31 Januari 2022

TLDM Jangka Mula Bina Delapan Kapal LMS Batch-II Tahun ini Atau Tahun Depan

31 Januari 2022

Delapan kapal LMS batch kedua sedang diupayakan (photos : TLDM)

(DEFENCE SECURITY ASIA) – Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) menjangkakan akan memulakan projek pembinaan kumpulan kedua lapan buah kapal Littoral Mission Ship (LMS) pada tahun ini atau pada tahun depan.

Panglimanya Laksamana Tan Sri Mohd Reza Mohd Sany berkata TLDM sedang berusaha untuk memastikan projek pembinaan kapal-kapal LMS batch ke-2 berjaya dilaksanakan.

“Kita jangkakan kapal-kapal LMS batch kedua akan dapat direalisasikan pada tahun ini atau tahun depan, kita sedang usahakan ke arah itu,” kata beliau kepada pemberita pada majlis pentauliahan kapal LMS keempatnya iaitu KD Rencong di Pangkalan TLDM, Sepanggar hari ini.

Setakat ini katanya, pihak TLDM masih belum memutuskan pihak mana yang akan membuatnya atau rekabentuknya.


Ia menimbulkan persoalan sama ada kapal-kapal LMS batch kedua yang bakal diperolehi oleh TLDM akan dibuatkan di limbungan-limbungan dalam negara negara atau limbungan kapal luar negara, sebagaimana empat buah kapal LMS Batch Pertama yang dibina di China.

Terdapat laporan mengatakan bahawa TLDM akan memperolehi tiga buah kapal LMS Batch Kedua terlebih dahulu dalam fasa pertama manakala kapal-kapal selebihnya bakal diperolehi pada fasa kedua.

Perolehan lapan buah kapal LMS Batch Kedua pada Rancangan Malaysia ke-12 (2021-2025) sudah semestianya akan meningkatkan kemampuan TLDM terutamanya dalam memelihara kedaulatan kawasan perairan negara terutama di Laut China Selatan yang sedang berhadapan dengan pencerobohan kapal-kapal pengawal pantai China.

Perolehan lapan buah kapal LMS Batch Kedua oleh TLDM itu turut diperkatakan oleh Timbalan Menteri Pertahanan Datuk Seri Ikmal Hisham Abdul Aziz di Parlimen pada akhir tahun lepas.


“Untuk memastikan kedaulatan sempadan maritim negara sentiasa terpelihara, TLDM akan memperolehi lapan buah kapal Littoral Mission Ship (LMS) dan 13 buah Fast Interceptor Craft (FIC) di dalam RMK-12,” kata Ikmal.

Panglima TLDM hari ini mentauliahkan kapal LMS miliknya yang keempat iaitu KD Rencong di Pangkalan TLDM, Sepanggar.

Mohd Reza turut memakaikan insignia pemerintahan kepada Pegawai Memerintah Pertama KD Rencong kepada Komander Khairuddin Ahmad@Hassan.

Mohd Reza berkata KD Rencong adalah sebuah daripada empat buah LMS yang telah diperoleh menerusi program transformasi TLDM 15 to 5.


“Dengan kehadiran LMS KD Rencong yang berpangkalan di Kota Kinabalu, saya yakin ia akan meninggkatkan lagi keupayaan Armada Timur bersama kapal LMS yang lain iaitu KD Keris, KD Sundang dan KD Badik,”kata beliau.

KD Rencong mula dibina pada 19 Sept 2019 di Wuhan, China sebelum belayar ke Malaysia sejauh 1,811 batu nautika pada 21 Dis tahun lepas dan tiba di Pangkalan TLDM Kota Kinabalu pada 28 Dis.

Occar and Australia Signed Framework Agreement Facilitate Australias Participation OCCAR Programmes

31 Januari 2022

Boxer 8x8 the Next Generation of Multi Role Armoured Vehicles (photo : OCCAR)

A Framework Agreement that provides the legal mechanism for Australia’s participation in OCCAR defence equipment programmes came into force on 25/01/2022.

The OCCAR Director, Admiral Matteo Bisceglia stated: “The Framework Agreement with Australia highlights one of the Baden-Baden founding principles of OCCAR, namely that OCCAR programmes are open to participation by non-OCCAR Nations on fair and open terms. The Agreement also confirms the belief of Nations in OCCAR’s capacities to manage complex cooperative programmes.”

This Agreement will offer opportunities for Australia to collaborate on advanced defence technology with OCCAR’s Programme Participating States and will facilitate greater Australian defence industry integration with European-based primes.

The Australian commitment is most welcome and a clear recognition of OCCAR’s capability in managing complex cooperative armaments programmes. It strengthens OCCAR in its beliefs that cooperation at all international levels is the most appropriate road towards successfully achieving strategic objectives in the most economical way.

Australia is interested in a number of OCCAR Programmes including the Tiger Helicopter Programme, the Boxer Multi Role Armoured Vehicle Programme, and the Light Weight Torpedo Programme.

About OCCAR
OCCAR (Organisation Conjointe de Coopération en matière d'Armement / Organisation for Joint Armament Co-operation) is an international organisation whose core-business is the through life management of cooperative defence equipment programmes.

The organisation was established by means of the OCCAR Convention which is equivalent to an international treaty.

The current OCCAR Member States are: Belgium, France, Germany, Italy, Spain and the United Kingdom.

It is OCCAR's vision to be a centre of excellence in its business domain. This is underpinned by the implementation of a comprehensive business management framework, comprising a Quality Management System which attained the ISO 9001:2000 certification in July 2005. In 2017, the OCCAR Quality Management System was certified against the new ISO 9001:2015 standard.

Programmes

China to Give Second-hand Submarines to Thailand

31 Januari 2022

Beijing is donating either two Ming- or Song-class boats to Thailand for training purposes (photo : thaiger)

China will give two submarines to Thailand so it can train more effectively as it awaits the delivery of its first new boat.

China is offering military assistance to Thailand by giving two second-hand submarines to the Royal Thai Navy (RTN) for training, since its S26T submarine on order is unlikely to be completed on time.

China will supply a pair of either Type 035B Ming-class or Type 039 Song-class boats, with both models still in service with the People’s Liberation Army Navy.

Currently, the RTN is preparing facilities to support submarines. The availability of these two boats in the near future will allow them to train and learn to operate submarines while waiting for S26T submarines.

(Shephard)

30 Januari 2022

Satuan Baru TNI, Koopsudnas dan Koarmada

30 Januari 2022

Pesawat tempur TNI AU (photo : Headtopics)

Mengenal Tugas Koopsudnas, Satuan Baru TNI

JAKARTA, KOMPAS.com - Markas Besar (Mabes) TNI mempunyai satuan atau organisasi baru bernama Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas). Pembentukan satuan baru ini sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI. 

