24 Desember 2025

Jalan Panjang Fregat Arrowhead 140 Baca artikel CNBC Indonesia

24 Desember 2025

Kapal fregat Arrowhead 140 KRI Balaputradewa 322 (photos: Andhi Prasetyo)

Pembangunan kapal pertama fregat Arrowhead 140 oleh PT PAL Indonesia telah memasuki fase peluncuran kapal perang pada 18 Desember 2025 pukul 19.19 WIB yang bertepatan dengan malam Jumat Kliwon. Tentu saja fregat Arrowhead 140 yang diluncurkan masih jauh dari siap beroperasi dan lebih sebagai bagian milestone pembangunan kapal saja. Sebab pada kapal perang itu belum terpasang sistem senjata dan sensor, apalagi integrasi combat system.

Dalam program dengan nilai total lebih dari US$ 1,1 miliar untuk pembangunan dua unit kapal perang yang didesain oleh Babcock International, terdapat kegiatan sebesar US$401 juta guna pengadaan senjata, radar, combat management system dan lain-lain.

Apabila mengacu pada shipbuilding line chart 2024 revisi kedua yang dikeluarkan oleh PT PAL Indonesia, fregat Arrowhead 140 pertama akan diserahkan kepada Kementerian Pertahanan pada antara 2028 hingga 2030. Sedangkan unit kedua akan diserahkan antara 2029 sampai 2030.

Pada tahun 2024, PT PAL Indonesia dua kali melakukan revisi terhadap shipbuilding line chart, di mana revisi diduga dilatarbelakangi oleh persoalan cashflow, engineering, fasilitas produksi dan konflik prioritas proyek. Sebagaimana diketahui, firma BUMN itu juga dikejar oleh batas waktu untuk segera menyelesaikan kontrak LPD pesanan Filipina dan Uni Emirat Arab di tengah keterbatasan fasilitas produksi seperti graving dock.

Sonar KRI Balaputradewa 322 (photo: Lu Ya)

Apalagi berdasarkan laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), perseroan itu berada dalam kondisi financial distress sebagai dampak bisnis pembangunan kapal yang kurang prudent, di mana peningkatan pendapatan perusahaan tidak menghasilkan laba dengan akibat tidak dapat menutupi kebutuhan dana untuk membayar utang sehingga akan terancam bangkrut.

Berdasarkan shipbuilding line chart 2024 revisi kedua, pemasangan combat system pada kapal pertama fregat Arrowhead 140 akan dilakukan pada 2027 dengan asumsi bahwa pemasok yang bertanggungjawab atas combat system dapat menyerahkan barang tetap waktu. Adapun fregat kedua akan dilengkapi dengan combat system pada 2028 setelah kapal tersebut diluncurkan antara triwulan ketiga 2026 sampai semester pertama 2027.

Pemasangan combat system merupakan fase kritis, sebab akan menjadi pembuka pintu untuk membuktikan apakah kinerja fregat dengan panjang 140 meter tersebut akan sesuai dengan kontrak. Seperti diketahui, perubahan desain asli fregat Arrowhead 140 dari 138,7 meter menjadi 140 meter oleh PT PAL Indonesia yang berkonsekuensi pada perubahan arrangement ruangan dan berat kapal telah menjadi perhatian sejumlah kalangan.

Apakah fregat Arrowhead 140 dapat memenuhi kebutuhan operasional TNI Angkatan Laut, terdapat beberapa hal yang akan penentu. Pertama, pemasangan dan integrasi combat system. Pemasangan combat system seperti meriam, rudal, torpedo, radar dan lain sebagainya akan diikuti dengan bagaimana kemampuan PT PAL Indonesia maupun subkontraktor mengintegrasikan beragam subsistem yang berbeda tersebut.


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa integrasi subsistem penuh dengan tantangan, termasuk dalam isu menata pancaran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh satu subsistem tidak akan mengganggu emisi gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan subsistem lain.

Integrasi subsistem akan menentukan bagaimana kinerja fregat Arrowhead 140, apalagi sejumlah subsistem yang diadopsi oleh kapal perang itu belum teruji. Sebagai ilustrasi, terdapat tipe radar yang belum pernah dipakai oleh konsumen manapun di dunia, sehingga terkesan bahwa penggunaan pada fregat Arrowhead 140 ialah sebagai laboratorium lapangan bagi produsen radar tersebut.

Tidak berlebihan pula untuk menyatakan bahwa Indonesia secara sadar mau menjadi first export customer untuk sejumlah subsistem yang digunakan pada fregat itu. Di balik keputusan itu ada risiko terkait dengan kematangan teknologi ketika diterapkan pada kapal perang yang akan dijadikan sebagai kapal kombatan utama seperti Arrowhead 140.

Kedua, uji laut. Setelah pemasangan dan integrasi combat system, fase selanjutnya adalah sea acceptance test fregat Arrowhead 140 setelah sebelumnya menjalani harbour acceptance test. Dalam sea acceptance test akan diuji apakah kapal perang tersebut sudah memenuhi desain dan spesifikasi yang ditentukan atau tidak, termasuk kinerja kapal dan kelaiklautan.


