09 September 2024

Jepang dan Australia Akan Bekerja Sama Dalam Persenjataan Jarak Jauh

09 September 20241

Penembakan rudal Tomahawk dari destroyer kapal US Navy (photo: US Navy)

Jepang dan Australia telah sepakat untuk memperluas kerja sama dalam persenjataan serang jarak jauh. Upaya ini akan difokuskan pada pengembangan interoperabilitas dan kemampuan bersama di tengah meningkatnya kekhawatiran di kedua negara tentang sikap asertifitas China.

Kesepakatan ini diumumkan setelah konsultasi menteri luar negeri dan pertahanan kedua negara pada tanggal 5 September di Victoria, Australia. “Jepang dan Australia sepakat untuk lebih meningkatkan kerja sama antara kemampuan serangan balik yang memanfaatkan kemampuan pertahanan jarak jauh Jepang dan kemampuan serangan jarak jauh Australia,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang.

Berbicara dalam konferensi pers, Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara juga mengatakan peningkatan kerja sama bilateral akan difokuskan pada kapal angkatan laut – termasuk kesepakatan potensial yang melibatkan fregat kelas Mogami Jepang – dan penelitian tentang sistem robotik dan otonom bawah air.

Tomahawk

Kihara mengatakan kolaborasi Jepang-Australia pada senjata jarak jauh selaras dengan persyaratan kedua negara – yang diuraikan dalam doktrin pertahanan masing-masing yang baru direvisi – untuk meningkatkan kemampuan jarak jauh guna melawan meningkatnya ancaman di Indo-Pasifik. “Kebijakan dasar kami berada di arah yang sama,” kata Kihara dalam komentar yang dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan Jepang (MoD).

Ia menambahkan bahwa satu bidang kerja sama akan difokuskan pada rudal jelajah Raytheon Tomahawk, yang mana Australia dan Jepang berkomitmen untuk pengadaannya bagi kapal tempur permukaan mereka. Kedua negara telah menandatangani kesepakatan Penjualan Militer Asing tahun lalu dengan AS untuk memperoleh sekitar 200 unit rudal masing-masing.

Australia ingin melengkapi kapal perusak perang udara kelas Hobart dan fregat kelas Hunter masa depan dengan rudal tersebut, sementara Jepang berencana untuk mengintegrasikan Tomahawk ke armada kapal perusak yang dilengkapi Aegis.

(Jane's)

Rejimen Ketiga KAD di Kedah Kini Mengoperasikan Gempita 8x8

09 September 2024

Kenderaan perisai Gempita 8x8 di Rejimen Ketiga KAD (photos: 3 KAD)

Perbarisan Pengoprasian Kenderaan Perisai (KP) 8x8 Gempita

SUNGAI PETANI ---: Panglima 2 Divisyen, Mej Jen Dato' Azhan bin Hj Md Othman telah menyaksikan acara Perbarisan Pengoperasian Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA Rejimen Ketiga Kor Armor Diraja di Padang Kawad Rejimen Ketiga Kor Armor Diraja, Kem Lapangan Terbang, Sungai Petani, Kedah.

Perbarisan yang berkekuatan seramai 11 Peg dan 163 LLP dimulakan dengan gimik pergerakan masuk Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA dan anggota perbarisan sebelum diteruskan dengan pemeriksaan barisan oleh YBhg Panglima 2 Divisyen dengan menaiki Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA Armoured Command Vehicle (ACV).

Perbarisan yang diketuai oleh Mejar Manivel a/l Letchumanan, Pemimpin Skuadron Alpha merupakan acara simbolik untuk lakaran sejarah 3 KAD apabila Tentera Darat telah bersetuju perpindahan Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA daripada Pasukan 2 KAD kepada Pasukan 3 KAD bagi menampung keperluan operasi, latihan dan mengekalkan kompitensi krew 3 KAD.

Upacara perbarisan ini turut menyaksikan acara pemasangan formasi 2 Divisyen dan 3 KAD oleh YBhg Panglima 2 Divisyen sebagai simbolik perasmian Pengoperasian Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA. Dalam ucapan beliau menyatakan harapan agar penerimaan Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA ini dapat meningkatkan lagi kompitensi Krew pasukan 3 KAD. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Jabatan Arah Armor kerana telah menaja kertas kerja dalam Mesyuarat JKKOTD pada bulan Feb yang lepas bagi perpindahan Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA tersebut.

Upacara berakhir dengan YBhg Panglima 2 Divisyen dan isteri, Datin Noor Ainy binti Hj Mohd Ali telah diarak menggunakan Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA (ACV) oleh seluruh warga 3 KAD sebagai tanda penghormatan dan penghargaan merasmikan Perbarisan Pengoperasian Kenderaan Perisai (KP) 8X8 GEMPITA pasukan 3 KAD.

