28 Februari 2021

Bandar Abadi Shipyard Luncurkan LST AT-8

28 Februari 2021

Acara peluncuran kapal LST AT-8 di PT Bandar Abadi, Batam (photos : Bandar Abadi)

Hari sabtu pagi 27 Februari 2021 bertempat di galangan kapal PT Bandar Abadi, di Tanjung Uncang, Batam berlangsung acara peluncuran kapal LST (kapal pendarat tank) Bintuni class yang diberi kode AT-8. Nama AT-8 ini artinya adalah kapal Angkut Tank (AT) kelas LST-117 meter ke-8 yang dibangun untuk TNI AL.

Kapal AT-8 dan AT-9 dengan nomor lambung 526 dan 527 ini dibangun dengan anggaran 2015-2019. PT Bandar Abadi Shipyard mendapatkan kontrak dari Kementerian Pertahanan pada tanggal 10 Januari 2019 dengan jangka waktu 30 bulan, namun kontrak baru dinyatakan efektif pada bulan September 2019.

Saat acara peluncuran dilakukan progres pembangunan kapal ini memasuki 17 bulan, PT Bandar Abadi memperkirakan bahwa serah terima kapal dapat dilakukan pada bulan Juni 2021, ini artinya membutuhkan waktu 4 bulan lagi sehingga secara keseluruhan pembangunan kapal membutuhkan waktu 21 bulan atau lebih cepat 9 bulan dari kontrak.

Dengan peluncuran kapal AT-8 (KRI 526) maka sebentar lagi di tempat yang sama juga akan dilakukan peluncuran kapal AT-9 (KRI 527), setelah itu kita akan menunggu acara komisioning sekaligus penamaan 2 kapal ini secara resmi. 

Bagi galangan kapal yang berdiri pada tahun 2001 ini pekerjaan kapal militer ini adalah proyek pertamanya dalam bidang naval ship (kapal angkatan laut). Ke depan PT Bandar Abadi berharap untuk bisa mendapatkan kontrak kapal angkatan laut lagi dari Kementerian Pertahanan RI.

(Defense Studies)

PUTA SE-01 Drone Maritim Buatan Puspenerbal

 28 Februari 20211

PUTA SE-01 sebelum lepas landas di Skuadron 700 Puspenerbal Juanda (photo : JawaPos)

Ketika Tim Khusus Puspenerbal Juanda Membuat Pesawat tanpa Awak

Bentang sayapnya 4,5 meter. Tingginya tak kurang dari 1 meter. Desainnya unik. Terlebih di bagian ekor. Penempatan engine juga dirancang khusus. Yakni, di bagian atas. Semuanya menyesuaikan dengan misi PUTA SE-01. Yakni, tangguh di segala medan. Termasuk saat harus mendarat dan lepas landas di air.

Didukung material full komposit serta mesin 2 tak kapasitas 170 cc, PUTA SE-01 mampu terbang dengan jarak 25−30 kilometer. Drone jenis amfibi itu memang tidak ringan.

Beratnya sekitar 50 kilogram. Bahkan, maksimalnya bisa mencapai 75 kilogram. Artinya, masih bisa ditambah beban hingga 25 kilogram lagi.

Meski begitu, kecepatan jelajahnnya bisa sampai 130 kilometer per jam. Waktu terbang maksimal empat jam. Bentuknya yang aerodinamis membuatnya bisa terbang hingga ketinggian 6.000 kaki. Karena itu, PUTA SE-01 digadang-gadang memiliki tugas dan misi khusus.

Pengerjaannya dimulai pada 2019. Tepatnya pada Oktober. Dibutuhkan sekitar enam bulan untuk merancang pesawat agar benar-benar terbang. ”Meski anggota tim terbatas, alhamdulillah semua lancar,” ucap main project PUTA SE-01 Letda Laut (T) Henkky Muharrajun Nasaf.

Alumnus Aeronautika dan Astronotika Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menuturkan, kendalanya hanya soal minimnya anggota tim. Akibatnya, untuk menganalisis mulai bentuk desain sampai mau terbang, dibutuhkan waktu yang lama. Apalagi saat itu dilakukan sendiri.

Jenisnya yang amfibi membuat desainnya harus berbeda. Khususnya pada ekor dan sayap pesawat. Ekornya menggunakan jenis T-tile. Sayapnya high wing. Sehingga mampu terbang dan mendarat di air. Sejauh ini, semuanya berjalan lancar. Termasuk saat digunakan di air.

Bahkan, PUTA SE-01 bakal di-upgrade ulang. Khususnya soal jarak tempuh. Jika sekarang hanya sekitar 30 kilometer, ke depan bisa sampai 250 kilometer. Kata Henkky, alatnya sudah ada dan siap dipasang. Tinggal soal penataan dan upgrade ulang.

Meski memiliki fungsi sebagai pengintai dan pengawasan, tak dimungkiri, drone itu akan menjadi sebuah kendaraan tempur. Sebab, masih terdapat sisa berat 25 kilogram di bodi pesawat. Sangat memungkinkan untuk dilengkapi senjata. ”Tergantung arahan dari pimpinan, nanti gimana,” kata Henkky.

Kalaupun nanti dilengkapi bom, akan ada sedikit tambahan di bodi pesawat. Termasuk sistem pengoperasian bom agar tepat sasaran. Tapi yang jelas, fungsi utamanya nanti menjaga batas wilayah. Khususnya wilayah laut yang berbatasan langsung dengan negara lain.

See full article JawaPos

Passage Exercise with the People's Liberation Army (PLA) Navy

28 Februari 2021

(From left to right) RSN's RSS Sovereignty, PLA(N)'s Zaozhuang and RSN's RSS Intrepid during the conduct of the simulated joint search and rescue exercise (photo : PLAN)

Amidst the ongoing COVID-19 situation, the Republic of Singapore Navy (RSN) continues to cooperate with friends at sea to enhance mutual understanding and strengthen friendships. 

Yesterday, our Formidable-class frigate RSS Intrepid and Independence-class littoral mission vessel RSS Sovereignty conducted a passage exercise (PASSEX) with the People's Liberation Army Navy [PLA(N)]'s destroyer Guiyang and frigate Zaozhuang in the southern reaches of the South China Sea within international waters. 

