31 Agustus 2024

Latgabma Super Garuda Shield 2024 Dimulai, Kasad Dampingi Panglima TNI Tinjau Penerjunan Pasukan Jepang

31 Agustus 2014

Panglima TNI didampingi tim JGSDF dan US Army menyaksikan penerjunan dalam SGS 2024 (photos: TNI)

BATURAJA, SUMSEL, tniad.mil.id – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., mendampingi Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.M., dalam peninjauan penerjunan Container Delivery System (CDS) dan Airborne oleh pasukan militer Jepang. Kegiatan ini berlangsung di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, Sumatera Selatan, pada Kamis (29/8/2024).

Penerjunan CDS dan Airborne tersebut merupakan bagian dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2024 yang diselenggarakan dari 26 Agustus hingga 6 September 2024. Latgabma ini melibatkan 11 negara, yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Australia, Prancis, Kanada, Singapura, Thailand, Korea Selatan, dan Selandia Baru, dengan tujuan untuk meningkatkan interoperabilitas dan kerja sama antar Angkatan Bersenjata.

Dalam latihan ini, penerjunan CDS dan Airborne menjadi elemen penting yang menguji kesiapan dan kemampuan prajurit dalam operasi terjun payung yang kompleks dan strategis. Kasad bersama Panglima TNI dan Kepala Staf tiga matra menyaksikan langsung pelaksanaan penerjunan, guna memastikan seluruh prosedur berjalan aman dan sesuai standar.

Penerjunan CDS menggunakan peralatan canggih untuk memastikan efektivitas dan keamanan selama proses terjun, sementara penerjunan Airborne menekankan pada kecepatan dan ketepatan dalam menempatkan pasukan di medan operasi. Latihan ini juga sekaligus menegaskan kesiapan dan profesionalisme TNI dalam pertempuran, serta meningkatkan kemampuan koordinasi dengan negara-negara sahabat.

Latgabma Super Garuda Shield 2024 diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik antarnegara peserta, tetapi juga meningkatkan kemampuan operasional masing-masing Angkatan Bersenjata dalam menghadapi tantangan global. 

(TNI AD)

RTAF and PLAAF Complete Falcon Strike 2024 Joint Exercise

31 Agustus 2024

The Royal Thai Air Force (RTAF) and People's Liberation Army Air Force (PLAAF) concluded the exercise FALCON STRIKE 2024 at Wing 23 RTAF base Udon Thani, Thailand on 18-29 August 2024 (photo: RTAF, PLAAF, TAF)

Royal Thai Air Force involved its Gripen C/D of 701st Squadron, Wing 7, Alpha Jet TH of 231st Squadron, Wing 23, SAAB 340B ERIEYE airborne early warning (AEW) of 702nd Squadron, Wing 7 and Airbus Helicopter H225M (EC725) of 203rd Squadron, Wing 2 and SAAB RBS 70 Ground-based air defense (GBAD) with PLAAF's J-10C/AS of 130th Air Brigade, J-11B/BS, JH-7A/AII, KJ-500 AEW, Y-9LG electronic intelligence (ELINT) aircraft, Y-20A transport aircraft, Mi-171Ah helicopter and HY-6B GBAB.


The Royal Thai Air Force (RTAF) and the People's Liberation Army Air Force (PLAAF) have completed the FALCON STRIKE 2024 combined air exercise from 18-29 August 2024, with the opening ceremony on 18 August 2024 and the closing ceremony on 29 August 2024 at Wing 23, Udon Thani.

The FALCON STRIKE 2024 exercise is the seventh exercise, following the first exercise FALCON STRIKE 2015, the second exercise FALCON STRIKE 2017, the third exercise FALCON STRIKE 2018, the fourth exercise FALCON STRIKE 2019, the fifth exercise FALCON STRIKE 2022 and the sixth exercise FALCON STRIKE 2023.


The Royal Thai Air Force forces participating in the exercise included Saab Gripen C/D fighter aircraft from Squadron 701, Wing 7, Surat Thani; Dornier Alpha Jet TH attack aircraft from Squadron 231, Wing 23; Saab 340 ERIEYE AEW (Airborne Early Warning) airborne control and warning aircraft from Squadron 702, Wing 7.

Helicopter No. 11, H.11 EC725 (Airbus Helicopter H225M), Squadron 203, Wing 2, Khok Kratiam, and for the first time, bringing the search and rescue unit PJ Commando, Special Operations Regiment, and the ground-based air defense system (GBAD: Ground-Based Air Defence) type RBS 70, the Royal Air Defense Regiment, Air Force Command (SFC: Security Force Command) to join the training.


The Chinese force includes six Chengdu J-10C fighters and two-seat J-10AS variants from the 130th Air Brigade, two Shenyang J-11B fighters and two two-seat J-11BS variants, two Xian JH-7AII bombers armed with PL-8 and PL-10 short-range air-to-air missile trainers and PL-12 medium-range air-to-air missile trainers.

One Shaanxi KJ-500 airborne early warning and control aircraft, number 30178, one Y-9LG electronic intelligence (ELINT) aircraft, callsign "BATMAN", one Xian Y-20A transport aircraft, and one Mil Mi-171Sh helicopter. This is also the first time that China has sent a special operations unit, an anti-aircraft unit, and a HY-6B ground-based anti-aircraft system to participate in the exercise in Thailand.