Akan terlihat bagaimana stabilitas kapal dalam sea state yang berbeda, bagaimana pengaruh pemasangan combat system terhadap berat kapal secara keseluruhan dan dampaknya terhadap kecepatan kapal.

Isu stabilitas dan berat kapal menjadi salah satu perhatian sebab fregat Arrowhead 140 yang diproduksi di Indonesia mengalami perubahan desain dari desain asli yang dirancang oleh Babcock. Oleh karena itu, uji laut penting untuk melihat apakah perubahan desain yang secara otomatis diikuti dengan perubahan center of gravity dan penambahan berat kapal akan dapat memenuhi desain dan spesifikasi yang sudah ditentukan.

Sebagai contoh, apakah fregat Arrowhead 140 dapat mencapai kecepatan 28 knots (maximum continuous rating) dengan full load sesuai spesifikasi? Pertanyaan ini mempunyai kaitan pula dengan sistem pendorong yang telah dipilih yaitu tipe CODAD.

Baling-baling KRI Balaputradewa 322 (photo: Lu Ya)

Apabila ditelusuri dari awal, program fregat Arrowhead 140 merupakan suatu kegiatan pengadaan yang rumit karena berbagai perubahan di tengah jalan ketika kontrak sudah ditandatangani. Kementerian Pertahanan memainkan peran signifikan dalam kerumitan tersebut, sehingga terjadi beberapa kali amandemen kontrak, termasuk sistem senjata dan sensor.

Jarak antara waktu penandatanganan kontrak dengan design freeze cukup lama, di mana hal demikian tidak lepas dari kontribusi Kementerian Pertahanan sendiri. Inilah salah satu tantangan yang harus dihadapi di Indonesia ketika kontrak diteken saat belum terjadi design freeze, sehingga memancing intervensi berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi produk akhir.

Salah satu kritik terhadap program fregat Arrowhead 140 adalah penggunaan beragam subsistem dengan keandalan yang dipertanyakan karena baru saja lulus uji coba dan tidak ada pengguna asing yang pernah menggunakan sebelumnya. Sementara opsi subsistem yang pada awalnya sudah disetujui Kementerian Pertahanan dengan kemampuan yang combat proven dan diadopsi oleh banyak negara di dunia malah dianulir dan dialihkan kepada subsistem yang tidak teruji dan nihil konsumen asing.


Hal demikian merupakan contoh intervensi pada aspek teknis, sebab kontrak pengadaan sistem senjata tidak lepas dari kepentingan parokial. Upaya menjaga agar kepentingan parokial tidak mempengaruhi kinerja produk pertahanan yang dibeli cukup sulit, sebab pertimbangan engineering tidak boleh mengalahkan kepentingan parokial.

Masih harus dibuktikan apakah fregat Arrowhead 140 akan menjadi program akuisisi yang berhasil atau tidak. Keberhasilan program antara lain ditentukan oleh bagaimana kinerja kapal perang tersebut saat sea acceptance trial, dengan catatan bahwa capaian berbagai parameter uji coba tidak ditutup-tutupi atau dimanipulasi.

Apapun capaian dalam uji coba nanti merupakan bagian dari kurva belajar. Dalam industri pertahanan Indonesia, ditengarai masih ada pihak yang ingin melewatkan atau mengabaikan kurva belajar demi pencapaian-pencapaian semu. (Alman Helvas Ali)

JGSDF Visit to First Tank Battalion, Armor Division, Philippine Army

24 Desember 2025

12th Brigade JGSDF checking the Philippine Army's Sabrah tank (photos: 1st Tank Batt)

JAPAN AND PH Military Engagement 
On 18 December 2025, COL NAOTAKA SONADA, Chief G3, 12th Brigade, Japan Ground Self-Defense Force (JGSDF), paid an official visit to the 1st Tank (MASIKAN) Battalion, Armor Division, Philippine Army.


The visit prominently featured a comprehensive showcase of the newly acquired Sabrah 105 mm Tank, highlighting the battalion’s enhanced armored capability and continued modernization efforts. Detailed briefings were conducted on the tank’s firepower, mobility, protection systems, advanced fire-control technology, and operational employment in contemporary armored warfare.


The engagement was further enriched as LTC REYNALDO L MINA ARM (GSC) PA personally joined the delegation, actively participating in the discussions and interactions. His presence underscored the command’s commitment to professional exchange, capability development, and strengthening international military cooperation.


The visit provided an excellent platform for exchanging insights on armored tactics, force modernization, and interoperability, reinforcing mutual respect and understanding between the two forces.


Such meaningful engagements continue to strengthen defense relations and foster enduring military-to-military ties between the Japan Ground Self-Defense Force and the 1st Tank Battalion, Armor Division, Philippine Army.

