01 Desember 2025

Kemhan Ungkap 20 Pesawat C-130 Hercules Tipe H Dimodernisasi PTDI-GMF

01 Desember 2025

Pesawat C-130 Hercules TNI disebar dalam tiga skuadron: Skadron Udara 31 di Lanud Halim Perdanakusuma-Jakarta, Skadron Udara 32 di Lanud Abdulrachman Saleh-Malang, Skadron Udara 33 di Lanud Sultan Hasanuddin-Makassar (photos: TNI AU)

Bandung (ANTARA) - Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengungkapkan pesawat C-130 Hercules tipe H yang dioperasikan oleh TNI AU yang saat ini berjumlah sekitar 20 unit, akan dimodernisasi dan diremajakan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia.

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Modernisasi C-130 Kolonel Arif Djoko menjelaskan dua entitas industri aviasi dalam negeri itu sama-sama diberdayakan dan mendapatkan proyek modernisasi sembilan pesawat.

"Kementerian Pertahanan itu memang ingin memberdayakan industri pertahanan yang kita miliki, makannya dilibatkan GMF dan PTDI yang sama-sama mendapat kontrak sembilan pesawat. Sementara sisanya nanti kita kontrakkan lagi," kata Arif di Kompleks PTDI Bandung, Rabu.

Pesawat-pesawat C-130 Hercules tipe H ini, lanjut Arif, berasal dari pengadaan tahun 1980-1982, atau telah berusia lebih dari 40 tahun dengan jam terbang mendekati 45.000 jam, sehingga perlu dilakukan pembaharuan.

Adapun langkah modernisasi yang dilakukan pada semua tipe H ini, adalah pergantian Center Wing Box Replacement (CWBR) yang telah habis masa pakainya dan Avionic Upgrade Program (AUP) atau peningkatan perangkat avionik dari analog ke digital, dengan nilai kontrak sekitar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp2,4 triliun.


"Sehingga nanti diharapkan untuk tipe H ini semuanya bisa diganti center wing box-nya karena rata-rata usianya sudah habis semua. Sehingga nanti ke depannya tipe H bisa ada perpanjangan usia sampai 15 tahun lagi untuk bertugas dalam operasi baik dalam dan luar negeri," tutur Arif.

Diketahui, proyek pengerjaan modernisasi dan peremajaan sembilan unit C-130 Hercules di PTDI sendiri dimulai dengan ditandai kedatangan unit pertama di hanggar Aircraft Services (ACS), PTDI Bandung, Rabu.

Dengan kemampuan dan fasilitas yang telah disiapkan dan sepenuhnya berbasis di Indonesia, program ini dinilai sekaligus memperkuat kemandirian nasional dalam pemeliharaan dan modernisasi pesawat angkut berat strategis TNI AU, yang berperan penting dalam misi logistik, operasi kemanusiaan, dan pertahanan negara.

Sementara bagi PTDI, pelaksanaan modernisasi C-130 di dalam negeri menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri, serta mempercepat siklus pemeliharaan pesawat-pesawat TNI AU.

"Bagi PTDI, program ini merupakan investasi jangka panjang dalam pengembangan kompetensi teknis, peningkatan kemampuan produksi komponen, serta penguatan ekosistem industri pertahanan dirgantara nasional," kata Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal di lokasi yang sama.

6 komentar:

  1. Herki mro sendiri
    Gutbai mairod 😜😜😜

    BalasHapus
  2. Hanya 20? Yg tidak diupgrade yg mana?🤔
    Total ada 11 C-130H, 6 C-130H-30 dan 4 L-100-30. Harusnya salah satu L-100 karena tiga ex-sipil. Pesawat sipil jam terbang biasanya tinggi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi setelah dibaca ulang, 9 GMF + 9 PT DI. Sisanya nanti ada kontrak lagi.
      Jumah total sekitar 20 atau tepatnya 21 unit. Kayaknya yg dipikir2 yg ex-sipil deh. Bisa lebih mahal kalau perlu banyak perbaikan.

      Hapus
  3. HABISLAH! China dah bersuara pasal perjanjian syaitan Anwar-Trump!
    https://youtu.be/B5oFvSqfKFM

    INILAH MALONDESH DENGAN SEGALA BOTOL NYA
    😅😅😅😅😅😅😅

    BalasHapus