Dalam Surat Keputusan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, Nomor Kep 66/1/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI, tertanggal 21 Januari 2022, Andika menunjuk Marsekal Madya Andyawan Martono menjadi panglima Koopsudnas pertama. Promosi jabatan yang diterima Andyawan juga bersamaan dengan pemberhentian dan pengangkatan terhadap 327 perwira tinggi TNI lainnya. Sebanyak 28 perwira tinggi masuk ke dalam jabatan satuan-satuan baru TNI. 

"Seperti Komando Armada TNI AL, Komando Operasi Udara Nasional TNI AU, Pusat Psikologi TNI, Pusat Pengadaan TNI dan Pusat Reformasi Birokrasi TNI," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Prantara Santosa dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/1/2022). 

Berdasarkan Pasal 58 Perpres Nomor 66 Tahun 2019, Koopsudnas bertugas menyelenggarakan operasi pertahanan matra udara. Tugas yang diemban Koopsudnas sesuai dengan kebijakan panglima TNI dan penegakan hukum serta menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai peraturan perundang-undangan. 

Koopsudnas dipimpin oleh seorang panglima Koopsudnas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada panglima TNI. 

Dalam pelaksanannya, panglima Koopsudnas dibantu kepala staf Komando Operasi Udara Nasional, panglima Komando Operasi Udara, komandan Komando Pasukan Gerak Cepat, inspektur Komando Operasi Udara Nasional, dan kepala Kelompok Staf Ahli Panglima Komando Operasi Udara Nasional. 

Lalu, tujuh asisten Komando Operasi Udara Nasional, kepala staf Komando Operasi Udara, inspektur Komando Operasi Udara, wakil komandan Komando Pasukan Gerak Cepat, inspektur Komando Pasukan Gerak Cepat, komandan Komando Sektor Komando Operasi Udara, dan komandan pangkalan TNI Angkatan Udara Tipe A. 

Sedangkan, susunan organisasi Koopsudnas dan satuan di bawahnya dibentuk secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan. 

Andika menjelaskan, untuk pertahanan udara, TNI sebelumnya memiliki satuan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohahudnas). Satuan ini masih di bawah Mabes TNI. 

Sedangkan, Koopsudnas ada di bawah TNI AU yang berkepentingan untuk melakukan ofensif atau serangan. 

"Sehingga antara ofensif dan difensif itu di-manage oleh dua satuan (Kohahudnas dan Koopsudnas) yang berbeda," kata Andika di Gedung DPR, Jakarta, Senin kemarin. 

Andika menjelaskan, pembentukan satuan ini agar kesatuan komando lebih dapat dikendalikan.

"Sehingga unity of command atau kesatuan komando itu bisa lebih dipegang oleh angkatan udara (Koopsudnas) walaupun dalam hal operasional tetap di bawah panglima TNI," katanya. (Kompas)

Armada kapal perang TNI AL (photo : Koarmada1)

Mengenal Koarmada RI, Satuan Baru TNI AL Dipimpin Laksamana Bintang 3

Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam mutasi besar-besar perwira tinggi di tubuh TNI, ada satu jabatan baru yang diisi oleh perwira tinggi bintang tiga dari Angkatan Laut. Jabatan baru tersebut adalah Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI) yang akan dipimpin panglima dengan pangkat laksamana madya (laksdya).

Pangkoarmada pertama yang baru saja ditunjuk oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa adalah Laksdya Agung Prasetiawan yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Pusat Hidro Oseanografi AL.

Sebelum ada Koarmada ini, di tubuh TNI AL dikenal tiga komando armada yakni Komando Armada I hingga III. Tiga Komando Armada ini dipimpin oleh laksamana bintang dua (laksamana muda).

Komando Armada I berbasis di Jakarta, Komando Armada II di Surabaya dan Komando Armada III di Sorong.

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Yudo Margono sebelumnya mengatakan, Koarmada ini nantinya akan membawah tiga komando armada yang sudah lebih dulu ada ini.

Pembentukan Koarmada RI ini, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI.

Yudho menjelaskan sebelumnya istilah penamaan yang dipakai adalah Komando Armada Besar. Kini berdasarkan perpes tersebut penamaan diganti menjadi Koarmada RI.

Dalam pelaksanaanya, Pangkoarmada RI akan dibantu oleh Kepala Staf, Inspektur, Kepala Kelompok Staf Ahli, tujuh Asisten. Komandan Komando Latihan, Komandan Komando Operasi Kapal Selam, hingga Komandan Komando Penyelam dan Penyelamatan Bawah Air dan beberapa jabatan lain.

Yudo beberapa waktu lalu menjelaskan pembentukan Koarmada RI ini berdampak pada perubahan prosedur, hubungan dan mekanisme kerja.

Ia mengatakan penambahan organisasi ini tidak hanya dipandang sebagai penambahan jumlah perwira tinggi berpangkat bintang tiga saja, melainkan sebagai wujud efektifitas pelaksanaan tugas angkatan laut.

Markas Koarmada RI ini nanti direncakan akan ada di Jakarta menempati markasi Koarmada I saat ini.

Sementara markas Koarmad I akan dipindahkan ke wilayah Kepulauan Riau.

Kepala Dinas Penerangan Koarmada I, Letkol Laode mengatakan lokasinya masih dalam pengkajian.

Alasan pemindahan itu, kata Laode seiring dengan dibentuknya Koarmada RI berdasarkan perkembagan lingkungan strategis, mendekatkan administrasi satuan operasional TNI AL ke daerah operasi yaitu Natuna dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I.

"Membentuk Mako Koarmada yang ideal dimana seluruh jajarannya berada pada satu wilayah sehingga memudahkan pola pembinaan material dan personel," ujar Laode kepada wartawan, Jumat (21/1).

Meskipun masih dalam tahap pengkajian, Laode menjelaskan ada beberapa aspek yang menjadi perhatian. Di antaranya aspek operasional, personel, sarana dan prasarana, logistik termasuk anggaran.

Dalam pengkajianya pemindahan mako itu, dia menjelaskan paling lama target itu rampung dalam waktu tiga bulan.

"Paling lama 3 bulan," kata Laode.

(CNN)

Menteri Pertahanan Prabowo Tinjau Progress Modernisasi C130H Di GMF

30 Januari 2022

Kunjungan Menhan ke fasilitas GMF (photos : Kemhan)

BisnisNews.id -  Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto kunjungi  Hanggar 4 GMF.  Menhan  dan rombongan ke GMF ini disambut langsung Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra, beserta jajaran direksi GMF dan Garuda Indonesia.

Kunjungan Menhan  ini bertujuan untuk meninjau progress project Modernisasi Kokpit dan Penggantian Center Wing Box (CWB) untuk pesawat C130H milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).


Project yang dimulai sejak Desember 2021 lalu ini merupakan pengalaman pertama GMF dalam pengerjaan modernisasi kokpit dan penggantian CWB untuk pesawat C130H. Dengan dukungan transfer teknologi dari produsen pesawat, project itu  telah menyelesaikan tahap removal sejumlah bagian pesawat seperti propeller, engine, dan outer wing. 

