22 Mei 2025

The Royal Thai Navy Held a Ceremony to Launch a New Hydrographic Operation Vessel, Ship Number 822, Into the Water

22 Mei 2025

New hydrographic vessel of The Toyal Thai Navy with pennant number 822 (all photos: RTN)

The Royal Thai Navy (RTN) has launched a new hydrographic operation vessel to replace HTMS Suriya (the second vessel) at the shipyard of Asian Marine Services PCL (ASIMAR) in Laem Pha Pha Subdistrict, Phra Samut Chedi District, Samut Prakan Province on 19 May 2025.


Coincides with "Wan Aphakorn", which is the anniversary of the death of Admiral, Prince Aphakorn Kiartivongse, Prince of Chumphon, "the Father of the Thai Navy". And this year 2025 also coincides with the 8th waning moon of the 6th lunar month, "Wan Atthami Bucha", which is the day of the cremation of the body of the Lord Buddha (eight days after "Wan Visakha Bucha").


The Royal Thai Navy signed a contract to build a hydrographic operation vessel worth 885,000,000 baht ($24,552,298.35) with ASIMAR Thailand on 22 September 2023, with the keel-laying ceremony held on 27 February 2024 at the ASIMAR Thailand shipyard as well.


The new hydrographic vessel was launched on 1 March 2025, receiving the hull paint and hull number "822" seen at the recent launching ceremony. Delivered within 760 days of the contract signing, the vessel is expected to enter Harbor Acceptance Test (HAT) in June 2025, followed by Sea Acceptance Trial (SAT) in September 2025.
 

Delivery of the ship in October 2025 to replace HTMS Suriya (the 2nd ship) built by Bangkok Dock Company, Thailand, ordered in 1976 (1976) at a cost of 52,517,000 baht at that time. The keel laying ceremony was held on August 10, 1976 and commissioned on January 15, 1979 (1979), with a total service life of approximately 46 years, which shows the continuous promotion of the shipbuilding industry in Thailand.


The Royal Thai Navy has requested the Fine Arts Department and the Royal Society to consider requesting three names for the ship from His Majesty the King: "HTMS Suriya (the third ship)", "HTMS Aphakorn", which means the sun, just like the word "Suriya", and "HTMS Kaewkosin", after the planet Kaewkosin, which the International Astronomical Union (IAU) announced in 2023.

(AAG)

STM Turki Perkenalkan Kapal MRSS Baru di LIMA 2025

22 Mei 2025

Kapal MRSS ajuan STM, Turki (video: STM)

STM, perusahaan terkemuka dalam industri pertahanan angkatan laut Turki, telah memperkenalkan Multi-Role Support Ship (MRSS)/Kapal Pendukung Multiperan yang baru dikembangkannya untuk pertama kalinya di Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition Langkawi (LIMA 2025) di Malaysia.

Platform MRSS, yang awalnya dikembangkan oleh para insinyur STM, menonjol dengan kemampuannya yang serbaguna untuk operasi militer dan kemanusiaan, menurut pernyataan yang dirilis oleh perusahaan tersebut.

"MRSS tidak hanya akan berpartisipasi dalam operasi militer tetapi juga dalam misi multifaset mulai dari bantuan kemanusiaan hingga evakuasi," kata General Manager STM Ozgur Guleryuz.

"Kapal ini dirancang khusus untuk Malaysia dan akan menawarkan solusi fleksibel untuk operasi angkatan laut modern."

Guleryuz mencatat bahwa kapal pendukung generasi baru tersebut dapat bertugas tidak hanya di zona pertempuran tetapi juga di daerah bencana, seraya menambahkan, "MRSS menawarkan solusi hemat biaya untuk operasi jangka panjang."

Kapal MRSS ajuan STM, Turki (photo: Turdef)

Spesifikasi dan kemampuan teknis

Kapal pendukung multiperan ini, yang berukuran panjang 153 meter dengan bobot 9.700 ton, memiliki kapasitas personel amfibi yang mengesankan, yaitu 500 orang.

Platform ini dapat mengangkut 14 tank tempur utama (main battle tanks) dan 9 kendaraan amfibi sekaligus memungkinkan pendaratan dan lepas landas dua helikopter seberat 15 ton secara bersamaan.

Menurut data teknis yang dirilis oleh STM, MRSS memiliki jangkauan 8.000 mil laut dan dapat bertahan di laut selama 30 hari.

Kapal ini dilengkapi dengan meriam haluan 76 mm, empat sistem senjata stabil yang dikendalikan dari jarak jauh 12,7 mm, dan dua peluncur chaff//IR decoy. Kapal ini juga didukung oleh dua platform Landing Craft Mechanized (LCM) dan RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat).

