26 Juli 2024

Bakamla Jajaki Pembangunan Pangkalan di Sulsel Jaga IKN

26 Juli 2024

Bakamla perlu pangkalan untuk menjaga IKN (photo: Poskota)

Makassar (ANTARA) - Badan Keamanan dan Keselamatan Laut (Bakamla) RI sedang menjajaki pembangunan pangkalan di Sulsel yang merupakan salah satu daerah yang menjadi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Darmawan Bintang, dalam keterangannya di Makassar, Kamis, mengatakan Bakamla merupakan bagian dari pengamanan, terutama pengamanan bagian tatanan laut untuk menunjang IKN.

Karena itu, lanjut dia, Bakamla dan Pemprov Sulsel secara bersama-sama tengah membahas kebutuhan-kebutuhan yang mungkin bisa difasilitasi oleh pemerintah daerah, misalnya sarana dan prasarana.

Untuk sementara, kata Darmawan Bintang, Kabupaten Takalar menjadi daerah pertama yang ditinjau, dan nantinya akan diadakan perbandingan-perbandingan karena laut di Selat Makassar jauh lebih luas.

Sementara itu Laksamana Pertama Bakamla RI Budi Santosa, menjelaskan, Sulsel sebagai daerah penyangga IKN, sehingga ia melakukan penjajakan dan berharap agar ke depan ada lokasi untuk dijadikan pangkalan Bakamla sebagai pemantau.

“Sesuai dengan Perpres 63, harus membangun beberapa pangkalan dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan maritim dan membangun daya tangkal kemaritiman di Perairan Indonesia," jelasnya saat bertemu Plh Sekdaprov Sulsel.

Hadir dalam audience ini, Kolonel Bakamla Amir Mahmud (Analis Kebijakan Ahli Madya), Serka Bakamla Diah Ayu Megawati (Pengolah Data Direktorat Litbang Bakamla RI), Sertu Bakamla Bintang Cahya Permata Sari (Pengadministrasian Umum Direktorat Litbang Bakamla RI).

Serta perwakilan Kesbangpol Sulsel, perwakilan Biro Hukum, perwakilan Bappelitbangda, perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan, dan perwakilan Biro Pemerintahan Sulsel

(Antara)

Australia Accelerates to Build Army's 18 Medium Landing Craft Project

26 Juli 2024

18 medium landing craft for the Australian Army designed by Birdon and to be built by Austal at the Henderson Shipyard in Western Australia (image: Birdon)

The build of 18 medium landing craft for the Army’s new littoral fleet is being accelerated, underscoring the Albanese Government’s commitment to keeping Australians safe and support for Australia’s sovereign defence industry.

The $2 billion project - part of the Government’s record investment in Defence - is expected to create 1,100 direct jobs and more than 2,000 indirect jobs under a program that will also deliver heavy landing craft as well as amphibious vehicles.

The first of the medium landing craft vessels, designed by Birdon and to be built by Austal at the Henderson Shipyard in Western Australia, is expected to be delivered in 2026.

The local build of the medium landing craft is in addition to up to eight heavy landing craft which will also be built by Austal at Henderson.

These vessels are an essential component of Army’s transformation and optimisation for littoral manoeuvre. They will support a strategy of denial which includes deploying and sustaining modernised land forces with long-range land and maritime strike capabilities across our region.

The Albanese Government is investing $7 billion towards littoral manoeuvre vessels, an investment that continues to grow the Australian industrial base, supply chains and create highly skilled, well-paid jobs.

About the Landing Craft Medium: With a range of up to 2000 nautical miles when operating with the Landing Craft Heavy, the Landing Craft Medium are capable of transporting up to 90 tonnes, equivalent to four High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS), or one main battle tank, or one infantry fighting vehicle and two Bushmasters. This is similar to the capacity of large aircraft such as a C-17 Globemaster. These landing craft will be supported by the Amphibious Vehicle Logistics which can navigate over beaches and through waterways that may be clogged with obstacles and debris.

Pangkoopsud III Tinjau Rencana Lahan Site Radar Sorong

26 Juli 2024

Maladumes, Sorong, Papua Barat Daya (image: GoogleMaps)

Panglima Komando Operasi Udara (Pangkoopsud) III Marsda TNI Benny Arfan, M.MP., MMDS., MSS., bersama Ketua PIA Ardhya Garini DIII Ibu Nunuk Benny Arfan meninjau lokasi lahan Site Radar dan melaksanakan Baksos di Distrik Maladumes, Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (24/7/2024).

Setibanya Pangkoopsud III di Bandara Udara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong disambut dengan Kepala Seksi Keamanan Penerbangan Bandara DEO Sorong, Omardani Setyo Nugroho serta pejabat TNI Angkatan Udara perwakilan Sorong.


