16 Juli 2025

CN 235-220 MPA P-8305 Ikuti Patkor Indindo 44 Tahun 2025

16 Juli 2025

Dalam Patkor Indindo 44/25, TNI AL mengerahkan satu kapal perang korvet Kelas Parchim KRI Sultan Lambung Mangkurat-374 dan pesawat CN 235-220 MPA P-8305. Sementara itu, Angkatan Laut India mengerahkan satu kapal patroli INS Saryu P54 dan IN LCU L-55, serta pesawat Dornier-228 (photo: TNI AL)

Lanudal Sabang Dukung Kesiapan Pesud CN 235-220 MPA P-8305 pada Ops. Patkor Indindo 44 Tahun 2025

Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Sabang melaksanakan dukungan pelayanan terbang Pesawat Udara CN 235-220 MPA P-8305 dalam Operasi Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indindo 44 Tahun 2025, PG Koarmada I di Apron Lanud Sultan Iskandar Muda. Cot Madhi, Kec. Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (13/7/2025). 

Pesawat Udara CN 235-220 MPA P-8305 dalam Operasi Patkotr Indindo 44 Tahun 2025 kali ini dipiloti Kapten Laut (P) Aditya M. W. 

Komandan Lanudal Sabang Letkol Laut (P) Ahmad Ervan G mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu fungsi dari tugas pokok Pangkalan yaitu menyelenggarakan dukungan administrasi dan logistik bagi unsur-unsur Pesud yang beroperasi di wilayah kerja Lanudal Sabang.

Pesawat Do-228 Maritime Patrol Angkatan Laut India (photo: Indian Navy)

Pesawat Udara CN 235-220 MPA P-8305 melaksanakan kegiatan penerbangan dari Bandara Lanud Sultan Iskandar Muda menuju Bandara Port Blair dalam rangka Ferry Flight angkutan udara delegasi TNI Angkatan Laut pembukaan Corpat Indindo-44 tahun 2025.

Manifest, Kepala Staf Guskamla Koarmada I, Kolonel Laut (P) Ari Krisdiyanto dan Asops Guskamla Koarmada I,  Kolonel Laut (P) Sayid Hasan. 

Hadir dalam kegiatan tersebut, Aslog Komandan Lanud Sultan Iskandar Muda, Kolonel Pnb Hantarno Edi Sasmoyo, Kadisops Lanud Sultan Iskandar Muda, Letkol Pas April Brahmana, Ps. Kasibaseops Disops Lanud Sultan Iskandar Muda, Kapten Lek Didi Suhardi.

Kemudian Kaintel Lanud Sultan Iskandar Muda, Kapten Sus Gani Hartono., Ps. Kasubsimet Sibaseops Disops Lanud Sultan Iskandar Muda, Lettu Sus Hendra Mashuri., Ps. Kasubsi PLLU Sibaseops Disops Lanud Sultan Iskandar Muda, Letda Lek Darmadi., Ps. Kasubsikapor Siyanpers Dispers Lanud Sultan Iskandar Muda, Letda Kal Dina Amin Abdul Rahman.

Two RSAF's Aircraft Take Part in the Bastille Day Celebrations

16 Juli 2025

Cazauk Air Base, France are base of RSAF 150 Squadron with M-346 Advanced Jet Training (AJT) Detachment, along with those on French Air and Space Force Alpha Jets (photos: RSAF)

Yesterday, two M-346 aircraft from The Republic of Singapore Air Force’s (RSAF) Advanced Jet Training Detachment at Cazaux Air Base soared alongside two Alpha Jets from the Armée de l'Air et de l'Espace (French Air and Space Force) in a combined flypast over the Cazaux region in France – as part of the Bastille Day celebrations.

This symbolic flight underscores the strong and broad-based bilateral defence ties between Singapore and France, anchored by close training cooperation at Cazaux Air Base since 1998. Commemorating 60 years of diplomatic ties this year, and as part of the recently launched Singapore-France Comprehensive Strategic Partnership, both countries continue to deepen bilateral defence relations and collaboration.

The Cazaux Air Base in France is home to the RSAF’s 150 Squadron and generations of personnel, including instructor pilots, Air Force Engineers, fighter aircrew trainees, support staff and their families. 

(Sing Mindef)

Kasau Lakukan Kunjungan Kerja ke Leonardo di Italia untuk Tinjau Opsi Penguatan Kapabilitas Udara

16 Juli 2025

Kemhan telah memilih 6 helikopter AW189 sebagai heli angkut berat VIP TNI AU pada bulan Juni 2025 lalu (photos: TNI AU)

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M., melaksanakan kunjungan kerja ke fasilitas Leonardo di Milan, Italia, Jumat (11/7/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai sejumlah platform alpalhankam dalam rencana pengembangan kekuatan TNI AU.

Kasau meninjau fasilitas produksi helikopter AW189 yang dirancang mendukung operasi angkutan strategis dan misi khusus. Selain mempelajari aspek teknis dan pemeliharaan, kunjungan ini menjadi bagian dari proses verifikasi langsung terhadap kesiapan platform tersebut.


Pesawat M-346 FA Block 20
Agenda dilanjutkan dengan peninjauan lini produksi pesawat M-346 FA Block 20. Platform jet latih lanjut ini menjadi salah satu referensi dalam penguatan program pendidikan penerbang tempur sekaligus pengembangan kesiapan operasional.

Kegiatan ini mencerminkan komitmen TNI AU untuk memastikan setiap proses pengadaan dilaksanakan secara akuntabel, terukur, dan sesuai prioritas pembangunan kekuatan udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis (AMPUH). Pendekatan kunjungan langsung terhadap penyedia alpalhankam menjadi bagian penting dalam memastikan kesesuaian dengan kebutuhan operasional TNI AU.

Dalam kunjungan ini, Kasau didampingi Asintel Kasau Marsda TNI M. Untung Suropati, Aspers Kasau Marsda TNI Yostariza, S.E., M.Tr.Opsla., Athan RI di Roma Kolonel Laut (P) Andre Dotulung, M.Tr.Opsla., serta Koorsmin Kasau Kolonel Pnb I Gusti Ngurah Sorga L.

Pengembangan Kekuatan Udara Thailand Sesuai RTAF White Paper 2025 (2)

16 Juli 2025

Pesawat angkut C-390 Millenium masuk kandidat pengganti C-130H RTAF (photo: fragoutmag)

10. Proyek pengadaan pesawat angkut taktis multiguna, Tahap 1, 2026-2030, Tahap 2, 2029-2033, dan Tahap 3, 2032-2036

Pengadaan pesawat angkut taktis multiguna beserta peralatan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan biaya lain yang diperlukan untuk mendukung misi transportasi udara, evakuasi medis udara, serta bantuan publik dan tanggap bencana, yang kemungkinan akan menggantikan pesawat angkut C-130H dari Skuadron 601, Wing 6.

Ini kemungkinan akan menjadi persaingan antara pesawat angkut Lockheed Martin C-130J Super Hercules milik AS dan pesawat angkut Embraer C-390 Millennium milik Brasil.

Airbus A330 MRTT (photo: Czech Air Force)

11. Proyek pengadaan pesawat angkut VIP untuk menggantikan pesawat angkut Airbus A340-500 ke-19 tahun 2025-2028

Pengadaan pesawat angkut VIP untuk menggantikan pesawat angkut Airbus A340-500, Skadron 602, Wing 6, 1 pesawat, beserta dekorasi kabin penumpang, pelatihan, pengadaan suku cadang, peralatan, dan sistem terkait untuk mendukung pengiriman dan perawatan pasukan. Pesawat angkut jarak jauh ini berbadan lebar dan minimal 2 mesin turbofan.

Pesawat angkut VIP ini dapat dilengkapi dengan sistem pengisian bahan bakar dan didukung untuk dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara dengan pesawat tempur F-16A/B dan pesawat tempur JAS-39 Gripen C/D/E/F milik Angkatan Udara Kerajaan Thailand. Diketahui bahwa ini akan menjadi proyek pengadaan pesawat angkut udara dan pengisian bahan bakar Airbus A330 MRTT (Multi Role Tanker Transport). Anggaran sebesar 12.144.000.000 baht ($359.390.994) merupakan anggaran Kantor Sekretaris Tetap Perdana Menteri, Kantor Perdana Menteri, yang sebelumnya dilaporkan digunakan untuk transportasi VIP dan pengisian bahan bakar udara dengan efektivitas biaya yang tinggi.