Dalam unggahan media sosial di X, Guleryuz menyatakan, "Sebagai kekuatan teknik Turki di laut, kami memperkenalkan Kapal Pendukung Serbaguna (MRSS), yang merupakan cerminan kemampuan desain kami, di Malaysia."

"MRSS, yang kami rancang secara khusus untuk mempertimbangkan kebutuhan operasional Angkatan Laut Malaysia, akan mampu merespons dengan cara yang serbaguna dengan desainnya yang inovatif," tambahnya.

Kapal MRSS ajuan STM (photo: Turdef)

Fungsionalitas multimisi

MRSS dirancang untuk menjalankan berbagai misi militer, termasuk operasi amfibi, dukungan logistik di laut, pengibaran bendera/flag showing, komando dan kontrol berbasis laut, dan kegiatan pengintaian.

Di luar kemampuan militernya, kapal tersebut dapat digunakan untuk operasi militer nontempur seperti evakuasi, dukungan medis, bantuan kemanusiaan, operasi helikopter, dan misi pencarian dan penyelamatan.

Unit pendukung medis modern di kapal memungkinkannya berfungsi sebagai rumah sakit yang lengkap selama situasi krisis.

Kapal MRSS ajuan Turki (photo: Jane's)

Potensi ekspor dengan rekayasa generasi berikutnya

STM bertujuan untuk memperluas kapasitas rekayasa industri pertahanan Turki ke pasar-pasar baru dengan platform MRSS.

Proses desain asli yang dimulai dengan Malaysia ini dipandang sebagai langkah pertama dari keluarga kapal yang direncanakan untuk diperluas melalui ekspor ke negara-negara sahabat dan sekutu di masa mendatang.

Guleryuz mengingatkan mereka bahwa STM sebelumnya telah membangun platform untuk Portugal, Ukraina, Pakistan, dan Malaysia, dengan menyatakan, "Kapal ini juga merupakan kelanjutan yang kuat dari kerja sama kami dalam program LMS Batch-2 yang kami lakukan dengan Malaysia."

Angkatan Laut Kerajaan Malaysia diharapkan memiliki kebutuhan pengadaan untuk kapal di kelas MRSS dalam beberapa tahun mendatang, dan STM telah mengembangkan desain yang inovatif dan nasional ini untuk memenuhi persyaratan ini.

(Turkiye Today)

21 Mei 2025

PTDI Perkuat Kerja Sama Dirgantara di LIMA 2025 Malaysia

21 Mei 2025

Pesawat CN-235 MSA TUDM (photo: PT DI)

PasJabar — PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali menunjukkan eksistensinya dalam dunia kedirgantaraan internasional dengan berpartisipasi pada ajang The 17th Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) 2025.

Acara bergengsi yang digelar di Mahsuri International Exhibition Center (MIEC), Langkawi, Malaysia, ini berlangsung dari 20 hingga 24 Mei 2025.

Keikutsertaan PTDI menjadi upaya strategis untuk mempertahankan dan memperluas kerja sama.

Khususnya dengan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang telah menjadi pelanggan loyal sejak 1999.

Selama dua dekade lebih, Malaysia mengoperasikan delapan unit CN235-220, termasuk varian VIP dan Military Transport.

Dukungan After Sales dan Sertifikasi SLEP
Pada hari pertama LIMA 2025, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyerahkan Certificate of Completion kepada Panglima Bantuan Udara TUDM, Mej Jen Dato’ Masro Kaliwon, sebagai tanda selesainya program Service Life Extension Program (SLEP) untuk pesawat CN235-220 MPA milik TUDM.

Program ini mencakup inspeksi struktur dan rewiring/harnesses, memperpanjang masa operasional pesawat.

Selain itu, PTDI juga terus memberikan dukungan teknis, suku cadang, serta layanan perawatan melalui skema direct purchase agreement, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk menjaga serviceability rate pesawat TUDM.

Ekspansi Produk Unggulan di Pasar Malaysia
Dengan reputasi yang solid, PTDI siap memperluas penetrasi produk seperti CN235-220, NC212i, dan N219 di pasar Malaysia.

Produk-produk ini memiliki kapabilitas multiguna, mulai dari misi militer, patroli maritim, hingga misi kemanusiaan.

PTDI juga menawarkan solusi strategis berupa pengadaan helikopter misi khusus dan sistem persenjataan seperti roket dan hulu ledak kaliber 70 mm, yang relevan dengan kebutuhan modernisasi pertahanan Malaysia.

