16 September 2024

Kasal Hadiri Resepsi di Kapal Perang Italia ITS Cavour

16 September 2024

Kasal mengunjungi ITS Cavour C-550 kapal induk Italia (photos: TNI AL)

Jakarta --- Dalam rangka mempererat hubungan kerja sama dengan negara sahabat sekaligus sebagai bentuk Naval Diplomacy, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali didampingi Wakasal Laksdya TNI Erwin S. Aldedharma menghadiri acara Deck Reception di atas kapal perang Italia ITS Cavour (C-550) yang tengah sandar di Dermaga 300 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (15/09).

Kedatangan Kasal beserta Pejabat Utama Mabesal disambut hangat oleh Duta Besar Italia H.E. Mr. Benedetto Latteri, Director of Naval Armaments Vice Admiral Giuseppe Abbamonte, IT Navy Carrier Strike Group Commander Rear Admiral Giancarlo Ciappina, dan Captain (N) Francesco Fagnani.

Kapal induk ITS Cavour C-550 (photos: Marina Militare)

Kasal dalam sambutannya menyampaikan bahwa Deck Reception yang digelar merupakan kesempatan yang baik untuk berkolaborasi antara kedua Angkatan Laut serta untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan maritim.

Kapal perang Italia ITS Cavour (C-550) adalah kapal induk short take off and vertical landing (STOVL) yang merupakan kapal induk utama Panglima Tertinggi Armada Angkatan Laut Italia yang dirancang untuk menggabungkan operasi udara pesawat tempur dan helikopter. ITS Cavour (C-550) mampu menjalankan empat kemampuan sekaligus, yaitu kemampuan sebagai kapal induk, platform logistik dan amfibi, unit komando dan kontrol, serta kemampuan sebagai kapal rumah sakit.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asrena Kasal Laksda TNI Achmad Wibisono, Asintel Kasal Laksda TNI Akmal, Asops Kasal Laksda TNI Yayan Sofiyan, Aspotmar Kasal Mayjen TNI (Mar) Dr. Hermanto, serta Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, S.E., M.M, Perwakilan dari Kementerian Pertahanan, TNI AD, dan TNI AU.

(TNI AL)

Perolehan 18 Pesawat FA-50M Ikut Jadual – Mohamed Khaled

16 September 2024

TUDM akan mulai menerima pesawat FA-50M mulai 2026 (image: Mal MoD)

JINJU – Tahap kemajuan pembinaan 18 pesawat pejuang ringan FA-50M milik Malaysia telah mencapai 39 peratus (39%) ketika ini dengan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) dijangka mula menerima kumpulan pertama pesawat pejuang itu pada 2026.

Menteri Pertahanan, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin berkata, kesemua pesawat pejuang ringan berkenaan dibina mengikut jadual dan perolehan pesawat pejuang ringan FA-50M itu adalah antara perancangan dalam Pelan Pembangunan Keupayaan TUDM 2055 (CAP55).

“Kita memang perlu menambah aset udara kerana ruang udara angkasa kita luas dan memerlukan angkatan udara yang berkesan dalam melaksanakan peranannya.

“Kita beli FA-50M pada tahun lepas dan saya telah datang sendiri ke kilang pembuatannya di Korea Selatan untuk melihat kemajuan pembinaan FA-50M, selain melihat kelebihan yang ada pada pesawat itu,” katanya selepas membuat lawatan di Korea Aerospace Industries (KAI) dan syarikat Hanwha Aerospace di sini.

Beliau berkata, KAI dan Hanwha Aerospace merupakan syarikat pengeluar aset ketenteraan yang bertanggungjawab dalam pembinaan 18 pesawat pejuang FA-50M milik Malaysia.

“Walaupun KAI bertanggungjawab dalam pembuatan FA-50M, namun enjin F404 yang digunakan dibina oleh syarikat Hanwha Aerospace,” katanya.

Kementerian Pertahanan (MINDEF) dan syarikat aeroangkasa Korea Selatan itu menandatangani kontrak pada Mei tahun lepas bagi perolehan 18 pesawat pejuang ringan FA-50M (Malaysia) dianggarkan bernilai RM4 bilion.

Mohamed Khaled berkata, perolehan pesawat pejuang ringan FA-50M itu akan memperkasakan lagi ketumbukan Angkatan Tentera Malaysia khususnya TUDM dalam menjaga keselamatan dan kedaulatan ruang angkasa negara.

Diminta mengulas sama ada Mindef ingin menambah aset udara selain FA-50M, beliau berkata, perolehan aset udara yang lain bergantung pada perancangan TUDM dan kewangan negara.

“Di bawah CAP55 TUDM, kita ada senaraikan (untuk membeli aset udara) dan kita berharap agar kerajaan dapat memenuhi keperluan seperti yang pernah dirancang Mindef,” katanya.

Penanda-tanganan perjanjian Ikramatic System dan KAI tentang simulator penerbangan FA-50M (photo: KAI)

Simulator penerbangan
Sementara itu, Mohamed Khaled turut menyaksikan pemeteraian perjanjian peringkat kedua Program Kolaborasi Industri (ICP) antara syarikat tempatan Ikramatic Systems Sdn Bhd dengan KAI.

Ketika ditemui media, Pengarah Eksekutif Ikramatic Syed Mohamad Ikram berkata, ICP itu membolehkan Ikramatic dan KAI membangunkan secara bersama dua simulator penerbangan jenis Full Mission Simulator dan Operational Flight Trainer.

Beliau berkata, kedua-dua simulator itu bakal digunakan untuk melatih juruterbang FA-50M di dalam negara menjelang 2026.

“Satu daripada ICP yang dilakukan ialah pembangunan bersama sistem simulator dengan syarikat tempatan iaitu seperti berkongsi pengetahuan dan kepakaran untuk memajukan industri tempatan.