Pesawat BT-67 Basler RTAF (photo: Teerawut Wongdee)

12. Proyek Modifikasi Pesawat Royal Rainmaking Mission, Pesawat Angkut Tipe Basler BT-67, 2024-2027

Meningkatkan kemampuan pesawat angkut BT-67, Skuadron 461, Wing 46, Phitsanulok dengan meningkatkan sistem Avionik di kokpit, 4 unit, termasuk sistem radar cuaca (Weather Radar) dan sistem peringatan ketinggian rendah (TAWS: Terrain Avoidance Warning System) atau sistem Radio Altimeter.

13. Proyek pengadaan pesawat angkut pengganti pesawat angkut BT-67, 2031-2035

Pengadaan pesawat angkut pengganti pesawat angkut jenis BT-67, Skadron 461, Wing 46, untuk misi jarak pendek, lengkap dengan peralatan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan biaya lain yang diperlukan, yang dimaksud adalah pesawat angkut taktis berukuran sedang dengan propeller bermesin ganda.

Seperti pesawat angkut Airbus C295 yang saat ini digunakan oleh Angkatan Darat Kerajaan Thailand atau pesawat angkut Leonardo C-27J Spartan.

Pesawat latih PC-9 Mustang RTAF (photo: Pannathon K)

14. Proyek pengadaan pesawat latih pengganti PC-9, Tahap 2, 2027-2029

Pengadaan pesawat latih untuk menggantikan pesawat latih ke-19, Pilatus PC-9 Mustang, yaitu pesawat latih ke-22, Beechcraft T-6TH (T-6C) Texan II, sebanyak 2 pesawat, berikut perlengkapan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan biaya lain yang diperlukan untuk mendukung misi pelatihan siswa penerbang Angkatan Udara. Sekolah Penerbangan Kamphaeng Saen Angkatan Udara Kerajaan Thailand telah menonaktifkan pesawat latih PC-9 terakhir dari 26 pesawatnya yang telah beroperasi sejak 1991 pada tanggal 2 Februari 2024 dan menggantinya dengan 12 pesawat latih T-6TH Texan II yang telah diserahkan sepenuhnya pada tanggal 22 Agustus 2023.

Pengadaan 2 pesawat T-6TH tambahan akan menambah jumlah pesawat di skuadron pelatihan lanjutan, Divisi Pelatihan Penerbangan, Sekolah Penerbangan menjadi total 14 pesawat, sehingga meningkatkan kesiapan untuk mendukung pelatihan siswa penerbangan.

Pesawat latih dasar CT-4E RTAF (photo: Hao Phan)

15. Proyek pengadaan pesawat latih utama untuk menggantikan pesawat CT-4E pada tahun 2033-2037

Pengadaan pesawat latih untuk menggantikan CT-4E Airtrainer, skuadron pelatihan dasar, Divisi Pelatihan Penerbangan, Sekolah Penerbangan Kamphaeng Saen, yang telah digunakan sejak tahun 1999. Pesawat ini direncanakan akan dinonaktifkan karena keterbatasan struktural dan sistem penggerak serta perawatan pesawat.

Penggantian 24 pesawat latih CT-4E yang dikirimkan dari tahun 1999-2005 dipahami sebagai pengadaan pesawat latih dengan kinerja lebih tinggi daripada Diamond DA40 NG Diamond Star, yang sebelumnya digunakan untuk menggantikan pesawat latih CT-4A/B.

UAV M Solar X dengan energi surya (photo: innolifethailand)

16. Proyek Penelitian dan Pengembangan Kendaraan Udara Nirawak M Solar-X 2022-2024

Penelitian dan pengembangan sistem udara nirawak kecil, berkinerja tinggi, dan berada di ketinggian rendah yang menggunakan energi surya untuk digunakan dalam melindungi pangkalan militer, yang memungkinkan pasukan darat meningkatkan kemampuan mereka untuk memeriksa dan berpatroli di sekitar pangkalan dalam misi perlindungan pangkalan Angkatan Udara.

17. Proyek produksi UAV M Solar-X untuk misi pertahanan pangkalan pada tahun 2025, 2026, dan 2027

Produksi kendaraan udara nirawak kecil, berkinerja tinggi, dan berada di ketinggian rendah yang menggunakan energi surya untuk misi pertahanan pangkalan Angkatan Udara Navaminda Kasatriyadhiraj Royal Thai Air Force Academy (NKRTAFA) telah menyelesaikan penelitian dan pengembangan sistem udara nirawak M Solar-X dan telah memulai produksi oleh Thai Aviation Industries Co., Ltd. (TAI) di Thailand untuk mulai dikirimkan ke Batalyon Angkatan Udara di berbagai pangkalan udara dan pangkalan.

Drone kamikaze KB-5E dan KB-10G (photo: Defense Info media TH)

18. Proyek Penelitian dan Pengembangan Kamikaze/Decoy UAS (Sistem Pesawat Nirawak) 2025

Penelitian dan pengembangan kemampuan Kamikaze Drone untuk menyerang target stasioner dengan sistem pemandu jarak menengah, meningkatkan kemampuan misi Angkatan Udara.

19. Proyek produksi Kamikaze/Decoy UAS pada tahun 2026, 2027 dan 2028

Produksi Kamikaze Drone dengan kemampuan untuk menyerang target stasioner dengan sistem pemandu jarak menengah, meningkatkan kemampuan Angkatan Udara untuk melaksanakan misi.

Keluarga Kamikaze Drone (KB) (Kamikaze Bomber) yang dikembangkan oleh Akademi Angkatan Laut Angkatan Udara Kerajaan Thailand, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sains dan Teknologi Antariksa dan Aeronautika, dan Direktorat Persenjataan Angkatan Udara Kerajaan Thailand. Terdiri dari drone bunuh diri KB-5E dan drone bunuh diri KB-10G, diharapkan dapat menyelesaikan berbagai pengujian pada tahun 2025 dan memulai produksi pada tahun 2026, yang dipahami diproduksi oleh TAI Thailand, seperti halnya drone M Solar-X.

Model skalatis M-Pseudo SAT pesawat tanp awak untuk ketinggian tinggi (photo: Jane's)

20. Proyek Penelitian dan Pengembangan Sistem Kendaraan Udara Nirawak Ketinggian Tinggi sebagai Satelit Tahap 1 2024-2030 dan Tahap 2 2030-2035

Penelitian dan pengembangan kemampuan kendaraan udara nirawak Satelit Semu Ketinggian Tinggi (HAPS) untuk dapat melakukan misi pengintaian strategis, mampu mengembangkan untuk memasang sistem fotografi dengan resolusi kurang dari 0,3 meter dan memiliki durasi operasional yang lama, di luar jangkauan deteksi level pertahanan udara musuh.

Angkatan Udara Kerajaan Thailand pertama kali meluncurkan konsep pesawat satelit virtual M-Pseudo SAT di pameran Defence & Security 2022, dengan prototipe dan pengujian yang akan menyusul.

UAV pengintai Aerostar BP RTAF (photo: RTAF)

21. Proyek Pengembangan Kemampuan Operasional Pesawat Nirawak Angkatan Udara, Tahap 1, 2026-2029

Pengadaan 4 sistem deteksi EO/IR (Elektro-Optik/Inframerah) untuk UAV pengintai Aerostar BP ke-1, Skuadron 301, Wing 3, Watthana Nakhon, dan UAV pengintai Aeronautics Dominator XP ke-3, Skuadron 302, Wing 3.

22. Proyek Pengembangan Kemampuan Operasional Pesawat Nirawak Angkatan Udara, Tahap 2, 2027-2030 (2027-2030)

Pengadaan sistem pesawat nirawak pengganti untuk sistem pesawat nirawak Aerostar BP, lengkap dengan peralatan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan biaya lain yang diperlukan.

23.Proyek Penelitian dan Pengembangan Mikro/Nano UAS & Swarm UAS Tahap 1 2027-2032 dan Tahap 2 2031-2036

Penelitian dan pengembangan untuk mempelajari kelayakan, termasuk penelitian dan pengembangan Mikro/Nano UAS Swarm Drone untuk diperkenalkan ke dalam produksi oleh industri pertahanan.