Dukungan Pelatihan Melalui Simulator Buatan PTDI
Tidak hanya menyediakan pesawat, PTDI juga mendukung pelatihan pilot TUDM melalui pengembangan sistem simulasi.

Salah satunya adalah CN235-220M Operational Flight Trainer (OFT) yang telah dioperasikan di Kuching, Malaysia.

Simulator ini membantu meningkatkan kesiapan operasional penerbang secara signifikan.

PTDI juga tengah mengembangkan Full Flight Simulator (FFS) untuk pesawat N219 dan helikopter H225M.

Dengan teknologi dan data teknis yang lengkap, PTDI mampu merancang simulator secara mandiri dan akurat, menjadikannya mitra strategis bagi negara-negara yang mengoperasikan produknya.

Tandatangani MoU Dengan Mildef Malaysia, PT Pindad Perkuat Kerja Sama Pertahanan

21 Mei 2025

Penanda-tanganan MoU Pindad-Mildef (photo: Pindad)

PT Pindad melanjutkan upaya menjadi bagian dari rantai pasok global dengan hadir pada pameran Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) Exhibition 2025, di Pulau Langkawi, Malaysia. PT Pindad menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan syarikat Mildef International Technologies Sdn Bhd untuk pengembangan, produksi, dan pemasaran bersama kendaraan militer 4x4 dan 6x6 di Indonesia dan Malaysia.

Kendaraan High Mobility Light Tactival Vehicle (HMLTV) 4x4 akan menjadi produk awal yang diharapkan menjadi model bagi peningkatan kerjasama produk pertahanan sebagai upaya mewujudkan kemandirian pertahanan di regional Asia Tenggara ke depannya.

Produk kendaraan tempur produksi Mildef Malaysia (photo: Mildef)

Penandatanganan nota kesepahaman ini disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato’ Seri Diraja Anwar Bin Ibrahim dan Panglima Angkatan Tentera Malaysia, Jeneral Datuk Hj Mohd Nizam Bin Hj Jaffar beserta jajaran, serta Sekretaris Direktorat Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Indonesia Brigjen TNI Heri Pribadi, Plt. VP Inovasi dan Pengembangan Bisnis Rakhmat Aryo Baskoro, GM Kendaraan Khusus, Hery Mochtady, dan Manager Ekspor, Samuel Zefanya.

Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa hadir menyampaikan penandatanganan MoU ini akan menjadi pembuka jalan peningkatan Kerja sama Pertahanan antar negara ASEAN. “Ini adalah langkah awal bagi terbentuknya ekosistem kerja sama pertahanan yang nyata di regional Asia Tenggara, dimulai dari Indonesia dan Malaysia,” ujar Sigit P. Santosa.

Produk kendaraan tempur Pindad Indonesia (photo: Pindad)

PT Pindad di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan RI hadir bersama Industri Pertahanan Indonesia lainnya di Indonesia Paviliun. PT Pindad Siap Menjadi Model Kolaborasi Produk pertahanan antar negara Indonesia dan Malaysia.

Thales Awarded Contract for Unmanned MCM Systems to the Republic of Singapore Navy

21 Mei 2025

The unique, sea-proven Pathmaster solution will enable the Navy to accurately detect, classify, and localise mines in one of the busiest maritime straits in the region, in real-time. The solution includes Towed Synthetic Aperture Sonar (TSAS), the MiMap sonar data analysis tool and the M-Cube mission management system (photos: Thales)

Thales to Provide a Cyber-secured and AI-powered Autonomous Mine Countermeasures System to the Republic of Singapore Navy

Maritime trade is of critical importance to the economies of Asia. With Singapore positioned at the heart of major global shipping routes, the need for security at the Straits remains a top priority for the Republic of Singapore Navy (RSN).

On 28 March 2025, Thales was awarded a contract through ST Engineering (STE) to provide the Republic of Singapore Navy with a Mine Counter Measures system, Pathmaster, which includes the M-Cube mission management system and TSAS towed sonars combined with the MiMap sonar data analysis tool, which will be fitted on ST Engineering’s unmanned surface vehicle.


Thales will also provide tools to manage mine databases and library. These will be reinforced with Artificial Intelligence (AI) to facilitate target detection and identification, easing the workload of operators. The system will be supported by the Thales Singapore Defence Hub for maintenance and service and to develop compatible applications that can seamlessly interface with the RSN’s systems.