Depohar TNI AU Serahkan Kembali Pesawat KT-1B, Hawk 100 dan NC-212 Selesai Jalani Harwat Berkala

24 Desember 2025

Pesawat latih KT-1B dengan nomor registrasi LL-0116 kembali berdinas ke Skadron Pendidikan (Skadik) 102di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta (photo: TNI AU)

Sathar 11 Depohar 10 Tuntaskan Misi, Pesawat KT-1B Woong Bee Kembali Mengudara Dukung Pendidikan Penerbang TNI AU

TNI AU -- Komitmen menjaga kesiapan alutsista TNI Angkatan Udara kembali dibuktikan oleh Satuan Pemeliharaan (Sathar) 11 Depohar 10 melalui serah terima Pesawat KT-1B Woong Bee kepada Skadron Pendidikan (Skadik) 102. Serah terima pesawat tersebut dilaksanakan pada Jumat (19/12/2025), setelah dinyatakan selesai menjalani rangkaian pemeliharaan terjadwal.

Komandan Satuan Pemeliharaan (Dansathar) 11 Depohar 10, Letkol Tek Teguh Juanda, mewakili Komandan Depohar 10 Kolonel Tek Ruhimat, S.T., M.M., secara resmi menyerahkan pesawat kepada pihak Skadik 102. Momen ini menjadi simbol keberhasilan kerja tim pemeliharaan dalam memastikan pesawat siap kembali mendukung tugas pendidikan penerbang TNI AU.

Pesawat KT-1B Woong Bee sebelumnya menjalani serangkaian pemeliharaan intensif di Sathar 11 Depohar 10. Seluruh sistem pesawat diperiksa secara menyeluruh, mulai dari struktur, mesin, avionik, hingga sistem pendukung lainnya, guna memastikan kondisi pesawat benar-benar optimal dan laik terbang sesuai standar keselamatan penerbangan TNI Angkatan Udara.

Pesawat latih KT-1B dengan nomor registrasi LL-0116 terbang kembali (photo: TNI AU)

Setelah melewati tahapan inspeksi, pengujian fungsi, serta quality control yang ketat dan berlapis, pesawat dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan teknis. Proses ini mencerminkan tingginya standar kerja serta profesionalisme personel pemeliharaan dalam menjaga kualitas dan keandalan alutsista udara.

Dalam keterangannya, Letkol Tek Teguh Juanda menegaskan bahwa keberhasilan penyelesaian pemeliharaan pesawat KT-1B Woong Bee merupakan wujud dedikasi, disiplin, dan tanggung jawab seluruh personel Sathar 11 Depohar 10. Setiap tahapan pemeliharaan dilaksanakan dengan penuh ketelitian dan kepatuhan terhadap prosedur teknis yang berlaku demi menjamin keselamatan terbang.

Dengan kembalinya pesawat KT-1B Woong Bee ke homebase Skadik 102, diharapkan dapat semakin mendukung kelancaran program pendidikan dan latihan penerbang TNI AU. Depohar 10 terus berkomitmen memberikan dukungan pemeliharaan terbaik secara berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya mencetak penerbang-penerbang muda yang profesional, andal, dan berkarakter demi kejayaan dirgantara Indonesia. (TNI AU)

Pesawat latih lanjut Hawk 100 dengan nomor registrasi TL-0103 kembali bertugas ke Skadron Udara 12 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru (photo: TNI AU)

Perawatan Rampung, Pesawat Casa NC-212 dan Hawk Kembali Perkuat Skadron Udara

Dua pesawat TNI Angkatan Udara kembali memperkuat skadron udara setelah menyelesaikan perawatan intensif di Satuan Pemeliharaan (Sathar) 32 Depo Pemeliharaan (Depohar) 30. Pesawat Casa NC-212 dengan nomor registrasi A-2107 diserahkan kepada Skadron Udara 4, sementara Hawk dengan nomor registasri TL-0103 kembali ke Skadron Udara 12.

Penyerahan kedua pesawat tersebut dilaksanakan oleh Komandan Depo Pemeliharaan 30 Kolonel Tek Sudi Andojo Bangkit kepada perwakilan masing-masing skadron udara, yakni Mayor PNB M. Reza Sapta N dari Skadron Udara 12 dan Kapten PNB Irfan Joko P dari Skadron Udara 4, pada Kamis (18/12/2025).

Pesawat angkut Casa NC-212 dengan nomor registrasi A-2107 kembali berdinas ke Skadron Udara 4 di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang (photo: TNI AU)

Selama diserahkan, kedua pesawat telah menjalani rangkaian perawatan menyeluruh, perbaikan sistem, hingga pelaksanaan uji terbang. Seluruh tahapan tersebut dilaksanakan sesuai dengan standar kelaikudaraan yang berlaku untuk menjamin keselamatan dan kesiapan operasional.

Komandan Depo Pemeliharaan 30 menyampaikan bahwa seluruh tahapan perawatan dilaksanakan secara terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Ia berharap kedua pesawat tersebut dapat kembali dioperasikan secara optimal dalam mendukung tugas-tugas skadron udara. (TNI AU)

23 Desember 2025

Dua Personel Loadmaster TNI AU Tuntaskan A400M Loadmaster Type Rating Course Batch II

23 Desember 2025

Dua personel TNI AU lulus sebagai A400M Loadmaster Type Rating Course Batch II (photos: TNI AU)

TNI Angkatan Udara kembali mencatat capaian positif dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dua personel Skadron Udara 31, Lettu Tek Mas Mulyana dan Letda Tek Sancha Arif Setiawan, berhasil menyelesaikan dan dinyatakan lulus A400M Loadmaster Type Rating Course Batch II yang berlangsung pada 3 November hingga 15 Desember 2025.


