18 Juni 2015

Menteri Pertahanan Terima Penyerahan Kapal Perang KRI Teluk Bintuni-520

18 Juni 2015


KRI Teluk Bintuni 520 (photos : Frans Tedjakusuma< Daya radar Utama)

BANDAR LAMPUNG -- PT Daya Radar Utama (DRU) menyerahkan kapal perang jenis landing ship tank (LST) yang diberi nama KRI Teluk Bintuni-520 (KRI TBN-520) kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di dermaga PT DRU, Lampung, Rabu (17/6/2015).

Penyerahan diterima langsung Menhan disaksikan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, serta Kapolda Lampung Brigjen Edwarsyah Pernong. Direktur Utama PT Daya Radar Utama Amir Gunawan, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan telah memberikan kepercayaan untuk membuat kapal perang yang difungsikan untuk menjaga wilayah pertahanan NKRI.

Amir berharap kapal tersebut dapat bermanfaat untuk menjaga wilayah pertahanan NKRI. Dia mengaku bangga telah dipercaya membuat kapal dan kapal tersebut merupakan hasil karya anak bangsa yang dalam pembuatannya diawasi langsung satgas TNI AL.



Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan terhadap anak-anak Lampung yang mampu mengemban tugas membuat kapal tersebut dengan baik. Ridho berharap ke depan anak-anak Lampung ke depannya bisa kembali dipercaya membuat kapal-kapal seperti itu. Selain itu, Gubernur juga mengatakan memiliki rencana pembangunan perluasan maritim di wilayah Tanggamus guna memperkuat daerah pertahanan maritie sesuai dengan program Presiden terkait kemaritiman.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam sambutannya mengatakan merupakan wujud nyata kapal tersebut siap beroperasi. Pembangunan kapal perang tersebut merupakan bagian dari pembangunan kekuatan pertahanan. Guna mendukung program pemerintah sebagai poros maritim dunia.

Selain itu, akan menjadi catatan tambahan penilaian kekuatan TNI. Sebelumnya, kata dia, Indonesia berada di urutan ke-19 dunia untuk kekuatan militer. Setelah diadakan upgrade pada April 2015 lalu, kini Indonesia naik menjadi urutan ke-12 dari 126 negara untuk kekuatan militernya. Terkait pemberian nama kapal perang tersebut, kata dia, berlatar belakang dari salah satu teluk di Irianjaya yang kaya sumber daya alam mineral maupun kehutanan. Ryamizard Ryacdu berharap kapal ini mampu mendukung kegiatan TNI menjaga kedaulatan laut NKRI.



Seperti diketahui, diterimanya kapal perang jenis landing ship tank (LST) produksi dalam negeri ini, kekuatan alutsista TNI makin bertambah. Penyerahan kapal tersebut berturut-turut dari PT Daya Radar Utama kepada Menteri Pertahanan RI, kemudian diserahkan kepada Panglima TNI. Selanjutnya Panglima TNI menyerahkan kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Sebagai jajaran satuan pengguna kapal tersebut, Panglima Komando Lintas Laut Militer akan menerima kapal tersebut dari KSAL.

KRI Teluk Bintuni-520 produksi PT Daya Radar Utama Lampung ini merupakan jenis landing ship tank (LST) terbesar yang kini dimiliki TNI AL dengan bobot 2.300 ton. Sebagai perbandingan, kapal jenis LST yang telah dimiliki TNI AL, yaitu produksi galangan Tacoma, Amerika Serikat dengan bobot mati 1.800 ton. Dan yang lebih kecil lagi dengan bobot 1.530 ton produksi Jerman Timur, LST jenis Frosch Class.

Berbobot 2.300 ton, dengan panjang 120 meter, lebar 18 meter, serta tinggi 11 meter, KRI Teluk Bintuni-520 menyesuaikan tugas yang diembannya. Kapal ini dirancang agar mampu membawa 10 unit main battle tank (MBT) Leopard milik TNI Angkatan Darat yang bebobot mencapai 62,5 ton. Selain itu kapal yang sudah dilengkapi dua helipad fasilitas hanggar ini masih mampu membawa 2 unit helikopter.



Kapal yang memiliki kecepatan maksimal 16 knots, minimal 14 knots, kecepatan jelajah 15 knots, ini dipersenjatai Bofors kaliber 40/L70 mm. Selain itu diperkuat dengan canon PSU kaliber 20 mm, serta dua unit senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7 mm. Selain itu kapal ini dilengkapi main engine 2 x 3285 kw yang ditenagai dua mesin pokok, dua propeller lima daun, kapasitas tangki BBM 747,7 ton. Meski demikian, dalam operasi tempur kapal dengan tugas sebagai pengangkut pasukan, material, dan tank ini harus mendapat kawalan dari kapal kapal jenis kombatan dari satuan kapal eskorta atau satuan kapal cepat.

Selain membawa 111 ABK, kapal ini mampu membawa pasukan sebanyak 359 orang. Bahkan mampu membawa pasukan TNI dari satu tempat ke tempat operasi lain dalam jumlah besar. Selain itu, kapal dilengkapi crane di bagian anjungan depan untuk mempermudah loading logistik dan kargo.

(LamPost)

1 komentar:

  1. Kapal angkut kri bentuni harus di bentengi anti serangan usara panstsir s1buatan moskow suapaya kalau ke adaan negara genting dengan negara tetangga yg sudah beberapa thn ini hangat 2 kuku tni sudah siap untuk menghalau musuh negara datang nya dari luar , hampir semua nya kapal angkut yg di miliki tni indonesia ga beda jauh beda kapal peyebrangan di merak ini sudah tragis sebenarnya kalau di biarkan berlarut .

    BalasHapus