OCCAR programmes in Light Weight Torpedoes (photo : OCCAR)
OCCAR and Australia Signed Framework Agreement Facilitate Australias Participation OCCAR Programmes
A Framework Agreement that provides the legal mechanism for Australia’s participation in OCCAR defence equipment programmes came into force on 25/01/2022.
The OCCAR Director, Admiral Matteo Bisceglia stated: “The Framework Agreement with Australia highlights one of the Baden-Baden founding principles of OCCAR, namely that OCCAR programmes are open to participation by non-OCCAR Nations on fair and open terms. The Agreement also confirms the belief of Nations in OCCAR’s capacities to manage complex cooperative programmes.”
This Agreement will offer opportunities for Australia to collaborate on advanced defence technology with OCCAR’s Programme Participating States and will facilitate greater Australian defence industry integration with European-based primes.
The Australian commitment is most welcome and a clear recognition of OCCAR’s capability in managing complex cooperative armaments programmes. It strengthens OCCAR in its beliefs that cooperation at all international levels is the most appropriate road towards successfully achieving strategic objectives in the most economical way.
Australia is interested in a number of OCCAR Programmes including the Tiger Helicopter Programme, the Boxer Multi Role Armoured Vehicle Programme, and the Light Weight Torpedo Programme.
(OCCAR)
Asrizal Rusli Beli LCA F/A-50 18 buah, percuma Pohang-class 2 buah..kalau jadi kenyataan aku janji akan meminati K-Pop termasuk drama dan band-nya..aku juga akan sertai army BTS untuk melengkapkan lagi sokongan aku kepada produk Korea Selatan. ��
BalasHapusMENGHARAP KOREA DITOLAK KUWAIT GUYS
SAKIIIIIIIT....
BWHAA...HAHAHA...HA
Pur, kemedekaan negara korang hasil sedekah, visi negara korang harap sedekah, otak pun hasil sedekah beruk ya
BalasHapusKapal ompong malon pasti nggak punya
BalasHapusMengerukan!
BalasHapusJerung class : 6 kapal buatan tahun 1976
Handalan class : 4 kapal buatan tahun 1978
Perdana class: 4 kapal buatan tahun 1972
Kasturi class : 2 kapal buatan tahun 1981
Laksamana class : 4 kapal buatan tahun 1982
Semua ompong dgn misil expired π€ππ€£
HapusYa dah pasti expired bro exocetnya udah 20 tahun apalagi tahun 2022 ini termasuk sisa terakhir yg di kapal lekiu dan kesturi.., parahnya malon belum ada pengadaan missile anti kapal lagi, Fix Armada malon sekarang jadi armada abad 18 yg cuma pake meriam!
Hapus50 MM-40 Block 2 Exocets in 1993 (for the Lekius) and in 2003 for the Kasturi SLEP
https://www.malaysiandefence.com/missiles-or-guns/
KD sri perlis th 1964 kalau tidak salah.
HapusWah iya kd sri perlis
HapusDan Bakal digunain terus karena lagi di refit! Malon memang mengerunkan..
http://www.navy.mil.my/index.php/informasi/berita/berita-utama/item/5327-program-pasang-pulih-kd-sri-perlis
Sasaran Yakhont kita nie wkwkwkkkkkπ€£π€£π€£π€£
HapusKalo dihubung2kan dg ulasan media tentang TNIAL yg tertarik dg drone Bayraktar 3 yg beroperasi dr LHD (Landing Helicopter Dock), maka bisa jadi setelah program LPD terpenuhi, PT PAL akan pindah ke platform LHD.
BalasHapusSebuah terobosan yg cukup menarik, TNIAL punya LHD+Bayraktar3+Heli serang.
Bisa bikin join development dg Turki ato Koryo. Mereka dah punya konsepnya.
Wow!π€
Terakhir baca Korea pindah ke fixed wing carrier. Kalau mau drone memang bagusnya lihat ke Turki. Ahlinya punya dukungan politik yg kuat.
HapusIyaaaa,analisa kamu betul.....Selanjutnya PT PAL akan bangun LHD dan diakuisisi TNI AL sebanyak 3 unit, dengan heli serang plus Drone π
HapusTuk LHD Design nya udh keluar dr 2thn lalu
HapusJURNAL PALOPO - Pertahanan udara Indonesia akan semakin kuat dengan akan datangnya beberapa jet tempur seperti Rafale dan K-21 Boramae dalam waktu dekat.
BalasHapusSelain jet tempur Rafale dan K-21 Boramae, Indonesia juga berminat menambah kekuatan udara dengan membeli pesawat tanpa awak (drone) asal Turki yakni Bayraktar TB3.
Drone ini adalah Bayraktar TB2 yang telah diupgrade dan lebih berat sehingga dapat beroperasi dari kapal induk dan dok helikopter pendarat (LHD).
Angkatan Laut (AL) Indonesia telah bereksperimen dengan menggunakan UAV sayap tetap dari dek helikopter salah satu korvet kelas Diponegoro buatan Belanda.
Meskipun UAV hanya bisa lepas landas dari kapal dan harus mendarat di pangkalan udara, upaya tersebut jelas menunjukkan bahwa Indonesia tertarik untuk mengoperasikan UAV sayap tetap dari sebuah kapal.
TNI AL Indonesia saat ini mengoperasikan tujuh armada dermaga platform pendaratan (LPD), tiga di antaranya digunakan sebagai kapal rumah sakit.
Sebagian besar LPD dibangun oleh PT PAL Indonesia, yang memperoleh lisensi untuk membangun kelas Makassar dari Dae Sun Shipyard, perusahaan asal Korea Selatan.
Lanjutken!πͺ
TNI makin muantapπππππππ
BalasHapusATM makin mewekππππππππ
Kih kih kih
torpedo berat kite uda puluhan taon, sempet eksport, duh waktuwnya cari yg ringan kyk osi jgk nich haha!πππ
BalasHapusBener om pal...thn 1998an kita pernah eksport Torpedo ke taiwan kalau ga salah....
HapusIya betul....Torpedo SUT masih diproduksi sampai sekarang dengan modifikasi dimana jangkauan asli hanya 28 km lalu diupgrade menjadi berjangkauan 40 km π
HapusPT DIRGANTARA INDONESIA masih memproduksi Torpedo SUT π
HapusPoor InDog..... TNI-Angkatan Lanun nya asyik beli kapal Tenggelam!
BalasHapusPOOOR BABI MALAYA....Sudah MISKIN juga SEMBANG dan TOLOL....Maklum saja khan BABI π½π·ππππ
HapusTLDM ompong pakai kapal tua & ompong sampai tenggelam
HapusTLDM=
Tentera
Lanun
Dirogol
Monyet
Tentara Lonte Dirogol Monyet
HapusWiiih @Poor siAnak Biologis hasil kawin silang PELACUR + BABI + ANJINK nongol..udh mkn sampah nak!!!!
Hapus@Poor emak kau Open BO brp duit..bs digilirkan emak kau
Hapus@Poor anak Haram Pelacur + Babi + Anjink
HapusSalam buat Sultan ngentot lo itu ya @Poor dr gw..minggu depan gw ke KL..gw tantang buat nangkap gw dg pasal penghinaan kalo bs ya..gw tunggu ya wkwkwkkkkwkwkkkkkkkkkkπ€£π€£π€£π€£
Hapus