22 Oktober 2024

Wakasau Pimpin Rapat Koordinasi Upgrade Pesawat F-16 dan Pengadaan Rudal ADS 400

22 Oktober 2024

Topik bahasan rapat bersama Wakasau (photo: TNI AU)

Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau), Marsekal Madya TNI Andyawan M.P., S.I.P., M.Tr.Han., memimpin rapat koordinasi upgrade Pesawat F-16 dan pengadaan Rudal ADS 400 di ruang rapat Wakasau, Mabesau, Jakarta, Senin (21/10/2024). Rapat membahas tentang rencana upgrade pesawat tempur F-16 serta rencana akuisisi Rudal ADS 400.

Pesawat yang akan diupgrade adalah F-16 C/D dimana TNI AU telah menerima 24 unit dari AS pada periode 2016-2018 (photo: TNI AU)

Dalam rapat Wakasau mengatakan, modernisasi alutsista merupakan salah satu langkah penting untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks di wilayah udara, baik di lingkup regional maupun global. Modernisasi ini juga bukan hanya untuk memperbarui teknologi, tetapi juga berfungsi untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan alutsista, sekaligus sebagai daya gentar di kawasan.

ADS 400 merupakan rudal pertahanan udara jarak menengah untuk TNI AU (photo: TNI AU)

Dengan kemajuan teknologi dan ancaman yang semakin kompleks, Wakasau menegaskan pentingnya upgrade pesawat F-16, agar optimal dalam mengemban tugas pertahanan udara yang lebih kuat dan modern.

Rapat juga membahas sejumlah poin penting diantaranya kebutuhan operasional jangka panjang, interoperabilitas dan integrasi dengan sistem alusista yang sudah ada, timeline implementasi dan pemeliharaan, serta pengembangan kemampuan SDM, termasuk lokasi penempatan rudal.

Rencana penggelaran rudal ADS 400 TNI AU (photo: TNI AU)

Turut hadir dalam rapat, Pangkoopsudnas Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M., Irjenau, Koorsahli Kasau, Para Asisten Kasau, Kapuslaiklambangjaau, Kadisaeroau, Kadisbtbau dan Kadiskomlekau.

(TNI AU)

FPDA Militaries Participate in Exercise Bersama Lima 2024

22 Oktober 2024

Opening ceremony of Exercise Bersama Lima 2024 (XBL24) (photo: Sing Mindef)

Exercise Bersama Lima 2024 (XBL24) is a Five Power Defence Arrangements (FPDA) exercise involving assets and personnel from Australia, Malaysia, New Zealand, Singapore and the United Kingdom. XBL24 is hosted in Singapore and led by the Republic of Singapore Navy (RSN). The opening ceremony was officiated by Singapore Chief of Defence Force (CDF) Vice Admiral Aaron Beng, together with Malaysian CDF General Tan Sri Dato’ Seri Mohammad bin Ab Rahman and representatives from the other FPDA nations in attendance to witness the ceremony.


Held from 1 to 18 October, this year’s exercise involves more than 2,000 personnel, 38 aircraft, five ships, four ground-based air defence systems, more than 250 ground troops, and four dive teams. Naval assets conducted serials such as manoeuvring exercises, naval gun firing, air-defence exercises and diving serials, while the Air Forces exercised combined air operations, complex air defence scenarios, and Air-Land training in the form of troop lift missions. The land forces conducted professional exchanges and force integration training that will culminate in a field exercise involving both jungle and urban environments.

Navy ships sailing in formation with participating navies. From bottom to top: HMS Spey, RSS Valour, KD Lekiu, KD Terengganu, RSS Formidable (photo: Sing Mindef)

XBL24 saw the inaugural participation of fifth-generation fighter aircraft such as the six F-35As from Australia and a P-8A maritime patrol aircraft from New Zealand, which increased the overall exercise complexity and training value. The exercise was designed based on the guidance by the FPDA Defence Ministers’ Meeting held in Singapore in May. XBL24 also synchronised exercise scenarios between the command post and the various field exercises and units to enhance operational realism. To keep pace with contemporary security developments, the exercise also included Subject Matter Expert Exchanges (SMEEs) on a variety of topics – including diving safety, Humanitarian Assistance and Disaster Relief and Unmanned Aerial Vehicles.

