01 November 2025

PT Pindad Tandatangani MoU Dengan FN Herstal Terkait Sistem Senjata

01 November 2025

Penanda-tanganan MoU Pindad-FN Herstal (photos: Pindad)

Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa bersama Vice President of Commercial and Marketing FN Herstal, Nicholas De Gottal menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama di bidang sistem senjata pada Selasa, 28 Oktober 2025 di Auditorium PT Pindad, Bandung. Penandatanganan MoU ini dihadiri oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan Prima Kharisma, Direktur Produksi Hera Rosmiati beserta jajaran dan delegasi FN Herstal.


Mengawali sambutannya, Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa menjelaskan penandatanganan MoU ini menjadi langkah awal memulai kembali kerja sama antara PT Pindad dan FN Herstal. Ia mengatakan bahwa PT Pindad sangat terbuka dalam pertukaran informasi pengembangan produk senjata hingga kesempatan ekspansi kerja sama.


“FN Herstal sudah menjadi rekan kami dalam mengembangkan teknologi senapan SS1 di tahun 80 atau 90-an. Dengan kapasitas dan fasilitas Pindad saat ini, pengembangan senjata standar militer yang digunakan oleh TNI dapat dilakukan dengan baik, bahkan kami mengembangkan SS1 hingga SS3 untuk mendukung pertahanan negara. Kami sangat memahami bahwa sistem persenjataan yang dikembangkan oleh FN memiliki kualitas yang bagus, maka diharapkan kerja sama ini bisa membuka kolaborasi lain kedepannya,” tutur Sigit P. Santosa.

Senapan serbu SS1 (photo: Pindad)

Di sisi lain, Vice President of Commercial and Marketing FN Herstal, Nicholas De Gottal menyampaikan betapa pentingnya kerja sama ini untuk membuka jalan mewujudkan kolaborasi nyata di antara PT Pindad dan FN Herstal.

Senapan serbu SS2 (photo: Pindad)

“Mengingat sejarah kerja sama yang erat dan berlandaskan kepercayaan selama ini, kami meyakini langkah besar yang akan kita lewati melalui project ini. Kapasitas teknis dan keahlian Pindad telah berkembang pesat bersamaan dengan peningkatan kualitas produk FN Herstal, sehingga tujuan utama kita dalam memberikan produk dengan performa terbaik bagi TNI sebagai pengguna akan memasuki tahap implementasi yang konkret,” ungkap Nicholas De Gottal.

Senapan serbu SS3 (photo: Pindad)

Kerja sama ini diharapkan dapat terjalin secara berkelanjutan dalam segi transfer teknologi dan produksi sistem senjata yang secara langsung mendukung kemandirian pertahanan negara. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan MoU, penyerahan cindera mata, serta foto bersama.

Philippine Air Force to Get 5 More Black Hawk Choppers

01 November 2025

PAF S-70i Black Hawk helicopter (photo: PAF)

MANILA – The Philippine Air Force (PAF) said Thursday it will formally accept into service five brand-new S-70i "Black Hawk" helicopters on Nov. 14.

This will take place shortly after an acceptance, turnover, and blessing ceremony for the aircraft at the Presidential Air Wing Hangar of Villamor Air Base in Pasay City. The guest of honor for the event will be Budget Secretary Amenah Pangandaman.

PAF spokesperson Col. Ma. Christina Basco, in an interview with the Philippine News Agency, said these aircraft were delivered on Oct. 20.

She added that these S-70i helicopters were then subjected to a technical inspection and acceptance committee or TIAC inspection from Oct. 22 to 28, which they passed.

With this hurdle done, Basco said, the PAF can formally accept the helicopters next week.

"Official acceptance is incorporating it already in the PAF inventory," she said when asked whether this means the S-70i helicopters are now in Air Force service.

These five S-70i helicopters are the fourth batch out of the 32 S-70i unit acquisition order signed in 2022, she said.

This was done under a direct contract with Poland’s PZL Mielec through the Armed Forces of the Philippines Modernization Program. The project is worth PHP32 billion.

The first batch of five helicopters arrived in the country on June 10, 2024, followed by a second batch of five S-70i helicopters on Dec. 9 that year.

Meanwhile, the third batch was delivered on July 15 and was formally accepted by the PAF on Aug. 13. 

The Department of National Defense previously purchased from PZL Mielec 16 units of "Black Hawk" helicopters for PHP11.5 billion. They were delivered from 2020 to 2021. 

S-70i helicopters are known for their versatility, speed, and reliability in a wide range of missions. 