Saat ini, GMF tengah melakukan tahap removal CWB.  Pengerjaan pesawat C130H pertama ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 2022 mendatang.  

Dalam prosesnya, Andi menekankan bahwa pihaknya senantiasa memastikan aspek safety terpenuhi sesuai dengan standard kualitas yang berlaku. "Suatu kehormatan bagi GMF untuk dapat menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Republik Indonesia dan dipercaya untuk turut menjaga kelaikudaraan pesawat angkut militer milik TNI AU. Guna menjaga aspek safety, GMF telah mengantongi sertifikasi dari Indonesia Defence Airworthiness Authority (IDAA)."

GMF juga terus membangun kolaborasi dengan experienced partner, serta memastikan kesiapan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, termasuk diantaranya material, sumber daya manusia, sistem, fasilitas, tools dan equipment,” terang Andi. 

GMF juga Membuat SmartDock

Untuk menunjang pengerjaan pesawat, GMF juga membuat SmartDock, yakni tangga perawatan pesawat yang dirancang khusus untuk tipe pesawat tersebut dan dilengkapi dengan sejumlah fitur canggih. Fitur ini mendukung dilakukannya otomasi, mempermudah proses pemeliharaan pesawat, serta meningkatkan aspek safety dan keamanan.

Center Wing Box C-130 Hercules (image : USAF)

SmartDock ini, kata Andi, juga telah dinyatakan memenuhi persyaratan dari produsen pesawat terkait, serta memenangkan penghargaan Adhikara Rekayasa Kategori Engineering, Procurement, & Construction dalam ajang Persatuan Insinyur Indonesia Award 2021. 

Sementara itu, Menhan  Prabowo Subianto mengungkapkan apresiasinya atas upaya GMF dalam menunjang langkah pemerintah untuk melakukan peremajaan armada yang dimiliki. “Harapannya, apabila Indonesia memiliki kapabilitas, pekerjaan perawatan pesawat dapat memaksimalkan sumber daya yang ada di dalam negeri,” tutur dia.

"Project ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian nasional dalam pemeliharaan alutsista," tabdas Menhan Prabowo.

The RTAF has Deployed F-16A ADF Fighter Jets Stationed in Squadron 103 after moving from Squadron 102

30 Januari 2022

Royal Thai Air Force's F-16A Block 15 ADF (photos : Thai Fighter Club)

Public relations video published by Royal Thai Air Force 1 (RTAF) Korat Squadron on Youtube channels and online social media, which is a series of public relations continuously since January 2022, the latest on January 24, 2022.

It is an introduction to the fighter aircraft Lockheed Martin F-16A Fighting Falcon (local name : Type 19) stationed in Squadron 103, Wing 1 since visiting the simulator on Explore the F-16A fighter plane parked in the hangar and engine maintenance workshops that can be done in the country.

Part of the video also revealed a picture of the fighter aircraft F-16A ADF (Air Defense Fighter) Squadron 103 No. 10335 and the production line 820989 armed with a short-range air-to-air missile AIM-9M. Sidewinder and pod ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation).

This short animation indicates that the fighter aircraft F-16A ADF transferred from Squadron 102 to join the 103 Squadron as of September 28, 2021, the new colors and markings of Squadron 103 have been repainted.

While still stationed in the 102 Squadron F-16A/B ADF does not have the production line numbers on the rudder like the F-16A/B Block 15 OCU Squadron 103 supplied in the Peace Naresuan I, II and Peace Carvin I programs, the Singapore Air Force (RSAF).

Production line 82-0989 of F-16A ADF number 10335, thus indicating that this machine was originally F-16A ADF number 10216 that was previously stationed in the United States Air Force (USAF) was supplied in the Peace Naresuan IV program in 2003.


It was not revealed that there was a F-16A ADF transferred from Squadron 102. How many machines are put into service in the 103 Squadron, but if counting from F-16A No. 10325, production line 870399, one of the 7 machines that were procured from Singapore in the year 2005, which is the latest number in the 103 Squadron.

It may be expected that there will be at least 10 F-16A ADFs that have been deployed to the 103 Squadron from the numbers 10326, 10327, 10328, 10329, 10330, 10331, 10332, 10333, 10334 and 10335, which can be confirmed will have to wait for the publication of images of other numbers to be revealed later.

Moving pictures of F-16A ADF No. 10207, production line 81-0690, to be displayed at the front of Wing 1's door in December 2021, it was one of the machines that have been retired since March 30, 2021.

Squadron 103 received 12 fighter aircraft F-16A/B Block 15 OCU in the Peace Naresuan I project in the year 1988, Peace Naresuan II Project, 6 units in 1991 and Peace Carvin I from Singapore, 7 units, total 25 units.

Squadron 102 received 16 fighter aircraft F-16A/B Block 15 ADF in the Peace Naresuan IV project, which until now F-16A/B fighter aircraft of Squadron 1 have been lost. from various accidents and retired due to a number of expired aircraft structures.

The Royal Thai Air Force wants to procure new attack fighters to replace the F-16A/B ADF Squadron 102 in the budget of the year 2023, which looks to the Lockheed Martin 5th-generation fighter aircraft F-35 Lightning II.

(AAG)

29 Januari 2022

Royal Australian Air Force in Guam for Exercise Cope North 2022

29 Januari 2022

RAAF F-35A Lightning II (photos : Aus DoD)

The Royal Australian Air Force (RAAF) will deploy aircraft and personnel to Guam and the Commonwealth of Northern Mariana Islands to conduct Exercise Cope North 2022 with the United States Air Force (USAF) and the Japan Air Self-Defense Force (Koku-Jieitai) from 2 to 18 February 2022.

The trilateral exercise is focused on increased interoperability of the RAAF, USAF and Koku-Jieitai through combined tactics, techniques and procedures for humanitarian assistance and disaster relief (HADR) operations and large-force employment.

The RAAF Task Unit Commander, Group Captain Andrew McHugh, said Cope North 2022 will be an excellent opportunity to further enhance interoperability between the tri-lateral forces.

“We are very pleased to be heading back to Guam for Cope North 2022, which will provide invaluable experience for our personnel and enhances the effectiveness of the RAAF,” Group Captain McHugh said.

“Through Cope North 2022, we are focused on deepening relationships and strengthening engagement with the USAF’s Pacific Air Force and the Koku-Jieitai to contribute to our shared vision of an open, inclusive and resilient Indo-Pacific.”


The RAAF will deploy the E-7A Wedgetail, C-27J Spartan, KC-30A multi-role tanker transport and F-35A Lightning II fighters, alongside a contingency response squadron focused on HADR training.

“Cope North 2022 will enhance the tri-lateral forces’ capability for HADR in the Indo-Pacific, ensuring a highly effective and professional response, when needed,” Group Captain McHugh said.

“We are committed to developing an intelligent and skilled workforce with exercises such as Cope North providing the opportunity to operate as a combined force with the United States and the Japan, and ensure our people can deliver air power when required.