Pelatihan ini diselenggarakan di Airbus International Training Center (ITC), Airbus Defence and Space, Seville, Spanyol, dengan tujuan mencetak Loadmaster A400M yang profesional, andal, dan siap operasional sesuai standar keselamatan dan kompetensi.


Selama pendidikan, peserta mengikuti pembelajaran akademik, computer based training, praktik di Loadmaster Workstation Trainer dan Cargo Hold Trainer, serta latihan pada Full Flight Simulator dan Mission Planning System, yang dilengkapi dengan evaluasi berkala berstandar tinggi.


Sebagai penanda kelulusan, sertifikat diserahkan langsung oleh instruktur Airbus ITC bersama tim Technical Representative.


Keberhasilan ini mencerminkan komitmen TNI Angkatan Udara dalam meningkatkan profesionalisme personel serta menjaga kesiapan operasional alutsista secara optimal.


ASELSAN and Malaysian NAVAMAS to Jointly Develop USV

23 Desember 2025

Signing agreement between Aselsan and Navamas (photo: Navamas)

ASELSAN and NAVAMAS have signed a Teaming Agreement to jointly develop a mission-ready Unmanned Surface Vessel (USV) tailored for Malaysian end users, including the Royal Malaysian Navy and the Malaysian Maritime Enforcement Agency. 

Aselsan has developed of a range of 'Marlin USVs' for various naval and security roles (image: Aselsan)

Combining ASELSAN’s advanced autonomous and payload technologies with NAVAMAS’ local shipbuilding and integration capabilities, the collaboration aims to enhance Malaysia’s maritime surveillance, security, and defense readiness while supporting local industry, technology transfer, and long-term national maritime security objectives.

Fincantieri Delivers the PPA “KRI PRABU SILIWANGI-321” to the Indonesian Navy

23 Desember 2025

The vessel is the second of two multi-mission combat units destined for Indonesia (photos: Fincantieri)

The delivery ceremony of the MPCS (Multipurpose Combat Ship/PPA) KRI PRABU SILIWANGI-321 vessel to the Indonesian Navy was held today at Fincantieri’s shipyard in Muggiano (La Spezia),


The ceremony was attended by Admiral Muhammad Ali, Chief of the Indonesian Navy, H.E. Prof. DR. Junimart Girsang, Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Indonesia to the Republic of Italy, and Admiral Giuseppe Berutti Bergotto, Chief of the Italian Navy. Their presence underscored the strong defense collaboration between the two nations. Representing Fincantieri were CEO and Managing Director, Pierroberto Folgiero, and General Manager of the Naval Vessels Division Eugenio Santagata.

KRI PRABU SILIWANGI-321’s delivery follows that of its sister, KRI BRAWIJAYA-320, delivered last July, completing the supply of the two vessels built by Fincantieri that will form the Indonesian Navy's largest combat units, as well as the most technologically advanced units in the Indo-Pacific. The two PPAs represent a strategic element for the stability of the Asian region and the protection of Indonesian national interests, further consolidating the partnership between Fincantieri and the Indonesian Ministry of Defense.


Technical Features: PPA-Multipurpose Combat Ship:
The MPCS/PPA is a highly versatile class of ship designed to perform a wide range of missions, including frontline combat operations, maritime patrol, rescue, and civil protection activities.The vessel is also capable of operating high-speed boats such as RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) through lateral crane or a hauling ramp located at the stern.

Overall length: 143 meters
Speed: more than 31 knots
Crew: 171 personnel
Equipped with a combined diesel and gas turbine propulsion plant (CODAG) and an electric propulsion system

22 Desember 2025

CAE Awarded Contract to Deliver Australia’s Future Air Mission Training System

22 Desember 2025

New air mission training system will prepare personnel to operate equipment including the Gulfstream G550-based MC-55A Peregrine surveillance aircraft (photo: SR Planespotter)

CAE today announced that it has secured a landmark contract with the Commonwealth of Australia to deliver the Future Air Mission Training System (F-AMTS) under Project AIR5428 Phase 3 for the Royal Australian Air Force (RAAF).

Valued at more than $270M CAD, this long-term agreement spans an initial 10-year performance period and represents a major step forward in advancing next-generation air mission training capabilities for the Australian Defence Force.

The F-AMTS represents a transformation in how the RAAF will train its mission aircrew. CAE will deliver, with leading key industry organizations such as Nova Systems, Adacel, DXC Technology, Milskil, MMCLD, Airflite, and Seeing Machines, a modern, integrated training system. This system combines an advanced learning environment, courseware, and synthetic ground, and airborne training elements to replicate real-world operational complexity.