“Kami, syarikat Ikramatic telah dipilih untuk menjadi penerima ICP oleh KAI atas pengalaman 26 tahun membina simulator kapal terbang buatan tempatan,” katanya dan menambah KAI percaya Ikramatic mempunyai pengalaman dan kualiti baik sebagai sebuah syarikat.

Pada Disember tahun lepas, Ikramatic menandatangani kontrak peringkat pertama dan dilantik menjadi vendor kepada KAI bagi projek luar negaranya.

Ikramatic telah selesai menjalankan fasa pertama reka bentuk simulator FA-50M pada suku pertama 2024 dan kini berada pada peringkat akhir bagi fasa kedua reka bentuk sebelum beralih ke fasa pembinaan.

Pada Mac lepas, Bernama melaporkan perbezaan utama antara FA-50M milik TUDM dengan varian FA-50 yang lain ialah varian milik TUDM itu bakal dilengkapi dengan radar jenis Active Electronically Scanned Array (AESA) dan pelbagai komponen elektronik terkini serta peralatan mengisi minyak di udara.

Varian FA-50M yang bakal dimiliki oleh TUDM itu juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melancarkan peluru berpandu dan bom berketepatan tinggi. 


TNI AL Inginkan Kapal Selam Interim

16 September 2024

Saat ini TNI AL mengoperasikan kapal selam TKMS Type 209/1300 dan DSME 209/1400 sedangkan kapal selam mendatang adalah Naval Group Scorpene Evolved (image: istimewa)

KSAL ungkap Jerman dan Turki tawarkan kapal selamnya untuk RI

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap beberapa negara di Eropa dan Asia menawarkan teknologi kapal selam mereka untuk memenuhi kebutuhan sementara (ad interim) kapal selam Indonesia.

Dia menyatakan ada kebutuhan untuk pengadaan kapal selam ad interim alias untuk sementara waktu sambil menunggu dua unit kapal selam baru yang dipesan Indonesia, Scorpene Evolved, dari Naval Group Prancis rampung dibuat.

"Kemarin memang disampaikan, kita perlu kapal selam interim untuk mengisi kekosongan selama 5–7 tahun, atau menambah kekuatan armada kapal selam selama 5–7 tahun. Nah ini, memang belum diputuskan dari negara mana, tetapi dari Italia sudah menawarkan, Jerman ada, kemudian dari Turki, dan ada negara di Asia juga ada," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan selepas upacara HUT Ke-79 TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Selasa.

Setidaknya ada 5 parameter untuk memilih kapal selam interim TNI AL selain biaya, yaitu sistem SEWACO (sensor, weapon, communication) compatible dengan standar NATO mengikuti kapal selam yang telah dimiliki dan mendatang, sistem propulsi (menyesuaikan dengan propulsi kapal selam mendatang dengan diesel full LIB) dan waktu penyerahan yang pendek (image: istimewa)

Dia menjelaskan beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan untuk pengadaan alutsista itu, di antaranya kapal selam yang dibeli kelak wajib punya kemampuan menyelam dalam waktu yang lama.

"Itu yang kami inginkan, yang lebih baik dari yang kita punya saat ini," kata KSAL.

Oleh karena itu, TNI AL juga masih mengkaji berbagai tawaran dan opsi yang tersedia, termasuk teknologi-teknologi kapal selam yang ditawarkan beberapa negara untuk Indonesia itu.

Debat teknologi mesin disesel Full LIB dan Li-AIP telah berakhir semenjak Naval Group memenangkan pengadaan 2 kapal selam mendatang melawan TKMS, dimana sistem AIP memerlukan penyediaan bahan bakar hidrogen torkompresi pada setiap pangkalan aju, dan ini akan merepotkan (photo: NavalNews)

"Kita akan lihat mana kira-kira yang paling memungkinkan, yang paling efektif dan efisien," ujar Laksamana Ali.

TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam, tetapi jumlah itu, menurut Ali, masih kurang memadai untuk menjaga perairan Indonesia yang luasnya 6,4 juta kilometer persegi. Ali, dalam berbagai kesempatan, menyebut idealnya armada TNI AL diperkuat 12 kapal selam.

Empat kapal selam yang saat ini beroperasi, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Ke depannya, Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) TNI AL bakal diperkuat dua kapal selam Scorpene Evolved dari Naval Group Prancis.

Fincantieri Type 212 NFS dengan propulsi new generation Lithium Ion Phospate (LIP) battery system, mempunyai SEWACO compatible dengan sistem NATO, dapat jadi kapal selam interim bila yang diserahkan ke TNI AL adalah kapal selam ke-2 dan ke-3 (rencana delivery ke AL Italia tahun 2027 dan 2029) (image: Fincantieri)

Dua unit kapal pesanan Indonesia itu rencananya bakal dibangun dari awal di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur. Sejauh ini, dua kapal pesanan Indonesia itu belum dibangun di galangan PT PAL karena masih menunggu kontrak pembelian efektif.

Umumnya, satu unit kapal selam rampung dibangun dalam waktu 5–7 tahun. (Antara)

"Refurbishment" Solusi Interim Armada Kapal Selam TNI AL

Sejauh ini, pemerintah Indonesia tampaknya telah mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk pengadaan kapal selam bekas. 

Namun, penambahan kapal selam interim mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan operasional TNI AL, terutama dalam jangka panjang. 

Navantia S-80+ Isaac Peral, berteknologi AIP BEST (Bio-Ethanol Stealth Technology) disini  pangkalan aju harus menyediakan bio ethanol (lebih aman dibanding hidrogen terkompresi), SEWACO compatible dengan sistem NATO, dapat memenuhi syarat delivery asalkan yang diserahkan ke TNI AL adalah kapal selam ke-2 dan ke-3 (rencana delivery ke AL Spanyol tahun 2026 dan 2028), issue lainnya adalah dimensi kapal jauh lebih besar (image: Foronaval)

Sebelumnya, Laksamana Ali mengonfirmasi kemungkinan akuisisi kapal selam interim dari berbagai produsen, termasuk galangan kapal asing di Italia, Jerman, dan/atau China yang telah ia kunjungi selama setahun terakhir. 