24.Proyek Penelitian dan Pengembangan Sistem Pesawat Nirawak Taktis UCAV Tahap 1 2029-2034 dan Tahap 2 2034-2037

Penelitian dan pengembangan untuk mempelajari kelayakan, penelitian dan pengembangan Teknologi Pesawat Nirawak Taktis untuk misi keamanan Angkatan Udara, untuk lebih mengembangkan penelitian ke dalam lini produksi dan untuk digunakan di Angkatan Udara dan/atau lembaga eksternal.

25. Proyek Penelitian dan Pengembangan Sistem Kerjasama Pesawat Nirawak Berawak-Tak Berawak (MUM-T), Tahap 1, 2029-2035 dan Tahap 2, 2035-2037

Penelitian dan pengembangan untuk mempelajari kelayakan, penelitian dan pengembangan teknologi Kerjasama Pesawat Berawak-Tak Berawak dalam misi keamanan Angkatan Udara, pengembangan lebih lanjut penelitian ke dalam lini produksi dan implementasi di Angkatan Udara dan/atau lembaga eksternal.

Saat ini, Angkatan Udara Kerajaan Thailand memiliki pedoman untuk mengembangkan industri pertahanan Thailand dengan menggunakan Kebijakan Offset sebagai bagian penting dari proyek dengan menetapkan transfer pengetahuan dari pengadaan senjata dan peralatan dari luar negeri dan mendukung penelitian dan pengembangan yang mengarah pada produksi dalam negeri untuk kemandirian berkelanjutan di masa depan meskipun ada kendala anggaran.

(AAG)

15 Juli 2025

Pengembangan Kekuatan Udara Thailand Sesuai RTAF White Paper 2025 (1)

15 Juli 2025

RTAF White Paper 2025 ini merupakan revisi dari RTAF White Paper 2024 (infographics: RTAF)

Royal Thai Air Force (RTAF) White Paper 2025 dirilis pada Juni 2025 menyusul pengumuman pengadaan Saab JAS 39 Gripen E/F. White Paper ini merupakan penyempurnaan dari RTAF White Paper 2024 yang diluncurkan pada Simposium RTAF 2024 pada 29 Februari 2024, yang hanya berselang sekitar satu tahun dibandingkan dengan RTAF White Paper 2020.

Pelaksanaan rencana RTAF White Paper 2024 selama 2024-2025 disebutkan belum mendapatkan alokasi anggaran sesuai rencana karena keterbatasan anggaran negara. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang rencana tersebut sesuai dengan kerangka anggaran yang diterima dan penyesuaiannya agar konsisten dengan Buku Putih Kementerian Pertahanan 2026-2037, yang memiliki kerangka pengembangan yang jelas baik untuk penyiapan kekuatan maupun penggunaan kekuatan guna meningkatkan struktur Kementerian Pertahanan dan mengembangkan potensi serta kemampuan untuk menanggapi ancaman hibrida, termasuk penyesuaiannya agar konsisten dengan Strategi Angkatan Udara 20 tahun 2018-2037 versi revisi 2025, bersamaan dengan pengumuman dalam Lembaran Negara pada tanggal 25 November 2024.

Sehubungan dengan pengumuman Kementerian Pertahanan tentang Zona Identifikasi Pertahanan Udara 2024, yang telah memperluas wilayah tanggung jawab Angkatan Udara Kerajaan Thailand, perlu ditetapkan pedoman pengembangan kemampuan sejalan dengan peningkatan wilayah tanggung jawab tersebut, yang menjadi asal muasal peninjauan dan penyusunan Buku Putih Angkatan Udara Kerajaan Thailand 2025 untuk menetapkan arah yang jelas bagi pengembangan Angkatan Udara Kerajaan Thailand.

Proyek-proyek Semua Domain untuk Rencana Pengembangan Angkatan Udara selama tahun 2024-2037, yang penting dalam pengembangan pesawat terbang dan kekuatan tempur, sebagaimana ditetapkan dalam Buku Putih RTAF 2025 terbaru, meliputi sebagai berikut ini.

