21 Maret 2013

SIPRI Report : Transfer Persenjataan ke Malaysia 2012

21 Maret 2013

SM-39 rudal anti kapal yang diluncurkan dari kapal selam (all photos : MBDA)

Pembelian Rudal Kapal Selam Malaysia Melebihi Jumlah Torpedo


SIPRI mencatat bahwa Malaysia telah mengakuisisi 40 rudal SubExocet SM-39. Pembelian rudal anti kapal yang diluncurkan dari kapal selam ini digunakan untuk mempersenjatai dua kapal selam tipe Scorpene yang dimilikinya. Sebelumnya Malaysia telah membeli 30 torpedo kelas berat BlackShark buatan Italia.

Meskipun pembelian rudal ini menuai kecaman di dalam negeri karena harganya yang dianggap kemahalan, pada sisi yang lain ujicoba terhadap kemampuan rudal ini telah sukses dilakukan.

Dengan pembelian jumlah rudal yang melebihi torpedo, ini artinya persenjataan kapal selam Malaysia lebih menitik-beratkan kepada kemampuan rudal anti kapal dibandingkan torpedo, Malaysia lebih membutuhkan kecepatan dalam menghadapi ancaman kapal permukaan, ini merupakan sesuatu hal yang baru di kawasan.


  
Rudal SM-39 Exocet mempunyai jangkauan 50 km, kecepatan subsonic 1.113 km/h (0,89 mach) mempunyai ukuran panjang 4,69m dan diameter 350mm. Rudal ini mempunyai hulu ledak seberat 165kg dan berat total rudal mencapai 655 kg.

Meskipun Malaysia merupakan negara pertama di kawasan yang menggunakan rudal kapal selam, di kawasan segera muncul rudal kapal selam lainnya yaitu 3M54E/SS-N-27 Caliber/Club-S/Sizzler buatan Rusia yang akan dioperasikan oleh Vietnam. Rudal ini lebih powerful karena mempunyai jangkauan max yang jauh lebih besar dari torpedo kelas berat yaitu 220km, kecepatan mencapai  0.8 mach dan hulu ledak 200kg.

Beberapa pengamat memperkirakan, Singapore dan Australia juga akan menggunakan rudal kapal selam, tipe yang dipilih kemungkinan besar adalah UGM-84 SubHarpoon, rudal buatan Amerika ini dilaporkan mempunyai jangkauan 124km mempunyai hulu ledak 221 kg dan kecepatan 864km/h (0,69 mach).

Indonesia telah selesai melakukan upgrade dua kapal selamnya, modernisasi kapal selam ini termasuk juga pada kemampuannya untuk menembakkan rudal. Belum ada kabar mengenai rencana akuisisi rudal untuk kedua kapal selam ini, namun dalam pameran Indodefence 2012 lalu terlihat bahwa PT DI telah bekerjasama dengan Atlas Elektronik untuk torpedo seri terbaru Seahake Mod4, tidak menutup kemungkinan akan ada sodoran Seahake Mod4ER untuk kedua kapal selam TNI tersebut, Seahake Mod4ER merupakan torpedo kelas berat dengan jangkauan terjauh saat ini yaitu 120 km.



(SIPRI)

5 komentar:

  1. Utk mengimbangi malaysia, sdh saatnya indonesia memesan kapal selam kelas Kilo dari Rusia sebanyak 15 sambil menunggu proyek kerjasama antara PT PAL dng korea selatan selesai mengerjakan kapal selam, lalu persenjataan jng tanggung2 pesan 50000

    BalasHapus
  2. Pengadaan KCR dan kapal fregat serta korvet sampai jumlahnya mencapai 250 kapal, dng dilengkapi dng senjata anti kapal selam, dan 4 senjata penangkis serangkan udara dng posisi 1 di depan, 2 masibg di samping dan 1 di bagian belakang serta di adakan ranjau laut dalam jumlah besar di perbatasan sebatik dng malaysia

    BalasHapus
  3. Utk Ind pelu kerjasama pembuatan Seahake Mod4ER, ditambah C-705 buatan cina dan pemerintah hrs segera MoU dg negara tersebut serta produksi jangan lupa hrs dikembangkan terus.

    BalasHapus
  4. Untuk wilayah perairan seluas indonesia perlu kapal selam yg banyak, brasil saja sdh mulai berencana membuat kapal selam nuklir dan cina yg akan membeli 4 kapal selam dari rusia dimana 2 unitnya diproduksi di cina. Indonesia jgn ketinggalan utk membuat kapal selamnya sendiri.

    BalasHapus
  5. Utk mengimbangin malaysia, indonesia perlu helikopter anti kapal selam atau CN235 MPA yg lbh canggih dipersenjatai rudal atau torpedo antikapal selam dan radar pendeteksi kapal salam.

    BalasHapus