The training system will be delivered to RAAF Base East Sale in Victoria, in partnership with the Commonwealth of Australia, supporting the development of critical roles including Airborne Electronics Analysts, Operations Officers, Air Mobility Officers, Air Traffic Controllers, Air Battle Managers, Maritime Patrol and Response Officers, Weapon Systems Officers, and Electronic Warfare Officers. The F-AMTS offers students an engaging and seamless learning experience, and provides post-graduate instructor training that equip them with powerful tools to teach more effectively.

“Achieving mission readiness for today’s rapidly evolving defence and security landscape requires a training partner who deeply understands the complexity and challenges faced in operations,” explained France Hébert, President Defense & Security – Canada and International. “CAE is proud to deliver a future-ready training system that combines innovation, technical advantage, and trusted partnerships to help the Australian Defence Force to raise, train, and sustain skilled personnel. This is more than a shift in how training is delivered - it is a strategic investment in Australia’s national resilience and defence capability. By delivering a world-class, scalable, and cost-effective training solution, CAE will equip aviators with the skills, confidence, and agility to meet operational demands effectively.”

This contract builds on CAE’s longstanding partnership with the RAAF, which began in 1994 and has since trained generations of Australian military aircrew. The Future Air Mission Training System is expected to initially generate over 40 new skilled jobs within CAE in Victoria, Australia, with the first students expected to graduate in 2028.

(CAE)

Kemhan Bahas Pembelian Jet Tempur M-346FA Asal Italia

22 Desember 2025

Pesawat M-346 FA (photo: David Chua)

Kementerian Pertahanan mengatakan belum ada keputusan ihwal pembelian jet tempur M-346FA asal Italia untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau TNI AU. Klarifikasi ini disampaikan menyusul beredarnya informasi di media sosial yang menyebut RI tengah bernegosiasi membeli 18 unit pesawat tersebut.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Rico Ricardo Sirait mengatakan pembahasan mengenai pesawat M-346FA masih berada pada tahap awal.

“Rencana pembelian pesawat M-346FA asal Italia, hingga saat ini belum ada keputusan yang ditetapkan. Proses pembahasan masih berlangsung dan belum sampai pada tahap penetapan,” kata Rico kepada Tempo, Sabtu, 20 Desember 2025.

Isu pembelian M-346FA mencuat setelah sebuah unggahan di platform X menyebutkan Indonesia tengah menjajaki pembelian 18 unit pesawat tempur ringan tersebut. Unggahan itu juga menyebut pesawat dilengkapi radar active electronically scanned array (AESA) Grifo-EK serta didukung pelatihan tempur udara dan peperangan elektronik. 

Rico menegaskan, hingga kini Kementerian Pertahanan belum dapat menyampaikan detail apa pun terkait rencana pengadaan tersebut. Menurut dia, pembahasan yang masih berjalan membuat pemerintah belum bisa memastikan waktu pengadaan, jumlah unit, maupun perkiraan harga satuan pesawat. 

“Mengenai waktu pengadaan, jumlah unit, serta perkiraan harga satuan, belum dapat disampaikan, mengingat masih dalam proses pembahasan,” ujar dia. 

Ia juga menambahkan setiap keputusan pengadaan alat utama sistem persenjataan akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah setelah melalui seluruh tahapan yang ditetapkan. “Apabila nantinya sudah ada keputusan, akan disampaikan melalui kanal resmi pemerintah,” kata Rico.

Panglima ATM Lakukan Lawatan Ke Thales Tinjau Perkembangan Long Range Radar TUDM

22 Desember 2025

Lawatan rasmi Panglima ATM ke Thales Prancis (photos: ATM)

PARIS – Panglima Angkatan Tentera, Jeneral Tan Sri Hj Mohd Nizam bin Hj Jaffar telah melaksanakan lawatan rasmi ke THALES LAS FRANCE SAS (Limours) bagi meninjau secara langsung kemajuan pelaksanaan Projek Air Defence Long Range Radar (ADLRR) Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM). Lawatan kerja ini bertujuan memastikan pembangunan dan integrasi sistem radar strategik negara berjalan mengikut perancangan serta memenuhi keperluan operasi ATM dalam memperkukuh keupayaan cegah rintang dan pengawasan ruang udara. 


Kehadiran beliau telah disambut Timbalan Presiden (Pemasaran) Thales LAS France; Mr. Thomas Pistre dan Pengurus Produk Ground Master (GM) Thales LAS France; Mr. Pierre Roinel. Sepanjang lawatan, PAT telah diiringi oleh Atase Pertahanan (DA) Malaysia ke Perancis; Kepten Zainol bin Ahmad yang turut memudah cara libat urus pertahanan dua hala di peringkat strategik.


Thales LAS (Limours) merupakan salah satu pusat utama Thales di Perancis bagi sistem radar, merangkumi aktiviti pembangunan, integrasi, ujian dan pemasangan radar berteknologi tinggi. Beroperasi sejak tahun 1957, fasiliti ini sering dirujuk sebagai antara pusat radar terbesar dan paling berkeupayaan di Eropah, sekali gus menjadikannya hab penting bagi pembangunan radar jarak jauh dan sistem pengawasan canggih untuk kegunaan ketenteraan serta keselamatan.