The Republic of Singapore Air Force’s (RSAF) F-15SG and F-16 flying with the Royal Australian Air Force’s (RAAF) F-35A and the Royal Malaysian Air Force’s (RMAF) F/A-18D (photo: Sing Mindef)

Highlighting the importance of the exercise, Exercise Director, RSN’s Fleet Commander Rear Admiral Kwan Hon Chuong said, “Exercise Bersama Lima 2024 has been designed to deepen the strong partnership and interoperability among our militaries. I am confident that all our participants will find great professional value and forge friendships through the exercise.”


The FPDA was formed in 1971 and has evolved over the years to adapt to the changing regional security landscape. The SAF’s participation in FPDA exercises, including Exercise Suman Warrior and Exercise Bersama Shield, is valuable as these exercises promote cooperation and mutual understanding between the SAF and other militaries from member-nations.

Thomas Global Systems Awarded Contract to Supply Training Systems for Australia’s Redback IFV

22 Oktober 2024

Redback Infantry Fighting Vehicle (photo: Hanwha Systems)

SYDNEY, Australia – Thomas Global Systems has been awarded a multi-year contract to supply advanced immersive training systems for the AS21 Redback Infantry Fighting Vehicle (IFV) as part of Hanwha Defence Australia’s delivery of the LAND 400 Phase 3 program for the Commonwealth of Australia.

Under the contract, Thomas Global Systems will supply Hanwha Defence Australia with IFV Trainers (IFV-Ts), leveraging Thomas Global’s advanced immersive tactical training (ITT) system architecture to supply the Australian Army with a world-leading Infantry Fighting Vehicle training capability. The AS21 Redback IFV-Ts are intended to form part of the Training System for AS21 Redback Introduction Into Service and Sustainment activities. The IFV-Ts will provide high-fidelity immersive simulation for the crew, comprising the commander, gunner, driver and integrated with the infantry team commander, in a single system capable of networking for collective manoeuver training.

“We are honoured to be selected by Hanwha Defence Australia to deliver this important simulation capability for AS21 Redback and the Australian Army,” said Michael Hall, Vice President & General Manager, Simulation & Training Solutions at Thomas Global Systems. “The contract award recognises the world-class capability of our Simulation & Training business, and demonstrates that Australian industry has the capacity to deliver. This contract will enable Thomas Global Systems and our Australian supply chain partners to further develop our sovereign design and manufacturing capabilities as we deliver a world-class immersive training system for the Australian Army.”

The Redback is a fifth-generation IFV equipped with sensor technology usually found on advanced jet fighters and developed specifically for Australian Infantry, with advantages built into it from the ground up across mobility, lethality and protection aspects. LAND 400 Phase 3 will deliver 129 Redback IFVs to the Australian Army from 2027.

Design of the IFV-T has already commenced, with production planned for 2026-2027 and deliveries in 2028. The program will be delivered from Thomas Global’s advanced design and manufacturing facility in Newington, NSW and executed working together with a range of proven Australian supply chain partners, including partners in regional areas.

The contract award builds on the Company’s 20-year track record in military training and simulation, and means Thomas Global Systems will now be delivering training systems for all new Australian Army armoured fighting vehicle platforms.

(Thomas Global Systems)

Dubes: Rusia dan Indonesia Akan Gelar Latihan Angkatan Laut Bersama "Orruda" pada November

22 Oktober 2024

Armada Pasifik Rusia (photo: ANews)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov mengatakan Rusia dan Indonesia akan mengadakan latihan angkatan laut bersama pertama yang diberi nama "Orruda" pada November mendatang. 

Tolchenov mengatakan latihan ini akan melibatkan tiga kapal perang dari Armada Pasifik Rusia.

“Pada November, sekelompok kapal dari Armada Pasifik akan melakukan kunjungan persahabatan ke Pelabuhan Surabaya. Ini akan terdiri dari tiga korvet modern kami. Kunjungan semacam ini sebenarnya sudah rutin kami lakukan hampir setiap tahun,” kata Tolchenov dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS, Sabtu (19/10/2024), dikutip dari Anadolu.