Meskipun diversifikasi peralatan dapat mengurangi ketergantungan pada satu pemasok senjata, pengadaan platform dari berbagai negara dapat menimbulkan tantangan interoperabilitas yang signifikan.

Hal ini berpotensi meningkatkan biaya logistik dan pemeliharaan serta menyulitkan manajemen armada secara efektif. 

Selain itu, membeli kapal selam bekas bisa memakan biaya lebih tinggi daripada yang diperkirakan. 

TKMS Type 212 berteknologi hybrid baterai+AIP disini pangkalan aju harus menyediakan bahan bakar hidrogen terkompresi, SEWACO compatible dengan sistem NATO, untuk  memenuhi syarat delivery kapal selam yang diserahkan harus dari kapal selam bekas AL Jerman dan bukan membuat baru kapal selam (photo: TKMS)

Kapal selam yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap kecelakaan, membutuhkan perbaikan mahal, dan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar karena usianya. 

Selain itu, platform bekas memiliki umur operasional lebih pendek, pada akhirnya dapat mengurangi nilai dan efektivitasnya dalam jangka panjang.

Penting juga untuk dicatat bahwa opsi kapal selam bekas sangat terbatas. Sejauh ini, kapal selam yang mendekati masa pensiun termasuk kelas Los Angeles milik Angkatan Laut Amerika Serikat, yang telah beroperasi selama lebih dari 33 tahun, serta dua kapal selam kelas Tupi milik Angkatan Laut Brasil, yang baru-baru ini pensiun setelah lebih dari 20 tahun bertugas. 

Opsi pertama tidak sesuai untuk Angkatan Laut Indonesia, karena kapal selam kelas Los Angeles bertenaga nuklir dan pemerintah Amerika Serikat tidak berniat untuk memberikannya kepada Indonesia. 

Golcuk (lisensi TKMS/HDW) Type 214 merupakan varian ekspor dari Type 212 yang berteknologi hybrid baterai+AIP, disini pangkalan aju harus menyediakan bahan bakar hidrogen terkompresi, SEWACO compatible dengan sistem NATO, untuk  memenuhi syarat delivery kapal selam yang diserahkan harus dari kapal selam bekas AL Turki (Reis class ke 1 dan 2) atau pengalihan Reis class ke-3 dan ke-4 (masih dalam produksi) (photo: STM Savunma)

Sementara itu, perbaikan dan pembaruan kapal selam kelas Tupi akan membutuhkan biaya dan waktu yang signifikan. 

Perlu diketahui, kapal selam kelas Tupi sempat dianggap sebagai kandidat potensial pada tahun 2021, ketika pemerintah Indonesia menunjukkan minat untuk mengakuisisi kapal selam bekas setelah memperoleh persetujuan pinjaman luar negeri sebesar 600 juta dollar AS dari Kementerian Keuangan.

Saat itu, menurut laporan media Brasil Poder Naval, TNI AL dan Angkatan Laut Brasil sedang dalam pembicaraan untuk pengadaan kapal selam yang sudah pensiun tersebut. 

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan alternatif lain, seperti melakukan perbaikan pada kapal selam TNI AL yang sudah ada.

CSOC Wuchang Type S26T (versi ekspor dari Yuan class Type 039A) berteknologi hybrid baterai+AIP, disini pangkalan aju harus menyediakan bahan bakar yang kemungkinan juga hidrogen terkompresi, SEWACO tidak compatible dengan sistem NATO dan delivery kapal selam dapat cepat karena akan mengalihkan pesanan AL Thailand (photo: SCMP)

Saat ini, keempat kapal selam tersebut ditempatkan di Satuan Kapal Selam Komando Armada II TNI AL (Koarmada II) di Surabaya. 

Pada tahun 2021, KRI Cakra 401 menjalani perombakan besar-besaran oleh PT PAL Indonesia untuk meningkatkan kinerjanya. 

Program pemeliharaan, perbaikan, dan perombakan (MRO) yang signifikan ini mencakup komponen-komponen utama seperti badan tekan/hull, sistem mekanik dan elektrik, sensor dan alat deteksi, serta sistem senjata.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah merencanakan refurbishment program untuk kapal selam kelas Chang Bogo sejak awal tahun ini. Namun, hingga kini, pemerintah Indonesia belum melanjutkan rencana tersebut. 

TKMS/HDW Type 209/1400 Tupi class ex Brazil memenuhi unsur SEWACO compatible dengan sistem NATO namun propulsi kapal selamnya masih tipe lama tanpa teknologi perpanjangan kemampuan penyelaman namun waktu deliverynya pendek (photo: Brazilian Navy)

Indonesia telah menginvestasikan 1,1 miliar dollar AS untuk membangun tiga kapal selam Chang-Bogo.

Oleh karena itu, meninjau kembali rencana peningkatan kapal selam yang sudah ada akan lebih ekonomis dibandingkan membeli kapal selam baru. 

Dengan pengalaman PT PAL Indonesia dalam merombak KRI Cakra, perusahaan BUMN ini sangat tepat untuk memimpin program peremajaan tiga kapal selam lainnya. Kesempatan ini juga dapat memperkuat kapabilitas MRO PT PAL Indonesia. 

Untuk memaksimalkan manfaat dari program perbaikan ini, diperlukan kolaborasi dengan produsen asing yang memiliki pengalaman luas dalam proyek serupa. Pendekatan ini akan memastikan efektivitas dan umur panjang dari aset yang diperbarui. 