Exercises remain critical to preparedness for the Australian Defence Force. RAAF personnel deploying for Exercise Cope North 2022 have been fully vaccinated for COVID-19 prior to their departure and will comply with all directions as required.

Ini Alasan Pemerintah Mengajukan Lelang Dua Kapal Perang ke DPR

29 Januari 2022

KRI Teluk Mandar 514 (photo : Kumparan)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Andika Perkasa mengajukan rencana penjualan dua kapal perang Indonesia ke DPR RI.

Dua kapal tersebut adalah Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 dan Kapal KRI Teluk Penyu-513 yang dianggap pemerintah dan TNI sudah rusak berat dan tidak layak pakai. Oleh sebab itu akan dijual dengan menggunakan skema lelang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengajuan penjualan dengan skema lelang ini telah melalui proses penelitian dan kajian mendalam oleh Tim Pengkajian, kemudian Kepala Staff Angkatan Laut mengajukan ini ke Panglima TNI.

Panglima TNI pun telah meneruskan pengajuan ini ke Menteri Pertahanan dan dilanjutkan kepada Menteri Keuangan selaku institusi yang akan melelang. Setelah itu Presiden Jokowi pun telah dimintai persetujuan, setelah itu diajukan permohonan persetujuan juga ke DPR RI hari ini.

"Penjualan BMN (Barang Milik Negara) ini karena kondisi kapal sudah rusak berat, tidak efisien diperbaiki serta apabila dihapuskan tidak menggangu penyelenggaraan tugas dan fungsi TNI AL," kata Sri Mulyani di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Sri mengungkapkan, Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 sebelumnya diperoleh atau dibeli dengan nilai Rp121,89 miliar pada 1979. Kapal ini berada dalam lokasi Dermaga Koarmada II Surabaya.

KRI Teluk Penyu 513 (photo : TribunNews)

Adapun Kapal KRI Teluk Penyu-513, menurut Sri nilai pembeliannya pada 1979 adalah Rp121,34 miliar. Lokasinya juga berada di Dermaga Koarmada II Surabaya. Alih status kedua kapal ini menurutnya diajukan Kemenhan sebelumnya sebagai terumbu karang.

"Alih status eks KRI Teluk penyu disampaikan Kemenhan dengan menyampaikan usulan agar status KRI dijadikan terumbu karang di perairan Nusa Dua melalui surat 19 Mei 2021 dan ini tidak dapat dilanjutkan oleh karena itu diajukan proses perizinan penjualan," ungkap Sri.

Prabowo menambahkan, dengan hasil pengkajian yang mendalam, nilai taksiran dari Kapal KRI Teluk Penyu-513 ini limitnya sebesar Rp4,91 miliar. Sementara itu, Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 nilai limitnya Rp695 juta.

"Perbedaan harga kedua kapal tersebut terjadi karena ada perbedaan indeks harga dari besi baja. Jadi pada saat ditaksir KRI Teluk Penyu 513 itu harga baja besinya Rp4.500 per kg. Begitu KRI Teluk Mandar yang dievaluasi harganya Rp2.500 per kg. Itu dilakukan tim lelang," papar Prabowo.

(Tempo)

KRI Teluk Sampit 515 (photo : InaKoran)

Selain KRI Teluk Mandar 514 & Teluk Penyu 513, KRI Teluk Sampit 515 Sudah Disetujui untuk Dihapus

Selain KRI Teluk Mandar 514 dan KRI Teluk Penyu 513, ada satu kapal lagi yang sudah disetujui Presiden Jokowi untuk dihapus yakni KRI Teluk Sampit 515.

"Kami laporkan bahwa pada tanggal 15 Desember 2021 juga telah telah muncul keputusan Presiden, ada satu lagi kapal yang sejenis ini sebenarnya," kaya Yudo.

"Kami izin juga bisa dimasukkan dalam rapat ini. Sehingga dari 513, 514 ada satu lagi KRI Teluk Sampit 515. Jadi juga tinggal menunggu persetujuan DPR RI. Jadi tidak 2 kapal, namun 3 kapal," lanjut dia.

Yudo menjelaskan, kondisi ketiga kapal yang sudah disetujui Jokowi untuk dihapus sudah tidak dapat dioperasikan dengan baik.

Bahkan, personel awak kapal tersebut juga sudah ditarik.

"Anjungan juga dari badan kapal kondisinya memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dioperasikan, dan saat ini pada kapal yang bersamaan juga telah tenggalam karena memang sudah tidak ada perawatan. Jadi begitu dikatakan kapal ini sudah dihapus atau diajukan penghapusan kapal ini sudah tidak ada perawatan lagi dan personElnya juga akan ditarik," beber dia.

Yudo mengatakan, TNI AL sudah mengajukan untuk menghapus 22 KRI. Namun, saat ini baru tiga kapal yang disetujui untuk dihapus.

"Bahwa di TNI AL saat ini ada 22 KRI yang diajukan untuk penghapusan selain dari 2 kapal yang sekarang ini diajukan ke DPR ini kondisi kapal yang tenggelam satu di Surabaya dari Teluk Ratai 509, kemudian KRI Nusa Utara 584 ini ada di Bitung, Manado, kemudian KRI Pati Unus ini ada di Belawan," jelas dia.

(TribunNews)

DND Inks P18.9-B Cruise Missiles Deal with Indian Firm

29 Januari 2022

Signing the contract for thae Brahmos missile (photo : DND)

MANILA – The Department of National Defense (DND) on Friday officially signed the contract for the acquisition of Indian-made BrahMos medium-range ramjet supersonic cruise missiles.

Defense Secretary Delfin Lorenzana and BrahMos Aerospace director general Atul Dinkar Rane signed the contract worth PHP18.9 billion in a virtual ceremony at the DND headquarters in Camp Aguinaldo, Quezon City.

Indian Ambassador to the Philippines Shambhu physically represented New Delhi in the event.

Lorenzana said the signing of the BrahMos contract is a milestone for the Armed Forces of the Philippines (AFP).

"As Secretary of National Defense, I am elated to be part of this huge milestone for the AFP. The acquisition of Shore-Based Anti-Ship Missiles for the PN was first conceptualized in 2017. We are glad that in 2020, President Rodrigo R. Duterte finally approved its inclusion in Horizon 2 priority projects under the Revised AFP Modernization Program," he added.

Three batteries of the BrahMos cruise missiles will be acquired by the country under this contract.

Earlier, Lorenzana said the deliveries of the BrahMos for the PN's Shore-Based Anti-Ship Missile System Acquisition Project are expected to start within a year.

On December 31, the DND chief signed the notice of award for the Navy BrahMos' acquisition project which is a government-to-government deal signed with India.

"It includes the delivery of three batteries, training for operators and maintainers as well as the necessary Integrated Logistics Support (ILS) package. Conceptualized as early as 2017, the Office of the President approved its inclusion in the Horizon 2 Priority Projects in 2020," he added.

A missile battery typically consists of three mobile autonomous launchers with two or three missile tubes each, along with the tracking systems.