(AAG)

Indonesia Hibahkan Senjata dan Amunisi ke Kamboja, Kemhan Kirim dengan Pesawat Hercules C-130J Super Hercules

31 Agustus 2024

Hibah senjata dan amunisi buatan Pindad untuk Komando Pasukan Khusus Tentara Royal Kamboja (photos: Kemhan)

Jakarta – Indonesia dalam hal ini Kementerian Pertahanan RI menghibahkan senjata dan amunisi untuk Komando Pasukan Khusus Tentara Royal Kamboja, Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF). Pengiriman hibah senjata dan amunisi ini diberangkatkan ke Kamboja dengan Pesawat Hercules C-130J Super Hercules dari Skadron Udara 31, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (29/8).

Pada acara serah terima dan pengiriman hibah, dipimpin langsung oleh Dirjen Kuathan Kemhan Marsda TNI H. Haris Haryanto dan dihadiri oleh pejabat Kemhan RI, Mabes TNI, TNI AU, Delegasi Kamboja di Jakarta serta PT Pindad.


“Ini adalah bukti nyata dari komitmen Indonesia dalam mendukung stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, serta memperkuat hubungan bilateral dengan Kamboja. Selain itu, misi ini juga menjadi ajang promosi bagi industri pertahanan dalam negeri yang terus berkembang,” ujar Dirjen Kuathan Kemhan dalam sambutannya.

Dalam misi pengiriman, Mayor Pnb Ulung Purwodanta sebagai Pilot in Command membawa 12 crew pesawat dan 3 orang observer dari Sops TNI dan Sops TNI AU, lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 10.00 WIB, dengan rute penerbangan melalui Lanud RSA (Natuna, Kepri) dan berakhir di Phnom Penh, Kamboja.

Kegiatan hibah ini, menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mempromosikan keunggulan produksi dalam negeri, serta mempererat hubungan bilateral dan kerja sama antara Indonesia dan Kamboja untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan. 

30 Agustus 2024

Pesawat Falcon 8X Kedua TNI AU Tiba di Indonesia

30 Agustus 2024

Kedatangan pesawat angkut Falcon 8X kedua dengan nomor registrasi A-0802 (photos: TNI AU)

Pesawat Falcon 8X dengan nomor registrasi A-0802 kedua TNI Angkatan Udara tiba di Apron Skadron Udara 17 Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (29/8/24).

Kedatangan pesawat Falcon 8X ini disambut oleh Panglima Komando Operasi Udara (Pangkoopsud) I Marsda TNI Mohammad Nurdin mewakili Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M. Prosesi penyambutan dilakukan dengan water salute, kemudian Pangkoopsud I mengalungkan bunga kepada dua pilot dari Dassault dan dua pilot dari TNI AU.


Pangkoopsud I juga menyiramkan air bunga di nose pesawat Falcon 8X A-0802 serta melakukan peninjauan kedalam pesawat yang didampingi oleh Danlanud Halim Perdanakusuma, Marsma TNI Destianto N. Utomo dan Pejabat dari Dassault Aviation Prancis.

Pesawat Falcon 8X A-0802 ini menjadi kekuatan Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma sebagai pesawat Komando Pengendalian (Kodal) bagi unsur pimpinan TNI/TNI AU dalam menjalankan tugasnya.


Pesawat produksi perusahan asal Perancis "Dassault Aviation" ini memiliki berbagai keunggulan. Dengan tiga mesin mampu terbang jelajah 11.945 km serta memiliki kemampuan takeoff dan landing di runway yang pendek.

Selain itu, Falcon 8X memiliki desain kokpit baru yang lebih modern, kinerja mesin yang ditingkatkan dari segi daya dorong dan efisiensi bahan bakar, tanki bahan bakar yang lebih besar serta desain struktur baru untuk optimasi pesawat. Kemudian kecepatannya bisa mencapai 0.9 mach number, yang artinya diatas 500 knots atau 900 km/jam.

Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Melaksanakan Supervisi Prototipe Man Portable Surveillance Radar (MPSR)

30 Agustus 2024

MPSR, radar tipe ground surveillance yang dapat mendeteksi objek di darat khususnya pergerakan personel dan kendaraan buatan PT RTI (photo: Kemhan)

Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan melaksanakan kegiatan Supervisi Prototipe Man Portable Surveillance Radar (MPSR) Tahap II pada hari Selasa 27 Agustus 20024 di workshop PT. Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) Bandung. Tim Puslitbang Alpalhan dipimpin oleh Laksma TNI Danto Yuliardi Wirawan , S.T, M.T selaku Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan, serta didampingi oleh Kolonel Laut (KH) Ir. Herlambang Effendy, M.Si Kabid Matra Laut Puslitbang Balitbang Kemhan, para Peneliti/Perekayasa, APN, dan Kasubbid Bidang Matra Laut Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan. Man Portable Surveillance Radar (MPSR) adalah sistem radar tipe ground surveillance yang dapat mendeteksi objek di darat khususnya pergerakan personel dan kendaraan. Litbang Prototipe MPSR yang dilaksanakan oleh Balitbang Kemhan bersama PT RTI ini merupakan upaya untuk meningkatkan penguasaan teknologi di bidang Radar guna memenuhi kebutuhan Alpalhankam TNI dari hasil produk industri dalam negeri.

Detail radar bagian dari sistem MPSR (photo: PT RTI)

Kegiatan Supervisi dilaksanakan untuk mengarahkan, mengelola dan mengawasi guna memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan Litbang Man Portable Surveillance Radar (MPSR) Tahap II ini dilaksanakan sesuai rencana baik spesifikasi, mutu maupun waktu. Untuk kegiatan berikutnya pada rangkaian Litbang MPSR ini akan dilaksanakan uji fungsi di air weapon range (AWR) TNI AU di Lumajang guna menguji performance, ketahanan serta aspek ergonomis perangkat MPSR yang telah dibuat. Kapuslitbang Alpalhan mengharapkan seluruh kegiatan LItbang MPSR dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana serta perangkat radar yang telah dibuat melalui proses Litbang ini memiliki kualitas dan performance yang handal sesuai requirement yang telah ditetapkan.