Diantara sekian kajian kapal selam interim, salah satu kajian yang muncul dan membutuhkan biaya paling kecil adalah melakukan upgrade Operational Readiness Enhancement (ORE) atas 3 kapal selam DSME 209/1400 Nagapasa class TNI AL yaitu kapal selam KRI Nagapasa 403 , KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405 (photo: TNI AL)

Oleh sebab itu, memperbarui aset yang sudah ada dapat menjadi solusi yang lebih praktis dan hemat waktu dibandingkan dengan membeli kapal selam bekas. 

Meskipun kapal selam interim dirancang untuk menjembatani kesenjangan operasional, mereka juga harus memberikan manfaat operasional jangka panjang yang signifikan. 

Langkah ini juga lebih realistis dalam hal meningkatkan interoperabilitas dan collaborative combat, terutama mengingat Angkatan Laut Indonesia akan mengoperasikan kapal selam Scorpene Evolved buatan Perancis di masa depan.

See full article Kompas

DTI and Royal Thai Army Test and Evaluate TATRA 4X4 Military Truck Prototype

16 September 2024

Thailand's Defense Technology Institute (DTI) and Ordnance Materiel Rebuild Center (OMRC), Ordnance Department, Royal Thai Army (RTA) were testing and evaluating the prototype of swing semi-axles military utility truck 4x4, based on Czech Tatra 815-7 4x4 military heavy truck at tactical training rage of 2nd Infantry Division Queen's Guard in Prachinburi Province (photos: DTI Thailand)

A prototype 4X4 military truck with independent suspension (swing semi-axles) by the Defense Technology Institute (DTI) that has been tested and evaluated by the Ordnance Materiel Rebuild Center (OMRC), Ordnance Department, Royal Thai Army (RTA) at the tactical training ground of the 2nd Infantry Division Queen's Guard (it is understood that it should be in the area of ​​the unit in Prachin Buri Province) and the driving and vehicle testing training ground of the Army Transportation Department in Kanchanaburi Province on September 2-4, 2024.

It can be seen from the set of images that DTI Thailand released on its official online social media on September 6, 2024 that the prototype of the 4X4 military truck is based on the Tatra 815-7 family of heavy military trucks from the Czech Republic's Tatra company, with the development of a trapezoidal and hemispherical rear loading section, which is likely intended to increase protection against improvised explosive devices and small-armor bullets at the light armor level.

Czech Republic Tatra heavy trucks have already been used as the base chassis for several Thai-made and serviced weapons systems in the Royal Thai Army, including the 155mm self-propelled M758 ATMG (Autonomous Truck-Mounted Gun) heavy artillery gun for the 10-tonne Tatra 6x6 truck, and the prototype of the D11A multi-purpose multiple launch rocket launcher vehicle for the Tatra 6x6 10-tonne truck, which is also the work of DTI Thailand. It is understood that the Royal Thai Army has a need to procure 4x4 trucks between 1 1/4tonne and 2 1/2 tonne to replace its old vehicles that have been in use for a long time.

Currently, the Royal Thai Army has many types of 4x4 trucks in use, such as the 1 1/4-tonne UNIMOG U1100 L/29 4x4 truck from Germany, which has been in service for a long time; the 2 1/2-tonne Isuzu FTS 33 H2E 4x4 truck from Japan, which is a civilian vehicle with limitations in tactical use (such as not being able to drive through floodwaters to help people); and the 1 1/4-tonne Tata LPTA 715/32 TC 4x4 truck from India, which has been seen to have some usage (maintenance) problems.

(AAG)

15 September 2024

KSAL: Kita Harus Bisa Bertempur di Luar Wilayah RI

15 September 2024

Fincantieri ITS Guiseppe Garibaldi C-551, panjang 180m dan bobot penuh 13.930 ton, mampu membawa maks 18 pesawat tempur STOVL, kapal induk pertama AL Italia dengan panjang flight deck 174m dan akan digantikan oleh ITS Cavour tahun 2029 (photo: Seaforces)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali menyatakan bahwa TNI AL ke depan harus berproyeksi global dan mampu beroperasi, termasuk bertempur di luar wilayah perairan Indonesia (outward-looking).

Dalam acara peringatan HUT Ke-79 TNI AL di Jakarta, Selasa, Ali menjelaskan kemampuan itu membutuhkan kapal-kapal yang mampu mengarungi samudera lepas sehingga kapal-kapal yang dibutuhkan TNI AL ke depan, utamanya kapal-kapal berukuran besar.

"Dari dulu, Angkatan Laut harus outward-looking karena kita harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia. Sebisa mungkin, jangan sampai menyengsarakan rakyat. Kita tahan musuh itu di garis depan. Jangan sampai masuk ke wilayah kita. Itu cita-cita kita," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas upacara HUT Ke-79 TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa TNI AL membutuhkan kapal-kapal yang mampu menjadi tempat pendaratan helikopter (LHD).

"Itu juga sudah kami pikirkan dan kemudian kalau perlu kapal induk,” kata Ali.

Ia menambahkan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga mendukung visi TNI AL itu.

Desain ITS Guiseppe Garibaldi C-551 belum mengadopsi well dock, komponen penting untuk operasi sebuan amfibi (photo: Reddit)

"Dari Bapak Prabowo juga sudah mengisyaratkan seperti itu. Mudah-mudahan ini bisa kita penuhi. Tentunya butuh anggaran yang cukup besar. Nah, ini yang kita perlu siapkan dari awal," kata Ali.

Mengenai kapal induk, KSAL mengatakan dirinya telah melihat langsung beberapa kapal induk buatan Italia dan Turki.

Dalam waktu dekat, kapal berukuran besar yang bakal memperkuat armada TNI Angkatan Laut, yaitu dua unit kapal patroli lepas pantai (OPV) yang dapat ditingkatkan kemampuannya menjadi fregat buatan Fincantieri Italia. Kapal OPV — yang disebut juga PPA — itu memiliki panjang 143 meter.