(Rejimen Ketiga KAD)

08 September 2024

SGS 2024: Pasukan Gabungan Multinasional Laksanakan Serbuan Amfibi di Pantai Banongan

08 September 2024

Pasukan dari Korps Marinir TNI AL, USMC, ARDB (Brigade Penyebaran Cepat Amfibi JGSDF Jepang) serta SAF (Singapore Armed Forces) melaksanakan serbuan amfibi di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur (photos: Korps Marinir)

Prajurit Korps Marinir Serbu Pantai Banongan, Situbondo

Prajurit Batalyon Infanteri 5 Marinir bersama dengan USMC, Singapore Army, dan Japan Ground Self Defens Force (JGSDF) melaksanakan Pendaratan Amfibi dari KRI Makassar-590 pada Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield (SGS) tahun 2024 di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Kamis (05/09/2024).

RSS Resolution milik AL Singapore turut hadir dalam XSGS 2024 (photo: TNI AU)

Pendaratan Amfibi yang dilakukan prajurit Korps Marinir tersebut untuk merebut pantai pendaratan yang dikuasai oleh musuh dengan membentuk perimeter pantai pada skenario Latgabma Super Garuda Shield (SGS) tahun 2024, yang diawali dengan Taklimat Pangkogasgabfib untuk melaksanakan Serbuan Amfibi di Pantai Banongan yang telah dikuasai oleh musuh.


Pada latihan kali ini melibatkan unsur kekuatan personel gabungan dari berbagai negara yaitu Indonesia, Amerika, Jepang, dan Singapura, dengan menggunakan kendaraan tempur serta kendaraan taktis dari Marinir Indonesia dan negara yang terlibat yang diturunkan dari Kapal Republik Indonesia (KRI) Makassar-590, Tank BMP-3F, Tank LVT-7 A1 dan Bell Boeing Osprey V-22.


Komandan Batalyon Infanteri 5 Marinir Letkol Mar Ahmad Fauzi, M.Tr.Opsla selaku Komandan Pasukan Pendarat Amphibious Exercise Latgabma Super Garuda Shield TA. 2024 menyampaikan ucapan terima kasih atas semangat para prajuritnya dalam melaksanakan Latgabma Super Garuda Shield (SGS) tahun 2024, dengan harapan latihan ke depan yang akan dihadapi dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme prajurit Yonif 5 Marinir sebagai pasukan pendarat amfibi akan terbina dengan baik dalam rangka mendukung tugas pokok Korps Marinir TNI AL. (TNI)


Pendaratan Pasukan Gabungan Multinasional Tandai Operasi Amfibi Di Pantai Banongan

(Puspen TNI). Pendaratan pasukan gabungan multinasional di pantai Banongan menandaidimulainya Serbuan Operasi Amfibi ke daerah sasaran musuh. Latihan ini merupakan salah satu dari rangkaian latihan puncak Super Garuda Shield 2024 yang digelar di pantai Banongan, Situbondo Jawa Timur, Kamis (5/9/2024).


Operasi amfibi adalah operasi militer yang dilakukan oleh pasukan yang dapatbergerak di atas air dan di darat. Tujuan utama dari operasi amfibi adalah untukmenyerang atau mengambil alih daerah yang terletak di dekat pantai atau pulau. Operasi ini melibatkan koordinasi yang ketat antara pasukan laut, pasukan udara, dan pasukan darat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.


Dalam latihan puncak Operasi Amfibi pada Super Garuda Shield tahun 2024ini melibatkan empat negara pelaku latihan yakni Indonesia yang menerjunkan pasukan Marinir TNI AL, pasukan Marinir AS (USMC), Pasukan Amphibious Rapid Deployment Brigade (ARDB) Jepang serta pasukan militer Singapura (SAF).


Dalam skenario latihan, disimulasikan sebelum pasukan pendarat gabungan multinasional menyerbu pulau yang dikuasai musuh, dilaksanakan infiltrasi atas permukaan yang dilakukan oleh penerjun pasukan Intai Amfibi TNI AL, US Recon dan tentara ARDB Jepang yang dilaksanakan secara senyap.


Setelah mendapatkan dislokasi serta kekuatan musuh, tim pengintai memberi isyarat kepada Pusat Kendali Operasi untuk mengerahkan pesawat tempur T50 TNI AU untuk melumpuhkan senjata Artileri lawan kemudian dilanjutkan penyerbuan pantai oleh pasukan pendarat.


Adapun Alutsista yang terlibat dalam Operasi Amfibi ini terdiri dari KRIMakasar-590, KRI FKO-368, Heli Panther dan Tank Amfibi milik TNI AL, pesawat tempur T50 milik TNI AU, USS Green Bay milik AS dan RSS Resolution milik Singapura serta puluhan perahu karet yang digunakan oleh pasukan pendarat.