China to Transfer Two Ships and Pier to Cambodian Navy

30 Agustus 2024

Two PLAN Type 056 Corvettes – 630 Aba and 631 Tianmen – are docked at the pier at the Ream naval base in Cambodia (photo: RFA)

China is expected to soon hand over to the Cambodia navy two warships, a deep-draft pier long enough to accommodate aircraft carriers and facilities it has developed at a base on Cambodia’s coast, Cambodian sources with knowledge of the matter told Radio Free Asia.

About 100 Chinese naval personnel have been “working day and night” at a section of the Ream naval base in Sihanoukville province on the Gulf of Thailand preparing for the transfer to Cambodian control, which is likely to happen at the end of September, said the sources.

The PLAN Type 056 is similar to Damen Schelde’s SIGMA 90 corvettes, four of which were built for the Indonesian Navy (image: Hudong Zhongua Shipbuilding Group)

In return, analysts say it is likely that the two countries have reached an agreement giving the Chinese navy privileged access to the new base, where until now no foreign vessels have been allowed to dock. 

According to satellite images, the new pier is estimated to be roughly 300 meters (1,000 feet) in length and “it ought to be able to accommodate any ship in the PLA Navy’s fleet, including its new Type 003 aircraft carrier,” Shugart told RFA.

The ships there earlier were the Wenshan (hull number 623) and Bazhong (hull number 625), which, beside training Cambodian sailors, took part in the joint Golden Dragon exercise in May with Cambodian naval vessels.

Cambodia’s Ream naval base in August 2024 (photo: RFA)

The ships at the base this month are the Aba (hull number 630) and Tianmen (hull number 631), both commissioned in January 2021.

The 300-foot (90-meter) Type 056A corvette is similar to the U.S.-built littoral combat ship, suitable for mid-range and littoral missions and equipped for anti-submarine warfare. The Chinese navy’s South Sea Fleet, which is responsible for activities in the Southeast Asia region, has 20 such vessels.

See full article RFA

29 Agustus 2024

The Royal Thai Army Considers the Procurement of Additional VN1 8x8 Wheeled Armoured Vehicles in Phase 4

29 Agustus 2024

Royal Thai Army (RTA)'s Norinco VN1 8x8 wheeled armored vehicles included Armored Personnel Carrier (APC) and SM4A Self-Propelled Mortar variants (photos: Royal Thai Army)

Royal Thai Army planned to procure additional VN1 8x8 for 987,000,000 Baht ($29,100,471) in Fiscal Year 2025 from Chinese firm Norinco.

Currently, the Royal Thai Army (RTA) has procured VN1 8x8 wheeled armoured vehicles in the VN1 APC version, 120mm SM4A heavy grenade launcher armoured vehicles, VS27 Recovery Vehicle, VE36 command vehicle, VN1 Ambulance armoured vehicles from Norinco, a Chinese arms manufacturer, Phase-1 38 vehicles, Phase-2 34 vehicles, and Phase-3 39 vehicles, totaling 111 vehicles of all types. It was assigned to the 10th Cavalry Battalion, 7th Cavalry Battalion and 15th Cavalry Battalion, 2nd Cavalry Regiment, 1st Cavalry Division, which was a reconnaissance cavalry unit to an armored cavalry unit.


In early August 2024, General Pana Klaewplodthuk, Chief of Staff of the Royal Thai Army, along with a group of Thai Army officers, explained to the Subcommittee on ICT Equipment and Revolving Funds in the Special Committee on Budget Consideration for the Fiscal Year 2025 that, in addition to cutting the budget of the Ministry of Defense for the Royal Thai Army by approximately 427,000,000 baht ($12,589,565) (mostly administrative budgets), The Royal Thai Army has also requested a budget allocation of approximately 987,000,000 baht ($29,100,471) for the fourth phase of the procurement of 8x8 wheeled armoured vehicles from Norinco, the People's Republic of China, which is understood to be the procurement of the VN1 8x8 wheeled armoured vehicles in addition to those ordered and delivered in the three previous phases.

The units under the direct control of the 2nd Cavalry Regiment, 2nd Cavalry Division, 1st Cavalry Division are the 7th Cavalry Battalion, 2nd Cavalry Regiment, 7th Battalion and the 15th Cavalry Battalion, 2nd Cavalry Regiment, 15th Battalion. The former was a cavalry reconnaissance unit (wheeled) using V-150 4x4 wheeled armored vehicles, while the 7th Cavalry Battalion, 2nd Cavalry Regiment, 10th Battalion used BTR-3E1 8x8 wheeled armored vehicles for a while before transferring the vehicles to the 2nd Infantry Regiment, King's Guard and the 21st Infantry Regiment, King's Guard, 2nd Infantry Division, King's Guard.


Even though there are no details on how many VN1 wheeled armored vehicles will be procured in Phase 4 and what models, but from the fact that the 2nd Cavalry Regiment, Division 2 has received almost all models including the 120mm mortar model, except for the 105mm ST-1 8x8 wheeled armored vehicle with a 90mm tank cannon model that should replace the V-150 wheeled armored vehicle with a 90mm tank cannon model that is still in use in the unit, it is understood that the 4th phase procurement may have the ST-1 model as well.

