27 Mei 2017
Helikopter AW-101 TNI AU (photo : Liam Daniels)
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menegaskan, helikopter angkut berat AgustaWestland AW-101 Merlin yang didatangkan dari pabrikan Inggris-Italia itu tidak sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
"Heli itu pintunya bukan ramp door, padahal harusnya ramp door dan PT Dirgantara Indonesia harusnya bisa membuat heli seperti ini dan sudah dipakai juga," kata dia, dalam konferensi pers, di Gedung KPK Jakarta, Jumat.
Bersama dengan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Ketua KPK, Agus Rahardjo, dan Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Wuryanto, dia memaparkan potensi kerugian negara dari pengadaan helikopter AW-101 Merlin itu.
Sudah ada tiga tersangka ditetapkan, yaitu Marsekal Pertama TNI FA, Letnan Kolonel Administrasi BW, dan seorang pembantu letnan satu. Semuanya personel TNI AU.
Ramp door adalah pintu untuk keluar-masuk personel, kendaraan, barang ke dalam kabin. Posisi ramp door selalu di buritan fuselage. Adapun spesifikasi teknis yang dikehendaki pengguna (TNI AU) pada pengadaan helikopter angkut berat ini adalah helikopter transport pasukan dan SAR tempur.
Semula, AW-101 Merlin digadang-gadang akan dibeli sebagai helikopter VIP kepresidenan, dengan konfigurasi sesuai hakikat tugas utamanya, yaitu membawa presiden-wakil presiden dan VIP. Jika mengacu ke sini maka ramp door tidak diperlukan, karena fokusnya pada keamanan-keselamatan dan kenyamanan VIP.
Saat itu (sekitar akhir 2014 hingga 2016) bagi publik peminat kemiliteran terjadi pro-kontra soal perlu atau tidak perlu dan harus-tidak harus memiliki helikopter baru VIP kepresidenan. Hal ini terutama di ranah media massa dan media sosial. Apalagi ada UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan berhadapan dengan tuntutan tugas militer.
Pintu belakang heli AW-101 TNI AU (photo : defence.pk)
Adapun TNI AU memiliki skuadron udara helikopter khusus VIP, yaitu Skuadron Udara 45 VIP yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta. Skuadron udara ini bermaterialkan NAS-332 Super Puma.
Namun atas perintah Presiden Joko Widodo, pengadaan helikopter baru untuk VIP itu dibatalkan. Namun ternyata muncul perjanjian kontrak No KJP/3000/1192/DA/RM/2016/AU tanggal 29 Juli 2016 antara Markas Besar TNI AU dengan PT Diratama Jaya Mandiri tentang pengadaan heli angkut AW-101 Merlin.
"Rp738 miliar itu pun untuk VVIP, tapi kemudian untuk heli angkut juga habisnya dalam jumlah yang sama padahal spesifikasinya lebih tinggi VVIP, itu saja sudah kelihatan (korupsi)," kata Nurmantyo.
Helikopter AW 101 Merlin yang disebut untuk angkut berat-personel dan SAR tempur itu akhirnya datang pada akhir Januari 2017, secara diam-diam.Sejak dia datang hingga kini, belum pernah dipertunjukkan langsung pada publik, kecuali sekali saja kepada pers. Itupun secara terbatas.
"Desember 2015 memang sudah ada perintah untuk menghentikan pengadaan helikopter, satu buah. Kemudian awal 2016 helikopter VVIP diubah menjadi heli angkut dan juga hanya satu buah. Memang betul TNI AU belum memiliki helikopter (yang dilengkapi) ramp door itu," kata Nurmantyo.
Menambah keterangan Nurmantyo, Tjahjanto berkata, "Tapi kenyataannya pada 2017 heli datang pada akhir Januari dan helikopter itu masih tidak sesuai spesifikasi sehingga heli tersebut belum kami terima sebagai kekuatan AU dan speknya belum memenuhi versi militer."
Saat ini helikopter AW 101 Merlin itu masih berada di salah satu hanggar di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Helinya belum diterima sebagai inventaris TNI masih di Halim, ada garis polisi. Belum diterima sebagai (unsur) kekuatan TNI," kata Rahardjo, kemudian.
Karena nilai strategisnya, maka proses pengadaan dan pembelian arsenal dan perlengkapan TNI melalui proses dan mekanisme yang panjang dan melibatkan matra-matra yang bersangkutan di TNI, Markas Besar TNI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan lain-lain. Khusus untuk peralatan perang, tender terbuka tidak pernah diumumkan kepada publik.
