandalan dan kesiapan Rajawali 27 dalam setiap misi yang akan dijalankan. Bersama-sama, kami akan terus mengawal langkah TNI Angkatan Udara menuju masa depan yang lebih baik," tandas Kapten Pnb Andy Try dengan mantap.

Acara serah terima ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga momen penting untuk memperkuat solidaritas dan semangat juang seluruh personel TNI Angkatan Udara. Dengan motto "We Make Herky Keep Flying", mereka siap menghadapi setiap tantangan dan menjaga keutuhan serta kehormatan bangsa.

(TNI AU)