(AAG)

US Approves Possible Sustainment Support Services for Australian Apaches

29 Agustus 2024

US approved sustainment support package estimated cost of $300 million for Australian Apache (image: Boeing)

WASHINGTON - The State Department has made a determination approving a possible Foreign Military Sale to the Government of Australia of AH-64E Apache Sustainment Support Services and related equipment for an estimated cost of $300 million. The Defense Security Cooperation Agency delivered the required certification notifying Congress of this possible sale today.

The Government of Australia has requested to buy AH-64E Apache sustainment support services, including U.S. Government and contractor engineering, technical, and logistics support services; technical data and publications; personnel training; and other related elements of logistics, and program support. The estimated total cost is $300 million.

This proposed sale will support the foreign policy and national security objectives of the United States. Australia is one of our most important allies. The strategic location of this political and economic power contributes significantly to ensuring peace and economic stability in the Western Pacific. It is vital to the U.S. national interest to assist our ally in developing and maintaining a strong and ready self-defense capability.

The proposed sale will improve Australia’s capability to meet current and future threats by providing the necessary sustainment support to successfully employ its AH-64E Apache helicopters. It will also improve Australia’s capability to support coalition operations and contribute to mutual security goals in the region. Australia will have no difficulty absorbing this equipment and services into its armed forces.

The proposed sale of this equipment and support will not alter the basic military balance in the region.

The principal contractors will be The Boeing Company, located in Mesa, AZ, and Lockheed Martin, located in Orlando, FL. There are no known offset agreements proposed in connection with this potential sale.

TNI AL Ajukan LHD untuk Anggaran Periode 2025-2029

29 Agustus 2024

Presentasi KSAL pada kegiatan silaturahmi dan halal bihalal para KSAL dari masa ke masa serta para keluarga besar TNI AL tanggal 19 April 2024 (photo: Pasmar 1)

Kanal berita militer dan pertahanan Sobat Militer beberapa waktu lalu mengunggah informasi tentang aspirasi TNI AL untuk mengoperasikan satu unit Landing Helicopter Dock (LHD) dengan spesifikasi antara lain memiliki tonase antara 22.000 sampai 25.000 ton.

TNI Angkatan Laut berharap agar program tersebut diakomodasi oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada periode 2025-2029.

Tampak samping LHD Juan Carlos class (image: MConrads)

LHD yang masih dipasarkan saat ini beserta bobot penuhnya antar lain adalah Dokdo-class (Korea) dengan bobot penuh 19.300 ton, Mistral-class (Prancis) 21.300 ton, Juan Carlos-class (Spanyol) 26.000 ton, Type 075-class (China) 36.000 ton, Trieste-class (Italia) 38.000 ton, Ivan Rogov-class (Russia) 40.000 ton, dan America-class (USA) 45.700 ton.

Kapal LHD dengan kisaran berat 22.000 hingga 25.000 ton dan yang sesuai dengan gambar pada resentasi KSAL tanggal 19 April 2024 seperti foto diatas itu tidak lain adalah Juan Carlos class lansiran Navantia, Spanyol. 

LHD Juan Carlos I Spanyol (infographic: Wiki)

LHD Juan Carlos-class berikut derivatifnya di Australia dan Turkiye sama-sama mempunyai flight deck sepanjang 200-an m, dilengkapi sky jump ramp pada separoh dari flight deck-nya, mempunyai 2 pintu rampa samping (side ramp) untuk memuat kendaraan dan orang serta mempunyai well dock untuk operasi amfibi melalui pintu belakang.

Yang perlu dicatat disini adalah penggunaan flight deck-nya yang berbeda-beda, di negara asalnya Spanyol fungsi kapal ini adalah sebagai kapal "multi-purpose aircraft carrier-landing helicopter dock (LHD)", kapal ini mengoperasikan pesawat AV-8B Harrier (sebelum diganti F-35B), helikopter Chinook, Sea King dan NH-90. 

LHD Canberra-class Australia derivatif dari Juan Carlos-class (infographic: Wiki)

Di Australia fungsi kapal sebagai "amphibious assault ship" kapal saat ini tidak mengoperasikan pesawat terbang namun flight deck nya diisi dengan helikopter Chinook, Seahawk dan Tiger. Sedangkan Turkiye mengoperasikan kapal ini sebagai "amphibious assault ship and V/STOL aircraft carrier", kapal saat ini tidak mengoperasikan pesawat terbang namun gabungan antara helikopter dan UCAV hingga jumlah 50 unit. 

Dalam perencanaan TNI AL jumlah LHD yang ingin dimiliki sebanyak 4 unit, ini karena dalam doktrinnya TNI AL harus mampu mengatasi 2 trouble spot secara bersamaan, karena luasnya wilayah Indonesia gugus tugas untuk mengatasinya harus terpisah. Dengan kebutuhan 4 unit LHD ini artinya jumlah unit LHD Indonesia akan 2 kali lipat milik Australia, begitu juga dengan armada pengawalnya.

LHD Anadolu-class Turkiye, derivatif dari Juan Carlos-class (infographic: Wiki)

Dengan pembiayaan melalui Pinjaman Luar Negeri (PLN), kapal yang akan menggantikan kapal perang KRI Multatuli 561 sebagai Kapal markas ini membutuhkan biaya kurang lebih 1 billion USD (16,5 triliun Rupiah) dan membutuhkan waktu produksi 5 tahun sejak pemotongan baja pertama hingga komisioning.

Apabila alokasi PLN untuk periode 2025-2029 ditetapkan sama dengan periode 2020-2024 yaitu sebesar 25,4 billion USD dan porsi TNI AL sebesar 35% atau 8,89 billion USD maka besar kemungkinan alokasi pembiayaan untuk 1 LHD ini dapat disetujui. Sebagai ilustrasi pembiayaan yang besar untuk TNI AL pada periode ini adalah pembiayaan fregat FREMM,  kapal selam ocean going interim, serta pesawat survei maritim jarak jauh. Kita tunggu saja perkembangannya ke depan.

