16 November 2025
Amunisi loitering KB-5E yang dikembangkan RTAF memiliki hulu ledak 5 kg (photo: Jane's)
Royal Thai Air Force (RTAF) telah mengembangkan prototipe dua amunisi loitering baru yang dikenal sebagai drone kamikaze KB-10G dan KB-5E.
Amunisi keluarga KB/KB seres, yang akan segera diproduksi untuk penyebaran operasional, diresmikan pada pameran Defense & Security 2025 di Bangkok, yang berakhir pada 13 November.
RTAF menyatakan bahwa sistem ini dirancang untuk memberikan kemampuan dalam menjalankan misi penekanan pertahanan udara musuh/suppression of enemy air defence (SEAD) jarak menengah dan jarak jauh.
Target yang dituju untuk amunisi loitering, yang keduanya terintegrasi dengan sistem navigasi inersia/GPS gabungan (INS), meliputi sistem radar, kendaraan lapis baja, landasan udara, dan "lokasi militer penting lainnya", kata RTAF.
Senjata-senjata tersebut dikembangkan bersama oleh Research and Development Center for Space and Aeronautical Science and Technology RTAF; Direktorat Persenjataan, yang bertanggung jawab atas hulu ledak; dan para insinyur di akademi Navaminda Kasatriyadhiraj.
Seorang juru bicara RTAF mengatakan kepada Janes bahwa total 40 unit KB-10G/KB-5E akan diproduksi setelah serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh RTAF selama setahun terakhir. Amunisi-amunisi tersebut telah dikembangkan selama sekitar tiga tahun.
Janes memahami bahwa amunisi loitering akan diproduksi oleh Thai Aviation Industries (TAI) milik RTAF, mulai Desember 2025.
KB-10G memiliki lebar sayap 1,7 m dan berat total 40 kg, termasuk hulu ledak 10 kg. Ditenagai oleh mesin piston berbahan bakar bensin, amunisi ini dapat mencapai kecepatan 120 km/jam dan jangkauan 500 km. RTAF menyatakan bahwa kecepatan terminal diving-nya adalah 220 km/jam dan memiliki kemungkinan kesalahan melingkar (CEP) kurang dari 3 m.
(Jane's)

Wah canggih yah. Indo juga buat donk
BalasHapusIQ LEVEL BOTOL ...........
BalasHapus⚓ Proyek Kapal Tempur Pesisir (LCS)
• Tujuan awal:
o Membekali Angkatan Laut Malondesh dengan 6 kapal kelas Maharaja Lela.
o Nilai proyek: RM9.1 miliar.
o Diharapkan meningkatkan kemampuan maritim dan kemandirian industri pertahanan.
• Masalah utama:
o Keterlambatan ekstrem: Sejak kontrak ditandatangani, hingga 2025 belum ada kapal yang diserahkan.
o Pembengkakan anggaran: Biaya naik jauh dari estimasi awal, menimbulkan beban fiskal.
o Dugaan korupsi: Proyek diselimuti isu salah urus dan penyalahgunaan dana.
• Dampak strategis:
o Angkatan Laut kehilangan aset penting untuk menjaga perairan.
o Kredibilitas pemerintah dan industri pertahanan lokal merosot.
o Proyek menjadi simbol kegagalan tata kelola dan transparansi.
๐ซ Senapan Vita Berapi (VB Berapi LP06)
• Tujuan awal:
o Menghasilkan senapan serbu lokal dengan desain modern (bullpup, 5.56×45mm NATO).
o Kapasitas 30 peluru, diharapkan bisa bersaing dengan senjata standar internasional.
• Masalah utama:
o Desain kontroversial: Bentuk dianggap aneh, tidak ergonomis, dan menjadi bahan olok-olok publik.
o Kredibilitas perancang: Viktor Prykhodko, warga Rusia di Malondesh, tidak jelas latar belakang teknisnya.
o Tidak pernah diadopsi: Militer Malondesh menolak penggunaan resmi.
• Dampak strategis:
o Gagal membangun reputasi industri senjata lokal.
o Menjadi contoh buruk bagaimana proyek pertahanan bisa jatuh ke dalam gimmick tanpa uji teknis memadai.
o Menurunkan kepercayaan publik terhadap kemampuan inovasi domestik.
๐ก️ Tank Ringan STRIDE
• Tujuan awal:
o Dikembangkan oleh STRIDE untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan.
o Menjadi kendaraan tempur ringan yang bisa bersaing dengan produk luar negeri.
• Masalah utama:
o Minim transparansi: Tidak ada uji coba publik yang jelas.
o Efektivitas diragukan: Tidak ada bukti penggunaan aktif oleh militer atau ekspor.
o Tidak kompetitif: Secara teknologi dan biaya, kalah dibanding kendaraan tempur ringan dari negara lain.
• Dampak strategis:
o Proyek tidak memberi nilai tambah nyata bagi pertahanan nasional.
o STRIDE gagal menunjukkan kapabilitas riset yang bisa diandalkan.
o Menjadi simbol kelemahan dalam eksekusi proyek pertahanan berbasis riset lokal.
๐ Ringkasan Perbandingan
Proyek Tujuan Masalah Utama Dampak
LCS 6 kapal Maharaja Lela, RM9.1 miliar Keterlambatan, pembengkakan anggaran, dugaan korupsi Hilangnya aset maritim, rusaknya kredibilitas
VB Berapi LP06 Senapan lokal bullpup 5.56mm Desain aneh, kredibilitas perancang, tidak diadopsi Gagal bangun reputasi industri senjata
Tank STRIDE Tank ringan lokal Minim transparansi, tidak digunakan, kalah kompetitif Tidak memberi nilai tambah, simbol kelemahan riset
๐ Kesimpulan: Ketiga proyek ini menunjukkan pola kegagalan yang sama: ambisi besar tanpa eksekusi yang solid, lemahnya transparansi, dan kurangnya uji coba nyata. Akibatnya, alih-alih memperkuat pertahanan, proyek-proyek ini justru menjadi beban fiskal dan reputasi bagi Malondesh.
Fakta BUKTI bahwa malondesh TIDAK BISA ARTIKAN dengan BENAR BAHASA INDONESIA
BalasHapus๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Malondesh berkomentar:
GEMPURWIRA16 November 2025 pukul 11.32
Ya ampun hanya sebatas TAMPAL STIKER... Baca guys... ๐ฅ๐ฅ๐คฃ๐คฃ
Kerja sama tersebut mencakup pengembangan senjata ringan generasi terbaru, perakitan dan produksi lokal di Indonesia, serta program transfer teknologi dan pelatihan teknis. Implementasi akan dijalankan oleh PT Republik Armamen Industri (RAI), anak perusahaan Republikorp yang menjadi pelaksana utama di dalam negeri
KONKLUSI:
Malondesh itu LOW IQ GRADE.
Artinya
Netizen Indonesia tertawa terbahak-bahak dong
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Fakta BUKTI bahwa malondesh TIDAK BISA ARTIKAN dengan BENAR BAHASA INDONESIA
BalasHapus๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Malondesh berkomentar:
GEMPURWIRA16 November 2025 pukul 11.32
Ya ampun hanya sebatas TAMPAL STIKER... Baca guys... ๐ฅ๐ฅ๐คฃ๐คฃ
Kerja sama tersebut mencakup pengembangan senjata ringan generasi terbaru, perakitan dan produksi lokal di Indonesia, serta program transfer teknologi dan pelatihan teknis. Implementasi akan dijalankan oleh PT Republik Armamen Industri (RAI), anak perusahaan Republikorp yang menjadi pelaksana utama di dalam negeri
KONKLUSI:
Malondesh itu LOW IQ GRADE.
Artinya
Netizen Indonesia tertawa terbahak-bahak dong
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
INDIANESIA mana ya...? ๐ฅ๐ฅ๐คฃ๐คฃ
BalasHapusAmerika Kalah Jauh, Paspor Malaysia Sekarang Nomor 3 di Dunia
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20251115102838-33-685473/amerika-kalah-jauh-paspor-malaysia-sekarang-nomor-3-di-dunia
GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
HapusHOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
Federal Government Debt
• End of 2024: RM 1.25 trillion
• End of June 2025: RM 1.3 trillion
• Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
Household Debt
• 2025 : RM1.73 trillion, or 85.8% of GDP GDP
=============
Udara dan pelatihan penerbangan
• Helikopter multirole: AW139, AW149, Bell 429, EC120B, UH-60A, AW159.
• Simulator & FSTD: EC120B, MKM, FSTD, sistem simulasi terintegrasi.
• Platform jet latih/serang ringan: L-39 ITCC (kemungkinan untuk pelatihan/latih-tembak).