Thailand telah memutuskan pesawat Gripen E/F sebagai pengganti F-16A/B (photo: RTAF)

1. Proyek pengadaan pesawat tempur pengganti, Tahap 1, 2025-2029, Tahap 2, 2028-2032, dan Tahap 3, 2030-2034

Pengadaan pesawat tempur pengganti pesawat tempur F-16A/B sebanyak 1 skuadron beserta perlengkapan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan perlengkapan lain yang diperlukan merupakan proyek pengadaan pesawat tempur jenis Gripen E/F, Skadron 102, Wing 1, Korat yang menunggu penandatanganan kontrak pada tahun 2025 ini. Terbagi dalam Tahap 1, anggaran sekitar 19.500.000.000 baht ($562.665.012) untuk 3 pesawat tempur satu kursi, Tipe Gripen E, dan 1 pesawat tempur dua kursi, Tipe Gripen F, Tahap 2, 3 pesawat Gripen E, dan 1 pesawat Gripen F, dan Tahap 3, 4 pesawat Gripen E. 

F-5E/F TH Super Tigris (photo: RTAF)

2.Proyek Pengadaan Pesawat Serang Pengganti atau Proyek Pengadaan Pesawat Nirawak Bersenjata Pengganti untuk Skuadron 211, Wing 23 atau Skuadron 231, Wing 23, 2031-2035

Pengadaan pesawat serang pengganti atau pesawat nirawak bersenjata, 1 skuadron, berikut perlengkapan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggantikan pesawat tempur Model Northrop F-5E/F TH Super Tigris, Skuadron 211, Wing 21, Ubon Ratchathani, atau pesawat serang Tipe Alpha Jet TH, Skuadron 231, Wing 23, Udon Thani.

Angkatan Udara Kerajaan Thailand berencana mengganti satu skuadron yang terdiri dari 12-14 pesawat dengan pesawat serang seperti Beechcraft AT-6TH Wolverine yang saat ini bertugas di Skuadron 411, Wing 41, Chiang Mai, dan kemudian menambah satu skuadron lagi atau pesawat tempur nirawak (UCAV: Unmanned Combat Aerial Vehicle), baik yang dikembangkan di dalam negeri maupun yang menerima kerja sama transfer teknologi dari luar negeri.

Pesawat tempur F-35A ketika melakukan demo tour ke Thailand (photo: Dvids)

3. Proyek Pengadaan Pesawat Tempur Pengganti Generasi ke-5 untuk Skuadron 403, Wing 4, 2037-2046

Pengadaan 1 skuadron pesawat tempur pengganti generasi ke-5, berikut perlengkapan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggantikan pesawat tempur jenis Lockheed Martin F-16AM/BM EMLU Fighting Falcon, Skuadron 403, Wing 4, Takhli.

Jelas bahwa Angkatan Udara Kerajaan Thailand masih melihat perlunya Jet Tempur Generasi ke-5, dengan rencana awal pengadaan Lockheed Martin F-35A Lightning II untuk menggantikan F-16A/B ADF Squadron 102, Wing 1, telah diubah menjadi F-16AM/BM EMLU Squadron 403, Wing 4.

Jika AS masih tidak menyetujui penjualan jet tempur F-35A ke Thailand, opsi lain yang dapat dipertimbangkan termasuk jet tempur Korea Aerospace Industries (KAI) KF-21 Boramae dari Republik Korea, jet tempur Turkish Aerospace Kaan, jet tempur Rusia Sukhoi Su-57.

Pesawat latih tempur T-50TH (photo: RTAF)

4. Proyek Pengadaan Pesawat Latih Tempur Awal T-50TH 2027-2031

Pengadaan 2 pesawat latih tempur dasar T-50TH Golden Eagle produksi Korea Aerospace Industries (KAI), beserta perlengkapan, suku cadang, sistem pendukung pelatihan, pelatihan, dan biaya lain yang diperlukan untuk mendukung misi pelatihan pilot tempur serang dasar Angkatan Udara guna membekali Angkatan Udara dengan pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan pesawat tempur multiguna.

Saat ini, Angkatan Udara Kerajaan Thailand telah menerima 14 pesawat tempur dan latih T-50TH yang akan ditempatkan di Skuadron 401, Wing 4, Takhli. Pengadaan 2 pesawat T-50TH lagi akan menambah jumlah pesawat menjadi 16, sehingga meningkatkan kesiapan untuk melatih pilot pesawat tempur serang.