Dalam sesi taklimat, pihak Thales turut memaklumkan bahawa radar AURORE, iaitu radar pengawasan angkasa (space surveillance radar) turut direka dan dibangunkan di tapak Limours. Walaupun AURORE berfokus kepada pemantauan domain angkasa, keupayaan teknologi dan inovasi yang dibangunkan di pusat ini mencerminkan tahap kepakaran Thales dalam menghasilkan sistem pengesanan berketepatan tinggi, pemprosesan data lanjutan serta multi-domain awareness, elemen yang relevan dan signifikan kepada pembangunan radar pertahanan udara jarak jauh seperti ADLRR TUDM.


Secara keseluruhan, lawatan ini turut menzahirkan keyakinan ATM terhadap Thales sebagai syarikat teknologi global yang memfokuskan misi kritikal dalam pertahanan, aeroangkasa/ angkasa serta siber dan digital dengan sokongan puluhan ribu tenaga pakar di peringkat antarabangsa. 


Kerjasama strategik melalui projek ADLRR ini sejajar dengan agenda pemodenan perisai udara negara ke arah membangunkan sistem pertahanan udara yang moden, bersepadu dan berdaya tahan seiring visi Angkatan Masa Hadapan ATM. Turut mengiringi lawatan, Ketua Pengarah Cawangan Operasi Pertahanan; Brigedier Jeneral Dato' Mohd Rafi bin Muhammad serta Ketua Tim Projek; Lt Kol Mohd Fauzi bin Omar TUDM.

(ATM)

21 Desember 2025

Australia Completes Delivery of 49 M1A1 Abrams Tanks to Ukraine

21 Desember 2025

Delivery of 49 M1A1 Abrams tanks to Ukraine (photos: Aus DoD)

The Australian Defence Force (ADF) has completed its landmark commitment to provide Ukraine with 49 M1A1 Abrams tanks, reinforcing the long-standing support for Ukraine as it continues to resist Russia’s illegal and immoral invasion.

Valued at approximately $245 million, the donation of vehicles meets a direct request from Kyiv, and forms part of more than $1.7 billion in total Australian assistance delivered since the conflict began, of which more than $1.5 billion is military aid.

The majority of the tanks arrived in Ukraine in July with many already having been deployed to the frontline.

The final tranche was handed over just days ago, primed and ready for battle.


Commander of Operation Kudu – Europe, Colonel James Smith, said the operation to bring the tanks from Australia to Europe had been a major logistical exercise.

“It is a huge undertaking to bring a 60-tonne tank half way across the world and make sure that when we give it to our Ukrainian friends, it is ready to use,” Colonel Smith said.

Lance Corporal Jordan Upton escorted the M1A1s from Geelong, where they were loaded onto a cargo ship for the 55-day sea journey to Europe.

“I was a bit overwhelmed at the idea of being at sea for such a long time,” Lance Corporal Upton said.


“It was kind of scary. I’d never experienced a trip like that, especially on a cargo vessel. Now, being here, I’m proud that we were able to achieve it.”

A contingent of ADF tank specialists, logisticians, mechanics and support staff was waiting for the arrival of the tanks, including Lieutenant Mitchell 'Tex' Walker, for whom this operation had personal meaning.

'It has been inspirational to see Ukraine defend itself and we look forward to opportunities, like this, where we can make a meaningful contribution to defend what’s right.'

“I’m so proud of my team and the work they are doing to get the tanks ready for battle – it’s an honour to be able to help the Armed Forces of Ukraine in their fight against Russia,” Lieutenant Walker said.  


“In fact, tank number 51 – one of the Abrams we will be giving to the AFU in the next few days – is the one I finished my Tank Officers Course on last year.  I know this tank is going to do its job well.”

The final fit-out and readiness activities took about a week to make sure the tanks were fully prepared before their handover.

“These tanks are a highly capable and proven platform,” Colonel Smith said. “Their delivery will strengthen Ukraine’s ability to defend itself against Russian aggression.”

Security and intelligence considerations were integrated into every aspect of planning, to avoid jeopardising the successful delivery of the heavy armoured vehicles.

For Corporal Emma Barwick, 22, this was the first time she had been overseas and she felt privileged to be part of the operation.


“The war has been going on for years – people have lost their lives and lost their homes,” Corporal Barwick said.

“It means a lot to think that I can play even a small role in helping them.”

The delivery of the final M1A1 Abrams comes after the Australian Government announced a new $95 million package of military assistance for Ukraine including:

$43 million of ADF materiel and equipment, including tactical air defence radars, munitions and combat engineering equipment.
An additional $2 million contribution to the Drone Capability Coalition, focused on providing Ukraine with advanced drone technologies.
“War is always devastating,” Colonel Smith said.

“But it has been inspirational to see Ukraine defend itself and we look forward to opportunities, like this, where we can make a meaningful contribution to defend what’s right.”

Check D di Depohar 10 Rampung, Boeing 737-400 TNI AU Kembali Perkuat Skadron Udara 17

21 Desember 2025

Boeing 737-400 TNI AU dengan nomor registrasi A-7308 (photos: TNI AU)

Pesawat Boeing 737-400 TNI Angkatan Udara dengan nomor registrasi A-7308 (Kencana 08) resmi kembali ke satuannya setelah menyelesaikan pemeliharaan berat Check D di Depo Pemeliharaan 10 (Depohar 10). 