Dia menambahkan, Indonesia juga secara rutin mengirimkan kapal-kapalnya untuk berkunjung ke pelabuhan-pelabuhan Rusia sebagai bagian dari kerja sama maritim antara kedua negara.

Latihan gabungan ini akan menjadi latihan militer skala besar pertama yang melibatkan angkatan laut Rusia dan Indonesia. 

"Pada bulan November, sehubungan dengan kunjungan ini (kapal-kapal Rusia), akan ada latihan angkatan laut skala besar pertama antara Rusia dan Indonesia," imbuhnya.

Menurut Tolchenov, latihan ini juga memiliki potensi untuk diadakan secara rutin setiap dua tahun sekali.

"Mungkin suatu hari nanti kita bisa melakukan latihan semacam itu bukan di perairan dekat Indonesia, tetapi, katakanlah, di bagian lautan dunia yang lebih dekat dengan Timur Jauh Rusia. Ada banyak kemungkinan di sini," ucapnya.

Nama "Orruda" sendiri merupakan akronim dari simbol negara kedua negara, yakni elang Rusia atau "oryol", dan Garuda, lambang negara Indonesia.

"Elang ada di lambang Rusia, dan garuda ada di lambang Indonesia. Semua orang akan melihatnya - teman dan musuh kita," jelas Tolchenov.

Diplomat Rusia itu menegaskan, latihan ini tidak ditujukan untuk menantang pihak ketiga, tetapi merupakan bentuk penguatan kerja sama pertahanan antara Rusia dan Indonesia. 

Rusia secara rutin melakukan latihan militer bersama dengan sejumlah negara, termasuk di kawasan Asia-Pasifik, di mana Indonesia dianggap sebagai mitra penting. 

21 Oktober 2024

Apel gelar Kesiapan Satgas Keris Woomera Tahun 2024

22 Otober 2024

Pulau Melville, Australia (image: GoogleMaps)

Dispen Kormar, TNI Angkatan Laut (Sidoarjo). Komandan Batalyon Infanteri 3 Letkol Marinir Adid Kurniawan Wicaksono, M.Tr.Opsla memimpin prajuritnya melaksanakan Apel Gelar Kesiapan Satgas Keris Woomera 2024 yang diambil oleh Komandan Brigif 2 Marinir Kolonel Marinir Arip Supriyadi, S.H., M.M., M.Tr.Hanla di Lapangan Rencong Sakti Brigif 2 Marinir, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Kamis (17/10/2024).

Pendaratan di Pulau Melville, Australia

Satuan tugas Keris Woomera 2024 merupakan kegiatan latihan gabungan bersama Prajurit Korps Marinir dengan Australian Defence Force (ADF) dengan materi latihan Force Integration Training (Pelatihan Integrasi Kekuatan) di Darwin, Australia dan dilanjutkan dengan pendaratan di Pulau Melville Australia serta pendaratan di Pantai Banongan, Situbondo Jawa Timur, pada bulan November 2024 mendatang.

Dalam kegiatan apel gelar tersebut Komandan Brigif 2 Marinir mengecek kelengkapan dan kesiapan seluruh personel Satgas mulai dari perlengkapan tempur perorangan, senjata, dan material pendukung Satgas seperti motor tempel, Perahu Karet (PK), Alat Komunikasi (Alkom), Perbekalan Logistik dan juga kendaraan Tempur (Ranpur) yang harus dalam keadaan siap dan berfungsi dengan normal.

Komandan Batalyon Infanteri 3 Marinir Letkol Marinir Adid Kurniawan Wicaksono, M.Tr.Opsla berpesan kepada seluruh personel Satgas Keris Woomera 2024 agar selalu memastikan dan mengecek kesiapan baik perorangan maupun perlengkapan pendukung lainya yang nantinya akan dipakai latihan di Darwin Australia untuk itu setiap prajurit harus Profesional dan memanfaatkan waktu untuk melengkapi setiap kekurangan yang ada.