Pangkoopsud III mengungkapkan Pembangunan Site Radar baru di wilayah Sorong merupakan bagian rencana strategis TNI Angkatan Udara dalam menjaga dan mengamankan wilayah Udara utamanya di kawasan Timur Indonesia.

Selanjutnya Pangkoopsud III dan Ketua PIA Ardhya Garini D III juga melaksanakan silaturahmi dengan aparat pemerintah dan masyarakat sekitar sekaligus pembagian bingkisan dalam rangka Hari Bhakti TNI AU.

25 Juli 2024

Militer Perancis Bagikan Ilmu Pengoperasian Jet Tempur Rafale ke TNI AU

25 Juli 2024

Pesawat tempur Rafale Prancis (photos: TNI AU)

JAKARTA, KOMPAS.com - French Air and Space Forces atau Angkatan Udara dan Antariksa Perancis membagikan ilmu kepada TNI AU lewat Misi Pegase 2024. 

Lewat misi tersebut, Angkatan Udara dan Antariksa Perancis mendukung penuh Indonesia untuk pengoperasian jet tempur Rafale dan pesawat Airbus A400M Atlas. 

Diketahui, baik Rafale maupun A400M merupakan pesawat pesanan Indonesia untuk memperkuat TNI AU.  

“(Misi ini) untuk mendukung Angkatan Udara Indonesia, kami berbagi perspektif terbang dengan pesawat. Kita tahu, Rafale akan datang (ke Indonesia) pada 2026 dan A400M datang pada 2025,” kata Komandan Misi Pegase 2024 Brigjen Guillaume Thomas dalam konferensi pers di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2024). 

Dalam Misi Pegase 2024, TNI AU dan Angkatan Udara dan Antariksa Perancis juga akan bertukar pengetahuan dan pengalaman yang mencakup kegiatan Subject Matter Matter Expert Exchange (SMEE), Air to Air Refueling, serta kegiatan lain.


Misi Pegase 2024 juga menunjukkan komitmen Perancis terhadap keamanan di kawasan Indo-Pasifik. 

“Perancis merupakan negara yang berdaulat di kawasan Indo-Pasifik. Angkatan Bersenjata Perancis terlibat sepenuhnya untuk melindungi penduduk Perancis dan kepentingan Perancis di kawasan,” tulis siaran pers Kedutaan Besar Perancis untuk Indonesia. 

Pantauan di lokasi, satu jet tempur Rafale dan dua pesawat kargo A400M Angkatan Udara dan Antariksa Perancis terparkir di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu siang, dalam rangkaian Misi Pegase. 

Rencananya, satu Rafale dan dua dua pesawat Airbus A330 MRTT Phenix akan menyusul. 

Negara-negara yang disinggahi dalam Misi Pegase 2024 kali ini adalah Uni Emirat Arab, Jepang, Singapura, Indonesia, Malaysia, Australia, India, Qatar, Mesir, Filipina, Selandia Baru hingga Kanada.

Radar Leonardo RAT-31 DL/M TNI AU

25 Juli 2024

Radar Leonardo RAT 31 DL/M (photo: Kemhan)

TNI AU saat ini telah mengoperasikan radar pertahanan udara (hanud) Leonardo RAT 31 DL/M, buatan perusahaan Italia Leonardo SpA, yang memperkuat Satuan Radar 221 TNI AU, Ngliyep, Malang, Jawa Timur.

Radar RAT-31 DL/M yang merupakan produksi bersama PT. LEN dan Perusahaan Italia Leonardo SpA, memiliki kemampuan jangkauan pengawasan hingga 400 km.


Radar ini juga dilengkapi perangkat untuk menghadapi peperangan elektronika/Electronic Counter Measure (EVM) dan diklaim dapat mendeteksi kehadiran rudal balistik.

Australia Berencana Mempersenjatai Super Hornet dengan Hypersonic Attack Cruise Missile (HACM)

25 Juli 2024

Rudal Jelajah Serang Hipersonik AS akan diuji coba diluncurkan di Woomera Australia, (image: Raytheon)

Royal Australian Air Force (RAAF) sedang bersiap mempersenjatai Boeing F/A-18F Super Hornet miliknya dengan Hypersonic Attack Cruise Missile (HACM) AS untuk serangkaian pengujian di negara tersebut. Keterlibatan Australia dalam proyek ini juga dapat diperluas hingga mengintegrasikan HACM all-up round (AUR) ke dalam pesawat, menurut Departemen Pertahanan (DoD) di Canberra.