Planned virtually, the ships conducted a series of drills employing the Code for Unplanned Encounters at Sea. In addition to the manoeuvring and communications exercises, the two navies also worked together to respond to a simulated joint search and rescue mission. The exercise concluded with a sailpast at sea.

We wish our PLA(N) friends fair winds and following seas – and we hope to exercise together again in the future!

Pindad Mulai Perkenalkan Kendaraan ATV

28 Januari 2021

Menhan Prabowo mengamati kendaraan ATV Pindad Maverick pada Juli 2020 lalu (photo : CNN)

Setelah pada bulan Juli 2020 lalu diperkenalkan kepada Menhan Prabowo Subianto saat melakukan uji coba rantis Maung 4x4. Pada tanggal 20 Oktober 2020 yang lalu Pindad mempresentasikan produk terbarunya berupa kendaraan ATV ke Pussenif.

ATV atau All Terrain Vehicle adalah kendaraan segala medan, karena Pindad merupakan pabrik senjata dan kendaraan tempur maka kendaraan ini sudah disesuaikan dengan standar militer (military standard). Kendaraan ini akan berguna bagi infanteri untuk kegiatan teritorial dan pengawasan perbatasan.

Jenis ATV yang dipresentasikan kepada TNI AD ada tiga yaitu Outlander, Defender dan Maverick, dengan variannya :
-Pindad Outlander Max 450 DSP
-Pindad Outlander 1000 XT-P
-Pindad Outlander Concept for TNI AD
-Pindad Defender DPS HD 8
-Pindad Maverick X3 MAX X RS TURBO RR
-Pindad Maverick X3 RS Turbo R

Presentasi ATV Pindad ke Pussenif (photo : Pindad)

Produk kendaraan ATV Pindad ini diklaim mempunyai beberapa keunggulan :
-Military Standard ATV
-High quality & realibility
-Stlylish design
-Suitable for Indonesia territory
-After sales service warranty

Dalam paparannya Pindad telah mempersiapkan kendaraan ini dengan kelengkapan :
-Body protection,
-Konektor standar (15-A),
-Tempat penyimpanan barang di belakang,
-Dudukan senjata kaliber 5,56mm dan ATGM.

Kerjasama dengan perusahaan Kanada

Kendaraan ATV Pindad belakangan ini sering dijumpai fotonya di media massa, setiap ada kunjungan ke Pindad mulai dari Ketua MPR, Komisi 1 DPR atau bahkan artis yang berkunjung, Pindad tidak lupa mem-branding-kan dengan foto bersama produk ATV ini.

Produk ATV Pindad merupakan bentuk kerjasama dengan perusahaan Kanada BRP (Bombardier Recreational Products) yang dulunya adalah entitas anak dibawah Bombardier Inc sebelum akhirnya dilepas kepada group investor. Salah satu mereknya adalah Can Am yang khusus memproduksi ATV dan kendaraan Off Road. 

Kunjungan Komisi 1 DPR ke Pindad (photo : DPR RI)

Can Am Kanada sejak 1972 menggeluti produk motocross dirtbikes dan sejak 1998 mulai memasuki produk ATV dan dipasarkan ke seluruh dunia. Produknya memang bukan produk kacangan, terbukti Can Am Maverick X3 memenangkan reli Paris Dakkar selama 4 kali berturut-turut (2018-2021) menyelesaikan lebih dari 114.024 mil (183.504 km) balapan off-road ekstrem dengan medan terberat di dunia.

Jika mengikuti nomenklatur Can Am maka lini produknya dibagi menjadi :
-Side by Side Vehicle (SXS) : Defender, Maverick dan Commander, kemudinya berupa setir seperti mobil,
-All Terrain Vehicle (ATV) : Outlander, Renegade, DS, kemudinya berupa stang seperti sepeda motor skuter.
Jika mengikuti nomenklatur Can Am, maka yang kita namakan ATV saat ini sebenarnya adalah SXS (Side by Syde Vehicle), namun apalah arti sebuah nama.

Kendaraan ATV Can Am yang telah disesuaikan oleh Pindad sehingga memenuhi military standard (photo : Istimewa)

BRP Indonesia menyebutkan, bahwa dalam kerjasama ini BRP bersama PT Pindad merancang kit aksesori yang inovatif dan tangguh pada kendaraan khusus untuk sektor militer dan pertahanan. Armor protection adalah satu upgrade yang umum pada kendaraan Rantis Ringan 4×4 ini. Mengikuti model aslinya, ATV Maverick buatan Pindad mampu tetap menjelajahi jalanan, balap melalui bebatuan, rumput, dan medan berpasir, dengan semua yang dibutuhkan untuk perjalanan disimpan dengan aman di belakang.

Di websitenya sendiri Can Am memberikan harga jual produk kendaraan ini, sebagai contoh tipe  Commander SXS dipatok seharga USD 20.499 (Rp 287 juta pada kurs Rp 14.000,-) belum lagi ketika diubah menjadi military standard, tambahan perlengkapan, biaya kirim serta pajak-pajak, tidak murah memang.

(Defense Studies)

27 Februari 2021

KRI I Gusti Ngurah Rai (GNR-332) Latihan Buru Kapal Selam Asing

27 Februari 2021

Latihan anti kapal selam TNI AL (all photos : Koarmada2)

KRI I Gusti Ngurah Rai (GNR)-332 yang dikomandanai oleh Kolonel Laut (P) S. Bimo Aji yang sedang melaksanakan Operasi dibawah kendali Guspurla Koarmada II  mendeteksi adanya kapal selam asing yang berada di perairan laut yurisdiksi nasional Indonesia.

Menghadapi situasi tersebut perwira jaga KRI melaporkan kepada Komandan KRI GNR-332 Kolonel Laut (P) S. Bimo Aji dan diteruskan kepada Dansatgasla operasi gabungan pengamanan perbatasan Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo yang ikut dalam pelayaran. Guna memastikan deteksi awal tersebut selanjutnya Dansatgasla yang jabatan sehari-harinya sebagai Komandan Guspurla Koarmada II memerintahkan kepada Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 untuk mengambil langkah taktis selanjutnya.

