22 November 2017

Melihat Pelatihan BTR-4M Korps Marinir TNI AL

22 November 2017


Uji coba BTR4M (photo : Detik)

Jakarta - September lalu, Korps Marinir TNI AL (Kormar) telah mengoperasikan lima APC amfibi BTR-4M yang dipasok oleh Ukraina pada tahun 2016. Dalam pelatihan tersebut, para prajurit Marinir mengakui keandalan dan kemudahan pengoperasiannya serta multi-purpose capability yang dimiliki oleh APC buatan Ukraina.

Dalam pelatihan tersebut, prajurit Marinir didampingi oleh perwakilan dari developer BTR-4, Kharkiv Morozov Machine Building Design Bureau dan SFTE "Spetstechnoexport" sebagai pemasok. Para prajurit melakukan special training dengan bermanuver dalam gelombang tinggi untuk lebih memperkenalkan dan membiasakan mereka dalam pengoperasiannya di laut pada saat gelombang tinggi.

Sementara pada pelatihan di lapangan tembak, semua kru yang ada di kelima APC berhasil menembak seluruh target dalam jarak yang telah ditentukan. Senjata yang digunakan adalah 30 mm automatic gun ZTM-1 dan 7.62 mm machine gun PKT.


Uji coba BTR4M (photo : Marinir Team)

Hal ini menunjukan keandalan dan akurasi senjata buatan Ukraina tersebut, serta efisiensi dan kecanggihan digital sighting dan firing control system yang dipasang dalam BTR-4M. Para prajurit yang mengikuti pelatihan itu pun dibuat kagum.

Para pengamat berpendapat bahwa sangat penting bagi Marinir Indonesia memiliki APC 8x8 yang ringan, mampu bergerak dalam kecepatan tinggi dan dapat dengan mudah bermanuver di jalan-jalan yang sempit dan berbukit, onroad di dalam kota maupun offroad. Dalam latihan tersebut BTR-4M telah menempuh lebih dari 100 km offroad di jalan berbukit dan mengarungi puluhan kilometer kawasan lepas pantai tanpa sedikitpun mengubah konfigurasi dan keandalannya.

Banyak yang menilai BTR-4M ini mempunyai masalah hull roll pada saat berada di laut. Faktanya, setelah melewati serangkaian latihan, terbukti sebaliknya. Itu ditunjukkan ketika kendaraan tersebut bermanuver pada ketinggian ombak sampai dengan 1 meter, kendaraan tersebut tetap bergerak dengan lancar dan stabil dan sama sekali tidak terjadi hull roll. Singkatnya, bagian bodi BTR yang dipasangi dua jenis combat modules tersebut, tetap berada di atas permukaan serta pada posisi sejajar.


Uji coba BTR4M (photo : Marinir Team)

BTR-4M telah lulus uji oleh Kementrian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) pada awal tahun 2017. Tim Kemhan menyatakan bahwa BTR-4M telah sesuai dengan (comply with) spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Pernyataan tersebut tertera dalam Certificate of Final Acceptance yang dikeluarkan oleh Kemhan RI pada 3 April 2017.

Produksi dan supply kelima BTR-4M tersebut dilakukan sesuai jadwal dan ketentuan yang tertera dalam kontrak yang ditandatangani pada awal 2014 antara Kementrian Pertahanan Republik Indonesia dan SFTC "SpetsTechnoExport" (perusahaan dagang di bawah Ukroboronprom).

BTR-4M merupakan kendaraan berpenggerak 8 roda (8x8 wheel vehicle) yang digerakkan oleh mesin diesel berkapasitas 11,9 liter turbocharged 6-cylinder merek Deutz, yang dapat menghasilkan output 515 horsepower maximum 1800 rpm.


Uji coba BTR4M (photo : UkrOboronProm)

Dua BTR-4M Indonesia dilengkapi dengan uninhabited combat turret BM-7 "Parus" dengan automatic gun ZTM-1 berkaliber 30-mm, grenade launcher 30 mm dan automatic gun 7,62 mm dan anti-tank guided missile system Barrier. Sedangkan tiga kendaraan lainnya masing-masing dilengkapi dengan sebuah combat turret automatic gun 7,62 mm.

BTR-4M merupakan basic armored vehicle untuk melengkapi marinir dan pasukan reaksi cepatnya (quick-reaction forces) yang dapat beroperasi dan melakukan misi-misinya pada siang dan malam hari dalam berbagai cuaca (operating temperature range from -40 up to +55 C) di medan off-road, on hard-surface, dan lautan.

1 komentar: