JAS 39 Gripen dengan skema warna TNI AU (image : Logan Hartke)
Indonesia Akan Mengganti Pesawat Tempur dan Kapal Tempur yang Telah Usang
Stockholm, DMC – Indonesia berencana mengganti seluruh pesawat tempur dan kapal tempur yang dinilai telah usang atau berusia di atas 30-40 tahun. Realisasi tersebut masih menunggu keputusan Presiden Joko Widodo serta persetujuan dari DPR.
Demikian penegasan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist di Kalberg Castle, Stockholm, Swedia, Senin siang (8/5).
Menhan mengungkapkan sangat tertarik dengan sejumlah industri militer Swedia, seperti persenjataan, sistem teknologi militer, termasuk pesawat tempur JAS 39 Gripen yang diproduksi oleh Saab. “Prinsipnya kita akan mengganti alutsista yang sudah tua,” ujar Menhan.
Namun, lanjut Menhan, wacana penggantian alutsista itu tidak bisa dilakukan instan. Ada tahapan yang perlu ditempuh sebelum laporan disampaikan ke Presiden, yakni melalui perundingan terbatas antara sejumlah perusahaan industri pertahanan asal Indonesia dan Swedia.
Kedatangan Menhan ke Swedia merupakan tindak lanjut dari persetujuan kerja sama dalam bidang pertahanan yang telah ditandangani Menhan RI bersama Menhan Swedia di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, pada awal Desember 2016.
“Semoga apa yang dibicarakan ini bisa terlaksana. Sebagai wujud keseriusan kami untuk kerja sama, di sini kita bawa 5 (lima) Direktur perusahaan industri pertahanan lokal dan pejabat utama dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia,” ujarnya.
Pesawat JAS 39 Gripen (photo : SAAB)
Menhan Swedia mengapresiasi kedatangan Menhan RI beserta rombongan. Menhan Swedia menilai pertemuan kedua Menhan dapat meningkatkan mutu pertemuan sebagai mitra strategis, khususnya di bidang pertahanan.
“Nantinya kami akan melakukan pertemuan lebih dalam lagi. Kami juga punya banyak agenda dan kerja sama lain. Terimakasih atas dukungan dan kunjungan ini,” lanjut Menhan Swedia.
Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Dr. Sutrimo Sumarlan. Menurutnya, apabila Indonesia telah memastikan untuk membeli alutsista jet tempur dari Swedia, maka harus ada beberapa hal prasyarat pemenuhan kebutuhan persenjataan yang telah disepakati dalam Memorandum of Undertanding (MoU) akhir 2016.
“Sesuai UU Pertahanan Negara, yaitu harus ada kesediaan untuk memberikan produksi offset, koordinasi dengan sistem G to G, dan transfer of technology (ToT),” ungkap Dirjen Pothan.
Syarat lain yang perlu diperhatikan ialah transfer alih teknologi wajib melibatkan industri pertahanan lokal dari BUMN dan swasta. Bahkan, Swedia juga harus memastikan adanya garansi tidak akan terjadi potensi embargo di masa depan serta jaminan kelangsungan suku cadang maupun sistem pemeliharaan alutsista.
Lebih jauh diungkapkan bahwa TNI memiliki banyak perawat tempur berusia di atas 30 tahun serta kapal perang yang berumur lebih 40 tahun. Jika tidak ada aral, maka alutista darat dan udara usang itu akan diganti dengan alustista baru yang dibeli dari Swedia.
“Hanya saja itu masih wacana. Tahun depan baru kita pikirkan mengenai alutista apa saja yang sesuai kebutuhan kita. Intinya segala kemungkinan itu (wacana pembelian) tetap menunggu setelah dilaporkan ke Presiden,” jelas Dirjen Pothan.
Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Leonardi menambahkan, tujuan kedatangan Menhan Ryamizard Ryacudu dan sejumlah pejabat utama Kemhan ialah untuk menjajaki kerja sama bidang pertahanan bersama stakeholder dari industri pertahanan Swedia.
“Contohnya, Swedia menawarkan kemungkinan kerja sama dalam pengadaan kapal, sementara kita juga sudah punya program-program untuk pengadaan kapal itu. Kita masih memikirkan apakah akan memilih Swedia atau negara lain,” ujar Kabaranahan menutup pembicaraan.
(Kemhan)
Klw buat pnggnti hawk sih OK..Jas 39 Gripen E/F.....klw gnti F 5 ...sya sih NO....Sukhoi 35...bru YES...hiihiii
BalasHapusKalo pengganti hawk harusnya IFX, F5 tetep istiqomah pada sukro 35 nah kalo f16 boleh tambah lagi yang typa viper.