(PasMar 2)

Philippine Navy Conduct Anti-Submarine Exercise as Part of SAMA-SAMA Exercise

21 Oktober 2024

Anti-Submarine Exercise at SAMA SAMA 2024 (all phptos: NF Norhtern Luzon)

Combined Naval Exercise
On the 7th day of the exercise, participating units conducted a combined anti-submarine exercise (CASEX), deck landing qualification, and night steaming in company. 


Philippine Navy's BRP Jose Rizal (FF150), the lead ship of her class and Anti Submarine Helicopter (AW159); Royal Canadian Navy's Halifax-class frigate HMCS Vancouver (FFG331); United States Navy's Arleigh Burke-class destroyer USS Howard (DDG-83) and Sikorsky SH-60 Seahawk (MH-60R) participated in the said serials.

HMCS Vancouver (FFG331) Halifax-class frigate (photo: dvids)

Afterward, the Naval Air Wing's MUARS 71 conducted Maritime Air Surveillance (MAS) and Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance utilizing the Unmanned Aerial System (UAS) Scan Eagle.

USS Howard (DDG-83) Arleigh Burke class (photo: NF Nothern Luzon)

The Philippines (AFP) and SAMASAMA Exercise allied forces are long-standing partners in force readiness and capability development.


Advancing Maritime Readiness
On the 2nd day of the Sea Phase, the Combined Anti-Submarine Exercise (CASEX) resumed alongside the Joint and combined Patrol (Night Steaming in Company). 


During this phase, participating naval forces engaged in Torpedo Exercises with Expandable Mobile Anti-Submarine Warfare Training Target Exercise (EMATTEX) and Search and Rescue Exercise (SAREX) alongside Shipboard Casualty Care drills.


The ongoing Sea Phase activities demonstrate the commitment of participating naval forces to enhancing interoperability, readiness, and collaborative capabilities in addressing maritime security challenges.

Pangkostrad Menghadiri Uji Demo Rancang Bangun Weaponied Drone Tahap ll-ll TA. 2024

21 Oktober 2024

Weaponized drone adalah seperti drone heli dengan teknologi AI (all photos: Kostrad)

Jakarta. Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Mohamad Hasan didampingi Asren Kostrad, Asops Kaskostrad dan Danpusdiklatpassus Kopassus Brigjen Ahmad Fikri Musmar menghadiri Uji Demo kegiatan Rancang Bangun Weaponied Drone Tahap ll-ll TA. 2024 yang dilaksanakan di Pusdiklatpasus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Kamis (17/10/2024).


Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi drone telah berkembang pesat, dengan aplikasi yang meliputi pengiriman barang, pemantauan, hingga misi militer. Salah satu inovasi terbaru adalah Drone Helli, sebuah drone tempur yang dirancang untuk menembakkan senjata serbu dengan akurasi tinggi. Drone ini dikendalikan oleh dua operator, yaitu operator drone dan operator senjata, yang bekerja sama untuk melaksanakan misi secara efektif.

Operator Drone bertanggung jawab untuk mengendalikan pergerakan dan navigasi drone. Mereka memantau lingkungan sekitar dan memastikan drone dapat beroperasi dengan aman, menghindari rintangan dan mencapai lokasi target.


Sedangan operator Senjata bertugas engendalikan sistem senjata dan bertanggung jawab untuk menilai target dan melakukan tembakan. Mereka menggunakan perangkat lunak canggih untuk menganalisis data dan memastikan bahwa setiap tembakan dilakukan dengan akurat dan efektif.


Dalam sambutannya, Pangkostrad mengatakan akan terus menjaga kerjasama yang baik dengan pihak terkait untuk selalu menciptakan alat-alat yang bisa mendukung dalam setiap tugas TNI khususnya Kostrad.


“Kedepannya, pengembangan dan penerapan Drone Helli diharapkan dapat dilakukan dengan pertimbangan yang matang terhadap aspek etika dan regulasi. Selain itu, peningkatan sistem kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan kemampuan analisis data drone, menjadikannya alat yang semakin efektif di medan tempur,” pungkas Pangkostrad.