Ali, dalam sesi jumpa pers pada Februari 2024, menjelaskan kapal itu akan menjadi fregat terpanjang yang dimiliki TNI Angkatan Laut.

Dalam pembelian dua kapal PPA dari Italia itu, unit pertamanya dijadwalkan tiba di Indonesia pada Oktober 2024 dan unit kedua pada April 2025.

Sejauh ini beberapa kapal perang Republik Indonesia rutin beroperasi di luar negeri bersama pasukan perdamaian PBB, salah satunya Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon.

Kemudian, TNI AL juga rutin menggelar operasi muhibah ke luar negeri menggunakan kapal tiang tingginya KRI Bima Suci. Kapal itu saat ini berada di China dalam pelayaran menuju Vladivostok, Rusia.

TNI AL juga rutin mengerahkan kapal-kapal perangnya berlayar mengarungi samudera untuk mengikuti latihan militer bersama negara-negara sahabat, di antaranya Latihan Bersama (Latma) Rim of Pacific (Rimpac) di Hawaii, Amerika Serikat. (Antara)

Sedef TCG Anadolu L-400, derivatif Juan Carlos class dengan panjang 232m dan bobot penuh 27.436 ton, mampu membawa maks 10 pesawat STOVL + 12 helikopter sedang, mempunyai panjang flight deck 202m (photo: Wiki)

KSAL Akui Sudah Lihat Kapal Induk Buatan Italia dan Turki

JawaPos.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyatakan ketertarikan Pemerintah Indonesia untuk membeli kapal induk. Ali menyampaikan hal itu saat diwawancarai oleh awak media usai hadir dalam peringatan HUT ke-79 TNI AL.

Menurut dia itu sesuai dengan arahan dan sikap Angkatan Laut selama ini yang selalu berproyeksi global.

Laksamana Ali menyatakan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sudah mengisyaratkan bahwa TNI AL bisa saja mendatangkan kapal induk.

”Bapak Prabowo juga sudah mengisyaratkan seperti itu,” kata dia di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (10/9). Isyarat yang dimaksud oleh Ali tidak lain terkait dengan kemungkinan Indonesia membeli kapal induk.

Menurut Ali, jika memang diperlukan, bukan tidak mungkin Indonesia membeli kapal induk. ”Kami sudah melihat beberapa kapal induk kecil yang dibuat oleh Italia maupun Turki,” terang dia.

TCG Anadolu telah dilengkapi ski jump sehingga dapat berfungsi sebagai kapal induk UAV karena tertundanya program pesawat F-35 (photo: Turkish Defence Agency)

Sebagai orang nomor satu di TNI AL yang menginginkan Angkatan Laut semakin kuat, Ali berharap hal itu bisa terwujud. ”Mudah-mudahan ini bisa kita penuhi, tentunya butuh anggaran yang cukup besar. Nah ini yang kita perlu siapkan dari awal,” tambah dia. 

Mantan panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu menambahkan bahwa instansinya selalu berusaha meningkatkan kemampuan.

”Jadi, kami outward looking. Dari dulu Angkatan Laut selalu outward looking, karena kami harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia, kalau bisa sebisa mungkin pokoknya jangan sampai menyengsarakan rakyat,” terang dia.

Karena itu, dalam situasi tertentu Angkatan Laut akan berusaha menahan musuh agar tidak sampai masuk ke wilayah Indonesia.

”Maka untuk itu kita butuh kapal-kapal yang mampu ocean going, yang mampu berlayar di samudra lepas, tentunya butuh kapal-kapal besar, kapal-kapal yang ukurannya besar karena menghadapi ombak yang cukup besar juga di laut lepas. Untuk itu, kita butuh LHD (Landing Helicopter Dock) juga,” jelasnya. (JawaPos)

Australia Akan Menerima Pengiriman Black Hawk Tambahan Hingga Akhir 2024

15 September 2024

Kedatangan helikopter UH-60M Black Hawk untuk AD Australia dilakukan secara bertahap (photo: Aus DoD)

Pasukan operasi khusus (SOF) Australia akan menerima tambahan empat helikopter Lockheed Martin UH-60M Black Hawk pada akhir tahun 2024 sehingga total armadanya menjadi 12, kata seorang pejabat perusahaan kepada Janes di pameran Land Forces 2024 di Melbourne, yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 13 September.

Helikopter baru tersebut akan bergabung dengan inventaris Angkatan Darat Australia saat ini yang terdiri dari delapan helikopter UH-60M, yang beroperasi dengan Resimen Penerbangan ke-6 dari Barak Holsworthy di New South Wales.

Black Hawk menggantikan MRH-90 Taipan, yang telah dihentikan layanannya setelah gagal memenuhi harapan, menurut sumber pertahanan Australia. Armada yang terdiri dari 47 MRH-90, yang digunakan untuk memfasilitasi penyisipan dan ekstraksi tim SOF, dihentikan operasinya pada bulan Juni 2021, setelah dioperasikan oleh angkatan darat dan laut sejak tahun 2004.

Berbicara di Land Forces 2024, Rodahn Gibbon, manajer program UH-60M Lockheed Martin Australia, mengonfirmasi bahwa helikopter tersebut sudah terbang untuk mendukung resimen komando ke-1 dan ke-2 Komando Operasi Khusus Australia (SOCOMD), yang bertugas dalam misi kontraterorisme domestik.

Gibbon mengatakan bahwa ia memperkirakan pesawat tersebut akan dikerahkan ke depan sebagai detasemen ke pangkalan operasi lain di seluruh Australia, termasuk Perth dan Darwin, tergantung pada pelatihan dan tuntutan operasional.