Pesawat diserahkan oleh Komandan Depohar 10 Kolonel Tek Ruhimat, S.T., M.M., kepada Komandan Skadron Udara 17 yang diwakili Mayor Pnb Dimas Prawito Wicaksono di Apron Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jumat (12/12/2025). Penyerahan pesawat turut disaksikan oleh Komandan Komando Pemeliharaan Materiel TNI AU (Dankoharmatau) Marsda TNI Ir. Suryanto. 

Kencana 08 sebelumnya menjalani pemeliharaan berkala tingkat Check D dengan interval delapan tahun. Proses pemeliharaan berlangsung selama enam bulan dan dikerjakan oleh teknisi Satuan Pemeliharaan (Sathar) 14 Depohar 10. Tahapan ini mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap struktur, sistem, dan komponen utama pesawat.


Setelah pemeliharaan selesai, pesawat melaksanakan uji terbang selama dua hari pada 10–11 Desember 2025. Hasil test flight menyatakan seluruh sistem berfungsi normal dan pesawat dinyatakan laik terbang.

Dengan selesainya seluruh rangkaian tersebut, Pesawat A-7308 kembali memperkuat operasional Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat ini akan mendukung tugas penerbangan VIP/VVIP serta kebutuhan operasi strategis TNI Angkatan Udara.

Keberhasilan pemeliharaan Kencana 08 mencerminkan kinerja teknisi Sathar 14 Depohar 10 dalam menjaga kesiapan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) TNI AU. Penyerahan pesawat turut dihadiri para pejabat Koharmatau, para Kepala Dinas Depohar 10, para Dansathar, prajurit serta ASN Depohar 10.

Austal Australia Awarded Contract for Two Additional Evolved Cape Class Patrol Boats for Australian Border Force

21 Desember 2025

Austal Australia has been awarded a contract extension for two additional Evolved Cape-class Patrol Boats, Hulls 1103 and 1104, to be delivered to the Australian Border Force (photo: Austal Australia)

Austal Limited (ASX:ASB) is pleased to announce that Austal Ships Pty Ltd has been awarded a further contract extension for the construction of two additional Evolved Cape-class Patrol Boats for the Australian Border Force (ABF). 

This latest award, valued at over A$135 million brings the total number of Evolved Cape-class Patrol Boats contracted to Austal to 14 vessels, reinforcing the long-standing partnership between Austal, the Australian Border Force and the Royal Australian Navy in delivering critical maritime capability for Australia’s national security. 

Austal Limited Chief Executive Officer, Paddy Gregg, said the additional vessels continue to strengthen Maritime Border Command’s readiness and operational reach. 

“Over the past five years, the Evolved Cape-class Patrol Boats have proven themselves as highly capable, reliable assets for Australia’s border protection missions. With nine Evolved Capes already delivered and performing exceptionally with the Royal Australian Navy, and two more already under construction for the Australian Border Force, this new order further enhances Australia’s maritime surveillance and response capability across Northern Australia and our vast maritime domain.” Paddy Gregg, Austal Limited CEO 

Austal delivered eight original Cape-class Patrol Boats to the Australian Border Force between 2012 and 2015; these were followed by additional orders and deliveries to the Royal Australian Navy (2 vessels) in 2017 and Trinidad and Tobago Coast Guard (2 vessels) in 2021.

Since 2020, the Commonwealth of Australia has ordered 12 Evolved Cape-class Patrol Boats for the Royal Australian Navy, and Australian Border Force. The addition of these thirteenth and fourteenth Evolved Capes reflects continued confidence in the platform’s performance, Austal’s proven reliability and the strength of Australia’s sovereign shipbuilding capability. 

The Evolved Cape-class Patrol Boat design features expanded accommodations for up to 32 personnel, enhanced quality-of-life systems and advanced sustainment technologies to maximise operational availability. The vessels support a wide range of constabulary and naval missions and are a key element of Australia’s border security architecture. 

Construction of the two new patrol boats will take place at Austal’s Henderson shipyard in Western Australia, supported by a proven national supply chain and integrated project teams from the Department of Defence and the Australian Border Force. 

Austal continues to provide comprehensive in-service support for both Cape-class and Evolved Cape-class fleets through service facilities in Henderson (WA), Cairns (QLD) and Darwin (NT). 

Austal Australia also continues to deliver the Guardian-class Patrol Boat program, with 22 of 24 vessels handed over under the Pacific Patrol Boat Replacement Project (SEA3036-1). 

RNZAF P-8A Poseidon Testing the Aircraft’s Self-protection Capability

21 Desember 2025

RNZAF P-8A Poseidon deploying flares above the ManawatÅ« (photos: RNZAF)

The crew of one of our P-8A Poseidons have tested the aircraft’s self-protection capability in spectacular fashion above the ManawatÅ«.