(Antara)
Mahal dan gak sesuai spek...nama2 tersangka kok gak familiar ya...yang ngotot beli hely ini kan komandan tni au yang lama ??
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMantan kumendan pangkalan di mediun situ
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusHajar bleeh..!
BalasHapusspek apa????kalay spek militer emang gak sesuai...kallau spek super mewah vvip emang sesuai...perasaan yg dulu ngebet datangin heli ini ya partai itu.....itu lho..partai yg suka naikin harga dan pajak orang miskin dan kecil
BalasHapusSonglap? Come on bro suwanduru u can do better.
HapusRilex la bro sundaldaru..jangan berasap..jom songlap AW 101..
Hapuskenapa body heli tu macam warna tin milo?? songlap?? heli angkut berat dosa milik sundaldaru...jgn berasap..jom songlap..
HapusTumben dia serius,ndak pakai kata "itu"... :D
HapusKenapa semua dipersalahkan dihadapan Om Swd....?
Hapusheli super mewah idaman mamak banteng and the genk
BalasHapusko ni dah kenapa?? macam best je sabu yg ko hisap tu?? rilex la jangan berasap sangat..jom songlap AW 101
HapusBiasanya aku akan melarang but he deserves it.
HapusPelajaran yang bisa dipetik dr kasus ini yalah, kalo niat korupsi jangan sampai lebih dari 200 M!!
HapusBegini perbandingannya:
Jendral "T" dkk nilep +/-125 M, wangnya puas dipake utk foya-foya, hepi-hepi diaxelis (jadi ditutup ga sih), borong properti, maen vallas, belanja perhiasan, kasi modal temen dan artis dangdut, dsb.
Lah sementara komplotan yang ini, mark up wang negara 220 M, malahan hanya cukup utk ongkos membombardir berbagai masmedia dg pemberitaan yang kontennya adalah fitnah dan pembunuhan karakter kompetitornya yang notabene adalah industri aviasi nasional, plus untuk bayarin jasa beberapa LSM (spt arab&ucok baba), cuap-cuap dimedia masa mendiskreditkan PT. DI.
Gini su (suwandaru) gue jelasin...ni heli sudah coba-coba dimasukin ke renstra bahkan sebelum presiden jokowi dilantik (coba cari penjelasan dwi badarmanto/eks kadispenau di cnn sekitar oktober 2015), krena sejak 2010 heli2 ini batal dibeli india krn terlilit kasus korupsi, alias jd barang mangkrak shg digunakanlah jasa para makelar untuk masarin produk ini.
Hapus....jangan-jangan ente salah satu makelar tsb?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusnasional kompas 19-10-2015... ''Fraksi pdip komisi I nyatakan kalau presiden jokowi perlu heli kepresidenan baru yg anti peluru dan lebih besar,dan agustawesland masuk salah satu kriteria sebagai heli vvip supermewah dan anti peluru ''
HapusNih kamu baca dulu sampe katam(terutama bagian penjelasan dwi badarmanto)...tapi pake logika.
Hapus@detiknews, 27 desember 2015: "Heli aw-101 bukan untuk kepresidenan...."
please be smart....agustawestland itu banyak versi....ada versi militer ada versi vvip kepresidenan yg super mewah....rakyat itu mendukung kalau versi militer.....yg kemarin ditentang itu bermewah2 pakai vvip ini....dan yg datang emang versi vvip.....lihat pintunya aja versi vvip...beda ama versi militer...untuk mengelabui sengaja di kamuflasi loreng...biar tak mencolok dimata rakyat....intinya ya emang heli kepresidenan...bukan militer dan dititipin di tni au....gitu aja gak bisa baja permainannya
HapusMenurut ente gimana Om Swd, secara ente pakar membaca permainan.. Xi.. Xi... Xi...
HapusLalu kenapa kalau itu permintaan partai pemerintah, presiden & panglima ngotot minta diusut... ?
Bermain dua kaki, presiden keliatan terpaksa krn dpt tekanan dari masyarakat, pasti gak mau lah elektabilitasnya turun. sedangkan mami banteng and the geng dukung pembelian aw 101 cmn ingin dpt simpati ke bbrp jendral di tni yg selama ini kurang dpt pengaruh dari mami, tapi sepertinya mami banteng gak ambil pusing klo pun aw 101 dibatalkan atau kasus pembelinnya diperkarakan ke pengadilan ,krn Nilainya kecil dan mereka ga rugi sama sekali.
HapusItulah politik...