Menurut Gibbon, UH-60M telah terbang lebih dari 1.000 jam di Australia dalam konfigurasi dasar. Ia mengatakan 12 pesawat pertama akan dilengkapi dengan serangkaian peningkatan khusus SOF di kemudian hari. Gibbon tidak mau mengomentari peningkatan spesifik tetapi mengatakan modifikasi sedang dipertimbangkan oleh Angkatan Darat Australia bekerja sama dengan Angkatan Darat AS.

(Jane's)

TNI AU Berencana Tempatkan Radar Pertahanan Udara di Morotai

15 September 2024

Pembangunan radar pertahanan udara TNI AU hingga tahun 2024 (photo: Antara)

Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Udara berencana menempatkan radar pertahanan udara di Morotai, Maluku Utara, setelah menempatkan radar tahap pertama di kawasan Biak (Papua), Saumlaki (Maluku), dan Timika (Papua).

"Morotai adalah yang akan dikembangkan di tahap kedua. Yang tahap pertama baru selesai pada tahun 2024," ujar Asisten Potensi Dirgantara Kepala Staf Komando Operasi Udara Nasional TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto ketika memberi paparan dalam acara bertajuk Morotai and Beyond di Jakarta, Jumat.

Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto menyebutkan pengadaan radar baru pertahanan udara tersebut terbagi menjadi empat tahap.

Pada tahap kedua, terdapat pengadaan radar baru dan penggantian radar lama. Morotai, Maluku Utara, merupakan salah satu kawasan dengan pengadaan radar baru.

Selain Morotai, pengadaan radar baru juga akan ditempatkan di Bengkulu dan Jayapura Papua, sedangkan untuk penggantian radar akan berlangsung di Ploso (Kabupaten Kediri, Jawa Timur) dan Ngliyep (Kabupaten Malang, Jawa Timur).

Pulau Morotai, Maluku Utara (image: Google Maps)

Pada tahap ketiga terdapat pengadaan radar baru yang akan ditempatkan di Ambon (Maluku), Kendari (Sulawesi Tenggara), Tanjung Pandan (Bangka Belitung), Singkawang II (Kalimantan Barat), dan Samarinda ( Kalimantan Timur).

Tahap keempat juga terdapat pengadaan radar baru dan penggantian radar lama. Radar baru akan ditempatkan di Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) dan Sorong (Papua Barat).

Dijelaskan pula bahwa penggantian radar akan berlangsung di Congot (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Pemalang (Jawa Tengah).

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono memastikan seluruh pergerakan pesawat yang melintas di wilayah Indonesia terpantau radar pertahanan udara.

Untuk memastikan itu, Tonny menyatakan bahwa TNI AU akan memasang radar baru di daerah yang selama ini belum terjangkau radar pertahanan udara.

TNI AU berencana mendatangkan 25 radar pertahanan udara, sebanyak 13 unit di antaranya merupakan buatan Thales, Prancis, dan 12 unit lainnya buatan perusahaan asal Ceko, Excalibur Army.

(Antara)

Director of the National Budget Office, visited Lumut Naval Shipyard

15 September 2024

KD Maharaja Lela 2501 during visitation (all photos: LUNAS)

Dato' Shahrol Anuwar Sarman, Director of the National Budget Office, visited Lumut Naval Shipyard (LUNAS) on September 7, 2024, as part of the working visit on the Procurement of Second Generation Patrol Vessels with Littoral Combat Ship (LCS) Capabilities to Lumut, Perak. He was accompanied by Dato' Indera Ab Rahim Ab Rahman, Under Secretary of the Government Procurement Division, Ministry of Finance, along with delegations from the Ministry of Finance, Ministry of Economy, and the Attorney General's Department. LUNAS Chief Executive Officer (CEO), Ir. Azhar Jumaat, warmly welcomed the distinguished guests.


The event proceeded with a comprehensive update on the Littoral Combat Ship (LCS) project, presented by Capt (B) Rosnizam Che Puteh, Project Director of LCS Projects, and Laksma Ir. Ts. Franklin Jeyasekhar Joseph, Royal Malaysian Navy (RMN) LCS Project Director General. Both speakers shared detailed insights into the technical aspects and phases of the LCS project, outlining key milestones, challenges, and the technological advancements implemented in the vessel.


Following the presentation, the delegates embarked on a thorough tour of the ship, providing them with an up-close look at the vessel’s construction, operational systems, and state-of-the-art features. 


This in-depth view enabled the delegates to gain a comprehensive understanding of the LCS project, its development, and the level of expertise involved in its execution. The visit concluded with a tour of the Shore Integration Facility (SIF), which is the only one of its kind in Malaysia.


We extend our sincere gratitude to the Ministry of Finance, Ministry of Economy, and the Attorney General's Department for their visit and continued support. LUNAS remains steadfast in our commitment to delivering excellence and advancing our strategic initiatives.

14 September 2024

TNI AU dan RSAF Gelar Latihan Bersama AMX Bilateral Fighter Interaction (BFI) di Lanud Roesmin Nurjadin

14 September 2024

Air Refueling pesawat tempur F-16 TNI AU dari pesawat tanker A330 MRTT RSAF (photos: TNI AU)

TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Singapura (Republic of Singapore Air Force/RSAF) menggelar latihan bersama di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (10/9/2024). Latihan bertajuk Air Maneuver Exercise Bilateral Fighter Interaction (AMX BFI) ke-13 tahun 2024 tersebut berlangsung tanggal 9 hingga 13 September 2024 mendatang.