The capability would typically be deployed in conflict zones where missiles posed a threat to the Poseidon and compromised the ability for crew to achieve their task.


The No. 5 Squadron aircraft released 80 lightweight simulator flares as part of a broad assessment of its capability. The trial was a success and allowed the squadron to bring a focus on their combat capability.


“As far as the week went, it was super successful. We had all the flare-loading and firing and also the carriage of the Mark 54 torpedo. This valuable training for the whole team and it went off without a hitch.” ~ Standards Flight Commander Squadron Leader Michael Craies.

20 Desember 2025

Uji Terima Arisgator Pastikan Performa Maksimal Usai Perbaikan Bengpuspal

20 Desember 2025

Uji terima tank Arisgator TNI AD (photos: Puspalad)

Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Puspalad melaksanakan uji terima Tank Arisgator setelah rangkaian perbaikan mesin, penggantian suku cadang, hingga perbaikan body dan kaki-kaki dinyatakan selesai.


Pengujian meliputi uji visual, uji pengereman, uji apung sebagai kemampuan utama tank amfibi, serta uji jelajah untuk memastikan performa dan ketahanan kendaraan. Seluruh uji dilakukan tim Bengpuspal dan Litbang Puspalad secara terukur dan berstandar.


Dengan uji komprehensif ini, Tank Arisgator dipastikan siap kembali mendukung tugas operasional satuan pengguna.

M113 Arisgator, APC versi amfibi dari M-113 (photo: TNI AD)

Arisgator untuk Indonesia
TNI AD telah mengakuisisi M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infateri Mekanis. Ranpur M-113 dari Italia, yang kemudian diperbarui di Belgia, tampaknya akan menjadi tulang punggung Infantri Mekanis TNI AD di masa depan. Karena itulah kebutuhan atas ranpur ini pun terus bertambah. Selain itu, seperti terlihat dalam Latancab TNI AD 2017, M-113 membuktikan mampu bergerak cepat mengimbangi Leopard di segala medan. Kabin yang cukup lapang dan olah gerak inilah yang membuat banyak prajurit infantri jatuh cinta. Sehingga tidak heran jika sejumlah ranpur yang dioperasikan Yonif Mekanis TNI AD tersebut dibeli melalui dana APBN.

TUDM Terima Tiga Dron ANKA Februari Ini, Perkukuh Pengawasan di Laut China Selatan

20 Desember 2025

Tiga dron ANKA akan diterima Malaysia pada awal tahun 2026 (photo: TUDM)

TUDM akan terima tiga dron ANKA dari Turkiye pada Februari untuk perisikan dan pengawasan di Laut China Selatan, tambah aset di Pangkalan Udara Labuan.
SUBANG: Tiga pesawat tanpa pemandu ANKA buatan Turkiye akan diterima Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) pada Februari depan.

Panglima TUDM Jeneral Datuk Seri Muhamad Norazlan Aris berkata aset itu akan memperkukuh keupayaan perisikan, pengawasan dan peninjauan di Laut China Selatan.

Ketiga-tiga dron Medium Altitude Long Endurance-Unmanned Aerial System (MALE-UAS) bersama Ground Station Control (GCS) sedang dalam perjalanan laut dari Turkiye.

“Aset berkenaan kini berada di atas kapal untuk penghantaran ke Malaysia,” katanya pada sidang media sempena Hari Kecemerlangan TUDM.

Beliau menjangkakan perjalanan itu mengambil masa kira-kira 45 hari.

“Insya-Allah menjelang akhir Januari ketiga-tiga pesawat bersama GCS itu akan tiba di Labuan.”

Dron ANKA itu akan ditempatkan di Pangkalan Udara Labuan sebagai pelengkap kepada pesawat pengawasan maritim CN-235 (MSA) sedia ada.

Fokus operasi aset baru itu adalah di utara Sabah.

Muhamad Norazlan menjelaskan pesawat CN-235 MSA mempunyai had dalam misi tertentu.

“Kehadiran ANKA merupakan peningkatan keupayaan yang penting,” katanya.

“Dengan atur gerak ini, kita akan dapat memantau kawasan sekitar dan mengambil tindakan susulan yang berkesan jika perlu.”

TUDM berhasrat untuk membuat perolehan lebih banyak dron di bawah Fasa Dua Pelan Pembangunan Keupayaan 2055 (CAP55).

Program ini distrukturkan dalam tiga fasa dengan sasaran awal sembilan buah dron.

“Selepas menilai prestasi pesawat yang diterima sekarang, kita akan menentukan jumlah sebenar yang diperlukan,” katanya.

“Buat masa ini sasaran kita kekal sembilan buah.”

Dalam perkembangan lain, projek pesawat peronda maritim Leonardo ATR-72 berjalan lancar dengan kemajuan kerja 60% setakat ini.

Kerja pengubahsuaian dan memperkukuh struktur sedang dijalankan bagi menempatkan sensor canggih.

Pesawat itu dijangka siap sebelum April 2027, tertakluk kepada penghantaran dua sistem utama dari Amerika Syarikat.

Sekiranya berjalan lancar, ia dijangka diperkenalkan kepada umum semasa LIMA ‘27.