Maritim
• Kapal patroli & interseptor: FIB, RHFB, utility boat, patrol boats, MV Aishah Aim 4.
• Hovercraft: Operasi litoral dan rawa/pantai.
• Outboard motors & trailers: Dukungan mobilitas dan sustainment untuk unit kecil.
Darat
• Kendaraan respons cepat: BMW R1250RT, superbikes, motor polis, Honda Civic.
• Kendaraan taktis & logistik: 4x4 vehicle, truck.
• Pertahanan udara jarak dekat: VSHORAD (Very Short Range Air Defense).
Dampak operasional
• Kesiapan meningkat, waktu respons menurun: Penambahan helikopter dan kapal interseptor memperluas jangkauan misi SAR, patroli perbatasan, dan penegakan hukum; superbikes, motor polis, dan 4x4 meningkatkan kontrol darat dan mobilitas cepat.
• Pelatihan lebih efisien dan aman: Simulator menghemat jam terbang mahal, mempercepat konversi tipe, meningkatkan standar keselamatan, dan menjaga kualitas pelatihan meski platform beragam.
• Interoperabilitas lintas matra membaik: Platform serupa di TUDM/TLDM/TDM/MMEA/BOMBA/Polis memudahkan operasi gabungan, berbagi suku cadang, dan standardisasi prosedur—meski keberagaman tipe tetap menantang.
Dampak finansial dan logistik
• Biaya OPEX naik dan anggaran jangka panjang tertekan: Leasing biasanya lebih mahal per jam dibanding kepemilikan dalam jangka panjang, namun efektif untuk kebutuhan segera. Pengelolaan kontrak multi-lembaga menuntut koordinasi keuangan yang ketat.
• Beban sustainment dan kompleksitas armada bertambah: Banyak tipe berbeda (AW139/AW149/UH-60A/AW159/Bell 429/EC120B/L-39) meningkatkan kebutuhan pelatihan teknisi, stok suku cadang, alat khusus, dan dokumentasi kelaikudaraan. Risiko bottleneck suku cadang dan dependensi vendor meningkat.
• Ketergantungan pada kontraktor dan SLA: Kinerja misi bergantung pada kepatuhan SLA, ketersediaan teknisi, serta dukungan MRO. Kegagalan kontrak berdampak langsung pada kesiapan operasional.
Dampak strategis dan kebijakan
• Jembatan menuju modernisasi armada: Sewa memungkinkan uji operasional berbagai platform sebelum keputusan akuisisi. Data real-world dari misi SAR, maritim, dan latihan tempur memperkaya evaluasi kebutuhan masa depan.
• Persepsi publik dan akuntabilitas: Skala leasing yang besar memerlukan transparansi biaya, metrik performa, dan hasil misi agar didukung publik. Tanpa itu, kritik “mahal dan temporer” bisa menguat.
• Peluang industri lokal: Integrasi MRO lokal, pelatihan teknis, dan knowledge transfer dapat memperkuat ekosistem pertahanan. Tanpa strategi ini, value-added domestik kecil dan ketergantungan eksternal berlanjut.
Risiko utama
• Fragmentasi armada dan duplikasi kemampuan: Banyak tipe berbeda berisiko menciptakan tumpang tindih misi, menghambat standardisasi SOP dan interoperabilitas.
• Kontrak tidak sinkron dan governance lemah: Kontrak terpisah antar lembaga dapat menyebabkan gap ketersediaan, perbedaan standar layanan, dan kesulitan konsolidasi biaya.
• Kepatuhan regulasi dan keselamatan: Variasi registrasi sipil/militer, sertifikasi pilot/teknisi, dan perizinan operasi memerlukan pengawasan ketat agar tidak terjadi pelanggaran kelaikudaraan atau risiko keselamatan.
INDIANESIA mana ya...? ๐ฅ๐ฅ๐คฃ๐คฃ
BalasHapusAmerika Kalah Jauh, Paspor Malaysia Sekarang Nomor 3 di Dunia
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20251115102838-33-685473/amerika-kalah-jauh-paspor-malaysia-sekarang-nomor-3-di-dunia
GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
HapusHOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
Federal Government Debt
• End of 2024: RM 1.25 trillion
• End of June 2025: RM 1.3 trillion
• Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
Household Debt
• 2025 : RM1.73 trillion, or 85.8% of GDP GDP
=============
Udara dan pelatihan penerbangan
• Helikopter multirole: AW139, AW149, Bell 429, EC120B, UH-60A, AW159.