"Equipping our Navy with this vital asset is imperative as the Philippines continues to protect the integrity of its territory and defend its national interest," the DND chief added.

Lorenzana also said that the BrahMos cruise missiles will greatly beef up the PN's firepower, particularly the Philippine Marine Corps' Coast Defense Regiment.

He added that the BrahMos cruise missile system will provide counter-attack capabilities within the Philippine exclusive economic zone.

"As the world's fastest supersonic cruise missiles, the BrahMos missiles will provide deterrence against any attempt to undermine our sovereignty and sovereign rights, especially in the West Philippine Sea," Lorenzana said.

The DND chief also took this opportunity to express his thanks to the government of India and its people for making the BrahMos deal possible.

"With that, allow me now to express my gratitude to the government and the people of India, represented by Ambassador Shambu Kumaran, for making this endeavor. This was facilitated by the implementing agreement on the procurement of defense material and equipment signed by the DND and Ministry of Defense of the Republic of India in March 2021," Lorenzana said.

He also expressed hope that the Philippines and India's defense relations will continue to thrive and get stronger, especially in the field of logistics and defense industry cooperation.

"Let me also thank BrahMos Aerospace for what has been a smooth procurement process, which I hope that we can maintain as we move forward with our respective contractual obligations. It is our absolute honor to be the first foreign nation to acquire your supersonic cruise missile systems," Lorenzana said.

He also commended all officials and personnel in the DND Bids and Awards Committee and the Technical Working Group who have worked diligently to expedite this procurement process.

"As we race against time in implementing Horizon 2 of the Revised AFP Modernization Program, may this milestone drive you to work harder in completing our remaining acquisition projects," Lorenzana said.

He also expressed that these developments will inspire sailors and marines in fulfilling their mission.

"Rest assured that the government under the Duterte Administration, up until the end of the President's term, will support your vision of becoming a modern and multi-capable Navy that is able to defend our territory, protect our seas, and secure our maritime nation's future," Lorenzana said. 

(PNA)

28 Januari 2022

Prabowo: TNI AL Bakal Punya 50 Kapal Perang, Terkuat di Asia Tenggara

28 Januari 2022

Proyeksi armada kapal perang permukaan TNI AL ke depan (image : M Prajanto)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memastikan, pemerintah Indonesia saat ini sangat fokus membangun kekuatan militer Indonesia, termasuk kekuatan kapal-kapal perang TNI AL.

Bahkan, dia mengklaim, Presiden Joko Widodo juga telah menyetujui dan mendukung alokasi anggaran untuk militer yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Sebagai informasi, untuk tahun anggaran 2022 Kementerian Pertahanan memang mendapat anggaran terbesar di antara kementerian atau lembaga lainnya, yaitu mencapai Rp133,9 triliun.

"Presiden Joko Widodo telah menyetujui dan mendukung alokasi anggaran yang terbesar, mungkin dalam 40 tahun, bahkan mungkin sepanjang Republik Indonesia kalau dikaji lebih teliti," papar dia di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, selaku bendahara negara dikatakannya juga telah membantu memperkuat militer Indonesia. Meskipun, setiap pembahasan ini menurutnya terjadi perdebatan yang alot dengan Sri, namun dinilianya itu adalah hal yang wajar.

Kompas 16 Januari 2018 memuat Revisi MEF untuk Armada TNI AL, namun sumber kredibel menyebutkan bahwa Revisi terakhir MEF khusus untuk PKR Fregat dan PKR Korvet angkanya berubah menjadi masing-masing 16 unit, sedangkan jumlah angka lainnya tetap (image : istimewa)

"Memang kita harus akui menteri keuangan kita sangat prudent, sangat hati-hati, jadi memang kadang-kadang perjuangan keuangan cukup alot tapi saya kira itu tugas mereka. Kalau mereka tidak alot mungkin manajemen keuangan kita tidak seperti sekarang," ucap Prabowo.

Dengan dukungan tersebut, dia memastikan Kementerian Pertahanan telah mendapat lampu hijau untuk menjadikan militer Indonesia menjadi yang terkuat di Asia Tenggara. Khususnya untuk memperkuat armada kapal laut tempur dengan pengadaan pada 24 bulan ke depan sehingga total armada bisa mencapai 50 kapal perang siap tempur.

"InsyaAllah dalam waktu yang bisa kelihatan bahwa TNI akan menjadi sangat terkuat di Asia Tenggara. Angkatan Laut kita akan kembali jaya di samudra. Saya telah laporkan ke presiden, ke kabinet, bahwa dalam 24 bulan kita akan punya mungkin sampai dengan 50 kapal perang yang siap tempur," ungkap Prabowo.

Meski demikian, dia mengakui, saat ini juga ada kapal-kapal yang sudah tidak layak operasional. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono pada kesempatan yang sama menyampaikan ada 22 kapal perang tipe pendarat yang sudah tidak layak operasi.

"Jadi memang banyak yang sekarang sudah susah, tidak bisa diperbaiki, ya kita laporkan apa adanya. Daripada kita pelihara yang tidak bisa kita rawat, tapi yang bisa kita rawat akan kita operasionalkan," tutur Menhan.

Pesawat F/A-18 C/D Hornet Kuwait Mungkin Dijual Ke USMC

28 Januari 2022

F/A-18C/D Angkatan Udara Kuwait (photo : Arab Army)

DUBAI: Tahun 2022 seharusnya menjadi tahun dimana Angkatan Udara Kuwait menerima pengiriman hampir penuh dari dua platform pesawat tempur yang telah lama ditunggu-tunggu yang akan menggandakan ukurannya dan melipatgandakan kemampuannya. Namun, penundaan yang disebabkan oleh pandemi global Covid-19 telah mendorong jadwal pengiriman dan operasionalisasi hingga 2023 - yang mungkin berakhir dengan berkah tersembunyi, karena telah memberi Kuwait lebih banyak waktu untuk mengetahui nasib armada F/A-18 C/D Hornet tipe lama.

“Memperoleh Super Hornet Block 3 dan pesawat tempur standar Typhoon Tranche 3 akan meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Kuwait dan membawanya ke tingkat yang sama sekali baru,” kata Ali Al Hashim, seorang analis pertahanan yang berbasis di Kuwait.

Jet-jet itu akan berfungsi sebagai peningkatan dramatis pada kapasitas 27 F/A-18C Hornet lama di Kuwait, ditambah enam pesawat latih F/A-18D (total 33 pesawat F/A-18C/D). Pada akhir 2023, Angkatan Udara Kuwait akan menggandakan ukuran armada pesawat tempur canggih sayap tetapnya dan secara signifikan meningkatkan kemampuannya.

Adapun pesawat F/A-18 Hornet seri C/D, nasibnya belum ditentukan karena permintaan yang tinggi dari berbagai negara.

Kuwait tahun lalu membantah laporan tentang kesepakatan untuk menjual seluruh armadanya ke Malaysia, seperti yang diumumkan oleh pejabat pemerintah di sana. Ada juga laporan pers bahwa Tunisia tertarik untuk memperoleh pesawat tempur ini juga.