As seas become increasingly congested and navies face unexpected threats and challenges, mine countermeasures have become a key discipline to ensure the sovereignty and safety of Singapore’s sea lines of communication. The intelligent system is renowned for its incomparable level of detection and low false alarm rate. The Thales Pathmaster solution is the world’s first sea-proven system and is currently already in service with the British Royal Navy and the French Navy, under the Maritime Mine Countermeasure (MMCM) programme. This contract is the first Pathmaster contract for Thales in Asia.

Koarmada II Siapkan Penembakan Senjata Khusus pada Latopslagab 2025

21 Mei 2025

Kapal kombatan dari unsur Satkat (Satuan Kapal Cepat) Koarmada II yang relatif baru adalah KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629, keduanya buatan PT PAL (photo: KRI Tombak)

Siap Uji Kemampuan Tempur Laut, Pangkoarmada II Hadiri Paparan Latopslagab 2025 Kepada Kasal

Koarmada II -- Dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, Panglima Komando Armada II Laksda TNI I. G. P. Alit Jaya, S.H., M.Si., menghadiri paparan rencana garis besar pelaksanaan penembakan senjata khusus TNI Angkatan Laut dalam rangka Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) Tahun Anggaran 2025. Paparan ini disampaikan oleh Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmada II Kolonel Laut (P) I Gede Putu Iwan, bertempat di Wisma Elang Laut, Mabesal, Jakarta. Senin (19/5).

Latopslagab merupakan salah satu latihan strategis TNI AL yang dirancang untuk menguji kesiapsiagaan unsur laut dalam menghadapi berbagai skenario pertempuran. Penembakan senjata khusus menjadi salah satu titik fokus dalam latihan ini sebagai bentuk evaluasi atas efektivitas sistem persenjataan, taktik tempur laut, dan kesiapan personel.

Dalam paparannya, Dansatkat Koarmada II menjelaskan berbagai skenario latihan, metode pelaksanaan, dan kesiapan unsur kapal perang yang terlibat. Termasuk di dalamnya pemanfaatan alutsista strategis yang akan digunakan dalam skema latihan penembakan. Paparan ini menunjukkan kesiapan penuh Koarmada II dalam mendukung suksesnya Latopslagab 2025.

Pada kesempatan ini, Pangkoarmada II menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan latihan ini dan menekankan pentingnya profesionalisme prajurit serta penguasaan taktik dalam setiap manuver.

(Koarmada 2)

20 Mei 2025

VAMTAC Vehicle Prototype on Way to New Zealand

20 Mei 2025

The name, VAMTAC is an abbreviation of ‘Vehículo de Alta Movilidad Táctico’, which is Spanish for ‘High Mobility Tactical Vehicle’ (all photos: NZ MoD)

A VAMTAC ST5 prototype vehicle is scheduled to land in New Zealand shortly, following its transport from the UROVESA military vehicle factory in Galicia, Spain, on board one of the Royal New Zealand Air Force’s new Hercules C-130J-30 aircraft.

The prototype vehicle will be used by a joint Ministry of Defence and New Zealand Army project team to design, install and test New Zealand Defence Force (NZDF) communications and digital systems ahead of the construction of the new vehicle fleet.

“This vehicle is the first VAMTAC ST5 Medium variant to be built by UROVESA for the Ministry of Defence, as part of a project to replace the NZDF’s most frequently deployed operational vehicle fleet,” Sarah Minson, Deputy Secretary, Capability Delivery said.

Once the communications design and testing phase is finished, the vehicle will be used for operator training and operational release tasks.  

“The construction and testing of this vehicle prototype is a significant milestone for the project team, who are working to deliver 60 new VAMTAC ST5 Light and CK3 Medium-sized utility vehicles, as part of tranche one of the project,” Sarah Minson said.

The VAMTAC vehicles will, like their predecessors the Unimog and Pinzgauer, be used to transport personnel and equipment during security and stability operations, humanitarian assistance and disaster relief missions, and search and rescue deployments.

“UROVESA vehicles are known for their versatile, efficient and robust design. They are already used by more than 20 countries, including Singapore and a number of NATO member nations. 

“The new VAMTAC fleet will be equipped to drive safely while off-road in challenging conditions, with high ground clearance using 4x4 drive and inter-axle and inter-wheel differential locks. The medium sized vehicle will have a maximum speed of 110 kilometres an hour with a high torque Cummins 6.7 litre turbocharged and intercooled engines.”

“The new fleet’s off-road mobility will be further enhanced by the vehicle’s central tyre inflation system, which allows the driver to select and adjust the tyre pressure from within the cab.” 

Pictured: Images show the protoype being loaded on to the C-130J ahead of it making its way to New Zealand.

(NZ MoD)