BalasHapusTrus grefendor kelaut ajaah deh...
😁
Lumayan setuju, tetapi bisa saja Hawk diganti FA-50 dan akirnya F-16 diganti IFX. Tergantung IFX molor atau tidak.
HapusGak sudi
HapusMoU udah diteken akhir 2016,MoU apa ya,gripen,kasel,pswt AWS,rudal atau kapal frigate
BalasHapusPesawat ABS kali bang...
Hapuswah kalo ini mah, marikita panggil uwak darkrider si pengendara kegelapan, buat korek inponya gt...cihuuyy
BalasHapus-
-
-
-
->(bakar menyan dolo...haha!)
Hhaaaahhhaayyy....wwkkwwkkkk....bisa aja om palu gada...
Hapusuda 4 bungkus menyan abis, si om dr gak nongol2,yg dateng malah KWnya, si gelep samping haha!
HapusAKAN BELI jugak ya? 😂 😆
BalasHapusBukan akan lagi lon,MOUnya dah di sign,baca artikelnya lon...sana kih jagain dulu engine MIG-29mu biar gak hilang
HapusSebenary penggantian F5T generasi 4 medium fighter dengan zet tempur su 35 gen.4++ tidak relevan karena perbedaan kelas
BalasHapusF5t cocok di ganti gripen yang sekelas dan sukhoi su 35 untuk skuadron baru
Semua org mw naik kelas... Msa cm diem di kelas...bhsa sundany harus ada Quantum leap...ngerti ora om doni...hihiii
Hapusyang bikin sales su35 ngomel2 kemarin,....
BalasHapusgigih benar TOT stroongg
Menurut rencananya Gripen dan atau F16V untuk menambah skuadron baru,ya sekelas medium fighter lah! Sementara pengganti F5 itu haruslah Heavy Fighter- 4+++; at least sekelas EF2000, RAFALE DAN SU 35.
BalasHapusImho kunjungan ini tidak hanya berfokus pada pencarian pengganti F5 tetapi lebih kepada pencarian PATNER TERBAIK bagi kemandirian dan kemajuan IDHAN tanah air ke depan.
Bagusnya F-16V supaya tidak menambah tipe pesawat. Jadi, high=Flanker, medium=Viper dan low=Hawk.
Hapusisue lama....kan emang dulu hawk mau digantikan griphen/f16 viper
BalasHapusTp setelah menhan kebanyakan mauny....A 400,Chinook,Su 35 skrg Gripen...tp cm teori....Praktekny ZONK...kontrakny mana..?wwkkwwkkk...awas nanti tak copot loh ya...
BalasHapusAdoooi..,,😆😆😂😂....AKAN BELI lagi!! Omong kosong aja!!😂😆😅😅
BalasHapusOm,mig29 nya dah laku om hihi
HapusMIG 29...di besi tuakan aja...sya byar 1 ringgit/kg...wwkkwwkk
HapusMenhan sekarang sudah tiga tahun kerja nya hanya mondar mandir tanpa tujuan yg pasti sekarang su 35 bulan depan lain lagi ...tong kosong yaring buyinya kinerja menhan harus di evaluasi .
BalasHapusMuarif@ tong kosong nyaring bunyi nya itu,..lebih tepat di alamatkan ke ente,..jangan kebiasaan nyalahin pemerintah,antek barat ini itu lah,ente jadi menhan pun belum tentu pertahanan kita jadi baik
HapusEmang alutsista cuman su35,..?
To many indonesian who think they no everything.... this must be this!!!! That must be this!!!! Semua orang kampong, just keep your mouth shut and let yoir government handle this thing. So easy to say that... say this...
BalasHapusYou need to think about the
1. Price
2. Technology transfer
3. Delivery time
4. Weapon package
5. Training package
6. Future upgrades
7. erc..etc..etc.. m
AND MANY MANY MANY MORE...........
KEEP YOUR MOUTH SHUT!!!!!!
Do we really need GRIPEN????
BalasHapusDo we really need SU35 or just add more SU30???
Buy more advance F16????
Do all this plane can challenge SINGAPORE F-15SG,F-16DG AND F-35STOVL
Ya jelas Indonesia butuh Gripen terutama transfer tehnologi untuk di cangkokokan pada IFX nantinya.
HapusSyarat utama jika mau membeli gripen adalah punya akses ke software source code sehingga punya kemmampuan merobahnya sesuai keperluan kita.Misal bisa ditambahkan rudal/roket/radar sesuai kebutuhan kita.
agar bisa mengimbangi F35 maka jumlahnya minimal 3 kali lipan dari F35 tetangga. Kalau itu terpenuhi jelas kita tidak perlu lagi SU35 karena seluruh wilayah tercover perlindungan Gripen . Jadi kelemahan gripen yang punya radius pendek akan tertutupi dengan jumlah yang banyak .