“Kuwait tidak dapat menjual Hornet lama ke negara lain tanpa persetujuan sebelumnya dari Angkatan Laut AS,” menurut Hashim.

“Ada laporan bahwa Komando Marinir AS (USMC) tampaknya tertarik untuk mengakuisisi armada Hornet Kuwait, dan negosiasi sedang berlangsung antara kedua belah pihak.”

See full article Breaking Defense

Indonesia, TKMS Discuss HDW Class 209, 214 Submarines for Navy's Requirements

28 Januari 2022

Type 214 and Type 209 submarines (photo : flash24)

Officials from the Indonesian Navy and the Ministry of Defence have held another meeting with German shipbuilder ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS).

This time, it was to discuss the HDW Class 209/1400mod submarine for Jakarta's underwater warfare requirements. The meeting was held virtually on 12 January, a source close to the discussions has informed Janes.

The matters that were discussed include the HDW Class 209/1400mod's mission profiles and if it can undertake missions required of the Indonesian Navy including conventional submarine warfare, and other operations such as intelligence gathering and special forces insertion.

The HDW Class 209/1400mod is the most recent version of TKMS' 209 family of diesel-electrically powered submarines. The vessel has an overall length of 62 m, a pressure hull diameter of 6.2 m, and it displaces about 1,450 tonnes when surfaced. The vessel is equipped with eight weapon tubes and can accommodate a crew of 30.

Also rediscussed during the meeting was TKMS' Class 214 family, which can be equipped with air-independent propulsion (AIP) systems.

This is the second known formal meeting held between Indonesian defence officials and TKMS. As reported by Janes in March 2021, a TKMS delegation was in Jakarta that month to brief Indonesian defence planners on the company's Class 214 offerings.

The Indonesian Navy (TNI-AL) operates one German-made Cakra (Type 2019/1300)-class submarine that has been in service since the 1980s, and three South Korean-made Nagapasa (DSME 2019/1400)-class SSKs that were commissioned between 2017 and 2021. The service lost one Cakra-class submarine in a mishap in April 2021 and the vessel and its crew were never recovered.

27 Januari 2022

Mahasiswa STTAL Buat Drone Pengintai Bertenaga Surya, Bisa Terbang Hingga 12 Jam

27 Januari 2022

Drone pengintai bertenaga surya (photo : Antara)

SURABAYA - Mahasiswa sekolah tinggi teknik angkatan laut atau STTAL Surabaya berinovasi membuat pesawat tak berawak (drone) pengintai yang menggunakan solar cell atau bertenaga sinar matahari. Kelebihannya menggunakan solar cell ini, pesawat bisa terbang dengan durasi hampir 12 jam.

Drone karya tiga prajurit TNI AL dan mahasiswa diploma tiga teknik elektronika STTAL Surabaya ini dirancang sebagai pesawat pengintai musuh. Pesawat ini dilengkapi kamera serta dikendalikan melalui pengontrol jarak jauh (remote).

Pesawat ini diklaim bisa terbang selama 12 jam dengan menggunakan cahaya mahatari.

Setelah melihat hasil karya canggih mahasiswa STTAL Surabaya, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono terpukau dan tertarik untuk dikembangkan karena inovasi mahasiswa sangat bagus dan inovatif.

Hasil karya inovatif para mahasiswa tersebut dibangun sebagai tugas akhir syarat kelulusan di STTAL Surabaya.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Tni Yudo Margono telah menginstruksikan Komandan STTAL untuk mendata produk-produk tersebut untuk selanjutnya didaftarkan ke HAKI, hak kekayaan intelektual. Ke depannya drone ini diharapkan bisa diproduksi dan digunakan sebagai alutsista Republik Indonesia.

KRI Teluk Lampung-540 Debarkasi Pasukan Marinir

27 Januari 2022

Satgas Komposit Pasmar 1 debarkasi dari KRI Teluk Lampung 540 (photos : Kolinlamil)

Jakarta ------ KRI Teluk Lampung-540 sandar di Dermaga Faslabuh Lanal Ranai, Kepulauan Riau, Sabtu (22/1) untuk debarkasi Satgas Kompi Komposit Marinir dari Pasmar 1 Jakarta. Kapal perang jenis LST tipe Frosch jajaran Komando Lintas Laut Militer ini melaksanakan operasi dukungan angkutan laut militer rotasi satuan tugas Marinir kompi komposit pengamanan Pulau Natuna.

Debarkasi pasukan Marinir dan peralatannya Pasmar 1 Jakarta yang dipimpin Mayor Mar Novan Noor Alam tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar yaitu Satgas Pengamanan Pulau Natuna. 130 prajurit Pasmar 1 Jakarta yang didaratkan ini dilakukan dengan tetap melaksanakan prosedur tetap protokol kesehatan oleh satuan kesehatan setempat.


Satgas Kompi Komposit yang baru tiba ini akan menggantikan Satgas lama berikut peralatan dan perlengkapan pendukung penugasan yang sudah purna tugas, setelah 12 bulan menjaga dan mengamankan Pulau Natuna.

Komandan KRI Teluk Lampung-540 Letkol Laut (P) Rully Tri Anggoro mengungkapkan kapal perang yang dikomandaninya melaksanakan debarkasi dan embarkasi pasukan Satgas Kompi Komposit Marinir Pulau Natuna, dan rencananya mereka akan langsung bertolak kembali ke Jakarta setelah embarkasi 130 prajurit yang selesai tugas pengamanan Pulau Natuna.

“KRI Teluk Lampung-540 melaksanakan operasi angkutan laut militer mendukung rotasi satgas pengamanan Pulau Natuna dari Pasmar 1 Jakarta. Sampai dengan saat ini kita pastikan kondisi personel dan kapal siap operasi.” kata Komandan KRI bernomor lambung 540 ini.

Dari Mako Kolinlamil, Panglima Kolinlamil Laksda TNI Erwin S Aldedharma berpesan agar para prajurit KRI yang melaksanakan tugas dukungan angkutan laut militer untuk tetap waspada dengan virus Covid-19 dan varian barunya. Meskipun telah mendapatkan vaksinasi baik dosis pertama dan kedua, bukan berarti protokol kesehatan dapat diabaikan. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 5M diharapkan tugas negara untuk menjaga kedaulatan NKRI khususnya di pulau-pulau terluar dapat dilaksanakan dengan optimal.

Factory Acceptance Test of the First Canister Launchers for Australian Armys Nasams

27 Januari 2022

Factory Acceptance Testing in Kongsberg, Norway (photos : Kongsberg)

Project LAND 19 Phase 7B is being delivered by prime contractor, Raytheon Australia, with the support of KONGSBERG and Kongsberg Defence Australia, and will deliver a new Short-Range Ground-Based Air Defence capability for the Australian Army.