28 Agustus 2024

Kapal Selam Type 218SG RSS Invincible Tiba di Singapura

28 Agustus 2024

RSS Invincible kapal selam pertama jenis Type 218SG (photo: Marine Forum)

Kapal selam diesel-listrik (SSK) pertama di kelasnya yaitu RSS Invincible yang dipesan untuk Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) telah tiba di rumah.

Data sistem identifikasi otomatis/automatic identification system (AIS) yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa kapal pengangkut angkat berat, MV Rolldock Star, tiba di samping Pangkalan Angkatan Laut Changi sekitar pukul 11.40 waktu setempat pada tanggal 27 Agustus.

Kapal tersebut diketahui membawa SSK, yang akan bertugas sebagai RSS Invincible, setelah ditugaskan.

Janes pertama kali melaporkan pada bulan Juli 2024 bahwa Invincible telah menyelesaikan pelatihan bagi awak kapal selam Singapura di Jerman dan sedang dipersiapkan untuk dikirim pulang.

Invincible adalah salah satu dari empat SSK Tipe 218SG yang dipesan berdasarkan dua kontrak terpisah yang ditandatangani antara pembuat kapal Jerman thyssenkrupp Marine Systems (tkMS) dan Kementerian Pertahanan Singapura pada tahun 2013 dan 2017.

Kapal ini diluncurkan oleh tkMS pada bulan Februari 2019 tetapi tetap berada di Jerman sejak saat itu untuk tujuan pelatihan awak kapal selam.

Kapal kedua di kelasnya, Impeccable, diluncurkan pada bulan Desember 2022 bersama dengan kapal ketiga di kelasnya, Illustrious. Kapal terakhir dalam program tersebut, Inimitable, mulai beroperasi pada bulan April 2024.

Impeccable adalah kapal pertama yang dikirim ke RSN. Kapal tersebut tiba di Pangkalan Angkatan Laut Changi Singapura pada bulan Juli 2023 dan memulai uji coba laut di perairan lokal pada bulan yang sama. Untuk perjalanannya ke Singapura, Impeccable diangkut dengan kapal pengangkut berat lainnya, MV Rolldock Storm.

The Royal Thai Air Force has Officially Selected JAS 39 Gripen E/F to be Inducted Into the New Fighter Squadron

28 Agustus 2024

SAAB Gripen E/F fighter (photo: SAAB)

According to the Royal Thai Air Force's implementation of the first phase of the fighter replacement procurement project in the fiscal year 2025-2029 to replace the F-16 A/B (local: Type 19/G) fighter aircraft at Squadron 102, Wing 1, which has been in service since 1988, for more than 36 years, the procurement project is a project that the Royal Thai Air Force places great importance on, as specified in the Royal Thai Air Force Whitepaper 2024, as it is a project that requires a high budget from the people's taxes. Therefore, the committee for selecting and determining the method for procuring the Royal Thai Air Force's replacement fighter aircraft, which was assigned by the Commander-in-Chief of the Royal Thai Air Force, realizes that the consideration of the implementation of such a project must be done with great care and attention, in order to create value for the procurement of fighter aircraft to perform national defense missions for at least another 30 years.

The replacement fighter aircraft must be aircraft with better capabilities than the fighter aircraft currently in service with the Royal Thai Air Force. It is appropriate in terms of commonality and continuity. It can be further developed according to the strategies of the Royal Thai Air Force and the Royal Thai Army in the future. It also requires the implementation of the Offset Policy to develop towards sustainable self-reliance, enhance economic value, and increase Thailand's competitive opportunities in the international arena.

Thailand expects to gain economic benefits of 130% of the project value or 78,000,000,000,000 if supplied to the 12 items targeted by the manufacturers (infographic: TAF)

From the above important principles and considerations, the Model Selection Committee has determined detailed steps and criteria for consideration, taking more than 10 months to complete. Therefore, it can be concluded that the JAS 39 Gripen E/F fighter jet has the capability to meet the strategic needs according to the principles and strategies of the Royal Thai Air Force, and is also independent in use. It can be further developed to increase the potential for multi-domain operations between the Royal Thai Air Force, the Royal Thai Army, the Royal Thai Navy, and various security agencies under the concept of network-centric operations effectively in the future, and is in line with the budget framework that the Royal Thai Air Force has been allocated, as well as proposals according to the policy of offsetting the import of military equipment, both directly to create opportunities for the development of the defense industry leading to self-reliance, to raise standards to the international level, and indirectly to provide scholarships to personnel abroad, both within the Royal Thai Air Force and the general public, to have advanced knowledge and skills, Including the transfer of environmental and agricultural technology, as well as the creation of innovation centers that lead to increased productivity in generating income and increasing Thailand's competitiveness to further develop the economy in various aspects in the long term.

The Air Force would like to assure the people that the project to procure the JAS 39 Gripen E/F fighter jet will be worthwhile for the budget received from the people's taxes, transparent, verifiable and efficient. This will lead to the acquisition of high-performance equipment for use in protecting sovereignty and preserving national interests in the air, and can effectively respond to threats in the current and future environments, in accordance with the budget status and national development guidelines in accordance with the government's policies.

