24 Maret 2023
Tinjauan kesiapan operasi Skadik 103 di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya, Jawa Barat (photos : TNI AU)
Danwingdik 600/Kal Sambut Kunjungan Dankodiklatau Tinjau Kesiapan Operasi Skadik 103 di Lanud Wiriadinata
TNI AU --- Komandan Wing Pendidikan 600/Pembekalan Kolonel Kal Bambang Witono menyambut kunjungan kerja Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Udara (Kodiklatau) Marsekal Madya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M. dalam kunjungannya ke Pangkalan TNI Angkatan Udara Wiriadinata Tasikmalaya dalam rangka meninjau langsung kesiapan sarana dan fasilitas pembangunan Skadron Pendidikan 103, Senin (20/3/2/2023).
Komandan Kodiklatau bertolak dari Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan menggunakan Pesawat CN 295 dengan nomor A-2910 milik Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdana Kusuma pukul 08.00 WIB dan tiba di Lanud Wiriadinata Tasikmalaya pukul 09.00 WIB.
Setibanya di Baseops Lanud Wiriadinata, dilaksanakan briefing singkat yang diawali oleh paparan Komandan Lanud Wiriadinata Letkol Pnb Adi Putra Buana, S.H., M.I.Pol terkait kondisi strategis, kekuatan, kemampuan, sarana dan fasilitas Lanud Wiriadinata dalam menunjang operasi khususnya dalam mendukung kegiatan operasi pendidikan Skadron Pendidikan 103 yang akan menjadi lembaga pendidikan bagi Perwira Sekolah Penerbang Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau yang lebih dikenal dengan istilah “Unmaned Aerial Vehicle” (UAV).
Usai paparan Danlanud Wiriadinata, Dankodiklatau memberikan briefing dengan menjelaskan kronologis pembentukan Skadik 103 di Lanud Wiriadinata Tasikmalaya yang mana pembentukan Skadik 103 tersebut atas dasar perintah Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA. “Skadik 103 ini kita aktifkan kembali, yang semula Skadik 103 PTTA dititipkan di Skadron Udara 51 Lanud Supadio Pontianak dinilai kurang ideal untuk pelaksanaan pendidikan, terlebih terbentur dengan kegiatan operasi penerbangan Lanud Supadio itu sendiri.
UAV-D adalah pesawat terbang tanpa awak yang diproduksi oleh PT IPCD turunan dari LH-10 Guardian buatan LH Aviation, Prancis (photo : Puslaik Kemhan)
Lebih lanjut, Dankodiklatau juga menambahkan bahwa TNI AU memiliki alutsista PTTA jenis UAV-D yang akan menjadi salah satu alutsista dari Skadik 103 PTTA. “Kita memiliki PTTA berjenis UAV-D, pesawat ini kan canggih, perintah Kasau, pesawat ini akan menjadi alutsista Skadik 103, selain itu kita lengkapi fasilitas untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, seperti pembuatan Markas Komando Skadron Udara, mess siswa serta tempat tinggal untuk personel tetap Skadik 103, dengan sebelumnya meninjau seluruh sektor fasilitas penunjang oleh para pejabat bidang terkait yang akan kita lakukan setelah ini, nantinya seluruh laporan peninjauan kita ini akan kita laporkan ke Kasau untuk dapat diputuskan perintah selanjutnya,” pungkasnya.
Usai briefing, Dankodiklatau langsung meninjau Hanggar Dirgantara Pilot School Tasikmalaya (DPST) beserta 2 buah unit Pesawat Terbang Tanpa Awak UAV-D, sementara rombongan pejabat lainnya meninjau kesiapan fasilitas pendidikan penerbangan seperti Tower Pengatur Lalu Lintas Udara (PLLU), Pembangunan Mess Perwira Siswa Sekolah Penerbang yang terletak di wilayah Wingdik 600/Kal, Rumah Dinas Komandan Skadik 103, Satuan BMP Lanud Wiriadinata, gudang, serta lahan perumahan anggota tetap Skadik 103.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Waasrena Kasau, Direktur Umum Kodiklatau, Kadislitbangau, para pejabat perwakilan jajaran Itjenau, Srenaau, Puslaiklambangjaau, Disbangopsau, Diskonsau, Dissurpotrudau, Koopsudnas, Dislitbangau, para pejabat utama PT. Indo Pacific Communication & Defense serta para pejabat utama Wingdik 600/Kal dan Lanud Wiriadinata.
(TNI AU)
Selamat bertugas Skadik 103 Wiriadinata bravo TNI AU 🇮🇩
BalasHapus"..Skadron Pendidikan 103 menjadi lembaga pendidikan bagi Perwira Sekolah Penerbang Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA).."
BalasHapus====
Jadi penerbang tanpa perlu naik pesawat untuk diterbangkan?
Keknya asik niih, minim resiko, paling resikonya kena rudal anti radiasi/amunisi berkeliaran...😁
Resiko terbesar justru berada disisi penerbang yg berada dibalik layar kendali....mulai dari resiko terkena diabetes, obesitas sampai keluhan wasir akibat kelamaan duduk sampai berjam-jam
HapusJika lokasi pangkalan di pedesaan & banyak sungai..
HapusBesar resiko UAV melenceng dari jalur misi atau mudah terdeteksi musuh karena selalu "mlipir kali"...😅
Tak yohi wae, timbang batal posone 😩
HapusYang pasti bisa kendalikan pesawat saat tempur sambil makan CAMILAN seperti kripik, kue dll 😁😄😆
HapusSlogannya mau tempur berapa lama tapi perut kenyang ( seperti main Play Station ) 😁😄😆
HapusIki para catrik n pengawal kemukus koq dha ora pasa tha
HapusMantappp UAV D
BalasHapusIyalah.....kalau ada di Skad 51 yang Dronenya dalam status bertugas buat ngawasin Natuna kaaan repot lalu lintas penerbangannya 🙂
BalasHapusBRAVO UAV-D
BalasHapusBRAVO SKADIK 103
BRAVO TNI AU
Semoga Alutsista Skadik 103 bertambah jumlah dan kualitasnya
>> UAV MALE. BASIC TRAINER
>> UAV MALE ADVANCED
>> UCAV MALE
Tapi kabarnya UCAV C-4 saat ini sudah ditempatkan di Skadron 52 lokasi Lanud Raden Sadjat ( Natuna ).....Naaah kalau Drone ANKA akan ditempatkan dimana nih ? 🙂
BalasHapusHoreee aset canggih UAV D untuk latih calon pilot2 drone UAV -UCAV male,persiapan Krn kita byk beli drone dri Turki.
BalasHapusAda yg tahu kenapa butuh skadron khusus? Setahuku dari simulator ke pesawat beneran yg paling perlu adalah adaptasi fisik. Sesuatu yg jelas tidak akan dialami pilot drone dan harusnya sudah dialami calon siswa di Skadron 101. Kenapa tidak di Skadron 104 saja, dan kenapa perlu drone khusus?
BalasHapusKalau lulusan universitas yg sering drone racing, bisa langsung lulus nggak?🤔 Adaptasi dari quad ke fixed-wing nggak gitu susah kan?
Sebelah hanya sanggup terbangkan pesawat kat hanggar alias TAK TERBANG....
BalasHapusTAPI EJECT NYA PAKAI KURSI LONTAR = REAL !! 🤣🤣🤣🤣