NASAMS is a state-of-the-art Ground Based Air Defence weapon system produced by KONGSBERG and Raytheon Technologies that is in service with, or under delivery to, 12 nations. The system will enable the Australian Army to quickly detect, engage, and destroy aircraft, unmanned aerial vehicles, and cruise missile threats. The Mk 2 Canister Launcher represents the latest launcher build standard, and includes a new common ground launch rail to enable the employment of multiple missile types.

Taking place in Kongsberg Norway, KONGSBERG conducted the First of Type FAT on the first Mk 2 Canister Launcher, before completing FAT on the second Launcher. Representatives from Raytheon Australia were present to witness this occasion.


Prior to the 2022 delivery to Raytheon Australia’s Centre for Joint Integration in Mawson Lakes, the Canister Launchers will be painted by a local South Australian supplier, before being used as part of the Fire Distribution Centre First of Type Factory Acceptance Test in Q1 and Q2 of this year. Formal delivery of the first two launchers to Raytheon Australia is scheduled for July 2022.

“Army’s NASAMS Mark 2 Canister Launchers will allow them to employ a mixture of different AMRAAM missile variants, as well as the AIM-9X Block 2 missile. This mix of missiles is highly effective against advanced aircraft, just like they are on the F-35A and Super Hornet, as well as being highly effective against air-delivered threats such as cruise missiles”, says John Fry, General Manager of Kongsberg Defence Australia. “Importantly, the Mk 2 Canister Launcher that will be provided to the Australian Army under NASAMS is the most modern launcher configuration. Successfully completing the first live-fire tests last year, this latest launcher also provides options for additional missile types.”

26 Januari 2022

RAF Pumas to replace Bell helicopters in Brunei

26 Januari 2022

RAF Puma HC Mk2 helicopter (photo : RAF)

The UK Ministry of Defence (MoD) has confirmed plans to temporarily replace two Bell helicopter types operated in Brunei and Cyprus with part of the Puma fleet currently flown by the Royal Air Force (RAF).

In Brunei, five Bell 212s are operated by the Army Air Corps in support of jungle warfare training, while in Cyprus, the RAF uses a trio of search and rescue-roled Bell 412s, according to Cirium fleets data. In both cases, the helicopters are owned by Draken Europe.

The suggestion of a new role for the Puma first surfaced in late 2021 but was not verified by the MoD, which said at the time that no decision had been taken.

However, the ministry now confirms the initiative. “Under current plans we are looking at the Puma helicopter to temporarily replace the Bell 212 helicopter in Brunei from autumn 2022 and the Bell 412 helicopter in Cyprus from spring 2023.”

British Forces Brunei (BFB)  is the only remaining British military base in the Far East, BFB is located at Seria and is centred on a light infantry battalion, which will be one of the two battalions of the Royal Gurkha Rifles (image : GoogleMaps)

But the move is likely to have implications for the Puma’s own retirement. In last year’s Command Paper defence review, the MoD said the veteran rotorcraft would be phased out over the 2023-2025 period, with suggestions that the milestone could happen sooner rather than later.

Assuming a like-for-like replacement of the Bell helicopters, plus several retained as cover, then as many as a dozen Pumas will be required – over half the current 23-strong fleet. These may also be needed beyond the type’s current 2025 out-of-service date.

But the MoD says it is too soon to provide a precise timeline for the Puma’s retirement. “We are working with all key stakeholders on this decision and cannot comment further at this time.”

The MoD intends to replace the Pumas – plus the two Bell models and army-operated Airbus Helicopters Dapuhins – with a single type to be procured under its New Medium Helicopter programme.

That competition is likely to kick off next month, Ben Wallace, the Secretary of State for Defence, recently told the House of Commons.

After Navy, PH Army Next to Get BrahMos Missiles

26 Januari 2022

Philippine Army modernization plan (photo : MaxDefense)

PH Army next to get BrahMos missiles under AFP modernization

MANILA – The Philippine Army (PA) is set to get Indian-made BrahMos medium-range ramjet supersonic cruise missiles within the third horizon of the Revised Armed Forces of the Philippines Modernization Program (RAFPMP).

"PA’s acquisition of BrahMos is programmed under the 3rd Horizon (Year 2023-2027) of the RAFPMP. Hence, the PA is yet to acquire said units since we are still on the 2nd Horizon (2018-2022) wherein some of the programmed acquisitions are still (in) process," PA spokesperson Col. Xerxes Trinidad said in a message to the Philippine News Agency (PNA) on Friday.

He added that the Army is programmed to get two BrahMos batteries which will be used for coastal defense missions.

"The acquisition of two batteries will serve as the general support artillery unit in coastal defense that will (complement) the joint force in territorial defense," Trinidad said.

He also said the BrahMos answers the PA requirement of Ground-Based Anti-Ship Missile (GBASM) and the mission of the field artillery to destroy, neutralize and suppress the enemy through cannon, rocket fires.

"The concept of coastal defense implies the application of an in-depth defense. As such, defenses have to provide much further into the sea to weaken advancing enemy forces and much further inland to protect against envelopment and isolation," Trinidad said.

The BrahMos cruise missile can be launched from a ship, aircraft, submarine, or land and has a top speed of around Mach 2.8 (around 3,400 km. per hour), and is capable of carrying warheads weighing 200 to 300 kilograms.

The GBASM system is a mobile system with long-range precision capability to destroy hostile warships in territorial defense.

"Said GBASM system will form part of the layered defense strategy and will be under the Army Artillery Regiment. The weapon will also provide area denial as the operational situation requires," Trinidad said.

The GBASM is designed to be launched from land to hit targets at sea with high speed and precision.

It has an all-weather, long-range capability of 250-300 km. Its launch platform consists of two missiles in a ready-to-launch configuration on containers. The system also uses a radar and fire control system for coordinating the launch.

Earlier, Department of National Defense Secretary Delfin Lorenzana said the deliveries of the BrahMos for the Philippine Navy (PN)'s Shore-Based Anti-Ship Missile System Acquisition Project is expected to start within a year.

The BrahMos project is worth USD374,962,800 (around PHP19 billion).

On December 31, Lorenzana signed the Notice of Award for the Navy BrahMos' acquisition project which is a government-to-government deal signed with India.

"It includes the delivery of three batteries, training for operators and maintainers as well as the necessary Integrated Logistics Support (ILS) package. Conceptualized as early as 2017, the Office of the President approved its inclusion in the Horizon 2 Priority Projects in 2020," he added.

A missile battery typically consists of three mobile autonomous launchers with two or three missile tubes each, along with the tracking systems.

Lorenzana said the Philippine Marine Corps' Coastal Defense Regiment will be the primary user of the BrahMos missile system. 

(PNA)

6 Prototipe Pesawat KF-21 Dalam Proses Penyelesaian

26 Januari 2022

Prototipe pertama pesawat tempur KF-21 (photo : The Joong Ang)

KF-21 Boramae, pesawat tempur buatan domestik, menunjukkan kemegahannya di luar ruangan untuk pertama kalinya. Pesawat ini memiliki tubuh abu-abu gelap dan sayap ekor jelas terukir dengan tulisan 'KF-21' dalam huruf putih. Pada 29 Desember tahun lalu, prototipe pertama KF-21 yang berada di hanggar Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Gyeongsangnam-do, ditarik keluar oleh sebuah tobot (towing robot). 