 
Menindaklajuti situasi tersebut, Komandan KRI GNR-332 memerintahkan kepada pilot heli Panther HS 4211 yang dilengkapi dengan Dipping Sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS) membantu mencari dan menemukan keberadaan kapal selam asing tersebut.

Dari pencarian tersebut Heli Panther HS 4211 mendeteksi keberadaan kapal selam asing selanjutnya mengirimkan data ke KRI GNR-332 untuk dilaksanakan penghancuran kapal selam asing dengan menembakan torpedo.


Demikian skenario latihan peperangan AKS yang perankan oleh prajurit KRI GNR-332 dan Crew Heli Panther HS 4211 pada hari Kamis (25/02). Disela kegiatan Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo mengatakan, “Latihan perang anti kapal selam ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan tempur pengawak KRI GNR-332 dan Crew Heli dalam simulasi pertempuran anti kapal selam,” jelas Laksma Rahmat Eko.

Sementara itu, ditempat terpisah Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudhihartawan menjelaskan simulasi latihan unsur gelar KRI dan Heli merupakan bentuk interoperabilty antar unsur sehingga dibutuhkan kerjasama taktis  yang meliputi komando, pengendalian dan komunikasi. Selama kegiatan latihan  melaksanakan prosedur latihan secara cermat dan benar guna terwujudnya Zero Accident. Hal ini  juga dalam rangka melaksanakan kebijakan dan prioritas Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono bidang pembambangun SDM TNI AL yang unggul.

Yon Kapa 1 Marinir Lakukan Harwat Ranpur K-61 dan Kapa PTS

27 Februari 2021

Pemeliharan dan perawatan (harwat) kendaraan tempur KAPA jenis K-61 dan PTS (all photos : PasMar1)

Dalam rangka memelihara kesiapan kendaraan tempurnya, prajurit "Kuda Putih" Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri 1 Marinir (Yonkapa 1 Mar) melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan tempur bertempat di Garase Ranpur Yonkapa 1 Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (22/02/2021).

Sebagai prajurit Kavaleri Marinir, memelihara kesiapan kendaraan tempur merupakan hal yang wajib, dengan pemeliharaan ini dapat menjadikan Alutsista dalam keadaan siap siaga menerima tugas dari satuan atas baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) ataupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pemeliharaan Ranpur ini ditujukan pada Ranpur Kapa K-61 dan Kapa PTS. Selain pemeliharaan gerak Ranpur, dilaksanakan juga pengecekan kepada seluruh Alutsista meliputi sistem kemudi, pengereman, kelistrikan dan pengapian Ranpur, dengan pengecekan ini dapat diketahui sistem yang terdapat pada Alutsista tersebut dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

"Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan rutin dalam memperpanjang usia pakai Alutsista yang dimiliki Batalyon Kapa 1 Marinir dan menjaga kemampuan mobilitas kendaraan tempur yang dimiliki, sehingga dapat membantu tugas pokok Korps Marinir yaitu sebagai pasukan pendarat," jelas Danyon Kapa 1 Marinir Mayor Nana Widiyanto, M.Tr.Opsla.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.

(PasMar1)

Dosen ITB Kembangkan Mesin Turbojet untuk Rudal

27 Februari 2021

Mesin Turbojet 500 N karya Dr Firman Hartono (photo : JawaPos, ITB)

Dr. Firman Hartono: Rintis Mesin Misil Turbojet Sebagai Langkah Kemandirian Teknologi Militer

BANDUNG, itb.ac.id - Perkembangan teknologi bidang militer di Indonesia saat ini belum setara dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Rusia. Namun bukan berarti Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan peralatan untuk keperluan militer atau alat tempur sendiri. Penelitian yang dilakukan Dr. Firman Hartono, S.T, M.T., salah satu dosen Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung, telah membuktikan bahwa Indonesia juga mampu mengembangkan teknologi di bidang kemiliteran, yaitu teknologi mesin turbojet untuk misil jenis cruise.

Berbeda dengan misil balistik yang langsung diluncurkan dengan proyektil parabola dan jarak yang terbatas, misil jenis cruise adalah misil yang mampu terbang dengan jarak tempuh yang cukup jauh untuk mengejar target dan dengan ketinggian hanya kurang lebih dua puluh meter di atas permukaan laut. Kemampuan ini membuat misil jenis cruise  mampu menghindar dari radar dan menjadikannya sebagai misil yang efektif. Misil ini terdiri atas bagian navigasi yang terkomputerisasi, bagian bahan bakar, dan bagian mesin penggerak misil. Mesin yang menggerakkan misil tersebut adalah mesin turbojet.

Mesin turbojet yang dikembangkan Dr. Firman Hartono dinamai Mesin Turbojet 500 N. Mesin ini merupakan hasil kerjasama dengan rekan-rekan lain di berbagai bidang, seperti: aerodinamika, termodinamika, perpindahan panas, teknik produksi, dan material. Kerjasama ini dilakukan karena mesin turbojet misil adalah aplikasi dari banyak fokus keilmuan. Dr. Firman Hartono juga menjelaskan bahwa alasan beliau memilih untuk melakukan penelitian terhadap mesin misil turbojet adalah karena kriteria pembuatan misil sendiri tergolong relatif tidak berat. "Pengoperasian mesin misil yang biasanya hanya selama satu hingga dua jam membuat material dasar mesin mudah dicari di dalam negeri tanpa perlu impor dari luar. Kebetulan di Indonesia juga belum dikembangkan," ujar Dr. Firman Hartono.

Layaknya semua perjalanan yang sukses, penelitian ini juga menghadapi kendala dalam keberjalannya. Riset dan pembuatan mesin membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan pembiayaan riset dari pemerintah terbatasi oleh waktu. Bergantinya periode pemerintahan membuat birokrasi-birokrasi baru dalam pendanaan riset menjadi sedikit berbeda dan lebih sulit. Selain bekerjasama dengan berbagai bidang lain, penelitian mesin turbojet ini juga bekerjasama dengan Kementrian Pertahanan dan Keamanan (KEMHAN) dalam hal pendanaan. Sayangnya KEMHAN baru bisa mengusahakan bantuan dana internal untuk riset ini pada tahun 2016. Akan tetapi, kendala ini tidak serta merta membuat riset terhenti.  Dr. Firman menjelaskan bahwa masih ada komponen-komponen lain dari mesin turbojet tersebut yang bisa dijadikan bahan penelitian dan dikaji lebih dalam terlebih dahulu seperti efisiensi bahan bakar atau kompresor mesin. "Kalau pendanaan lagi macet seperti ini kita melakukan penelitian berbasis perhitungan dan komputasi, soalnya tidak perlu biaya besar," tambah beliau.

