23 Juni 2015

Pangandaran Direncanakan Miliki Lanal

23 Juni 2015


Pangandaran, Jawa Barat (image : Googlemaps)

PARIGI, (PRLM). - Tahun 2016, di Kabupaten Pangandaran rencananya akan dibangun Pangkalan Angkatan Laut Tipe D. Pembangunan angkatan laut ini, merupakan peningkatan status dari Pos TNI Angkatan Laut yang ada saat ini, untuk mempermudah dukungan bagi kapal-kalap TNI AL yang beroperasi di perairan Pangandaran. Hal tersebut dikatakan Komandan Pangkalan Angkatan Laut Bandung, Kolonel Laut (p) Johanes Djanarko Wibowo, ditemui usai menghadiri kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh Lanal Bandung bersama Aston Pangandaran dan Pemkab Pangandaran di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran Rabu (10/6/2015).

Menurut Johanes, lanal tipe D akan dikomandani oleh perwira TNI AL berpangkat mayor. Untuk diketahui, ada empat tipe lanal yakni lanal tipe C dengan komandannya seorang Letkol, Lanal tipe B oleh seorang Kolonel, dan Lanal Tipe A atau bisa disebut Lantamal (Pangakalan Utama AL) yang dikomandani oleh bintang satu.

"Yang penting kami menyiapkan sarana prasarana dan menyesuaikan budget. Aset juga kami miliki beberapa di sini seperti di Parigi atau Katapang Doyong," kata Johanes.

Johanes mengatakan, kondisi perairan yang ada di Kabupaten Pangandaran cocok untuk didirikan Lanal. Bahkan, tidak sulit untuk menentukan letak pangkalan. Nantinya, alat utama sistem senjata pun akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Adapun dari luas wilayah kerja Lanal Bandung yakni sekitar 500 kilometer yang mencakup Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi hingga Pantai Pangandaran, luas wilayah kerja Lanal Bandung yang berada di kabupaten termuda di Jawa Barat ini berjumlah sekitar 90 kilometer.

"Yang (di daerah) lain pun tidak berbeda jauh luasnya. Di wilayah selatan pulau Jawa patroli selalu dilakukan," ucapnya.

Alasan lain Kabupaten Pangandaran layak memiliki sebuah Lanal, kata Johanes, melihat kondisi wilayah di Pangandaran yang langsung menghadap ke Samudera Hindia, juga benua Australia. Kondisi ini dinilai perlu pengawasan dan penjagaan. "Paling hanya 300 km dan berbatasan langsung dengan pulau christmas," ucapnya seraya menuturkan kendati wilayahnya sebagai batas negara, situasi di Perairan Pangandaran saat ini masih cenderung aman dan tidak ada gangguan yang berarti.

"Ada ancaman atau tidak kan yang menentukan pusat. Ancaman dari pusat. Kami mengantisipasi kalau-kalau ada aktivitas ilegal di perairan itu," tambahnya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Penjabat Bupati Daud Achmad menuturkan keberadaan Pangkalan AL di Pangandaran sangat dibutuhkan. Soalnya, daerah selatan Jawa Barat termasuk Pangandaran adalah batas negara yang bersinggungan langsung dengan Samudera Hindia dan laut lepas. Oleh karena itu, rencana pembentukan Pangkalan AL di Kabupaten Pangandaran disambut baik oleh Pemkab.

"Kalau ada apa-apa, jalur-jalur laut seperti Pangandaran ini cukup rentan. Makanya saya pikir rencana pembentukan Lanal Pangandaran memang sudah seharusnya," kata Daud. 

(Pikiran Rakyat)

1 komentar:

  1. Nilai Strategis Lanal Pangandaran.
    Ketika terjadi pemberontakan DI/TII, seorang teman saya, ibunya ketika gadis ikut mengungsi ke daerah Pangandaran. Karena kebetulan keluarga mereka berada di pihak DI/TII.
    Ada satu hal yang tidak terlupakan oleh ibunya itu adalah melihat sebuah kapal selam besar menurunkan senjata dalam jumlah yang banyak untuk gerilyawan DI/TII.
    Dari senjata itulah seringkali dijadikan alat untuk menyerang pihak TNI. Juga harus diakui bahwa pemberontakan DI/TII adalah yang terkuat dan terlama dalam sejarah konflik di Indonesia.
    Belajar dari pengiriman senjata di Pantai Pangandaran, menjadi nilai strategis Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Pangandaran.

    BalasHapus