Hadir pada kegiatan tersebut Komandan Kodiklat TNI Laksamana Madya Maman Firmansyah besertaseluruh delegasi observer dari berbagai negara meninjau langsung jalannya Serbuan Operasi Amfibi dari Menara tinjau. (TNI)

Dua pesawat T-50i TNI AU turut memberi dukungan pada operasi pendaratan pada XSGS 2024 (photos: TNI AU)

Dua Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU Dukung Misi Amphibious Exercise dalam Latihan Super Garuda Shield 2024

Dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15, Lanud Iswahjudi, sukses melaksanakan misi Close Air Support (CAS) pada latihan gabungan multinasional Super Garuda Shield 2024 di Situbondo, Jawa Timur, Kamis (5/9/2024). Misi CAS ini merupakan bagian dari skenario Amphibious Exercise yang digelar di Pantai Banongan, Situbondo.


Pesawat dengan Tail Number TT-5010 diawaki oleh Danskadron Udara 15, Letkol Pnb Hendry “Buldog” Yulavitra Y. dan Lettu Pnb L. Hasnan “Hyppo” Pamungkas, serta pesawat TT-5011 yang dipiloti oleh Lettu Pnb Dwikie “Doxie” Ginanjar F., berperan krusial dalam memberikan dukungan udara. Kedua pesawat menetralisir sasaran musuh di area operasi, memfasilitasi pergerakan pasukan darat yang tengah melaksanakan Operasi Amfibi untuk merebut wilayah sasaran.


Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Firman Dwi Cahyono, M.A., mengatakan, latihan ini menjadi kesempatan berharga bagi para penerbang T-50 untuk menguji kemampuan dalam menjalankan misi tempur yang kompleks. Latihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis para penerbang, tetapi juga memperkuat kerja sama taktis dengan pasukan darat dan laut, serta militer negara-negara sahabat.


Super Garuda Shield 2024 melibatkan ribuan personel militer dan berbagai alutsista dari TNI dan negara-negara peserta. Latihan ini menunjukkan komitmen TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia serta mempererat kerja sama militer dengan negara-negara sahabat. Melalui latihan, diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan TNI serta memperkuat sinergi antarnegara dalam menjaga stabilitas kawasan.


Selain dukungan udara, Tim JTAC dari Denmatra 2 Kopasgat turut terlibat dalam Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2024. Tim JTAC yang dipimpin oleh Kapten Pas Archie Arpega melaksanakan Amphibious Operation di Pantai Banongan Situbondo dan CALFEX di Pusat Latihan Tempur. Tim JTAC berhasil memberikan arahan presisi untuk misi CAS, memastikan serangan udara tepat sasaran, menghindari kerusakan kolateral, serta mencegah insiden friendly fire. (TNI AU)

NUSHIP Arafura (OPV 203) Memulai Builder Sea Trial

08 September 2024

NUSHIP Arafura OPV-203 (photo: Trevor Powell)

NUSHIP Arafura (OPV 203) memulai serangkaian Builder Sea Trial (BST) pada 26 Agustus. Tonggak sejarah ini terjadi lebih dari dua setengah tahun setelah kapal diluncurkan di Osborne Naval Shipyard, Australia Selatan, demikian seperti dirilis ADM pada tanggal 30 Agustus 2024 lalu.

Menurut Kantor Audit Nasional Australia (ANAO), uji coba laut awalnya direncanakan akan dilakukan sebelum Desember 2022. Namun, uji coba tersebut ditunda karena masalah desain yang menghambat kemampuan kapal untuk memenuhi standar kelaikan laut.

NUSHIP Arafura OPV-203 (photo: Trevor Powell)

Pemerintah Liberal Nasional Australia yang saat itu menjabat bermaksud membangun dua belas kapal OPV kelas Arafura yang dijuluki SEA 1180. Proyek ini berawal dari tahun 2009 ketika Buku Putih Pertahanan Australia yang dirilis kemudian merumuskan persyaratan lambung umum untuk kapal patroli, kapal peperangan ranjau, dan kapal survei hidrografi.

Pemerintah Buruh Australia yang terpilih pada tahun 2022 telah memangkas SEA 1180 dari dua belas menjadi enam kapal pada bulan Februari 2024. Langkah tersebut merupakan bagian dari tanggapan mereka terhadap Surface Fleet Review pada tahun 2023. Pemerintah Australia sekarang ingin menambah jumlah armada RAN untuk armada kapal tempur berukuran sedang yang lebih banyak.