Mesin turbojet 500 N yang dikembangkan Dr. Firman Hartono ini sebenarnya adalah mesin turbojet yang sederhana. Namun dengan modifikasi dan riset-riset lanjutan, akan terus dilakukan perbaikan-perbaikan pada mesin turbojet tersebut. Pembuatan mesin turbojet yang berkualitas dengan biaya produksi yang rendah menjadi tantangan tersendiri di masa yang akan datang. Dari mesin turbojet misil ini, diharapkan dapat lahir karya cipta teknologi lain yang lebih besar dari anak bangsa. "Kita harus memakai produk anak bangsa, yang dimulai dari keinginan untuk menciptakan karya dalam negeri seperti ini," tutup Dr. Firman Hartono.

(ITB)

Eksesais Shelldrake Para Siri 1/2021 Menguji Meriam 105mm LG1 MK III

27 Februari 2021

Eksesais Shelldrake Para Siri 1/2021 (all photos : Briged 10 Para)

GEMAS: Kesinambungan daripada penerimaan Meriam 105mm LG1 MK III pada penghujung tahun 2020, 1 RAD (Para) telah melaksanakan Eksesais Shelldrake Para Siri 1/2021.

Terdahulu, 1 RAD (Para) telah melaksanakan tiga siri kursus penyesuaian bagi persenjataan ini yang merangkumi pengendalian meriam serta sub sistem sebelum melaksanakan latihan tembakan.

Sehubungan dengan itu, perlaksanaan eksesais ini secara khasnya adalah bertujuan untuk menilai tahap kompentensi krew mengendalikan persenjataan meriam 105mm LG1 MK III dan sub sistem serta memastikan kebolehgunaan persenjataan meriam 105mm LG1 MK III ini.

Lawatan Panglima 10 Briged Para, Brig Jen Khairul Azmizal bin Ahmad Natal dan Pengarah Artileri, Brig Jen Dato' Dr Hj Ibrahim bin Yasir ke Eks Shelldrake  yang dijalankan bermula 22 hingga 25 Feb 21 adalah untuk melihat tahap kesiapsiagaan dan kompetensi pasukan dari aspek peranan dan tugas  dan pada masa yang sama melihat persiapan pasukan dalam menghadapi latihan briged iaitu Ex Para Predator dan Ex Gerak  Pantas yang bakal berlangsung pertengahan tahun 2021.

Sejurus Panglima dan Pengarah Artileri mendengar taklimat eksesais yang disampaikan oleh Lt Kol Zakaria bin Saip Lani,  program diteruskan dengan latihan tembakan tidak langsung di Tapak Meriam G26, tembakan langsung di Pos Pemerhati Bukit Kidney dan pertunjukan Tindak Cepat. Panglima 10 Bgd (Para) turut  melaksanakan kawad tindakan dan menembak meriam.

Panglima 10 Bgd (Para) turut menekankan agar setiap crew meningkatkan kompetensi diri dalam melaksanakan peranan dan tugas 1 RAD (Para) mendokong aturgerak 10 Bgd (Para).

(Briged 10 Para)

Vietnamese PT-76 Underwent Water-Tight Test

27 Februari 2021

Water-tight test of Vietnamese PT-76 tank (video : Ann Quann)

A PT-76 amphibious light tank of Vietnam People Army going through a water-tight test. 


If everything seems good, it would be clear for action. On the other hand, if water gets in, more time in the maintenance depot

26 Februari 2021

Begini Tahapan Uji Arung Ranpur Korps Marinir

26 Februari 2021

Uji arung kendaraan tempur BTR 50 P(M) (all photos : PasMar1)

Batalyon Ranratfib 1 Marinir Laksanakan Uji Arung Kendaraan Tempur BTR 50 P(M)

Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 1 Marinir (Yonranratfib 1 Mar) melaksanakan Uji Fungsi Ranpur BTR 50P (M) tahap uji arung di Kolam Denjaka Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan. Selasa, (23/02/2021).


Kegiatan uji arung Ranpur BTR 50 P (M) ini merupakan tahapan lanjutan setelah dilaksanakannya uji kelengkapan ranpur dan uji manuver darat oleh Tim Dislaikmatal TNI AL, prosedur utama yang dilaksanakan ini untuk memastikan kesiapan ranpur.


Sebelum melaksanakan uji arung terlebih dahulu dilaksanakan uji kekedapan di kolam uji kedap Ranpur (Denhar) untuk mengecek dan memastikan semua sistem pada ranpur berkerja dengan baik, yang meliputi pengecekan pompa kuras air meliputi pompa elektrik, hidrolik maupun manual, propeler dan pengecekan kebocoran pada ranpur sampai kendaraan dinyatakan siap untuk di uji arung.

Dalam kegiatan ini 6 Unit Ranpur BTR 50 P(M) melaksanakan uji arung, serta bermanuver di air secara bergantian untuk mengetahui kemampuannya sesuai di medan sebenarnya, dalam kegiatan tersebut tetap mengedepankan protokol Kesehatan Pencegahan Penyebaran Covid -19.


Turut Hadir dalam kegiatan tersebut Kasipal Menkav Mayor Marinir Sutomo, Katim Dislaikmatal Mayor Marinir Erwin, Pasiops Yonranratfib 1 Marinir Kapten Mar Muhan Solihan, Pjs. Dankima Yonranratfib 1 Marinir Lettu Mar Dicky Robiyanto, Pjs. Pasilog Letda Mar Muchiyat serta Danton 3 Kie B Letda Marinir Sukur Priyono.