HACM adalah senjata hipersonik taktis yang dirancang oleh Amerika Serikat untuk operasi jarak jauh. Dirancang untuk diluncurkan dari pesawat tempur dan pembom, rudal ini dimaksudkan untuk menyerang sasaran bernilai tinggi di lingkungan yang diperebutkan, menurut Angkatan Udara AS (USAF). Rudal ini juga dimaksudkan untuk diintegrasikan dengan upaya AS-Australia untuk mengembangkan teknologi rudal hipersonik melalui program bersama Southern Cross Integrated Flight Research Experiment (SCIFiRE).

Dimasukkannya HACM dalam SCIFiRE tidak hanya mendukung pengujian penerbangan tetapi juga pengembangan lebih lanjut dari rudal tersebut, kata juru bicara Departemen Pertahanan kepada Janes pada tanggal 22 Juli. “Melalui perjanjian SCIFiRE, AS dan Australia terus berkolaborasi dalam desain dan pengembangan HACM, termasuk upaya untuk mengintegrasikan HACM pada RAAF F/A-18F Super Hornet, dan menggunakan infrastruktur uji Australia untuk uji penerbangan,” kata juru bicara tersebut.

Keterlibatan F/A-18F RAAF dalam uji peluncuran HACM diungkapkan dalam laporan Juni 2024 oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO). Janes menilai pengujian tersebut akan dilakukan di Australia karena “ketersediaan dan keterbatasan jangkauan pengujian… untuk program hipersonik” di AS, menurut laporan GAO.

Laporan GAO menambahkan bahwa integrasi HACM dengan SCIFiRE akan “meringankan masalah ini”.

24 Juli 2024

RSAF Hones Operational Capabilities in Large-Scale Multinational Air Combat Exercise in Australia

24 Juli 2024

The Republic of Singapore Air Force (RSAF)’s F-15SG fighter jet training with the United States Air Force's F-22 in Exercise Pitch Black 2024 (photos: Sing Mindef, RSAF)

The Republic of Singapore Air Force (RSAF) is participating in Exercise Pitch Black (XPB) 2024, a biennial large-scale multinational air combat exercise hosted by the Royal Australian Air Force (RAAF) in Darwin, Australia. Held from 12 July to 2 August 2024, this year’s iteration is the largest in the exercise’s 43-year history as it involves more than 4,400 personnel and over 140 aircraft from 20 participating nations. 

The RSAF’s A330 Multi-Role Tanker Transport (MRTT) flying alongside the F-15SG and F-16 fighter jets in Darwin, Australia (photo: Sing Mindef)

The exercise provides a realistic and challenging training environment for the participating air forces to pit their air combat skills against simulated threats across a wide range of scenarios, such as air-to-air combat, air-to-ground combat, as well as surveillance and reconnaissance missions in both day and night conditions.

Our A330 MRTT conducting air-to-air refuelling with our F-15SG (photo: RSAF)

The RSAF, a regular participant in XPB, has deployed more than 450 personnel, four F-15SGs, six F-16C/Ds, one G550 Airborne Early Warning aircraft, and one A330 Multi-Role Tanker Transport (A330 MRTT) aircraft. 

The RSAF's A330 MRTT conducting air-to-air refuelling with the RAAF's F-35A fighter aircraft and the RSAF's F-15SG and F-16C (photo: Sing Mindef)

The A330 MRTT will be conducting air-to-air refuelling operations to extend the endurance of fighter aircraft from participating nations and enhance operational competencies through the large-scale air combat training environment. Multiple Ground-Based Air Defence systems, including the SHIKRA and Multi-Mission Radar, the Aster 30, and the SPYDER are also participating in the exercise this year.

The RSAF's A330 MRTT performing air-to-air refuelling with the F-18 Super Hornets from the RAAF (photo: Sing Mindef)

The RSAF’s XPB Exercise Director, Colonel Lee Mei Yi, shared her views on the significance of this year’s multilateral exercise. She said, “Exercise Pitch Black is important to the RSAF as it enhances interoperability and cooperation with our international partners on a regular basis, while honing our operational competencies. We also value the opportunity to train alongside the various foreign air forces.

The French Air and Space Force's Rafales conducting air-to-air refuelling with the RSAF's MRTT (photo: Sing Mindef)

F-35 fighter jets during the exercise, as we look towards emerging and future capabilities. This large-scale air combat exercise will certainly sharpen our skills, refine our tactics, and strengthen our partnerships with other established air forces. We are also grateful to the RAAF for their unwavering support, as well as fostering our close and long-standing defence relations and mutual collaboration over the years.”

The Royal Australian Air Force’s F-35 fighter jet taking off the runway in Darwin, Australia (photo: Sing Mindef)

Since its inception in 1981, XPB seeks to enhance professionalism, cross-learning, and coordination among participating air forces, while strengthening friendship, mutual trust and close rapport between the airmen and women of the participating nations.