Saat ini progres enam kapal Arafura-class adalah, kapal pertama NUSHIP Arafura 203 diluncurkan pada bulan Desember 2021, sedangkan kapal kedua NUSHIP Eyre 204 diluncurkan pada Desember 2023 di Osborne Naval Shipyard, Adelaide, Australia Selatan. Empat OPV kelas Arafura lainnya sedang dibangun di CIVMEC shipyard, Henderson, Australia Barat.

Spares Enough to Keep RMAF Sukhois Flying for 3 Years

 08 September 2024

RMAF Su-30MKM (photo: ATSC)

KUALA LUMPUR: The sanctions against Russia by the United States and European Union countries have affected the maintenance of Malaysia's fleet of 18 Sukhoi Su-30MKM Flanker combat aircraft.

But Malaysia has enough supply of parts to keep the Sukhois airworthy for the next three years, said Aerospace Technology Systems Corporation Sdn Bhd (ATSC) chief executive officer, Lt Col (Rtd) Datuk Mohd Fadzar Suhada.

ATSC, a subsidiary of National Aerospace and Defence Industries Sdn Bhd, maintains the Royal Malaysian Air Force's (RMAF) Flanker fleet.

"In the beginning of the military operation in Ukraine, we had a parts stockpile amounting to RM7 million. By the end of 2023, our parts inventory had increased to RM13 million. This is good for about three years," Fadzar said.

Besides Russia, parts were also sourced from India, a major user of the Su-30, with 272 examples of the MKI variant operated by the Indian Air Force. Fadzar told the New Straits Times this on the sidelines of the 9th Eastern Economic Forum here on Wednesday.

He was commenting on whether the global economic sanctions against Russia in light of its war with Ukraine had affected Malaysia's ability to obtain spares, parts, services, and technical input from Moscow.

"Sanctions against Russia have affected our supply chain. We are adjusting, but we are managing well since most of the maintenance work is done locally," Fadzar said.

See full article NST

South Korea Offer 10 Units of KF-21 Boramae Fighter Jets to PAF Worth P61 Billion

08 September 2024

KF-21 Block-1 fighter and FA-50 Fighting Eagle (photo: KAI)

In addition to a proposal to export 12 new upgraded FA-50 Fighting Eagle and upgrade the current 12 FA-50, KAI also made a proposal to export the KF-21 Boramae for its multi-role fighter requirements.

The Proposal was said to be based on the Philippine Air Force current multi-role fighter acquisition Phase 1 with a budget of around 12 billion pesos which was originally based on Saab's offer to sell 12 to 14 new JAS Gripen. 

Apparently 10 units of the KF 21 Block-1 including ILS can be acquired based on the multi-role fighter Phase 1 budget.

Block 1 has full air-to-air capability but limited air-to-ground capabilities making it initially more suitable for Air Defense and Air Interdictions.

(Da-Real)

07 September 2024

Australia Signs Contract to Acquire JSM for F-35A

07 September 2024

The Joint Strike Missile (JSM) is a long range maritime strike and land attack capability. JSM is designed to fulfill complex missions, such as Anti-surface Warfare (ASuW) and land attack (photos: Kongsberg) 

The Albanese Government is further accelerating Australia’s long-range strike capability through the acquisition of the Joint Strike Missile (JSM) from 2025. 

The Government and Norwegian company Kongsberg Defence & Aerospace have signed a $142 million contract to deliver the JSM for use by the Australian Defence Force.

The JSM is designed to allow the missile to fit into the F-35A Lightning II internal weapon bay, preserving the aircraft’s stealth characteristics. 

With a range of more than 275 kilometres, the JSM’s low-altitude sea-skimming flight profile helps it delay detection and engagement by a target’s defence system.  

The accelerated acquisition was announced today alongside Norway’s Minister of Defence, Bjørn Arild Gram, at the opening of Kongsberg Defence Australia’s new $25 million manufacturing facility in Mawson Lakes, South Australia.

Kongsberg’s new South Australian facility will have the capacity to employ up to 150 workers and will assemble launchers for the Naval Strike Missile (NSM) using mostly Australian‑manufactured components, creating 20 new local jobs.

This announcement follows the Government’s recent commitment to partner with Kongsberg Defence Australia for the construction of a new facility at the Newcastle Airport precinct capable of manufacturing and maintaining the NSM and JSM – creating more than 500 jobs in the construction phase and delivering almost $100 million in economic benefits to the local area. 

These activities are part of the Albanese Government’s investment in the GWEO Enterprise, underpinned by a commitment in Defence’s Integrated Investment Program of $16 to $21 billion over the next decade.

The Albanese Government continues to deliver on the rapid establishment of domestic missile manufacturing and accelerate the acquisition of long-range strike capability, advancing our national security through a future made in Australia.

(Aus DoD)