(PNA)

TNI AU Gelar Latihan Tebang Malam Dalam Rangka Mission Oriented Training (MOT) 2025 di Lanud Iswahjudi

01 November 2025

Su-27/30 TNI AU latihan terbang malam (photo: TNI AU)

Magetan, Lanud Iswahjudi – Pangkalan Udara Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, menjadi saksi gelaran intensif latihan terbang malam sebagai bagian dari Mission Oriented Training (MOT) 2025 yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). 

Latihan ini, yang telah memasuki tahap krusial sejak dimulai pada 25 Oktober lalu, direncanakan berlangsung hingga 6 November mendatang, dengan fokus utama pada peningkatan kesiapsiagaan operasional para penerbang tempur di kondisi malam hari.

F-16 TNI AU latihan terbang malam (photo: TNI AU)

Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Muchtadi Anjar Legowo, M.S., M.Han. menegaskan bahwa latihan terbang malam dalam MOT ini bertujuan untuk mengasah profisiensi penerbang serta kru pendukung dalam menghadapi berbagai skenario misi udara, termasuk operasi di lingkungan gelap yang menuntut ketepatan navigasi dan koordinasi tinggi. 

"Latihan ini sangat esensial untuk memastikan kesiapan tempur TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Kami melibatkan skadron-skadron utama seperti Skadron Udara 3, 14, dan 15, dengan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan T-50i Golden Eagle sebagai aset utama," ujar Marsma Anjar saat memimpin briefing penerbangan di ACMI Lanud Iswahjudi.

T-50i TNI AU latihan terbang malam (photo: TNI AU)

Dalam latihan kali ini, setidaknya 40 pesawat TNI AU dikerahkan, termasuk jet tempur, pesawat angkut, dan helikopter, untuk mensimulasikan skema misi skala besar seperti Large Force Employment (LFE), Offensive Counter Air (OCA) melawan Integrated Air Defense System (IADS) baik pada siang maupun malam hari. 

Selain itu, elemen Ground Forward Air Control (GFAC) dan Radar Ground Controlled Interception (GCI) turut dilibatkan guna memperkuat kolaborasi antar-satuan. Latihan malam hari khususnya dirancang untuk mengantisipasi potensi ancaman atau pelanggaran wilayah udara yang terjadi di luar jam siang, sekaligus meningkatkan profesionalisme ground crew dalam menyiapkan pesawat secara optimal.

(Lanud Iswahjudi)

Janes Mengulas Penembakan Torpedo dari Kapal Selam Otonom Indonesia

01 November 2025

Latihan ini menggunakan torpedo latih 324mm (photo: Jawapos)

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan PT PAL, perusahaan pembuat kapal milik negara, mengumumkan pada 30 Oktober bahwa untuk pertama kalinya, Indonesia telah menembakkan torpedo dari kapal selam otonom yang dikembangkan di dalam negeri.

Tonggak sejarah ini dicapai oleh kapal selam tersebut, yang dikenal sebagai Kapal Selam Otonom (KSOT), di perairan Pangkalan TNI Angkatan Laut (PAL) di Surabaya pada hari yang sama dengan pengumuman tersebut.

Penembakan torpedo oleh KSOT (photos ssv: PAL)

Penembakan tersebut disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali, dan sejumlah pejabat senior dari Kementerian Pertahanan.

Mereka menyaksikan penembakan tersebut dari dek kapal rumah sakit TNI Angkatan Laut KRI dr. Soeharso 990.


Baik Kementerian Pertahanan maupun PT PAL belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai penembakan tersebut, tetapi gambar-gambar yang diambil menunjukkan bahwa penembakan tersebut melibatkan satu torpedo latih 324 mm yang ditandai dengan warna oranye pada munisi tersebut.

Salah satu gambar juga menunjukkan adanya gumpalan gelembung yang jelas dan gelombang berbusa di permukaan air. Hal ini menunjukkan bahwa torpedo tersebut ditembakkan menggunakan gas atau udara bertekanan (compressed gas or air), dan KSOT menggunakan metode peluncuran kering (dry launch method) untuk penembakan torpedonya.


Selama penembakan, kapal selam tersebut menggunakan tiang optronik yang dapat ditarik, dilengkapi dengan sensor elektro-optik, antena radio, dan antena yang tampak seperti antena multi-input dan multi-output (MIMO).

Penembakan torpedo oleh KSOT (video: PAL)

Dalam pernyataan untuk menandai tonggak sejarah ini, Sjamsoeddin menggambarkan program KSOT sebagai langkah strategis menuju kemandirian dalam pertahanan maritim dan meletakkan fondasi bagi sistem bawah air yang dikembangkan di dalam negeri di masa depan, termasuk kendaraan bawah air tanpa awak dan kendaraan bawah air otonom.