MBDA, Tawazun Sign Agreement on SmartGlider Development

26 Februari 2021

The HSL launcher for the SmartGlider Light can carry multiple all-up-rounds (image : MBDA)

Pan-European missile systems manufacturer MBDA signed a head of terms agreement with the United Arab Emirates’ (UAE’s) Tawazun to develop the SmartGlider family of guided weapons at the IDEX 2021 trade show held in Abu Dhabi on 22–25 February.

The system is in a pre-development concept phase, with the new agreement to begin the development of the system from design to production phase.

Under the agreement, a joint team of engineers from both organisations will begin development of the missile system. The majority of the engineers will be from Tawazun and will undertake work through MBDA’s first regional Missile Engineering Centre established in UAE. The two groups will work on validating a number of concepts prior to production, with the intention to bring a system that matches price and performance requirements to final development.

Tawazun’s Chief Officer of Economic Development, Matar Al Romaithi, said in a statement that, “This agreement allows us to extend and increase our areas of co-development and co-production of technologically advanced defence products. Collaborating with MBDA will reinforce our commitment to contributing to the development of defence and security industries in the UAE, to building national capabilities, and to supporting the growth of local supply chains.”

PAL Aerospace and De Havilland Canada Offers Dash 8 P-4 MPA for the RMAF

26 Februari 2021

Dash 8 P-4 MPA (image : De Havilland)

PAL Aerospace and De Havilland Canada Announce MOU to Develop Dash 8 P-4 Special Mission Aircraft

St. John’s, NL and Toronto – PAL Aerospace and De Havilland Aircraft of Canada Limited (“De Havilland Canada”) today announced the establishment of a Memorandum of Understanding (“MOU”) to jointly pursue the development of a fully missionized Dash 8-400 aircraft, called the “Dash 8 P-4” for maritime patrol (“MPA”), intelligence, surveillance and reconnaissance (“ISR”), as well as other applications. Modified with auxiliary fuel tanks, the Dash 8 P-4 will have superior range, endurance, and time-on-station.

“PAL Aerospace is thrilled to work with De Havilland Canada on this important initiative for our company,” said Jake Trainor, CEO of PAL Aerospace. “The considerable cabin space, payload capacity, best-in-class airspeed profile and advantageous operating economics of the Dash 8-400 platform, combined with De Havilland Canada’s proud 92-year history of innovation and leadership in aircraft design and manufacturing, provide an ideal foundation from which to launch the Dash 8 P-4 program.”

PAL Aerospace and De Havilland Canada believe there exists a significant global market for missionized turboprop aircraft, especially in the MPA and ISR market. The unique capabilities the Dash 8-400 platform, in combination with PAL Aerospace’s demonstrated global capability as a full-service provider of specialized aircraft modification, technology integration and special missions operation, delivers a unique value proposition for clients looking for leading edge MPA and ISR programs. PAL Aerospace and De Havilland Canada are currently working together to offer a comprehensive Dash 8 P-4 MPA solution for the Royal Malaysian Air Force’s ongoing maritime surveillance aircraft procurement.

“PAL Aerospace’s unmatched credentials in the design and modification of MPA and ISR aircraft, their understanding of the Dash 8 as a current operator of the platform, and their more than 40 years’ experience in special missions operations are unique in Canada and around the world,” said David Curtis, Executive Chairman of Longview Aviation Capital, De Havilland Canada’s parent company. “We are excited to collaborate on this initiative and believe strongly that the Dash 8 P-4 will prove to be a market leading MPA and ISR solution while supporting highly skilled employment and the development of critical intellectual property here in Canada.”

“The Dash 8-400 aircraft’s turboprop efficiency and low-impact on the environment combined with its high productivity and jet-like performance have proven to be an ideal combination for many of our airline customers around the world,” said Philippe Poutissou, Vice President, Sales and Marketing at De Havilland Canada. “These attributes also make the Dash 8 P-4 a versatile and formidable special mission aircraft.”

This new collaboration affirms commitments from both PAL Aerospace and De Havilland Canada to continue the development of multi-role, MPA and ISR configurations for the Dash 8-400 aircraft. The two companies will continue to cooperate in business development and marketing activities while fortifying long-term support, developing training capacity and combining resources to ensure superior aircraft performance.

Pindad Siapkan Maung Bermesin Ford, Isuzu, dan Tata

26 Februari 2021

Maung serie pertama menggunakan mesin Toyota Hilux 2.500cc (photo : Pindad)

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pindad (Persero) dalam waktu dekat akan mulai memasarkan Maung versi sipil. Dengan demikian, kendaraan taktis ringan (rantis) ini bisa dibeli masyarakat umum. 

Namun jelang proses komersialiasi yang dijadwalkan pada pertengahan 2021, rupanya Pindad saat ini sedang mencari ramuan baru bagi sektor dapur pacu Maung. 

Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad (Persero) mengatakan, pihaknya sedang melakukan pengujian mesin diesel dari beberapa merek di luar Toyota. 

"Betul, jadi kami sekarang itu sedang melakukan pengetesan mesin lain untuk Maung. Untuk base engine-nya tetap diesel dan kapasitanya juga tidak beda dari yang sekarang Maung pakai (Toyota Hilux)," ujar Abraham saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/2/2021).

Saat ditanya menggunakan mesin merek apa saja, Abraham menyebutkan sejauh ini ada tiga kandidat yang memiliki potensi untuk diaplikasi ke Maung nantinya. 

Ketiganya adalah mesin diesel milik Isuzu, Tata Motors, dan Ford yang diklaim langsung didatangkan dari Thailand. 

Namun untuk tipe mesin dieselnya sendiri, Abraham mengaku tidak begitu mengingat, hanya saja secara kubikasi tidak jauh berbeda dengan Hilux. 

"Sekarang ini ada 10 unit Maung yang kita tes menggunakan varian mesin diesel lain. Kandidatnya itu ada dari dieselnya Ford, lalu Isuzu D-Max, dan punya Tata juga kita tes," ucap Abraham.

Menurut Abraham, bila hasil pengujiannya cukup baik, maka Pindad juga akan mengaplikasi mesin-mesin tersebut untuk Maung yang bakal dijadikan sebagai pilihan untuk calon konsumennya.