• Simulator & FSTD: EC120B, MKM, FSTD, sistem simulasi terintegrasi.
• Platform jet latih/serang ringan: L-39 ITCC (kemungkinan untuk pelatihan/latih-tembak).
Maritim
• Kapal patroli & interseptor: FIB, RHFB, utility boat, patrol boats, MV Aishah Aim 4.
• Hovercraft: Operasi litoral dan rawa/pantai.
• Outboard motors & trailers: Dukungan mobilitas dan sustainment untuk unit kecil.
Darat
• Kendaraan respons cepat: BMW R1250RT, superbikes, motor polis, Honda Civic.
• Kendaraan taktis & logistik: 4x4 vehicle, truck.
• Pertahanan udara jarak dekat: VSHORAD (Very Short Range Air Defense).
Dampak operasional
• Kesiapan meningkat, waktu respons menurun: Penambahan helikopter dan kapal interseptor memperluas jangkauan misi SAR, patroli perbatasan, dan penegakan hukum; superbikes, motor polis, dan 4x4 meningkatkan kontrol darat dan mobilitas cepat.
• Pelatihan lebih efisien dan aman: Simulator menghemat jam terbang mahal, mempercepat konversi tipe, meningkatkan standar keselamatan, dan menjaga kualitas pelatihan meski platform beragam.
• Interoperabilitas lintas matra membaik: Platform serupa di TUDM/TLDM/TDM/MMEA/BOMBA/Polis memudahkan operasi gabungan, berbagi suku cadang, dan standardisasi prosedur—meski keberagaman tipe tetap menantang.
Dampak finansial dan logistik
• Biaya OPEX naik dan anggaran jangka panjang tertekan: Leasing biasanya lebih mahal per jam dibanding kepemilikan dalam jangka panjang, namun efektif untuk kebutuhan segera. Pengelolaan kontrak multi-lembaga menuntut koordinasi keuangan yang ketat.
• Beban sustainment dan kompleksitas armada bertambah: Banyak tipe berbeda (AW139/AW149/UH-60A/AW159/Bell 429/EC120B/L-39) meningkatkan kebutuhan pelatihan teknisi, stok suku cadang, alat khusus, dan dokumentasi kelaikudaraan. Risiko bottleneck suku cadang dan dependensi vendor meningkat.
• Ketergantungan pada kontraktor dan SLA: Kinerja misi bergantung pada kepatuhan SLA, ketersediaan teknisi, serta dukungan MRO. Kegagalan kontrak berdampak langsung pada kesiapan operasional.
Dampak strategis dan kebijakan
• Jembatan menuju modernisasi armada: Sewa memungkinkan uji operasional berbagai platform sebelum keputusan akuisisi. Data real-world dari misi SAR, maritim, dan latihan tempur memperkaya evaluasi kebutuhan masa depan.
• Persepsi publik dan akuntabilitas: Skala leasing yang besar memerlukan transparansi biaya, metrik performa, dan hasil misi agar didukung publik. Tanpa itu, kritik “mahal dan temporer” bisa menguat.
• Peluang industri lokal: Integrasi MRO lokal, pelatihan teknis, dan knowledge transfer dapat memperkuat ekosistem pertahanan. Tanpa strategi ini, value-added domestik kecil dan ketergantungan eksternal berlanjut.
Risiko utama
• Fragmentasi armada dan duplikasi kemampuan: Banyak tipe berbeda berisiko menciptakan tumpang tindih misi, menghambat standardisasi SOP dan interoperabilitas.
• Kontrak tidak sinkron dan governance lemah: Kontrak terpisah antar lembaga dapat menyebabkan gap ketersediaan, perbedaan standar layanan, dan kesulitan konsolidasi biaya.
• Kepatuhan regulasi dan keselamatan: Variasi registrasi sipil/militer, sertifikasi pilot/teknisi, dan perizinan operasi memerlukan pengawasan ketat agar tidak terjadi pelanggaran kelaikudaraan atau risiko keselamatan.
Norak!
BalasHapusGuna paspor bisa selesaikan KD MEHEREJELELET kee...?
BalasHapus๐๐๐๐คฃ๐คฃ๐คช๐คช๐คช
GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
BalasHapusHOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
Federal Government Debt
• End of 2024: RM 1.25 trillion
• End of June 2025: RM 1.3 trillion
• Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
Household Debt
• 2025 : RM1.73 trillion, or 85.8% of GDP GDP
=============
Udara dan pelatihan penerbangan
• Helikopter multirole: AW139, AW149, Bell 429, EC120B, UH-60A, AW159.