Public Relations Division
Office of Civil Affairs and Public Relations
Department of Civil Affairs, Royal Thai Air Force

Havelsan Tawarkan Kerjasama Pengembangan Full Flight Simulator dan Pesawat AEW&C dengan PT DI

28 Agustus 2024

Havelsan siap bekerjasama dalam pengembangan full flight simulator (photo: PT DI)

Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan didampingi Direksi dan Manajemen terima kunjungan dari Havelsan, Perusahaan teknologi pertahanan asal Turki, di fasilitas PTDI di Bandung. Kunjungan ini merupakan bagian dari tindak lanjut kerja sama yang telah disepakati sebelumnya antara kedua Perusahaan, yang berfokus pada pengembangan Full Flight Simulator, serta kesiapan kedua pihak dalam pemenuhan kebutuhan RI terhadap pesawat Airborne Warning & Control System (AWACS).

Pada kesempatan ini, CEO Havelsan, Mehmet Akif Nacar dan delegasinya diperkenalkan dengan beberapa produk simulator unggulan PTDI, diantaranya N219 Cockpit Demonstrator dan N219 Engineering Full Flight Simulator. Kedua produk ini merepresentasikan kapabilitas PTDI dalam pengembangan teknologi simulasi penerbangan yang canggih, yang juga menjadi dasar penting dalam kerja sama yang sedang berlangsung dengan Havelsan.

Dalam wawancara dengan CEO Havelsan, Mehmet Akif Nacar, beliau menyatakan keyakinan yang kuat terhadap kemampuan PTDI dalam pengembangan simulasi penerbangan, khususnya untuk program Full Flight Simulator. Menurutnya, PTDI memiliki fondasi yang kuat berkat pengalamannya dalam mengembangkan pesawat CN235-220 dan simulasi pelatihan, serta rekayasa. “Hal ini memberikan dasar yang solid untuk pengembangan bersama simulator misi penuh dengan menggunakan data package yang disediakan oleh PTDI,” ujar Mehmet Akif Nacar.

Havelsan telah berpengalaman dalam mengembangkan pesawat AEW&C (photo: Havelsan)

Mehmet Akif Nacar juga mengungkapkan rencana untuk memperluas kerja sama dengan PTDI dengan mengembangkan proyek AWACS Indonesia. Havelsan berencana untuk memanfaatkan know-how dan pengalaman mereka dalam program AWACS dan menggabungkannya dengan kebutuhan Pemerintah RIuntuk menciptakan sistem AWACS yang lebih kuat. “Ini akan melibatkan pembentukan tim kolaborasi atau program bersama, dimana PTDI akan berperan sebagai main contractor di Indonesia,” jelas Mehmet Akif Nacar.

Lingkup pekerjaan Havelsan dalam pengembangan pesawat AEW&C program Peace Eagle (infographic: Havelsan)

Kunjungan CEO Havelsan ke PTDI menandai langkah awal yang penting dalam mewujudkan rencana ini dan menunjukkan komitmen kedua perusahaan untuk bersama-sama mengembangkan teknologi pertahanan canggih yang akan memberikan manfaat signifikan bagi industri penerbangan dan pertahanan Indonesia.

27 Agustus 2024

Kemhan Teken Kontrak Kerja Sama Pengadaan Rudal Dengan Republikorp

27 Agustus 2024

Penandatanganan perjanjian Kemhan dan Republikorp (photo: Antara)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak kerja sama pengadaan Rudal Permukaan ke Permukaan Çakir dan Rudal Pertahanan Udara Sungur dengan Republikorp Indonesia.

Dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA, penandatanganan itu dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan, Marsdya TNI Yusuf Jauhari dan Founder Republikorp, Norman Joesoef di depan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Secretary of Turkish Defence Industries, Haluk Görgün, Selasa.

Dalam siaran pers resmi tersebut dijelaskan, kerja sama pengadaan rudal ini merupakan langkah penting dalam membangun industri pertahanan nasional yang mandiri.

Rudal permukaan ke permukaan Roketsan Cakir (infographic: Roketsan)

Dengan kemitraan ini, pemerintah tidak hanya akan memiliki industri pertahanan yang mandiri tapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung industri pertahanan
internasional.

Tidak hanya penandatangan kerja sama pengadaan rudal, Republikorp Indonesia juga menandatangani kerangka kerjasama atau framework dengan ASELSAN dan ROKETSAN.

Norman Joesoef, mewakili Republikorp, menandatangani perjanjian dengan ASELSAN untuk produksi Sistem Senjata Kendali Jarak Jauh (RCWS), serta dengan ROKETSAN untuk mendirikan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan produksi rudal ÇAKIR, ATMACA, dan HISAR.


Sebelumnya, Republikorp telah memiliki rekam jejak yang cemerlang dalam menjalin kerja sama peralatan militer dengan negara-negara besar.

Selama lima tahun terakhir, Republikorp telah membangun kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan global, termasuk LIG Nex1 dari Korea Selatan untuk produksi dan transfer teknologi rudal, serta mitra dari Slovakia untuk pengembangan turret TURRA 30 dari EVPU.

Kolaborasi-kolaborasi ini telah memperkuat kemampuan militer Indonesia dan menunjukkan komitmen Republikorp untuk mendiversifikasi teknologi pertahanan.

Rudal pertahanan udara Roketsan Sungur (photo: Roketsan)

Selanjutnya, Di Italia Republikorp juga mengembangkan kerja sama dengan Drass Galeazzi S.R.L. untuk assembly kapal selam mini dan autonomous, serta dengan Fiocchi Munizioni S.p.A. dalam produksi amunisi.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya Republikorp menuju kemandirian dalam pasokan pertahanan dan menciptakan jalur diplomasi yang lebih kuat.