Ketika Presiden Moon Jae-in menghadiri upacara peluncuran KF-21 tahun lalu, Prototipe No. 1 hanya memiliki cat dasar. Namun, KF-21 Prototype No. 1 yang diresmikan pada hari yang sama, telah menyelesaikan semua peralatan dan cat tempur yang diperlukan sebagai pesawat tempur.

Di pabrik KAI Sacheon, 4 dari 6 prototipe (unit 1-4, kursi tunggal) telah dirakit, dan unit 5 dan 6 (kursi ganda) sedang dalam proses perakitan. Unit 1 dan 2 juga dilengkapi dengan mesin. Di dalam pabrik, tiga atau empat teknisi duduk di sekitar kokpit Unit 3 dan 4 yang telah dirakit, melihat ke panel instrumen dan melakukan berbagai pengujian.

Prototipe ke-3 pesawat tempur KF-21 (photo : The Joong Ang)

Yang aneh adalah pola dan warna dari prototipe semuanya berbeda. Tubuh pesawat tempur berwarna abu-abu gelap dan abu-abu muda, dengan bercak-bercak yang sedikit berbeda. Untuk sayap ekor, Unit 1 hanya memiliki teks abu-abu dan putih paling dasar, tetapi Unit 3 memiliki kepala elang merah dan putih yang dicat dengan latar belakang biru.

Sayap ekor Unit 4 memiliki gambar panah emas dengan latar belakang hitam. Lee Sang-seok, kepala kantor manajemen proyek KAI, mengatakan, "Selama uji terbang, kami berencana untuk memilih pola dan cat paling keren sambil memiliki efek kamuflase yang tidak mencolok di udara."

Tahun ini, uji manuver skala penuh untuk KF-21 akan dimulai. Mulai Februari, mesin akan mulai diuji. Ini untuk memeriksa apakah semua perangkat KF-21 berfungsi dengan baik saat mesin hidup. Jika mesin dan berbagai panel instrumen dan perangkat beroperasi secara normal, uji landasan untuk KF-21 akan segera dilanjutkan.

Prototipe ke-4 pesawat tempur KF-21 (photo : The Joong Ang)

Seorang pejabat KAI mengatakan, "Setelah tes mesin selesai secara normal, kami berencana untuk melakukan tes mengemudi jet tempur di landasan mulai musim semi." Tes mengemudi di landasan pacu adalah tes di mana jet tempur tidak terbang, tetapi berjalan di landasan pacu dengan kecepatan tinggi. Seorang pejabat KAI mengatakan, "Ini adalah saat yang paling menegangkan."

Mulai akhir Juni, uji terbang penuh akan dimulai. Awalnya uji terbang awal dijadwalkan akan dimulai pada Juli, namun proses perakitan dan persiapan uji terbang berjalan lancar, sehingga jadwal dimajukan. Alasan KAI memajukan jadwal uji terbang adalah untuk mengamankan waktu semaksimal mungkin. Sedangkan untuk uji terbang, dikatakan waktu yang ketat untuk penerapan Nomor 2241 (Sorti) selama 4 tahun.

Pertama-tama, kuncinya adalah apakah KF-21 bisa terbang dengan baik. Kemudian, kinerjanya harus diuji dengan meningkatkan ketinggian dan jarak terbang secara bertahap. Penting juga untuk memastikan bahwa perangkat eksternal seperti tangki bahan bakar yang dipasang pada pesawat tempur dapat dipisahkan tanpa masalah. Dalam fungsi tempur, perlu dilakukan pengujian apakah senjata seperti rudal dapat ditembakkan dengan baik, dan berbagai kemampuan manuver pesawat tempur seperti belokan mendadak di udara.

Prototipe ke-5/ke-6 pesawat tempur KF-21 (photo : The Joong Ang)

Proses pengujian ini berlangsung siang dan malam. Dalam uji terbang yang dilakukan pada siang hari, perlu untuk menangkap bahkan kesalahan terkecil, merevisi desain di malam hari, dan mencerminkan hasil pada hari berikutnya dan melakukan uji terbang lagi. Namun, pemerintah membatasi 52 jam kerja seminggu memberikan beban yang berat. Jadi, kami berusaha untuk mengamankan waktu sebanyak mungkin untuk uji terbang.

Selama dua tahun terakhir, karena penutupan pembuat suku cadang di luar negeri karena wabah COVID-19, pasokan suku cadang menjadi sulit, yang mengakibatkan penundaan konstruksi. Secara khusus, menjelang acara peluncuran prototipe yang dihadiri oleh presiden pada April tahun lalu, pasokan suku cadang ke luar negeri tertunda sehingga menyebabkan penyakit campak. Dikatakan bahwa KAI langsung mengirim karyawan ke perusahaan luar negeri untuk mendorong produksi, dan bekerja tiga shift sehari di pabrik Sacheon untuk memenuhi jadwal pengembangan.

Direktur Lee berkata, “Sekarang, kami telah bergerak lebih cepat dari jadwal pengembangan yang direncanakan sekitar satu bulan.” Dikatakan bahwa para insinyur Lockheed Martin yang datang ke KAI untuk mendapatkan dukungan teknis pada awalnya pesimis, mengatakan bahwa itu adalah "program yang berorientasi pada kesuksesan", tetapi sekarang mengaguminya sebagai "keajaiban".

Peralatan avionik inti KF-21 : radar AESA, EOTOP (alat pelacak optik), IRST (alat pelacak inframerah), dan EW Suit (perangkat perang elektronik terintegrasi) (image : KAI)

Di gedung uji struktural yang berdekatan dengan pabrik produksi, uji ketahanan pada dua penguji struktural KF-21 berlangsung lancar. KF-21, yang memiliki lebih dari 100.000 lubang untuk memasang lebih dari 220.000 baut dan mur, menguji seberapa besar ia dapat menahan tekanan yang terus menerus diterapkan saat terbang. Uji kelelahan beban sayap sangat penting.

Umur jet tempur adalah 30 tahun, tetapi diuji untuk melihat apakah ia dapat bertahan hingga 2,5 kali umurnya (75 tahun). KF-21 dilengkapi dengan 7,6 ton rudal, bom, dan tangki bahan bakar di badan dan kedua sayap, dan melakukan manuver kecepatan tinggi. Ini untuk memeriksa bahwa tidak ada kerusakan pada sayap dengan berulang kali menerapkan tekanan yang setara dengan beban itu 100.000 kali.

Di peralatan uji di sebelah, 3232 kabel dihubungkan ke KF-21 untuk menguji fungsi struktural pesawat tempur. Lee Won-seok, kepala tim uji struktural, mengatakan, "Kami menganalisis dan melengkapi banyak data dari lebih dari 3.000 saluran setiap hari."

See full article The Joong Ang