HapusNggak kebayang, pusingnya jadi presiden. Ngurus orang sebengkel aja, uban pada muncul...
Mungkin suwandaru terlalu disibukkan dg pekerjaan"ngecekin mesin", shg sampai nggak tau ini sudah artikel yg keberpa ttg heli aw....
HapusDari maren2 gue komen bolak-balik, ni heli gak ade cargo door, gak ada ramp door yang artinya ni heli batalan india dari varian VIP....nape baru sekarang ente muntjulin"teori kontipasi",kek orang baru bangun tidur??????????
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus@ismail
BalasHapusBang mail...nih wang padjak ente dikorup rame-rame sama oknum, ente mo gelar aksi keprihatinan gak?
Sejujurnya kasus pembelian heli agusta 101 sarat dengan kemplang krupsi sudah pasti datang tidak lengkap kosongan . Perlu di investegasi penuh si tukang belli heli 101 agusta di kementrian pertahanan jangan korban kan indonesia hanya buat segelintir manusia busuk berlebel nasionalisme efek buat masa panjang nkri bisa ambruk .
BalasHapus"Banyak" yang meragukan nyali pemerintah saat ini dlm mengungkap kasus korupsi alutsista....ternyata yang "banyak" tsb salah!!
HapusBettul mas ...maling triak maling ...pembelian heli 101 agusta dari inggris tampa seijin tanda tangan menhan dana tidak akan cair ..sskarang pada lempar handuk cuci tangan cari selamat takut rakyat gamuk .
HapusWih mantap anilisisnya. Jadi penasaran endingnya seperti apa.
HapusEndingnya ya seperti kasus2 yg laen om
HapusMenguap seiring waktu
Kalo liat di time line, keputusan jkwi untuk dibatalkan sudah terlambat, alias setelah kontrak dilakukan. Hemat saya tetap diakui digunakan sebagai heli kepresidenan sesuai kntrak dan usut KKN nya. 😙
BalasHapusSedjak kapan matra bisa beli langsung alutsista mas TT...?
HapusApa bukan karena keburu mo pensiun tuh...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKKN ttp diusut, jgn sampe helicopter dimusnahkan.. 😋
HapusTapi heran ya, petinggi2 bukan org bodoh, mau korupsi mikir2 biar g ketahuan. Lha ini?? To easy.. Apa yg mejadikan mereka korupsi? Ilmu sirep apa yg bermain?😱
Hapus@TT
HapusIni kasus korupsi yang vulgar alias rusuh...mungkin terlanjur gelap mata karena sudah "diijon" ketika mulai menjabat.
Cluenya : silahkan pelajari karakter leadership pemimpinnya saat itu (bukunya sudah beredar ditoko buku terdekat)...bukannya berbicara ttg membangun sistem, tapi to the point menunjuk pengen beli ini-itu...terutama ngebet beli "efek getar".
Kasus ini adalah yang kedua pihak TNI membuka kerjasama dg KPK dan PPATK utk membongkar kasus korupsi alutsista....kerjasamanya perdananya adl menangani kasus korupsi dibakamla yang melibatkan bbrp perwira aktif AL.
#semoga bung TT masih ingat siapa jendral yang dengan "santun" mengatakan: tidak perlulah kpk masuk, toh kita ini bukan maling.
Whua,ha,ha.si smekinghari ini kekigatan pecundang banteng..jelas ini heli dikontrak dipemerintahan Jokowow..lah lempar bau kepemerintahan sebelumnya..
HapusApa yg dihasilkan rejim skrg selain nyelesaiken procurement yg sdh diatur rejim sebelumnya..
sementara procurement hasil rejim ini berantakan..termasuk heli ini contohnya..contoh koordinasi amburadul rejim Jokowow
Ya udahlah dipake aja..toh sudah terlanjur heli dah ada dimari..begitulah negeri ini klo ada kesempatan ya diambil..padahal dah pada kaya..apa ga bosen ya jd orang kaya..
BalasHapusHebat,satu lagi langkah maju telah dilakukan untuk membenah sistem kenegaraan kita.
BalasHapusSemoga semakin baik.
Si AP kalau gak terpancing, komennya gak jelek jelek amat, teruskan bro jangan mudah terpancing...
BalasHapusHelikopternya bagus.....pengadaannya yang tidak bagus....jebloskan terus ke penjara yang terlibat atau di tembak mati karena koruptor penghianat bangsa...
BalasHapusThis type of helicopter is not mainly for Military used. It has a deadlock designed conformed only for VIP's transport.
BalasHapus