AMX BFI 13/2024 melibatkan sejumlah penerbang kedua angkatan udara. TNI AU melibatkan Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 14 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi, serta Skadron Udara 16 Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin. Para penerbang melaksanakan serangkaian manuver udara yang dirancang untuk mengasah kemampuan dan keterampilan taktis dalam misi operasi udara di Joint Training Area Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Dalam AMX BFI 13/24, beberapa program latihan dilaksanakan, di antaranya latihan Air to Air Refuelling, di mana pesawat tempur F-16 milik TNI AU akan melaksanakan pengisian bahan bakar di udara menggunakan pesawat A-330 Multi Role Tanker Transport milik RSAF. Selain itu, latihan Mission Tactical Intercept dan Basic Fighter Maneuver juga menjadi bagian penting dalam latihan ini.


Komandan Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Adhi Safarul Akbar, selaku Direktur Latihan mengatakan, latihan ini bertujuan mengasah kemampuan para penerbang F-16 TNI AU, terutama dalam melaksanakan Air to Air Refuelling serta kemampuan taktis lainnya.

Disampaikannya, Pelaksanaan Air to Air Refuelling membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara pesawat tanker dan pesawat penerima, karena manuver ini memerlukan koordinasi yang sangat presisi dan akurasi dalam jarak yang sangat dekat di udara. Setiap penerbang harus mampu menjaga stabilitas dan kecepatan yang konsisten, serta berkomunikasi secara efektif untuk memastikan pengisian bahan bakar berjalan aman dan lancar. (TNI AU)

2 pesawat F-16C/D RSAF tiba di Pekanbaru (photos: TNI AU)

Latihan Bilateral Fighter Interaction, Dua F-16 RSAF Mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin

Dua pesawat tempur F-16 milik Republic of Singapore Air Force (RSAF) mendarat di Pangkalan TNI AU (Lanud) Roesmin Nurjadin (Rsn), Pekanbaru, Rabu (11/9/24).

Kedatangan dua pesawat tersebut bagian dari latihan Bilateral Fighter Interaction (BFI) antara TNI AU dan RSAF yang berlangsung dari 9 hingga 13 September 2024.


Danwing Udara 6 Lanud Rsn, Kolonel Pnb Adhi Safarul Akbar, selaku Exercise Director, menyambut kedatangan pesawat didampingi Letkol Pnb Fahrur Rozi. ia menyampaikan ucapan selamat datang kepada delegasi RSAF yang dipimpin oleh Letkol Jason Lau. "Kami berharap Anda dan tim menikmati suasana Pekanbaru selama latihan berlangsung," ujar Kolonel Adhi dalam sambutannya.


Latihan BFI melibatkan pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, serta Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin. Sementara RSAF mengerahkan F-16 dan Airbus A-330 Multi Role Tanker Transport (MRTT) untuk berpartisipasi dalam berbagai skenario latihan yang telah disiapkan.

Danwing Udara 6 menambahkan bahwa latihan tidak hanya berfokus pada taktik pertempuran udara, tetapi juga menjadi ajang pertukaran ilmu dan pengalaman antara TNI AU dan RSAF. Kolaborasi ini dinilai penting untuk meningkatkan kemampuan taktis kedua angkatan udara dalam menghadapi ancaman potensial di kawasan. (TNI AU)

Evaluasi SGS 2024, Kodiklat Soroti Modernisasi Alutsista Tempur USMC

14 September 2024

Bell Boeing V-22 Osprey dalam SGS 2024 (photo: Korps Marinir)

Jakarta (ANTARA) - Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Kodiklat) TNI dalam rapat evaluasi Latgabma SGS 2024 menyoroti modernisasi alutsista tempur Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) yang diyakini menjadi referensi yang baik untuk Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Wakil Komandan Kodiklat TNI Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra saat memimpin rapat, yang juga diikuti secara virtual oleh para peserta latihan, menilai modernisasi alutsista tempur USMC juga menjadi masukan yang baik untuk pengembangan doktrin operasi pendaratan amfibi.

“Modernisasi alutsista tempur di USMC dapat menjadi referensi yang baik bagi Korps Marinir. Penggunaan sarana angkut helikopter dalam pendaratan amfibi sebagai peningkatan alutsista di masa yang akan datang,” kata Marsda Ikoputra saat memimpin rapat evaluasi Latihan Gabungan Bersama Super Garuda Shield (Latgabma SGS) 2024, Rabu (11/9) sebagaimana dikutip dari siaran resmi Penerangan Pasukan Marinir (Pasmar) 2 Korps Marinir TNI AL yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Boeing CH-47 Chinook dalam SGS 2024 (photo: Korps Marinir)

Sterilisasi wilayah pantai dari udara

Dalam Latgabma SGS 2024, Korps Marinir Amerika Serikat mengerahkan dua alutsista udaranya yaitu Helikopter V-22 Osprey dan CH-47 Chinook saat materi latihan operasi pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, pekan lalu (5/9). Marinir AS dalam latihan itu menggunakan taktik baru dalam operasi pendaratan amfibi, yaitu sterilisasi wilayah pantai dari udara. Umumnya, sterilisasi wilayah pantai dari pasukan musuh dilakukan oleh pasukan yang datang menggunakan tank-tank pendaratan amfibi dari laut.

Dalam latihan operasi pendaratan itu, tank-tank pendaratan tetap digunakan, tetapi mereka masuk ke wilayah pesisir setelah sterilisasi wilayah rampung dilakukan oleh V-22 Osprey dan Ch-74 Chinook milik USMC.

Rudal balistik dalam operasi amfibi

Dalam rapat evaluasi yang sama, Ikoputra juga menyoroti penggunaan rudal balistik dalam operasi amfibi. Wakil Komandan Kodiklat TNI itu menilai penggunaan rudal balistik untuk menghancurkan sasaran di lokasi pendaratan dapat menjadi gambaran baru yang baik dalam pengembangan doktrin TNI.