• Simulator & FSTD: EC120B, MKM, FSTD, sistem simulasi terintegrasi.
• Platform jet latih/serang ringan: L-39 ITCC (kemungkinan untuk pelatihan/latih-tembak).
Maritim
• Kapal patroli & interseptor: FIB, RHFB, utility boat, patrol boats, MV Aishah Aim 4.
• Hovercraft: Operasi litoral dan rawa/pantai.
• Outboard motors & trailers: Dukungan mobilitas dan sustainment untuk unit kecil.
Darat
• Kendaraan respons cepat: BMW R1250RT, superbikes, motor polis, Honda Civic.
• Kendaraan taktis & logistik: 4x4 vehicle, truck.
• Pertahanan udara jarak dekat: VSHORAD (Very Short Range Air Defense).
Dampak operasional
• Kesiapan meningkat, waktu respons menurun: Penambahan helikopter dan kapal interseptor memperluas jangkauan misi SAR, patroli perbatasan, dan penegakan hukum; superbikes, motor polis, dan 4x4 meningkatkan kontrol darat dan mobilitas cepat.
• Pelatihan lebih efisien dan aman: Simulator menghemat jam terbang mahal, mempercepat konversi tipe, meningkatkan standar keselamatan, dan menjaga kualitas pelatihan meski platform beragam.
• Interoperabilitas lintas matra membaik: Platform serupa di TUDM/TLDM/TDM/MMEA/BOMBA/Polis memudahkan operasi gabungan, berbagi suku cadang, dan standardisasi prosedur—meski keberagaman tipe tetap menantang.
Dampak finansial dan logistik
• Biaya OPEX naik dan anggaran jangka panjang tertekan: Leasing biasanya lebih mahal per jam dibanding kepemilikan dalam jangka panjang, namun efektif untuk kebutuhan segera. Pengelolaan kontrak multi-lembaga menuntut koordinasi keuangan yang ketat.
• Beban sustainment dan kompleksitas armada bertambah: Banyak tipe berbeda (AW139/AW149/UH-60A/AW159/Bell 429/EC120B/L-39) meningkatkan kebutuhan pelatihan teknisi, stok suku cadang, alat khusus, dan dokumentasi kelaikudaraan. Risiko bottleneck suku cadang dan dependensi vendor meningkat.
• Ketergantungan pada kontraktor dan SLA: Kinerja misi bergantung pada kepatuhan SLA, ketersediaan teknisi, serta dukungan MRO. Kegagalan kontrak berdampak langsung pada kesiapan operasional.
Dampak strategis dan kebijakan
• Jembatan menuju modernisasi armada: Sewa memungkinkan uji operasional berbagai platform sebelum keputusan akuisisi. Data real-world dari misi SAR, maritim, dan latihan tempur memperkaya evaluasi kebutuhan masa depan.
• Persepsi publik dan akuntabilitas: Skala leasing yang besar memerlukan transparansi biaya, metrik performa, dan hasil misi agar didukung publik. Tanpa itu, kritik “mahal dan temporer” bisa menguat.
• Peluang industri lokal: Integrasi MRO lokal, pelatihan teknis, dan knowledge transfer dapat memperkuat ekosistem pertahanan. Tanpa strategi ini, value-added domestik kecil dan ketergantungan eksternal berlanjut.
Risiko utama
• Fragmentasi armada dan duplikasi kemampuan: Banyak tipe berbeda berisiko menciptakan tumpang tindih misi, menghambat standardisasi SOP dan interoperabilitas.
• Kontrak tidak sinkron dan governance lemah: Kontrak terpisah antar lembaga dapat menyebabkan gap ketersediaan, perbedaan standar layanan, dan kesulitan konsolidasi biaya.
• Kepatuhan regulasi dan keselamatan: Variasi registrasi sipil/militer, sertifikasi pilot/teknisi, dan perizinan operasi memerlukan pengawasan ketat agar tidak terjadi pelanggaran kelaikudaraan atau risiko keselamatan.
THAILAND MENYIAPKAN AMUNISI UNTUK PMX LUTONG HOMO KARENA BELUM MEMINTA MAAF KE THAILAND ๐๐๐๐๐๐
BalasHapus