"Kurang lebih kita jadikan seperti varian, selain Hilux ada pilihan mesin diesel juga dari merek-merek tadi, dan pastinya akan menjadi faktor penentu untuk kisaran harga Maung nanti," kata dia.

(Kompas)

Thailand to Upgrade Saab 340 AEW and Saab 340 SIGINT

26 Februari 2021

Saab 340 of 702 Squadron consist of two AEW and five SIGINT, COMINT, ELINT and transport aircraft (photo : Thai Defense News)

The Air Force currently operates seven aircraft in its 702 Squadron Wing 7, which are the same Saab 340 with different functions and equipment which can be categorized as.

The Saab 340 AEW, equipped with Erieye radar system, is Thailand's first pre-alert aircraft. Both Saab 340 (numbers 70201 and 70203) are second-hand aircraft coded FSR-890 from the Swedish Air Force, which are supplied with supply twelve Gripen fighters some 10 years ago, making the 702 fleet one of only two fleets in ASEAN with the capability to use Airborne Early Warning or control and alert aircraft. The other is the Singapore Air Force 111 squadron, which operates four G550 CAEW or Conformal Airborne Early Warning.

The Saab 340 AEW is the only pre-alert aircraft to operate within the Air Force's air defense network. It serves as a floating radar to complement the ground radar system and connect data to the Air Force Air Defense Network at the ground station for control and command. Therefore there is no ability to control and command by itself or to put it simply, there is no C after the AEW word AEW&C.

The Royal Thai Air Force has a project to upgrade Saab 340 AEW to AEW&C standard in FY2021 with a budget of approximately 4,500 million baht, including :

1. Modified the capability of the Saab 340 AEW to the SAAB 340 AEW&C and supporting pilot training, operator and maintenance staff domestic or international.

2. This gives the aircraft the ability to analyze, alert and monitor both air and sea at the near Real Time level, as well as transmit tactical information via the Network to Command and Control units and Operating Unit. The ability to send tactical information to an operational unit, or in other words, to send information directly to the fighter without going through a ground control center, that's the key factor that sets AEW apart from AEW&C.

3.Technology transfer of the Airborne Early Warning Radar and Airborne C2 systems, as well as training studies to enable aircraft maintenance on a self-reliance basis.

4.Obtained the right to develop a tactical linkage system with Air Force aircraft. That should mean that the Air Force wants to mount the Link-T on the Air Force-developed Saab 340 AEW&C on board. Or even license the Air Force to install the Link-16 in the future if needed.

In addition to the Saab 340 AEW, the Air Force has five other Saab 340s, which are general transports for use in the training and transport of personnel. Saab 340 numbers 70204, 70205, and 70206 as Signal Intelligence aircraft (SIGINT or Signal Intelligent). Saab 340 numbers 70202 and 70207, which is equipped with a signal intelligence device capable of both Communications Intelligence (COMINT), ie wiretapping from the communication network of enemy Electronic Intelligence (ELINT). Intelligence obtained by intercepting other electronic signals that are not used in enemy communications, such as radar signals, weapon navigation systems to be used for electronic warfare equipment such as RWRs or jammer devices, as well as for designing Electronic Attack techniques (EA).

Both aircrafts are designed and installed on the Saab 340 as well, but information about the systems and capabilities of the two Saab 340 SIGINTs are not yet available, but one is expected. It will be an installation of IAI Israel's ELL-8385 Electronic Intelligence System, an Integrated Electronic Support Measures and Electronic Intelligence System designed for high electronic signaling environments and designed for remote electronic intelligence missions. The system is able to search, intercept, analyze, identify, classify and track radar systems for both land, air and sea to generate news reports and provide tactical and strategic news information to be used in defense design. Have In terms of the intelligence signal to consider antennas already installed on the aircraft body, expected to install the system Intelligence signs of Rohde & Schwarz, which is used to locate the direction (Direction Finding) of the signal, track and locate. Including wiretapping of the enemy communication network.

See full article TAF

25 Februari 2021

Germany Orders Trophy APS for Bundeswehr Leopard 2s

25 Februari 2021

The BAAINBw has signed a government-to-government agreement with the Israel MoD for Rafael’s Trophy APS for installation in German Leopard 2 tanks (image : KMW)

Germany’s Federal Office for Bundeswehr Equipment, Information Technology and In-Service Support (BAAINBw) has signed a government-to-government agreement with the Israel Ministry of Defense (MoD) for Rafael’s Trophy active-protection system (APS) for installation in German Leopard 2 tanks, the MoD and Rafael announced in separate press releases on 23 February.

The Israel MoD said the programme, which is led by its Directorate of Defense R&D (MAFAT) and Rafael Advanced Defense Systems, covers the supply of systems for a tank company, interceptors, spare parts, and operational and technical training. The systems will be delivered over the next several years, the ministry added.


Rafael said it had been awarded a contract for an initial batch of Trophy systems and that Krauss-Maffei Wegmann (KMW) had also been awarded a contract. Rafael executive vice-president Ran Gozali, who heads the company’s land and naval division, said the two companies would integrate and install Trophy on the Leopard 2 and future platforms.

KMW told Janes on 23 February that it would install the systems on Leopard 2A6M3 tanks through to 2023. A KMW image of the tank after the upgrade designated it as the Leopard 2A7A1.

Rafael expected Germany to procure additional Trophy systems to equip most of its Leopard 2s.

Royal Thai Army will Purchase a Third Medium-sized Transport Aircraft C295W

25 Februari 2021

The first (serial 16150) and second (serial 16160) Airbus Defense and Space C295W transport aircrafts of 21st Aviation Battalion, Aviation Regiment, Army Aviation Center, Royal Thai Army (RTA) (photo : Ball Kittidej)

Department of Army Transportation Royal Thai Army on February 10, 2021 announce to the procurement plan for the purchase of a medium transport aircraft, amount 1, include ground equipment parts.

It should be clear that medium transport aircraft such is the airlifter  Airbus C295W that the Royal Thai Army has already acquired. 2 machines stationed at 21th Aviation Battalion, Aviation Department, Royal Thai Army Aviation Center (previously stationed in Airborne Division, Royal Thai Army Transportation Department).