M-142 HIMARS dapat membawa 2 Precision Strike Missiles (PrSM) berjangkauan 400km atau 1 Army Tactical Missile System (ATACMS) berjangkauan 160km (photo: Lockheed Martin)

Oleh karena itu, dia pun berharap Latgabma Super Garuda Shield dapat terus berlanjut ke depannya. Dia menilai latihan militer bersama pasukan dari negara-negara maju menjadi ajang berbagi pengetahuan mengenai taktik dan persenjataan, sekaligus menjadi ruang untuk berdiplomasi antarsesama angkatan bersenjata.

Rapat itu, diikuti oleh seluruh peserta Latgabma SGS 2024, termasuk di antaranya Komandan Batalyon Infanteri 5 Marinir Letkol Marinir Ahmad Fauzi, yang pasukannya terlibat dalam latihan pendaratan amfibi Latgabma SGS tahun ini.

Latgabma SGS 2024 berlangsung pada 26 Agustus sampai dengan 6 September di Situbondo, Jawa Timur; Baturaja, Sumatera Selatan; dan di Karawang, Jawa Barat.

Dalam rangkaian Latgabma SGS 2024, operasi pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Situbondo, melibatkan pasukan dari empat negara, yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.

TNI Angkatan Laut dalam latihan itu mengerahkan kapal LPD-nya yaitu KRI Makassar-590, sementara Angkatan Laut Singapura mengerahkan RSS Resolution.

(Antara)

Australian Soldiers Trial Robots to Protect Our Borders

14 Agustus 2024

GUS, an Australian-developed surveillance robot (photos: Aus DoD)

Soldiers from the Australian Army’s Regional Force Surveillance Group (RFSG) Pilbara Regiment are trialling an uncrewed robot. 

The Ground Uncrewed System, known as GUS, is an Australian-developed surveillance robot. GUS is equipped with cameras and sensors capable of providing persistent surveillance for more than 30 continuous days using battery power. An on-board liquid fuel generator recharges the battery when it is low to extend GUS’s mission endurance even further. 


Director-General Future Land Warfare, Brigadier James Davis, said the Australian Army is committed to developing capabilities that exploit new and emerging technologies.

“Placing this equipment in the hands of the end users such as RFSG allows us to ‘learn by,” Brigadier Davis said.


Army’s 13th Engineer Regiment has trialed GUS under a variety of conditions, including deployment on Exercise Talisman Sabre in 2023.

GUS can detect moving objects and can then transmit this information to a remote operator. GUS has potential to remove soldiers from harsh environmental conditions and expand the surveillance area.


Australian Army and industry partner Outlook Industries have worked together to develop GUS. Research and development is taking place in the Victorian town of Yinnar. The use of locally sourced materials and creation of new jobs has brought a welcome economic boost to the Gippsland community. 

“Working with sovereign industry unlocks novel ideas and strengthens Australia’s industrial base. Project GUS demonstrates what can be achieved locally,” Brigadier Davis said.  


Singapura Menyambut Kedatangan Kapal Selam RSS Invincible

14 September 2024

RSS Invincible ketika tiba di pangkalan Angkatan Laut di Changi, Singapura (photo: RSN)

Upacara kepulangan RSS Invincible diadakan di RSS Singapura - nama Pangkalan Angkatan Laut Changi pada hari jumat kemarin. Upacara tersebut dihadiri oleh Komandan Armada RADM (Laksamana Muda) Kwan Hon Chuong, perwira senior RSN, dan awak kapal selam dari Armada ke-7.

RSS Invincible adalah kapal selam kelas Invincible kedua milik Republic of Singapore Navy (RSN) yang kembali ke Singapura, dan upacara peresmiannya akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.

13 September 2024

Leonardo DRS Delivers Critical C5I Capabilities for New Australian Army Combat Vehicles

13 September 2024

M1A2 Abrams tank of the Australian Army (photos: Leonardo)

ARLINGTON, Va.– Leonardo DRS, Inc. (NASDAQ: DRS) announced today that it has delivered, ahead of schedule, critical C5I capabilities for the Australian Army’s Heavy Armoured Capability Systems. The delivery provides the new vehicles with the latest situational awareness technology allowing the Australian Army to keep ahead of new and emerging threats in the region.

Through the U.S. Government Foreign Military Sales program, Leonardo DRS was selected to provide its next-generation ruggedized C5I Battle Management System (BMS) hardware for the new M1A2Sepv3 Main Battle Tanks; M1A2Sepv3 and M88A2 Recovery Vehicles; M1074 Joint Assault Bridge platforms, and M1150 Assault Breacher Vehicles.

The Leonardo DRS BMS technology delivered to the Australian Army is designed for the service’s unique requirements and is built around the same combat proven C5I hardware in use with the U.S. Army, U.S. Marine Corps, and U.K.’s ground combat vehicles. It is also designed to easily integrate networked communications with United States and coalition partners.


Leonardo DRS is one of the largest world-wide suppliers of rugged platform computers and display systems and has been providing these advanced systems to the Australian Army for more than 20 years. In total, the company has delivered more than 200,000 systems internationally, built to survive harsh environments and rigorous military standards.

“We are very proud to support our close allies in the Australian Land forces by delivering our newest generation of proven C5I Battle Management System capability ahead of schedule,” said Bill Guyan, senior vice president and general manager of the Leonardo DRS Land Electronics business unit. “In today’s complex threat environment, it is paramount to ensure these critical capabilities are ready to be fielded as soon as possible,” he said.

Network computing and integration is a key strategic focus for the DRS as it continues to be the leading provider of advanced C5 technologies with the U.S. military and allied militaries around the world. The combat-proven, ruggedized systems enable increased data and communications needed for targeting, situational awareness and Battle Management Systems in multi-domain battlefield operations. The company is investing in the future of C5 through the development of the next-generation of tactical computing systems, AI processing solutions and advanced C5ISR/EW Modular Open Suite of Standards/ Sensor Open System Architecture aligned mounted systems – all aimed at enabling future network and platform processing to improve sensor fusion, situational awareness, and reduce the cognitive burden for commanders and crews.