Tahun ini, Republikorp memasuki era baru dengan memulai kontribusi pada manufaktur industri pertahanan melalui pembangunan fasilitas di Subang.


Fasilitas ini menjadi ujung tombak inovasi dan keberlanjutan dalam pengembangan senjata, amunisi, serta kendaraan taktis listrik modern, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan TNI di masa depan.

Dengan kemitraan strategis dan investasi yang terus meningkat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan pertahanan yang mandiri dan tangguh di kawasan.

P-8A Poseidon US Navy Tampil Dengan Multi-Mission Pod Baru

27 Agustus 2024

P-8A Poseidon skuadron VX-20 dengan Multi-Mission Pod (photo: Connor Ochs/Airplane Fotos)

Pod multi-misi/Multi-Mission Pod (MMP), yang saat ini sedang diuji pada P-8A Poseidon milik Air Test and Evaluation Squadron (VX-20), pod ini didanai secara internal oleh Boeing dan dimaksudkan untuk membawa sensor yang bukan organik bagi Poseidon.

Boeing baru-baru ini merinci pengujian kemampuan baru yang sedang berlangsung pada Poseidon, termasuk Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh (LRASM) dan MPP dari Pangkalan Udara Angkatan Laut Patuxent River, Maryland, pangkalan asal VX-20.

Multi-Mission Pod

Pod tersebut dikembangkan dengan peralatan desain digital yang sama yang digunakan untuk pesawat latih canggih T-7 Red Hawk, kata Boeing, dan dimaksudkan untuk dipasang pada titik akses pemasangan, daya, dan pendinginan yang sudah ada yang telah disediakan untuk radar APS-154 Advanced Airborne Sensor (AAS). Pengujian terowongan angin dikatakan hanya menunjukkan peningkatan hambatan yang dapat diabaikan dengan pod yang terpasang.

P-8A Poseidon dengan pod multi-misi/multi-mission pad (image: Boeing)

Boeing memberikan info bahwa Angkatan Laut AS memberikan kontrak untuk mengintegrasikan pod tersebut pada Poseidon pada bulan September 2023. Dengan pengujian ini Boeing berharap bahwa sertifikasi diharapkan diperoleh pada akhir musim panas tahun ini.

“Pod multimisi merupakan sesuatu yang telah dikembangkan Boeing selama beberapa tahun,” kata Jon Spore, manajer pengembangan bisnis untuk program P-8. “Dan untuk meningkatkan kemampuan pesawat, pod multimisi dirancang untuk membawa sensor yang tidak organik bagi P-8.

Muatan pod saat ini tidak diketahui, meskipun Boeing mengatakan “setiap sensor yang sesuai dengan ukuran, berat, daya, dan parameter pendinginan MMP merupakan kandidat potensial untuk diintegrasikan dengan MMP dan pesawat.”

(The Avionist)

Jayakan Eksesais SEAEX THAMAL 70/24 Bersama Thailand

27 Agustus 2024

Eksesais bilateral Malaysia-Thailand atau SEAEX THAMAL 70/24 (photos: TLDM)

Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah berjaya melaksanakan eksesais bilateral Malaysia-Thailand atau SEAEX THAMAL 70/24 yang berlangsung dari 17 hingga 23 Ogos 2024. SEAEX THAMAL yang bermula sejak tahun 1979 ini adalah satu inisiatif penting dalam memperkukuhkan kerjasama keselamatan maritim antara Agensi Maritim Malaysia dan Thailand.

SEAEX THAMAL 70/24 dimulakan dengan majlis pembukaan di Naval Area Command 2 (NAC 2), Songkhla, Thailand. Fasa ini berjaya meningkatkan esprit de corps di kalangan peserta serta mengeratkan jalinan persahabatan Malaysia dan Thailand. Fasa ini menandakan permulaan kerjasama yang kukuh dan memberikan tumpuan kepada matlamat dan objektif eksesais.

KD Pahang 175 Kedah class OPV (photo: TLDM)

Seterusnya, semua aset telah menjalani fasa laut di perairan Laut China Selatan melibatkan aset utama dari kedua-dua negara, termasuk KD PAHANG dan KD SRI SARAWAK dari TLDM, KM REDANG dari Maritim Malaysia serta bot PA 24 dari Pasukan Polis Marin Malaysia. Thailand diwakili oleh HTMS KRABI dan HTMS LONGLOM dari Tentera Laut Diraja Thailand (TLDT), HTMS SATTAHIP dari Thai-Maritime Enforcement Coordination Center dan bot RTMP 807 dari Royal Thai Marine Police. Eksesais ini berjaya meningkatkan kesefahaman dan kesalingoperasian antara aset maritim kedua-dua negara serta memupuk kerjasama yang lebih baik dalam menghadapi cabaran keselamatan maritim.

SEAEX THAMAL 70/24 diakhiri dengan fasa penutup di Markas Wilayah Laut 1 (MAWILLA 1), Kuantan. Fasa ini memberikan penekanan kepada penilaian prestasi, perkongsian pengalaman dan memperkuatkan hubungan yang telah dibina sepanjang eksesais. Fasa ini menandakan kejayaan dalam mencapai objektif keseluruhan eksesais serta memperkukuhkan semangat kerjasama antara Malaysia dan Thailand.

HTMS Krabi 551 modified River classs OPV (photo: TLDM)

SEAEX THAMAL 70/24 memberikan manfaat yang besar kepada Malaysia-Thailand dan TLDM khususnya. Eksesais ini memperkukuhkan keupayaan bersama untuk menangani isu keselamatan maritim seperti pencerobohan sempadan dan jenayah maritim, yang penting untuk memastikan keselamatan dan kestabilan di Laut China Selatan.

TLDM merakamkan jutaan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan menyokong pelaksanaan eksesais ini. Kejayaan ini merupakan pencapaian penting dalam memperkukuhkan keselamatan maritim dan mempererat hubungan antara Malaysia dan Thailand.

(TLDM)

Cambodia Interested to Purchase Helicopters and Light Weapons from Indonesia

27 Agustus 2024

Fennec light helicopter assembled by PT DI (photo: Penerbad)

TEMPO.CO, Jakarta - Cambodia is interested in buying several of military equipment produced by Indonesia, said Foreign Minister Retno Marsudi on Wednesday, August 21, 2024, when holding a bilateral meeting with the country to commemorate 65 years of diplomatic relations.

Retno led the bilateral meeting together with Cambodian Foreign Minister and Deputy Prime Minister Sok Chenda Sophea, at the Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) in the capital city of Phnom Penh. This JCBC is the fifth meeting after previously being held in 2018.

Indonesia and Cambodia discussed five major topics, namely political cooperation, defense and security cooperation, economic cooperation, socio-cultural and tourism cooperation, and regional and global issues.

Regarding defense and security cooperation, Retno encouraged strengthening the long-standing partnership, through dialogue, joint exercises, and capacity building.

"In this case, Cambodia expressed interest in buying several of military equipment produced by Indonesia such as helicopters and light weapons," she said in a press statement.

Pindad various small rifles (photo: Pindad)

She then invited the Cambodian side to visit the Indonesian defense industry, such as PT PINDAD and PT Dirgantara Indonesia, and also participate in the Indo Defense Expo & Forum which will be held on November 6-9, 2024.

In addition to defense and security, the two countries also discussed the issue of human trafficking/tindak pidana perdagangan orang (TPPO), especially concerning online fraud or online scams which are increasing. According to government records, the Indonesian Embassy (KBRI) in Phnom Penh has handled 842 online scam cases involving Indonesian citizens.

"To strengthen efforts to combat TPPO, in the meeting, I also encouraged the establishment of a special bilateral mechanism for more effective TPPO prevention," said Retno.

She also expressed the interest and readiness of several Indonesian companies to invest in the food and infrastructure industries in Cambodia, encouraged the finalization of a memorandum of understanding in the field of cultural cooperation, and encouraged joint studies for direct shipping and the opening of direct flight routes between Indonesia and Cambodia.

The trade value between Indonesia and Cambodia reached almost US$1 billion last year. Retno said she and her fellow foreign minister, Sok Chenda Sophea, agreed that the value could still be improved.

In discussing regional and global issues, both pushed for the implementation of the Five-Point Consensus to address the situation in Myanmar and expressed concern over Israel's attacks on the Gaza Strip.

26 Agustus 2024

Kenyataan Media dari TLDM tentang Tenggelamnya Kapal KD Pendekar 3513

26 Agustus 2024

KD Pendekar 3513 kapal Handalan class tipe Fast Attack Craft - Gun (photo: TLDM)

Pada tanggal 25 Agustus siang TLDM mengeluarkan pernyataan berikut:

Kapal TLDM yang merupakan Kapal Kerajaan (KD) PENDEKAR mengalami kebocoran dan banjir besar pada pukul 12.00 siang tadi di posisi 2 batu laut Tenggara Tanjung Penyusop, Johor saat melaksanakan tugas operasional. Kebocoran tersebut diyakini disebabkan oleh sebuah kapal menabrak objek bawah air.

Kebocoran yang mulai terdeteksi di Ruang Mesin kapal telah menyebar dengan cepat dan tidak terkendali. Semua kru diselamatkan setelah upaya untuk mengendalikan kebocoran dan menstabilkan kapal tidak berhasil. Fokus utama TLDM sekarang adalah melakukan operasi penyelamatan untuk menyelamatkan kapal.

TLDM akan membentuk badan investigasi khusus dengan tingkat segera untuk mengidentifikasi penyebab insiden tersebut.

TLDM menyampaikan jutaan terima kasih kepada instansi yang terlibat atas aksi cepat memberikan bantuan atas kejadian ini yakni Lembaga Penegakan Maritim Malaysia (APMM), Polri (PDRM) dan masyarakat maritime yang berada di lingkungan sekitar.

Masyarakat disarankan untuk tidak membuat spekulasi tentang insiden tersebut. Silakan merujuk ke sumber resmi TLDM untuk perkembangan terbaru dan informasi aktual.

KD Pendekar sebelum tenggelam (photo: Navy LookOut)

Pada tanggal 25 Agustus malam TLDM kembali mengeluarkan pernyataan berikut:

Kapal milik TLDM yaitu Kapal Kerajaan (KD) PENDEKAR tersebut sudah benar-benar tenggelam di posisi 2 batu laut di Tenggara Tanjung Penyusop, Johor pada pukul 3.54 sore tadi. Upaya untuk menyelamatkan kapal melalui operasi penyelamatan masih berlangsung.

Upaya cepat masyarakat maritime berhasil menyelamatkan seluruh kru KD PENDEKAR sebesar 39 orang sebelum kapal tersebut benar-benar terendam. Tidak ada luka yang dilaporkan. Mereka sekarang dalam keadaan aman dan ditempatkan di KD SULTAN ISMAIL, Tanjung Pengelih, Johor. Aset TLDM ditempatkan di tempat kejadian untuk memantau situasi saat ini dan keamanan lingkungan.

Masyarakat disarankan untuk tidak menyebarkan informasi insiden ilegal. Perkembangan terbaru akan diketahui melalui sumber resmi TLDM.