Rudal IRIS-T pesawat Gripen RTAF (photo: FlightGlobal)

5. Proyek Pembangunan dan Pengadaan Gudang Senjata, Amunisi, dan Bahan Peledak Krisis Angkatan Udara (IRIS-T) 2024-2027

Meningkatkan kemampuan sistem persenjataan pesawat tempur dan latih T-50TH serta pesawat tempur F-16A/B agar dapat menggunakan rudal udara-ke-udara IRIS-T dan mendukung pengujian darat, pengujian udara, dan uji tembak.

Saat ini, Angkatan Udara Kerajaan Thailand telah mengintegrasikan rudal udara-ke-udara IRIS-T dengan pesawat tempur Saab Gripen C/D dari Skuadron 701, Wing 7, Surat Thani, pesawat tempur F-16AM/BM EMLU dari Skuadron 403, Wing 4, Takhli, dan pesawat tempur F-5E/F TH Super Tigris dari Skuadron 211, Wing 21, Ubon Ratchathani.

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pesawat tempur dan latih T-50TH Golden Eagle dari Skuadron 401, Wing 4 akan diintegrasikan dengan rudal udara-ke-udara IRIS-T dan dapat mencakup pesawat tempur F-16A/B dari Skuadron 103, Wing 1, Korat, untuk meningkatkan kemampuan selama periode dinas sebelum Skuadron 102, Wing 1 menerima pesawat tempur Gripen E/F yang juga dapat menggunakan IRIS-T.

Pemasangan rudal AIM-9M pada pesawat Gripen RTAF (photo: RTAF)

6. Proyek Restorasi Senjata Udara-ke-Udara Visual (AIM-9M) 2026-2029

Mempertahankan kemampuan Rudal Jarak Jauh Raytheon AIM-9M Sidewinder (WVRM), rudal udara-ke-udara jarak pendek yang digunakan pada beberapa pesawat tempur utama Angkatan Udara, yang secara efektif memperpanjang masa operasionalnya.

Rudal MBDA Meteor BVRAAM pada pameran LIMA 2025 (photo: RTAF)

7. Proyek Pengadaan Senjata Udara-ke-Udara Jarak Jauh 2027-2029

Pengadaan rudal udara-ke-udara jarak jauh (BVRM) dengan jangkauan tidak kurang dari 50 mil laut (92,6 km), yang diyakini sebagai rudal udara-ke-udara jarak jauh (BVRAAM) Meteor MBDA yang tidak disebutkan untuk pesawat tempur Gripen C/D/E/F.

Pemasangan bom berpandu LIG Nex1 KGGB pada pesawat F-16A/B ADV RTAF (photo: RTAF)

8. Proyek Pengadaan Rudal Udara-ke-Permukaan Jarak Jauh 2030-2032

Pengadaan senjata berpemandu udara-ke-permukaan jarak jauh (Stand-Off Weapon) dengan jangkauan tembak tidak kurang dari 30 mil laut (55,56 km). Saat ini, Angkatan Udara Kerajaan Thailand telah membeli satu set bom luncur berpemandu satelit KGGB (Bom Berpemandu GPS Korea) dari LIG Nex1, Republik Korea. Yang telah dipasang untuk pengujian dan penembakan dari berbagai jenis pesawat tempur, termasuk pesawat tempur F-16A/B Block 15 OCU/ADF, Skuadron 103, Wing 1, yang dilengkapi dengan bom serbaguna Mk 82, ukuran 500 lbs, yang diproduksi di Thailand oleh Departemen Persenjataan Angkatan Udara, RTA (Direktorat Persenjataan).

Proyek pengadaan senjata berpemandu udara-ke-permukaan jarak jauh tersebut diketahui dapat mencakup perangkat perluasan jangkauan, bom udara-ke-udara serbaguna, Bom Luncur Terpandu Thailand (TGGB), yang dikembangkan oleh Departemen Persenjataan Angkatan Udara dan Institut Teknologi Pertahanan (DTI). Atau pengadaan rudal udara ke darat dari luar negeri, seperti Raytheon AGM-154 Joint Stand-Off Weapon (JSOW), TAURUS KEPD 350, MBDA Storm Shadow/SCALP, dll.