The C295W is a medium-sized tactical airliner with two Pratt & Whitney PW-127G turboprop engines, power 2,645 HP and a travel speed of 240 knots.  Fuel tank capacity 7,500 liters, fuel consumption  762 liters/hour with a flying range of 2,220 nmi (3 tons payload), 1,800 nmi (5 tons payload), 735 nmi (8 tons max payload).
 

There is a system to adjust the air pressure in the cabin, equipped with 71-seat stretcher chairs, 50 paratroopers, maximum payload 8 tons, 24 stretchers, 5 pallet loading pads. 

The C295 has been in production since 1997, and the latest the C295W, was launched in 2013, with more than 30 countries worldwide currently ordering it, with a total supply order of 215, according to Airbus Europe.

The Royal Thai Army has used the airlifter C295W to support its various missions, such as air delivery training fixed line parachute and free fall of the Special Warfare School, Special Warfare Center.

It is understood that the Royal Thai Army needs a total of 4 medium-sized transport aircraft, 2 of which are currently active and plans to procure them, 1 with latest device. Therefore, it is likely that one unit of C295W is procured in the fourth phase in the future when the budget is approved.

(AAG)

Modern Naval Platforms to Beef up Navy Defense Capabilities

25 Februari 2021

BRP Antonio Luna (FF-151) and BRP Jose Rizal (FF-150) (photo : PN)

MANILA – The arrival of modern platforms like the Jose Rizal-class missile frigates will greatly improve the capabilities of the Philippine Navy (PN) to protect the country's vast waters.

PN public affairs office chief, Commander Benjo Negranza, said this when asked late Wednesday regarding the arrival of more modern assets for the Navy.

"As a former CO (commanding officer), I feel elated that the Armed Forces will be better enabled and capacitated to fulfill our mandates with these modern platforms," he said to the Philippine News Agency.

Negranza's last command before taking over the Navy public affairs office was the research vessel BRP Gregorio Velasquez (AGR-702).

Meanwhile, Navy Capt. Jonathan Zata, the former skipper of the BRP Dagupan (LC-550), said he is proud to witness the PN's steady transformation into a more capable force.

"(I) am proud and deeply honored to be witnessing the Navy's steady transformation into a more capable force especially with the arrival of the second Jose Rizal-class frigate. Today's sailors and skippers are better-motivated seeing that we now have (these) new capabilities to better serve the country," he added in a message to the PNA.

Earlier, the PN said it will be holding the arrival ceremony for the second guided-missile frigate, the BRP Antonio Luna (FF-151), at Pier 13, South Harbor, Manila Friday.

The BRP Antonio Luna entered Capones Island, Zambales last February 9 or four days after leaving Ulsan, South Korea last February 5.

The ship also sailed in formation with the Navy's first guided-missile frigate, BRP Jose Rizal (FF-150), through Manila Bay before proceeding to its anchorage area in Subic, Zambales where the crew and Hyundai Heavy Industries (HHI) personnel observed a mandatory quarantine period due to the ongoing coronavirus disease 2019 (Covid-19) pandemic.

The first frigate, BRP Jose Rizal, was delivered and subsequently commissioned last July 10. BRP Antonio Luna's keel-laying on May 23, 2019, coincided with the launch of BRP Jose Rizal.

The contract for the BRP Jose Rizal and the BRP Antonio Luna was placed at PHP16 billion, with another PHP2 billion for weapon systems and munitions.

Both ships are capable of surface, sub-surface, air, and electronic warfare using state-of-the-art electronic sensors, long-range missiles, acoustic guided torpedoes, and an embarked anti-submarine helicopter. 

(PNA)

EXCALIBUR ARMY has Signed an Agreement on the Production of Rocket Launchers on Tatra chassis in Indonesia

25 Februari 2021

PT Republik Defensindo will produce rocket launcher with 8x8, 6x6, and 4x4 chassis in Batam (photos : Excalibur Army)

On Monday, February 22, EXCALIBUR ARMY signed an agreement with the Indonesian company PT REPUBLIK DEFENSINDO on the joint production of RM-70 Vampire rocket launchers in Indonesia. Production of rocket launchers will begin this year. The project is a continuation of the cooperation between the two companies and follows on from the supply of Czech RM-70 Vampire rocket launchers for the Indonesian Armed Forces in recent years.


As part of the IDEX 2021 trade fair, a contract between EXCALIBUR ARMY and PT REPUBLIK DEFENSINDO (PT. RDI) on the joint production -of 122 mm RM-70 Vampire rocket launchers on Tatra chassis was signed on 22 February at the CZECHOSLOVAK GROUP (CSG) holding exhibition- in Indonesia and the transfer of the necessary technologies. Production of rocket launchers with 4x4, 6x6 and 8x8 chassis in Batam and deliveries to the Indonesian armed forces will begin as early as 2021. The agreement creates potential for export orders and cooperation in the tens of millions of dollars.


In 2016, EXCALIBUR ARMY delivered the first batteries of RM-70 Vampire rocket launchers to Indonesia, including special support and command vehicles, which were manufactured and assembled in cooperation with Czech and Slovak companies. EXCALIBUR ARMY also provided training and education for crews and rocket launchers. In addition, EXCALIBUR ARMY and its partners have delivered amphibious bridge vehicles or Pandur II 8x8 armored vehicles to Indonesia in recent years.


About CZECHOSLOVAK GROUP holding
CZECHOSLOVAK GROUP (CSG) is a holding company continuing the tradition of Czechoslovak industry. It supports the development of traditional Czech and Slovak companies engaged in defense and civil industrial production and trade. The companies included in the CSG holding, which generated sales of more than CZK 28.5 billion in 2019, have more than 8,200 employees. The main fields of CSG are engineering, automotive, railway, aerospace and defense industries. Thanks to the holding's strong pro-export orientation, CSG products can be found on all continents and the number of its customers is constantly growing.


The company EXCALIBUR ARMY belonging to the CZECHOSLOVAK GROUP holding company is a Czech manufacturer and seller of heavy military vehicles, spare parts, weapons, ammunition and other military equipment. It focuses on the development, production of modern vehicles, service, overhaul and modernization, including major upgrades, mainly ground military equipment. The company has customers all over the world and cooperates with renowned world producers of security technologies.