Unknow@ emang jarus gripen?
HapusEmang kita f35 gak bisa?
Yang penting itu duit,.. Dan belinya banyak sperti cina dan india pasti di kasih...kalau cuman beli 8 unit prosuden mana pun gak akan mau ngasih
Kerjasama dengan saab tidak harus membeli gripen. Kalaupun Indonesia/TNI butuh teknologi yang diabdosi oleh gripen maka Indonesia tak harus membeli gripennya.
HapusKerjasama seperti ini sudah dibangun antara bumn Indobesia dengan pihak swedia.
Untuk fighter Indo/TNI AU lebih mengutamakan pesawat yang multirole dengan kemampuan mobilitas yang tinggi dan mampu membawa persenjataan dalam jumlah besar dan kemampuan workhorse yang tinggi terutama kecepatan dan jangkauan yang jauh. Untuk itu IFX dirancang dengan double mesin dan dengan sayap semi delta.
Gripen kurang memenuhi persyaratan itu karena TNI melihat pada luas wilayah kita 2/3nya adalah LAUTAN dan garis panjang perbatasan negara ada diLAUTAN. Jadi TNI AU lebih mengutamakan pesawat berkemampuan multirole dengan daya dorong yang tinggi.
Kemungkinan keluarga Flanker tetap terpilih disusul keluarga Falcon dan Hawk yang nantinya diganti IFX.
Untuk T/FA-50 tetap sebagai pesawat LIFT dan sudah dipersenjatai dan bisa digunakan sebagai serang ringan ke Darat.
Sayakira ini tidak menjadikan kita beban biaya pelatihan dan sparepart. Karena Indonesia bisa burgaining pada alih teknologi khususnya pengadaan sparepart yang diproduksi didalam negeri.
Saya kira seperti itu. CMIIW.
Gripen sangat pas untuk mengawal NKRI, swedia tidak berhenti hanya menawarkan pespur , tp teknologi national network , sistem hankam modern terintegrasi 3 matra , jg paket Gripen + pesawat AEWC Global eye , Gripen juga bisa konek dgn F16 juga bisa gotong missile buatan AS yg udah dimiliki TNI AU , kalo dgn su 35 gak bkalan nyambung , mana su 35 versi downgrade pula mahal biaya op , bkalan nganggur di haggar , cina beli su 35 aja diberi versi exp downgrade , rugi beli su 35 , liat aja india
Hapusbeli su 35 sama saja mematikan inhan , jangan dipikir su 35 kita kemampuan nya sama kyk su 35 AU Russia ,jelas di downgrade untk export nya kyk su 35 china , apa gak rugi gan , skrg TNI sedang membangun national network sistem hankam terintegrasi 3 matra ke swedia, biaya op pespur mahal su 35 jd pilot kurang latihan ,nganggur di haggar , gripen biaya op murah , bisa konek dgn pespur standar nato yg lain ,
Hapussu 35 bahkan tdk terbukti apapun , cuma menang dikoar2 kan doank . Tni aD aja udah kapok make senjata buatan rusia .
Hapusyg jd pertanyaan saya apa klo beli gripen di jamin tdk di downgrade ?? sementara komponen gripen msh bnyk di pasok dri luar swedia
HapusI think this is a fine defense blog.
BalasHapusThe only problem is that most of the comments are shallow and cosmetical and most the language used in the comments is impolite, disrespectful and amateurish - a real disgrace to Indonesians.
(come on guys, this is NOT a blog about modif sepeda motor bebek for elementary school students. Grow up!)
bagus buat ganti hawk 209 atau buat ganti f 16 a/b
BalasHapusSabar..tu semua pesanan bakal/akan datang.bakal ...akan trus.su35 akan..saab bakal..kilo akan..s300 bakal..dst kwak kwak
BalasHapusSabar..tu semua pesanan bakal/akan datang.bakal ...akan trus.su35 akan..saab bakal..kilo akan..s300 bakal..dst kwak kwak
BalasHapusBeli Gripen gpp, spy bisa buat pesawat, klo diembargo minimal bisa merawat pesawat tetap bisa terbang. Daripada beli pesawat tapi service di luar negeri.
BalasHapussetuju sekali....siip bang
HapusUntuk pengganti hawk 109/209 Pesawat Ini Pilihan Nya JAS 39 Gripen Tapi F5 Su 35
BalasHapus