Pesawat angkut C-130H RTAF sewaktu singgah di Indonesia (photo: TNI AU)

9. Proyek Peningkatan Kemampuan Pesawat Angkut C-130H Tahap 3 2024-2027 dan Tahap 4 2027-2030

Peningkatan kemampuan mesin turboprop T56-A-15LFE pesawat angkut Lockheed Martin C-130H Hercules beserta perlengkapan, suku cadang, dan pelatihan terkait sehingga pesawat angkut C-130H dapat mempertahankan kemampuannya untuk melaksanakan misi-misi yang ditetapkan oleh TNI AU serta siap mendukung pemerintah dan membantu masyarakat. Angkatan Udara Kerajaan Thailand telah melaksanakan proyek peningkatan kemampuan untuk pesawat angkut C-130H dari Skuadron 601, Wing 6, Don Mueang, dalam dua fase sebelumnya dan saat ini sedang melakukan peningkatan kemampuan fase 3 dan akan diikuti oleh fase 4 untuk melanjutkan penggunaannya hingga pesawat angkut taktis baru dapat menggantikannya.

See full article AAG

Australia to Aid PCG with P110-M Worth of Additional Drones, Tech

15 Juli 2025

In April 2025 Australia donated 20 drones to PCG worth PHP 34 million (photo: Australia in the Philippines)

MANILA – Australia is set to provide PHP110 million worth of additional drones and maritime domain awareness-related technology to the Philippine Coast Guard (PCG), outgoing Australian Ambassador to the Philippines HK Yu announced Friday.

Speaking at the Stratbase ADRI forum in Makati City, Yu said the new assistance package would be delivered over the next couple of years and would include not only equipment but also training and integration support.

“Our commitment goes further than physical assets. It also includes operational training, support, and an integration package,” she said.

“This capability uplift is another example of Australia's ongoing commitment to provide tangible assistance to the Philippines to boost its maritime domain awareness.”

The new assistance is in addition to the PHP34 million worth of drones and operator training Australia has recently provided to the PCG.

In April, Australia turned over 20 world-class aerial drones to the Philippines, equipment it hopes would bolster the PCG’s strategic maritime domain awareness capabilities.

The drones were given as part of Canberra’s civil maritime cooperation with Manila, which also includes vessel remediation, postgraduate scholarships, operational training, marine protection, and annual Law of the Sea courses.

Beyond the provision of equipment, Canberra is stepping up its cyber support for the PCG, citing its role as a front-liner not only at sea but also in the country’s cyberspace.

“Through the DFAT’s (Department of Foreign Affairs and Trade) Southeast Asia and Pacific Cyber Program, we are stepping up cyber capacity building support to the Philippines as a priority partner country,” she said.

“Australia is committed to supporting the PCG, the Philippine National Police, and various other departments as they work to boost their capabilities to mitigate and respond to cyber incidents.”

Last year, Yu announced that Australia would double its civil maritime cooperation commitment with the Philippines to PHP649 million from 2025 to 2029. 

(PNA)

DanpussenArmed Melaksanakan Kegiatan Factory Visit ke ADTECH Brazil

15 Juli 2025

Drone Harpia buatan Adtech (photo: PussenArmed)

Dalam rangka menjajaki teknologi pertahanan berbasis wahana udara tanpa awak (UAV) atau yang lebih dikenal dengan istilah Drone, delegasi TNI Angkatan Darat yang dipimpin Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo, S.A.P., M.M., CHRMP., selaku Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Danpussenarmed), melakukan kunjungan kerja ke ADTECH, perusahaan pertahanan terkemuka di Brazil pada tanggal 5 hingga 11 Juli 2025.

Delegasi terdiri dari Kolonel Inf Ucu Yustiana, S.I.P., M.M. – Paban I/Ren Sopsad dan Letkol Kav Gagang Prawardhana, S.I.P., M.Han. – Pabandya-1/Ipol Spaban III/Biddagri Sintelad

Kegiatan utama mencakup peninjauan fasilitas produksi ADTECH dan pengamatan langsung uji coba (Flight Demo) Drone Harpia, Drone multifungsi yang telah digunakan oleh berbagai lembaga keamanan dan militer di Brazil, termasuk sejumlah negara sejak tahun 2024.

Drone Harpia menjadi salah satu kandidat UAV taktis masa depan yang cocok digunakan untuk pengintaian, penyesuaian tembakan artileri, serta operasi khusus modern TNI AD.

(PussenArmed)