Lumindo Dapatkan Kontrak Baru Rekondisi Ranpur Marinir

25 Februari 2021

Kedatangan ranpur BMP-3F dan RM-70 Grad (all photos : Lumindo Artha Sejati)

Akun PT Lumindo Artha Sejati pada tanggal 17 Februari dan 21 Februari lalu memuat kedatangan 2 tipe kendaraan tempur Korps Marinir dari Pasukan Marinir 2 Surabaya ke perusahaan ini untuk menjalani rekondisi.

Adapun ranpur yang datang kali ini adalah 2 unit kendaraan peluncur roket RM 70 Grad, dengan no registrasi : AL. 9728-05 dan AL. 9730-05 serta 5 unit tank amfibi BMP3F dengan no registrasi AL. 9824-05, AL. 9825-05, AL. 9828-05, AL. 9831-05, dan AL. 9843-05.


Menurut SIPRI, Korps Marinir mempunyai 17 kendaraan peluncur roket yang datang secara bergelombang masing-masing 6 unit RM-70 Grad pada tahun 2004, 3 unit RM-70 Grad pada tahun 2008, dan 8 unit RM-70 Vampir pada tahun 2016.

Sedangkan untuk Tank BMP-3F, kedatangan 17 unit pertama pada tahun 2010, disusul kedatangan kedua sebanyak 37 unit pada 2014, dan pada tahun 2019 melakukan pesanan lagi sebanyak 22 unit bersamaan dengan pesanan 21 kendaraan pendarat amfibi BT-3F pada tahun 2019.


Bagi Lumindo, pekerjaan rekondisi ranpur Marinir ini bukan yang pertama-kalinya dilaksanakan, sebelumnya perusahaan telah melakukan rekondisi kendaraan pendarat amfibi BTR-50, tank amfibi PT-76, dan kendaraan peluncur roket RM-70 Grad, sedangkan untuk BMP-3F ini adalah yang pertama.

Jika melihat dari tahun kedatangan, pekerjaan rekondisi kendaraan peluncur roket RM-70 Grad ini adalah untuk mengembalikan lagi ranpur 2004 agar tetap prima digunakan, setelah ini selesai akan melangkah bagi ranpur yang diterima pada tahun 2008. 

Kemudian untuk rekondisi Tank BMP-3F yang datang pertama tahun 2010, hal ini membuktikan bahwa komitmen untuk melakukan rekondisi ranpur telah mulai dilakukan semenjak ranpur berusia 10 tahun. 

(Defense Studies)


24 Februari 2021

Pindad-Caracal Lakukan Kerjasama Produksi Pengerjaan Komponen dan Perakitan Senjata

24 Februari 2021

Senapan serbu dan sub-machine gun produksi Caracal UAE (photos : Caracal)

Industri Pertahanan Indonesia Siap Ekspansi

Abu Dhabi, Gatra.com-Masa pandemi Covid-19 global tidak menyurutkan industri pertahanan Indonesia melakukan ekspansi. BUMN Industri Pertahanan yang terdiri dari PT Len Industri (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) mengikuti ajang Pameran IDEX & Navdex 2021 yang digelar pada tanggal 21 hingga 25 Februari 2021 di Abu Dhabi. Kementerian Pertahanan RI menginisiasi keikutsertaan pameran bersama industri pertahanan Indonesia dengan mendirikan Paviliun Indonesia dalam pameran internasional 2 tahunan ini.

Dalam lawatan tersebut, Kementerian Pertahanan yang diwakili Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan) Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Dadang Hendrayudha didampingi Dubes RI di UAE pada 21 Februari 2021 lalu dan diterima oleh CEO Caracal, Mr Hamad Al-Marari menjalin kerjasama dengan Caracal dari Edge Group Uni Emirat Arab (UEA).

Caracal sendiri merupakan pabrik senjata yang berada di dalam holding industri pertahanan Edge Group, UAE. Caracal memiliki produk jenis senapan serbu, pistol, sniper dan submachine gun. Caracal memiliki kerjasama dengan PT Pindad (Persero) dalam hal memenuhi kebutuhan senapan serbu Kopasus TNI. Pindad telah melakukan demo produk Caracal pada TNI di Desember 2020.

Nantinya, seperti dikutip dari kemhan.go.id, Carcal melakukan kerjasama produksi pengerjaan komponen dan perakitan senjata di Pindad, termasuk kerjasama memenuhi kebutuhan ekspor di kawasan Asia Tenggara. Laras buatan Pindad sendiri telah dikirim ke Caracal dan diujicoba. Hasilnya, dinyatakan baik.


MoU yang telah ditandatangai antara Pindad dan Caracal kemudian akan ditingkatkan menjadi Industrial Cooperation Agreement. Rencananya akan ditandatangani di Indonesia pada Indonesia-Emirates Amazing Week 2021 di Jakarta, 5 Maret 2021 mendatang.

Transformasi Holding BUMN Industri Pertahanan

Rencana ekspansi industri pertahanan juga sejalan dengan upaya transformasi holding bumn pertahanan. Holding BUMN Industri Pertahanan Indonesia dengan nama DEFEND ID ini akan melebur Lima (5) perusahaan BUMN yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT Dahana dan PT Len Industri sebagai holding company (induk perusahaan).

Sebagai langkah untuk masuk ke global supply chain technology partner, Len Industri dan BUMN Industri Pertahanan memiliki rencana strategic partnership dengan perusahaan global di 3 matra (darat, laut, udara). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi kunci dan memandirikan industri pertahanan dalam negeri. Sehingga berimbas pada peningkatan sustainability dan skala bisnis, adanya recurring income dari bisnis MRO (Maintenance, Repair & Overhaul), hingga pengurangan ketergantungan impor produk utama.

DEFEND ID memiliki target ambisius dalam jangka waktu menengah ke depan, yakni menjadi Top 50 perusahaan bidang industri pertahanan di dunia. Selain juga mencanangkan target skor TRL & MRL (Technology Readiness Levels & Manufacturing Readiness Level) di angka 8-8 dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 50% untuk proyek-proyek pertahanan.

See full article Gatra